Share

Bab 370

Penulis: Galang Damares
Johan tidak mengerti maksud Kak Nia dan tanpa sadar bertanya, "Maksudnya?"

Kak Nia merapikan pakaiannya dan turun dari tempat tidur, "Simpananmu itu bernama Rani 'kan? Dia dan adik keduaku bersekolah di sekolah yang sama!"

Johan langsung tercengang.

Karena dia memang tidak tahu kalau Rani dan adiknya Nia ternyata adalah teman sekolah.

Artinya Nia mungkin sudah lama mengetahui tentang hubungan dia dan Rani.

Hanya saja dia tidak pernah mengungkapkannya.

Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan Nia.

Nia melirik ke arah kamar mandi untuk terakhir kalinya, lalu pergi dengan wajah muram.

Johan ditinggal duduk sendirian di atas tempat tidur dengan raut wajah bingung.

Sepuluh menit kemudian.

Wiki keluar dari kamar mandi bersama Mary dengan ekspresi puas.

Melihat hanya ada Johan sendirian di ranjang, Wiki pun bingung, "Johan, kenapa kamu sendirian? Di mana Nia?"

Johan baru saja merokok, dia sudah merokok belasan batang berturut-turut.

Ketika dia melihat Wiki keluar, dia melemparkan puntung rokok
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
H. Hasan Mansur
ceritanya hanya sampai bab inikah???
goodnovel comment avatar
H. Hasan Mansur
apakah novel Edo sang perkasa hanya sampai di bab 370
goodnovel comment avatar
H. Hasan Mansur
selanjutnya bosku ...setelah bab 370
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 371

    Wiki tidak punya pilihan selain bergegas pulang.Tapi, dia menemukan Nia sama sekali tidak pulang.Hal ini membuat Wiki cemas.Kak Nia tidak pulang dan meneleponku untuk menanyakan keberadaanku.Saat itu aku sedang tertidur, tapi ketika aku mendengar suara Kak Nia yang terdengar agak aneh, aku menjadi sangat khawatir.Setelah aku kasih tahu alamat kepada Kak Nia, Kak Nia bilang dia akan segera datang.Aku pergi ke hotel di lantai bawah untuk menunggu.Tak lama kemudian, aku melihat Kak Nia datang.Begitu turun dari mobil, Kak Nia langsung memelukku dan menangis tersedu-sedu.Aku bingung saat itu dan memikirkan apa yang sedang terjadi?"Kak Nia, bukankah kamu pulang bersama kakakku? Apa kamu bertengkar dengan kakakku?"Aku bertanya dengan prihatin.Kak Nia tidak berkata apa-apa, dia hanya bersandar di pelukanku dan menangis tanpa henti.Aku belum pernah melihat Kak Nia menangis begitu sedih.Sepertinya jiwanya hancur.Kak Nia menangis cukup lama lalu perlahan menjadi tenang.Aku melihat

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 372

    Kak Nia menatapku dengan air mata berlinang. Tatapannya yang menyedihkan membuat hatiku hancur.Aku selama ini mengira Kak Nia adalah wanita yang sangat kuat, tapi aku lupa dia juga seorang wanita.Betapapun kuatnya seorang wanita, dia tetap memiliki sisi rapuh dan perlu dicintai oleh seorang pria.Aku benar-benar prihatin, jadi aku mencium lembut dahi Kak Nia dan berkata, "Aku ajak kamu ke atas. Beristirahatlah, mungkin kamu akan merasa lebih baik."Kak Nia menyeka air matanya dan tiba-tiba bertanya padaku, "Kamu tidur di atas bersama Lina dan Nancy? Apa kalian sedang melakukan sesuatu?""Nggak, mereka berdua minum terlalu banyak, aku hanya memeluk mereka sambil tidur."Kak Nia tiba-tiba memelukku erat, "Kalau begitu kamu boleh memelukku juga. Aku sangat butuh penghiburan sekarang, aku sangat berharap kamu hanya milikku seorang.""Kalau begitu jangan naik sekarang. Aku akan memelukmu lebih lama."Aku paham betul suasana hati Kak Nia, jadi aku hanya memeluknya tanpa berkata apa-apa lag

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 373

    "Selama dia masih peduli dengan keluarga ini, masih memilikiku di hatinya dan memperlakukanmu dan aku seperti dulu, maka nggak ada masalah terus hidup seperti ini.""Aku sudah berusia lebih dari 30 tahun, aku sudah melihat banyak masalah dengan jelas. Laki-laki semua sama saja. Walaupun aku menceraikannya dan mencari yang lain, itu tetap sama.""Daripada begini, jangan repot-repot. Setidaknya dia menyerahkan semua uangnya kepadaku untuk disimpan dan nggak akan bisa berulah."Aku bertanya dengan penasaran, "Kak Nia, maksudnya kamu sudah siap menjalani pernikahan terbuka dengan kakakku?""Apakah kamu juga tahu tentang kehidupan pernikahan terbuka?" Kak Nia mengangkat kepalanya dan menatapku lalu bertanya.Aku berkata, "Aku melihatnya di ponsel. Aku pikir itu sangat inovatif saat itu, tapi juga sulit diterima.""Aku selalu merasa bahwa suami istri harus memperlakukan satu sama lain dengan sepenuh hati, agar bisa langgeng."Kak Nia tumben tersenyum dan berkata, "Jadi aku bilang kamu naif.

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 374

    "Aku balik lagi, nggak boleh?" jawab Kak Nia dengan tenang.Aku sangat mengagumi Kak Nia, hanya dia yang mampu menundukkan Nancy.Kak Nancy masih terlihat sangat kaget, tapi ucapan Kak Nia membuatnya tidak bisa berkata-kata.Dia terpaksa pergi mencari Kak Lina, "Sayang, lihat Edo-mu, dia terlalu playboy.""Dia menginginkan semua wanita, kalau dia nggak belajar dengan baik di usia muda, dia pasti bukan pria baik di masa depan."Aku sangat tidak berdaya.Bukan aku yang memanggil Kak Nia ke sini, kenapa ini jadi salahku?Aku terpaksa menjelaskan kepada Kak Lina, "Kak Lina, ini nggak seperti yang kamu pikirkan. Kakak iparku sedang sedih tadi malam dan meneleponku. Aku takut terjadi sesuatu padanya, jadi aku memintanya untuk datang."Kak Lina-lah yang langsung percaya dengan ucapanku, "Edo, aku percaya padamu, kamu bukan orang seperti itu."Jelas Lina sambil menatap Kak Nia dan bertanya dengan prihatin, "Nia, ada apa denganmu?"Kak Nia tidak mau bicara.Nancy masih menggoda sambil tersenyum

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 375

    Aku masih mengkhawatirkan Kak Nia, jadi aku mengikutinya keluar."Kak Nia, Kak Nia!" Aku menyusul Kak Nia dan bertanya dengan prihatin, "Apa yang akan kamu lakukan selanjutnya? Apakah kamu akan langsung pulang?"Kak Nia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan bingung, "Aku belum tahu harus berbuat apa? Tapi, aku juga nggak mau tinggal di sini. Nancy menyebalkan sekali.""Kak Nancy memang seperti itu, dia berbicara omong kosong tapi sebenarnya hatinya baik." Aku tahu Kak Nia sedang marah, jadi aku berpikir untuk mengucapkan beberapa kata baik tentang Kak Nancy agar Kak Nia tidak begitu marah.Kak Nia malah tertawa terbahak-bahak, "Bocah nakal, sekarang kamu sudah mulai membela Nancy, kamu mulai mengincar wanita itu lagi, bukan?"Aku menggaruk kepalaku karena malu, "Nggak, aku hanya nggak ingin kamu terlalu marah.""Edo, Kak Nia bilang padamu, nggak apa-apa bermain dengan Nancy, tapi kamu nggak boleh jatuh cinta padanya."Yang diingatkan Kak Nia pasti demi kebaikanku.Aku akan menging

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 376

    "Itu hal yang baik kalau anak-anak muda giat belajar. Aku menyukai orang-orang yang memiliki motivasi seperti kamu."Pak Harmin memujiku dan sangat antusias, itu membuatku merasa sangat nyaman.Aku cukup suka bekerja di sini.Kami sedang membersihkan klinik, lalu karyawan mulai masuk satu demi satu.Melihat semua orang mulai sibuk, Pak Harmin berkata kepadaku, "Baiklah, Edo, kamu nggak perlu melakukan apa pun di sini. Pergi urus pekerjaanmu. Nanti pembantu akan membersihkannya.""Pak Hasan, datang ajarkan Edo."Seorang pria paruh baya datang. Namanya Hasan Lasma, dia adalah kepala tukang pijat buta.Banyak tukang pijat yang diajarkan oleh Pak Hasan.Hasan sangat ramah dan berkata kepadaku sambil tersenyum, "Edo, ikut aku."Aku segera mengikuti Pak Hasan ke sebuah bilik.Pak Hasan bertanya kepadaku, "Apakah kamu tahu tentang titik akupunktur manusia, teknik pijat dan sebagainya?""Aku tahu semuanya, aku mempelajari TCM ketika kuliah, kakekku serta ayahku adalah dokter TCM. Aku sudah men

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 377

    "Oke, aku segera datang." Pak Hasan mengeluarkan kacamata hitam dari sakunya dan memakainya, dia langsung berubah menjadi orang buta.Aku sangat mengagumi kemampuan akting Pak Hasan, dia berpura-pura menjadi nyata.Aku juga cukup terkejut. Aku tidak menyangka pelanggan akan datang ke klinik setelah dibuka.Apakah bisnis di klinik ini begitu bagus?Karena aku baru di sini dan tidak memiliki pelanggan, aku tidak terlalu sibuk untuk saat ini.Aku hanya berdiri di luar dengan memakai kacamata hitam dan menyaksikan sambil belajar.Aku menemukan bahwa bisnis pijat buta sebenarnya jauh lebih ramai dibandingkan dengan akupunktur dan apotek.Hanya dalam satu jam, tiga tamu datang.Kami berlima tukang pijat buta masing-masing berada di ruangan sendiri.Selain aku, ada seorang pria paruh baya bertubuh tinggi yang belum memiliki pelanggan.Aku berpikir dalam hati, tidak apa-apa karena sedang bersantai, jadi sebaiknya aku mengobrol dengan orang lain biar lebih dekat dengan mereka.Jadi aku pergi ke

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 378

    Aku menatap tajam ke arah sopir itu dengan mata tersembunyi di balik kacamata hitamku, lalu diam-diam memarahinya bodoh.Aku masih berpikir untuk mengembalikan kucing itu. Aku memijat orang, bukan hewan peliharaan.Tapi, saat ini, Pak Harmin datang dan berkata kepadaku sambil tersenyum, "Edo, ini pemilik Hotel Bintang, Bu Dora.""Kucing Persia milik Bu Dora dibeli khusus dari luar negeri. Harganya mahal.""Kamu baru saja datang ke panti pijat kami, jadi kamu harus melatih keterampilan kamu dulu. Kalau kamu melakukannya dengan baik, Bu Dora akan memberimu tip besar."Biarpun aku tidak punya banyak pengalaman sosial, aku tahu bahwa Pak Harmin mengatakan itu demi kebaikanku.Identitas wanita di depanku tidaklah sederhana. Kalau aku menyinggung perasaannya, aku mungkin tidak akan bernasib baik.Jadi, aku mengangguk, "Baiklah, Bos, aku mengerti."Aku membawa kucing Persia ke ruang pijat.Menaruh kucing di meja pijat sangat konyol dan menggelikan bagiku.Tapi, sebenarnya kalau dipikir-pikir

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 943

    Jika dia tiba-tiba tertawa padaku, aku akan sangat terkejut."Tunggu sampai kamu punya kemampuan.""Kak Andre, kalau begitu, kerjakanlah tugasmu. Aku nggak akan mengganggumu lagi." Aku tidak percaya diri di hadapan Andre.Aku merasa sangat lemah.Setelah bertemu Andre, aku menelepon Fajar dan mengatakan bahwa aku ingin belajar secepat mungkin."Tentu saja. Datanglah kapan saja kamu ingin belajar."Fajar mengirimkanku sebuah alamat.Setelah aku menuliskan alamatnya, aku bersiap untuk segera mencarinya.Yuna dan Harmin berjalan-jalan sebentar. Cuaca berangsur-angsur menjadi panas, jadi aku membantu mendorong Harmin kembali.Yuna berkeringat karena kepanasan, jadi dia berganti piyama rumahnya.Saat berjalan, aku melihat tato kupu-kupu terbang di kakinya yang panjang dan putih.Tato itu persis seperti kupu-kupu yang beterbangan di depanku malam itu.Menurut Harmin, Yuna tampak berbeda sejak dia kembali dari Vila Dragonfly.Hal ini membuatku semakin curiga jika orang yang berhubungan dengan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 942

    Aku segera bersembunyi di tempat sepi, lalu mengambil kartu nama Fajar.Setelah beberapa hari ini, lukaku sudah hampir pulih. Sekarang, saatnya aku mencari Fajar.Namun, aku tidak lupa tentang kesepakatan sepuluh hari antara aku dan Andre.Meski aku tahu aku pasti tidak akan mampu memenuhi permintaan Andre, aku tidak mau mengingkari janji.Aku akan mematuhi janji yang harus dipatuhi.Jadi, aku menghubungi Andre terlebih dahulu. Aku memutuskan untuk menjelaskan semua padanya terlebih dahulu."Kak Andre, di mana kamu?" tanyaku."Danau Kapas."Begitu mendengarnya, aku tercengang.Bukankah Danau Kapas berada di lingkungan tempat tinggal Harmin dan Yuna?Aku segera bertanya lagi, "Kamu juga tinggal di Danau Kapas?""Aku nggak tinggal di sini," jawab Andre dengan singkat."Kalau begitu, apa yang kamu lakukan di Danau Kapas?""Mengawasi bawahan Tiano."Aku semakin ketakutan sehingga semua bulu kudukku berdiri.Saat mengetahui bahwa anak buah Tiano mengikutiku tadi, aku tercengang. Namun, aku

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 941

    "Kamu masih berani datang hari ini?" tanya Yuna padaku.Aku berkata tanpa ragu, "Tentu saja aku harus pergi. Pak Harmin baru menyelesaikan pengobatan pertama. Pengobatan lanjutan juga sangat penting. Kita nggak boleh menyerah di tengah jalan.""Haha, aku hanya bercanda denganmu. Aku sudah mengantar orang tuaku pergi," kata Yuna padaku dengan suara imut.Suara yang merdu itu membuat jantungku berdebar.Yuna jarang sekali bercanda seperti ini padaku. Dia berkata dengan nada yang santai sehingga aku merasa sedikit tersanjung.Namun, aku segera mengetahui apa yang terjadi. Ternyata setelah perawatan kemarin, kondisi Harmin telah membaik secara signifikan.Kesehatan Harmin membaik, Yuna juga merasa senang. Tentu saja sikapnya padaku menjadi jauh lebih baik.Namun, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku merasa sedikit linglung.Aku tahu aku seharusnya tidak bersikap seperti ini, jadi aku segera menenangkan diri dan berkata, "Bu Yuna, aku akan ke sana setelah sarapan.""Yah."Setelah selesai me

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 940

    Maksud dari kata tidur adalah membantu Zudith menaklukkan Sharlina, bukan sekadar mempermainkan perasaannya.Saat Zudith mendengarku mengatakan ini, dia bersemangat hingga hampir terbang. "Yah. Tentu saja aku mau. Edo, aku dengar dari Kiki bahwa kamu sangat ahli dalam merayu gadis. Kalau kamu dapat membantuku memenangkan hati Sharlina, aku akan memanggilmu ayah.""Sialan, aku nggak mau punya anak setua kamu.""Edo, tolong aku. Cepat tolong aku." Zudith terus mendesakku seakan-akan aku adalah penyelamat hidupnya.Aku memintanya untuk tenang, lalu berkata, "Alasan aku berkata seperti ini karena menurutku, kamu dan Sharlina sangat cocok, tapi kalau kamu mengecewakannya ...."Zudith langsung bersumpah, "Jangan khawatir, aku nggak akan pernah mengecewakan Sharlina. Kalau aku berani mengecewakannya, aku akan impoten selama sisa hidupku."Sadis sekali?Tampaknya Zudith benar-benar serius.Yah. Dia tampaknya memperlakukan setiap hubungan dengan sangat serius. Namun, sayangnya, tampaknya tidak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 939

    Cindy bersandar di sofa dan berkata dengan ekspresi sedih, "Bukannya aku nggak bersemangat. Aku merindukan laki-laki.""Uhuk ... uhuk ...." Setelah mendengar kata-kata itu, aku langsung terdiam.Aku bertanya-tanya apakah ketiga saudara ini berpikiran begitu terbuka?"Kak Nia, kalian istirahatlah. Aku pergi dulu." Aku segera mencari alasan untuk kabur dari sini.Setelah aku pergi, Nia duduk di sebelah Cindy dan berkata untuk menghiburnya, "Kalau kamu ingin mencari pria, carilah. Bagas boleh mencari wanita, kenapa kamu nggak boleh mencari pria lain?"Cindy berkata, "Kamu pikir aku ini kamu, nggak punya anak, nggak punya beban dan bisa melakukan apa saja yang kamu mau? Kalau aku melakukan itu, apa yang akan terjadi pada anak-anakku?"Nia menolak untuk mengakuinya. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku kakakmu, berhati-hatilah saat berbicara padaku."Cindy terkekeh, "Jangan berpura-pura. Kamu dan Edo pasti memiliki hubungan.""Wiki nggak bisa memuaskanmu, dia juga nggak bersikap baik

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 938

    "Kak Nia ...." kataku dengan tidak berdaya. "Aku bisa mencarimu karena alasan lain. Aku nggak mesti hanya ingin berhubungan denganmu."Nia langsung mengangkat bahu dan berkata, "Setelah kamu punya Nancy, kamu nggak peduli lagi padaku, 'kan?"Aku segera meraih tangan Nia dan berkata, "Kak Nia, apa yang kamu bicarakan? Kak Nancy dan kamu berbeda. Nggak ada seorang pun yang dapat menggantikan posisimu di hatiku."Akhirnya, ekspresi Nia jauh lebih tenang.Nia hanya tertawa kecil, lalu dia menatapku dan berkata, "Kamu memuaskan Nancy sebelumnya, kapan kamu akan memuaskanku?"Melihat ekspresi Nia yang linglung dan menawan, aku tahu dia menginginkannya. Namun, aku tidak bisa melakukannya sekarang.Aku segera menyalakan mobil dan berkata, "Kak Nia, sebaiknya aku antar kamu ke tempat Cindy dulu."Saat Nia melihat aku sengaja menghindarinya, dia mencengkeramku dengan kuat."Dasar munafik. kamu jelas menginginkannya ...."Aku juga tidak berdaya. Aku baru saja berhubungan dengan Nancy. Kenapa sepe

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 937

    Sekarang, semua kelemahan dan rahasia itu tidak dapat menaklukkan Nia sama sekali. Nia tidak merasa khawatir sehingga dia langsung menyerangnya."Nia, kamu ...." Wiki sangat marah hingga wajahnya memucat. Dia terus mengatakan "kamu" untuk waktu yang lama, tetapi dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Nia langsung masuk ke dalam rumah untuk mengemasi barang-barangnya. "Mulai hari ini, aku nggak akan diancam olehmu lagi. Edo, bantu aku mengemasi barang-barangku. Aku akan pergi dari sini malam ini."Saat mendengar Nia mengatakan hal itu, aku menjadi sangat gembira. Kemudian, aku bergegas menghampirinya.Wiki berteriak padaku, "Edo, kamu berani! Jangan lupa, kita berasal dari desa yang sama. Kamu nggak takut apa yang akan aku katakan tentangmu di depan penduduk desa?"Aku meletakkan barang di tanganku, lalu berjalan ke arah Wiki dengan ekspresi masam. "Katakan saja apa pun yang ingin kau katakan. Aku nggak peduli.""Kamu nggak peduli. Bagaimana dengan orang tuamu? Apa kamu nggak takut pe

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 936

    Wajah Nia tampak lebih masam daripada hari yang mendung dan disertai badai petir.Nia mencibir dan berkata dengan sengaja, "Aku pernah melakukannya. Kenapa?"Wiki langsung berdiri. "Sialan, kamu benar-benar pernah melakukannya?"Nia ingin merangsangnya. "Yah, aku pernah melakukannya sebelumnya. Ukurannya jauh lebih bagus darimu. Nggak seperti ukuranmu yang seperti tusuk gigi."Aku sungguh mengagumi Nia. Dia sangat andal membuat orang kesal.Hal ini adalah kelemahan fatal Wiki. Wiki memang memiliki ukuran yang pendek dan kecil, jadi dia sulit untuk memuaskan Nia.Selain itu, mereka tidak dapat menikmati setiap berhubungan di ranjang. Lambat laun, dia pun merasa rendah diri.Nia telah tinggal bersamanya selama bertahun-tahun. Dia tahu betul kelemahan Wiki."Diamlah, Nia. Kamu ingin memaksaku menggunakan kartu trufku, 'kan?"Nia tidak berani berkata apa-apa lagi. Terlihat jelas ini adalah titik lemahnya.Wiki berteriak dengan marah, "Edo, kamu sudah dengar? Dia adalah wanita baik yang kam

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 935

    Perkataanku sangat menyakiti hati Wiki. Saat ini, wajahnya tiba-tiba menjadi sangat masam."Haha, lanjutkanlah." Wiki menatapku sambil mencibir. Dia bahkan memintaku untuk melanjutkan.Saat ini, aku tidak lagi merasa khawatir. Aku berbicara kepadanya dengan tegas, "Bahkan pernikahanmu dengan Kak Nia juga disebabkan oleh kesombonganmu. Kak Nia cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Kamu selalu bersikap sangat baik padanya di depan orang luar. Kamu ingin membuat penduduk desa berpikir bahwa seorang pemuda desa biasa sepertimu dapat menikahi gadis kota yang cantik. Hal ini membuatmu merasa sangat puas.""Kamu menikmati tatapan iri dari orang lain, sementara kamu juga ingin menjadi sesukses Johan. Tapi, kamu nggak seberuntung Johan. Kamu hanya bisa menjadi bawahannya dan mengandalkan kebaikannya untuk mempertahankan perusahaanmu.""Kamu ingin sukses seperti Johan, jadi kamu membantunya. Kamu juga ingin berbuat onar seperti Johan, tapi kamu nggak ingin merusak citra baikmu. Jadi, kamu membia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status