Share

Bab 92

"Serius apa? Aku hanya ingin punya anak." Kak Nia memeluk lenganku dan menitikkan air mata dalam diam.

"Saat pertama kali kakakmu dan aku menikah, kami sebenarnya sudah memiliki seorang anak. Tapi, saat itu, kakakmu bilang pekerjaannya nggak stabil, dia takut nggak mampu menghidupi anak tersebut setelah lahir, jadi dia memintaku untuk menggugurkan anak itu."

"Pasti karena kami berdua melakukan kejahatan saat itu, jadi Tuhan nggak memberi kami anak lagi."

Kak Nia menangis sedih, terlihat jelas dia benar-benar sengsara.

Aku memeluk Kak Nia dan menepuk punggungnya lembut, "Kak Nia, jangan berpikir seperti itu. Kakakku belum ke rumah sakit untuk pemeriksaan 'kan? Kamu tunggu sampai dia diperiksa."

Kak Nia tersenyum getir dan berkata, "Nggak ada banyak harapan. Kakakmu lemah ketika masih muda, sekarang dia menjadi seperti itu, itu semakin parah."

Kalau kakakku mengalami gangguan kesehatan, pasti sulit sekali pengobatannya.

Aku hanya bisa berusaha sekuat tenaga untuk membujuk kakak iparku, "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status