Share

Bab 93

Aku bangun lebih awal dan duduk di kursi sambil memainkan ponsel.

Aku tersenyum dan berkata, "Kak Nia, kamu benar-benar mabuk. Ponsel tadi berdering beberapa kali, kamu bahkan nggak tahu."

"Siapa yang meneleponku?"

"Kak Lina, aku jawab. Kak Lina punya sahabat bernama Nancy. Sebelum kita keluar, wanita itu pergi ke rumah Kak Lina."

"Kak Lina bilang jangan masak malam ini, kita pergi makan di luar malam ini."

Kak Nia bertanya padaku, "Maksudmu, kamu sudah bertemu Nancy?"

"Ya, kenapa?"

"Apakah wanita itu nggak melakukan sesuatu padamu?"

Aku sedikit panik dan tidak berani mengatakan yang sebenarnya.

Aku hanya bisa berbohong dan berkata, "Nggak lama setelah wanita itu datang, kamu meneleponku, aku bahkan belum mengucapkan sepatah kata pun kepadanya."

"Kak Nia, maksudnya apa? Apa wanita itu menakutkan?"

Kak Nia melambai padaku dan mempersilakanku duduk di samping ranjang.

Aku bangkit dan menghampiri samping ranjang lalu duduk di samping kaki Kak Nia.

Kak Nia berkata dengan sangat serius, "Na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status