Share

Bab 383

Author: Galang Damares
"Kak, apa kamu merasa nggak nyaman di suatu tempat?"

Tamuku adalah seorang wanita berusia 30-an, berpakaian sangat biasa, tapi tinggi dan seksi.

Berbaring di kursi pijat, aku bisa melihat kemegahan gunung kembarnya.

Sebelum memberikan pijatan kepada klien, aku biasanya menanyakan bagian mana yang dirasakan klien tidak nyaman, sehingga aku bisa memberikan perawatan yang tepat untuk menghilangkan rasa sakit pasien saat dipijat.

Wanita itu menunjuk ke perutnya dan berkata, "Perut bagian bawahku selalu sakit dan bengkak. Aku pergi ke rumah sakit dan nggak menemukan ada yang salah. Aku hanya ingin mencoba jadi datang ke sini untuk dipijat."

"Kak, buka bajumu, biar aku periksa."

Wanita itu dengan patuh mengangkat pakaiannya, memperlihatkan perutnya yang seputih salju.

Aku dengan lembut memijat perut wanita itu beberapa kali dan wanita itu tiba-tiba mengerutkan kening, "Sedikit sakit, agak ngilu dan perih."

"Di sini?"

"Ya, ya, di sini, oh, sakit sekali."

"Kak, kamu pakai IUD?"

"Ya, ada apa?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 384

    Pak Hasan menghela napas dan berkata, "Nggak perlu berterima kasih, Dono juga muridku. Aku gagal mendidiknya dengan baik.""Ah, Dono juga muridmu!" Ini sangat mengejutkanku.Karena Pak Hasan dan murid lainnya cukup sopan, tapi Dono jelas berbeda.Dia benar-benar tidak layak memiliki guru sebaik Pak Hasan.Pak Hasan menggeleng tak berdaya, "Sebenarnya bukan hanya Dono, tapi Pak Harmin juga muridku.""Ini menunjukkan bahwa Pak Hasan mampu, kalau nggak, bisnis di klinik ini nggak akan sebaik ini."Pak Hasan terhibur dengan kata-kataku, "Aku memang mempunyai sedikit keterampilan. Lagi pula, sebelum aku memulai bisnis ini, aku adalah seorang tukang pijat bersertifikat.""Hanya saja aku sudah tua dan hanya bisa bekerja beberapa tahun lagi.""Tapi, keahlian Pak Hasan akan selalu diwariskan, aku yakin semua orang akan selalu mengingat Pak Hasan."Pak Hasan tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang aku katakan dan mulai mengobrol denganku dengan hangat.Aku juga melupakan hal-hal yang tidak men

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 385

    Helena tiba-tiba mendatangiku dan menatapku dengan matanya yang besar.Aku mencium aroma tubuhnya, lalu melihat pipinya yang putih dan lembut serta bibir merah menantang.Aku merasa sedikit resah.Helena tiba-tiba melingkarkan tangannya di leherku.Tiba-tiba, sebuah kelembutan menyelimutiku.Ditemani pula dengan aromanya yang menawan.Mata Helena menawan, dia seperti gadis penggoda."Tapi, bagaimana kalau aku ingin berkomunikasi secara mendalam dengan kamu?""Berkomunikasi secara mendalam, berkomunikasi secara mendalam, bagaimana cara berkomunikasi secara mendalam?" Aku menjadi tergagap. Wanita ini sungguh menawan dan senyumannya tampak menggoda.Helena menjepit pinggangku dengan satu kaki dan menggerakkan satu tangannya di dadaku, "Beginilah cara orang dewasa berkomunikasi secara mendalam. Jangan bilang kamu nggak mengerti."Bagaimana mungkin aku tidak mengerti?Tapi, Kak Nia bilang aku tidak boleh menyentuh wanita ini, jadi kalaupun aku sangat ingin mencobanya, aku harus menahan diri

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 386

    Sejujurnya, kalau wanita Helena ini bukan wanita Tiano, aku tidak akan menghindarinya dan takut padanya.Dia benar-benar kecantikan kelas atas. Biarpun tidak melakukan apa-apa, wajahnya yang cantik dan menawan sudah cukup membuat pria terpesona.Setiap kali aku melihatnya, aku membayangkan betapa hebatnya kalau aku menjatuhkannya!Jadi ketika aku melihat tubuh Helena yang menggoda, hasrat tetap mengalahkan akal sehatku, memaksaku untuk berjalan kembali.Biarpun aku tahu bahwa wanita ini tidak mungkin menelanjangi dirinya, dia pasti mengenakan pakaian dalam.Tapi, melihat tubuhnya ditutupi selimut, tubuhnya yang terlihat samar-samar membuat orang semakin berimajinasi.Sebenarnya kecantikan wanita tak harus ditampilkan dengan telanjang bulat. Terkadang perasaan kabur yang membayangi justru semakin memanjakan mata.Tepat ketika aku sedang melihatnya, Helena tiba-tiba berbalik dan berbaring miring di tempat tidur seperti putri duyung.Di bawah selimut, gunung kembar putih di dadanya terlih

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 387

    Ini adalah semacam pesona yang melampaui tubuh fisik dan merupakan ketegangan seksual yang sangat menakutkan.Aku benar-benar tidak tahan lagi.Tapi, aku terus berkata dalam hati bahwa aku tidak boleh menyentuh wanita ini!Tidak peduli bagaimana aku mati, tapi aku tidak bisa melibatkan Kak Lina dan kakak iparku.Mengingat hal ini, aku menggertakkan gigi dan menahannya."Aku nggak menyangka kamu begitu tahan." Helena juga terkejut.Cara yang baru saja dia gunakan padaku, kalau digunakan dengan santai pada Tiano, sudah cukup membuat Tiano tidak bisa bangun dari tempat tidur selama beberapa hari.Helena memang seorang penggoda alami. Tidak ada pria yang bisa lepas dari cengkeramannya ketika melihatnya.Aku satu-satunya yang acuh tak acuh dan mampu menahan diri!Hal ini semakin membangkitkan rasa penasaran Helena."Apa menurutmu aku nggak bisa melakukan apa pun kalau kamu seperti ini?"Helena punya banyak trik. Dia memaksaku membuka mataku.Aku menutup mataku dan tidak berani membukanya, j

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 388

    Ternyata wanita ini melakukan semua ini hanya agar aku menambahkannya sebagai teman.Tapi, aku tidak berani, aku takut kalau aku berhubungan dengannya, dia akan semakin menggangguku.Aku sudah belajar banyak tentang metode wanita ini dan aku rasa sepuluh dari aku juga tidak bisa menjadi tandingannya.Aku hanya bisa terus memohon belas kasihan dan berkata, "Kamu punya status, penampilan dan bodi bagus, kenapa kamu bersikeras menggangguku?""Aku hanya seorang mahasiswa yang baru saja lulus, yang nggak punya apa pun. Ampuni saja aku."Helena menatapku dengan mata terlena dan tatapannya yang berapi-api tertuju ke dadaku, "Karena kamu memiliki sosok yang bagus, lihat otot dada ini, lihat otot perut ini, membuat orang ingin melihatnya.""Tapi, kamu mencelakaiku. Kamu adalah wanita Tiano. Kalau aku menyentuhmu, berarti aku nggak ingin hidup lagi."Helena dengan lembut mencubit dadaku dengan tangannya, "Siapa bilang aku ingin kamu menyentuhku? Tahukah kamu bahwa melihat pria tampan dan memanda

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 389

    Helena mengedipkan matanya yang besar dan jernih, seolah dia sangat polos.Tapi, aku sangat terkejut dengan perkataannya hingga aku berpikir ada yang salah dengan otak wanita ini. Kenapa dia selalu menanyakan pertanyaan rumit seperti itu kepada orang-orang?Aku merasa dia ingin menggodaku lagi, jadi aku berkata dengan marah, "Aku seorang tukang pijat, bukan tuan muda. Tolong jangan tanya aku pertanyaan membosankan seperti itu lagi.""Cih, itu hanya palsu. Kamu nggak benar-benar buta."Aku benar-benar terlalu malas untuk berbicara dengannya, tapi tidak bisa juga kami hanya duduk seperti ini.Aku memandang wanita itu dan berkata lagi, "Mau dipijat? Kalau nggak mau dipijat, silakan keluar dan jangan terus-menerus menempati waktuku.""Beraninya kamu berbicara seperti ini padaku? Apakah kamu percaya aku akan mengirimkan fotomu ke Tiano?""Apakah itu menarik? Selalu seperti ini. Kalau kamu suka, kirimkan saja. Kalau aku dibunuh oleh Tiano, kamu nggak akan bisa menyiksaku lagi."Kataku dengan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 390

    Helena bertingkah manja, "Ayo menari, menarilah, Kakak ingin melihatnya."Saat dia berbicara, dia terlihat meneteskan air liur, terutama matanya yang menyipit, yang membuatku merasa seperti dia akan memakanku.Saat ini, aku seperti gadis yang lemah dan tidak berdaya sedangkan Helena seperti seorang paman yang penuh nafsu dan cabul.Aku sangat takut dan tidak berdaya!Aku memeluk diriku erat-erat dan berkata, "Bisakah kamu berhenti melakukan ini? Bukankah ini terlalu menakutkan?"Helena tiba-tiba melingkarkan lengannya di leherku, "Kalau begitu, kamu mau menari atau nggak?""Bagaimana kalau aku nggak mau menari?" tanyaku dengan nada bernegosiasi.Helena langsung mengeluarkan fotoku yang sedang memegang kakinya, "Kalau kamu nggak menari, maka aku akan mengirimkan fotonya."Aku hampir pingsan."Aku salut!""Apakah kamu siap untuk menari? Kakak yang akan mendandanimu. Aku harus membuatmu terlihat menawan, tampan dan seksi!"Kata Helena sambil langsung melepas seluruh pakaian yang ada di tu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 391

    "Kalau Tiano melihat hal-hal ini, dia akan memotongku menjadi beberapa bagian."Helena berkata dengan enggan, "Aku akan mengenkripsi album foto itu agar dia nggak bisa melihatnya.""Itu lebih parah lagi. Kenapa kamu mengenkripsi album fotoku? Bukankah itu membuktikan kejahatanmu?"Aku merasa wanita ini dengan tulus mencoba membunuhku.Aku masih muda dan aku masih memiliki banyak masa muda untuk dinikmati, aku tidak ingin mati secepat ini.Jadi aku dengan tegas tidak mengizinkan dia merekam video tersebut."Oke oke, kalau begitu aku nggak akan merekamnya. Aku akan menonton langsung, boleh 'kan?""Kamu menari lagi biar kutonton. Kamu harus meniru gaya di video. Semakin genit dan menawan kamu, itu semakin bagus.""Kalau aku menari lagi, apa kamu akan melepaskanku sepenuhnya?"Helena mengangkat satu tangannya dan bersumpah, "Aku berjanji, selama kamu menari lagi, aku akan segera pergi."Oke, kalau begitu aku akan mencobanya.Aku memegang ponsel Helena dan meliuk-liuk seperti pria di dalamn

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1172

    Kata-kata Xander membuatku terdiam.Yah, bagi bos besar seperti Xander, ratusan juta bukanlah uang yang banyak sama sekali.Jika dia mau berunding denganku, aku khawatir dia tidak akan berminat sekalipun aku memberinya semua tabunganku.Namun, aku tidak akan menyerah begitu saja.Aku memikirkannya, lalu berkata, "Apa yang kamu inginkan. Pak Xander, bagaimana agar kamu menjual buku medis itu padaku?""Sudah aku bilang buku medis itu sangat berguna bagiku. Aku nggak akan menjualnya!"Xander selalu enggan mengambil inisiatif untuk menjual apa yang diinginkannya.Hal ini membuatku sangat pasif. Aku hanya bisa mengikuti ide-idenya."Pak Xander ingin menggunakan buku medis itu untuk bernegosiasi denganku, 'kan?"Aku tidak dapat menahan amarah, lalu bertanya.Xander tersenyum tipis, lalu menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri.Tindakannya itu telah menunjukkan bahwa tebakanku benar.Namun, dia tidak pernah memberiku jawaban yang akurat. Hal ini membuatku merasa sangat tidak yak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1171

    "Ah. Yah, kamu mau masuk dan duduk sebentar?""Oke."Xander hanya ingin bersikap sopan padaku. Namun, dia tidak menyangka aku benar-benar akan masuk.Wanita itu duduk di sofa dengan acuh tak acuh. Tubuhnya bahkan hampir terekspos.Terlihat jelas bahwa wanita seperti ini sering datang ke tempat-tempat seperti itu.Xander melemparkan setumpuk uang pada wanita itu, lalu membiarkannya pergi.Wanita itu tidak berkata apa-apa. Dia mengambil uang dan pakaian, lalu pergi ke kamar mandi. Tidak lama kemudian, dia keluar setelah berganti pakaian dan pergi dengan tubuh gemulai.Xander menuangkan segelas anggur merah untukku."Kebetulan sekali! Bukankah kamu tinggal di Kota Jimba? Apa kamu juga menginap di hotel?"Aku tahu ini Xander sedang mengujiku.Aku menjawab dengan sangat tenang, "Sekarang, aku menjalankan bisnis sendiri dan perlu banyak bepergian. Menginap di hotel adalah hal yang nggak bisa dihindari. Aku malah jarang sekali pulang ke rumah.""Aku hanya nggak menyangka akan bertemu dengan P

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1170

    Terlihat jelas mereka khawatir dan prihatin terhadapku, jadi mereka datang menemaniku.Inti masalahnya adalah kali ini musuhku adalah Tiano, seorang tiran yang berkuasa di ibu kota. Dia memiliki banyak sekali penjahat di bawah komandonya.Kami hanya melihat orang-orang seperti itu dalam novel dan di TV. Kami belum pernah bertemu mereka dalam kehidupan nyata.Bagi kami yang baru lulus kuliah, orang-orang seperti ini begitu jauh dan menakutkan.Namun, mereka tidak takut. Sebaliknya, mereka bersedia tinggal bersamaku.Hal ini bukan hanya sekadar momen yang menyentuh. Melainkan adalah persahabatan seumur hidup.Aku tidak berkata apa-apa. Bagiku, tidak ada kata yang dapat menggambarkan persahabatan kami.Aku membiarkan mereka tidur di kamar. Sementara aku berbaring di ruang tamu.Aku merasa sangat emosional.Ada kegembiraan, emosi, ketakutan dan rasa takut ....Hal ini mungkin proses tumbuh dewasa dengan suka dan duka.Aku tertidur tanpa sadar.Keesokan harinya, kami pergi ke klinik bersama

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1169

    "Tapi, kamu harus berjanji untuk menyembuhkan kakakku."Aku hanya berbalik dan pergi.Naila segera menghentikannya dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?""Penyakit kakakku adalah penyakit mental. Aku bukan psikiater. Bagaimana aku bisa menjamin bahwa aku bisa menyembuhkannya?"Bukankah dia mempersulitku?Naila juga tahu bahwa permintaannya agak berlebihan, jadi dia mengalah dan berkata, "Kalau begitu, kamu bicaralah dengan kakakku. Beri dia pencerahan agar dia nggak terlalu keras kepala dan berhenti mencoba bunuh diri.""Baguslah."Bagiku, ini juga tantangan besar.Aku belajar pengobatan tradisional, bukan psikologi. Selain itu, aku bukan konselor cinta. Aku tidak tahu bagaimana cara menasihatinya.Aku hanya berusaha semampunya.Demi mengurus urusanku, Naila secara khusus membeli beberapa suplemen sebelum pergi.Namun, setelah seharian bekerja keras, waktu sudah menunjukkan lewat pukul tujuh malam.Hari ini, aku melakukan banyak hal yang tidak berarti. Untungnya, Kiki dan Zudith tidak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1168

    "Meski hanya ngobrol biasa, pasti ada yang kalian bicarakan. Apa yang kamu bicarakan dengan kakakku?" tanya Naila.Aku memikirkannya, tetapi aku tidak dapat mengingat apa pun."Itu semua adalah kata-kata yang nggak penting. Bagaimana aku bisa mengingatnya?"Naila merasa cemas sejenak. Dia tanpa sadar meraih lenganku, "Pikirkan baik-baik, ini sangat penting bagiku. Kakakku biasanya nggak berkomunikasi dengan siapa pun. Setiap kali kami menanyakan sesuatu padanya, dia nggak mau mengatakan sepatah kata pun.""Kamu bisa ngobrol dengannya. Ini sangat luar biasa. Edo, bagaimana kalau kamu membantu kakakku?"Aku menggelengkan kepalaku dengan cepat. "Lupakan saja. Keluarga Isabell adalah keluarga besar di ibu kota. Kalian kaya dan berkuasa. Kalian bisa menemukan dokter terkenal mana pun. Jangan coba-coba menipuku."Aku tidak ingin terlibat dalam kekacauan ini.Jika Tiano tahu tentang ini, itu akan menjadi masalah lain.Naila berkata dengan cemas, "Kalau begitu, kamu hanya akan melihat kakak ja

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1167

    Aku diam-diam mendesah. Betapa sialnya nasibku ini, tetapi aku tetap berjalan keluar.Naila melipat tangannya di dada sambil menatapku. "Apa kamu pernah ke ibu kota?""Yah.""Apa yang kamu lakukan di sana?""Aku mencairkan cek.""Kamu bohong! Kamu bertemu dengan kakakku di ibu kota.""Aku bertemu dengan kakakmu, tapi ini nggak berbenturan dengan penagihan utangku, 'kan?" kataku dengan jujur, tetapi wanita ini tidak memercayaiku.Naila menatapku dengan tatapan tajam. "Huh, aku nggak percaya kata-katamu. Aku rasa kamu hanya ingin mencari tahu tentang kakakku."Aku benar-benar merasa sangat tidak berdaya. "Kenapa aku harus mencari tahu tentang kakakmu? Apa hubungannya dia denganku?""Dia nggak ada hubungannya denganmu, tapi dia ada hubungannya dengan Helena. Katakan yang sebenarnya. Apa Helena memintamu untuk menyelidiki kakakku?"Wanita ini terlalu pandai berimajinasi.Aku marah hingga tertawa."Apa kamu punya bukti? Apa kamu punya bukti yang membuktikan Nona Helena memintaku untuk menye

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1166

    Tampaknya, aku tidak mudah untuk menemukan keberadaan Xander.Dalam masalah ini, aku masih membutuhkan bantuan Dora.Aku pergi ke kantor detektif lagi.Setelah Dora kembali dari Kota Jimba, dia tidur nyenyak. Sampai aku tiba, dia baru bangun dari tempat tidur dengan malas.Aku bahkan tidak mengganti pakaianku. Aku hanya mengenakan piyama tipis.Aku terdiam seribu bahasa. "Bu Dora, bisakah kamu memperhatikan penampilanmu?"Dora menguap, lalu berkata, "Mereka semua sibuk di luar, kamu satu-satunya orang di sini. Bukankah kamu sudah pernah melihatnya, apa yang perlu aku perhatikan?""Kamu juga harus memperhatikan penampilanmu. Bagaimanapun, kamu itu bosku," kataku mengingatkannya.Dora mengambil mantel dan memakainya dengan santai. "Oke, oke, oke. Aku mengerti. Kenapa kamu mencariku? Ada masalah apa?""Aku ingin memintamu menyelidiki seseorang." Aku langsung menyatakan tujuanku.Dora menatapku dengan mata terbelalak. "Kamu bercanda? Aku bosmu. Kamu memintaku untuk membantumu?""Aku akan m

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1165

    Aku tidak mengetahui hal ini.Setelah meninggalkan rumah Bella, aku hendak langsung kembali ke klinik. Namun, aku melihat sosok yang familier berjalan melewatiku.Orang itu adalah Xander!Dia telah tiba di Kota Jimba.Sebelumnya, aku mengetahui dari Tommy dari Klinik Medika bahwa buku medis yang dijual Wiki pada Tommy itu, dijual oleh Tommy pada Xander.Aku menelepon Xander. Aku mengatakan padanya bahwa ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengannya. Xander juga berjanji setelah dia kembali ke Kota Jimba, dia akan menghubungiku.Namun, aku malah bertemu dengannya.Aku tidak ingin berpikiran buruk tentang orang lain. Xander mungkin sangat sibuk akhir-akhir ini, jadi dia tidak punya waktu untuk meneleponku. Jika seperti itu, aku akan berinisiatif untuk meneleponnya.Tak lama kemudian, Xander menjawab panggilannya.Aku mencoba untuk tetap tenang, lalu bertanya, "Pak Xander, apa saja kesibukanmu akhir-akhir ini?""Apa yang bisa aku lakukan? Aku pedagang obat, tentu saja aku sibuk dengan bi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1164

    Bella mengendusnya. Ekspresinya masih tampak jijik. "Nggak, nggak. Baunya terlalu kuat. Aku nggak tahan.""Jepit hidungmu, pejamkan matamu, minumlah dalam satu tarikan napas," bujukku seperti membujuk anak kecil.Bella tidak bersedia.Aku menarik kursi, lalu duduk. "Kalau kamu nggak mau minum, aku nggak akan pergi. Kita buang-buang waktu saja seperti ini.""Kamu memaksaku. Aku pasien. Sebagai dokter, bagaimana kamu bisa memperlakukan pasienmu seperti ini?""Siapa yang menyuruh kamu nggak patuh? Nggak kooperatif? Biasanya, saat aku bertemu pasien sepertimu, aku akan mengganti metode pengobatannya."Hanya ada beberapa jenis perawatan dalam pengobatan tradisional yaitu obat, akupunktur dan pijat.Jika Bella bersikeras tidak minum obat tradisional, aku hanya bisa memberinya akupunktur.Memikirkan akupunktur, wajah Bella yang cantik tanpa sadar memerah.Sepertinya dia memikirkan sesuatu yang memalukan.Tiba-tiba, dia mengambil mangkuk obat, menjepit hidung dan meminum obatnya.Aku tidak men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status