Saat aku sedang memijat kucing Persia, tiba-tiba aku mendengar rintihan seorang wanita dari sebelah.Apa yang terjadi?Di kamar sebelahku ada Dono dan Bu Dora. Apakah mereka berdua di sana ....Aku segera berjalan ke dinding dan menempelkan telingaku ke dinding untuk menguping.Aku mendengar Bu Dora terengah-engah dan berkata, "Dono, kamu jahat sekali, apakah kamu sengaja memijat titik akupunktur itu?"Dono berkata sambil tersenyum, "Bu Dora, jangan salah paham. Aku memijat titik itu karena aku melihat wajahmu terlihat agak pucat akhir-akhir ini.""Bu Dora, aku sangat penasaran. Seharusnya kalau kamu dipijat setiap hari dan minum sup bergizi, kulit kamu seharusnya sangat cerah, tapi kenapa kulit kamu terlihat agak kuning? Sepertinya kamu belum cukup 'dinutrisi' dan kekurangan sedikit saripati."Ekspresi Bu Dora tiba-tiba menjadi tidak wajar.Kakinya menegang tanpa sadar.Semua ini dilihat oleh Dono.Faktanya, Dono sudah memperhatikan bahwa kebutuhan biologis Bu Dora tidak terpenuhi.Pa
"Bu Dora, izinkan aku membuatmu becek." Dono dengan berani mengucapkan kata-kata ini.Wajah Bu Dora berubah drastis dalam sekejap, dia berkata dengan wajah dingin, "Lancang, bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu kepadaku?"Dono tahu bahwa dia tidak punya jalan lain, entah dia menaklukkan Bu Dora atau dia mungkin akan dikeluarkan dari sini.Seperti kata pepatah, orang yang berani akan kekenyangan dan orang yang penakut akan mati kelaparan.Dia sudah lama mengincar Bu Dora dan dia sudah lama ingin menaklukkan wanita ini.Saat ini, gairahnya semakin meningkat, dia tidak bisa mengendalikan dirinya sama sekali.Jadi dia berlari mendekat dan memeluk Bu Dora, "Bu Dora, aku sangat menyukaimu. Aku juga tahu bahwa kamu sudah lama nggak disentuh oleh suamimu, kamu pasti sangat kesepian dan tak tertahankan. Biarkan aku membantumu."Bu Dora segera mendorong Dono menjauh dan menampar dengan keras.Tamparan ini langsung membuat Dono pusing.Bu Dora berkata dengan wajah dingin, "Kamu pikir ka
Sungguh mudah menghasilkan uang dari orang kaya."Terima kasih Bu Dora." Aku mengambil uang itu, memejamkan mata, berpura-pura buta dan menyentuhnya sebentar.Lalu aku menunjukkan ekspresi kaget, "Banyak sekali! Bu Dora, apakah ini nggak terlalu banyak?"Bu Dora menatapku dengan ekspresi sangat puas, "Nggak banyak. Tip kecil ini bisa membuat kucing kesayanganku menikmatinya, jadi sepadan.""Omong-omong, apa kamu menerima pelayanan ke rumah?" Bu Dora tiba-tiba bertanya padaku.Sebelum aku memikirkan jawaban, Pak Harmin masuk dan berkata, "Terima, semua tukang pijat tunanetra kami menyediakan layanan ke rumah. Kalau kucing kesayangan Bu Dora memerlukannya, telepon saja aku. Aku akan mengatur tukang pijat untuk dikirim ke rumah kamu."Pak Harmin pandai berbicara dan mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi, selain menjawab kebutuhan Bu Dora, dia juga tahu cara menjaga gengsi Bu Dora.Bu Dora sangat puas dan berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu, kalau kucing kesayanganku membutuhkan, aku
Mata Dono dipenuhi amarah, tapi dia tidak berani melakukan kesalahan apa pun di hadapan Pak Harmin.Tapi, dia masih menatapku dengan sengit."Pak Harmin, nggak bisa menyalahkan aku dalam hal ini. Di klinik kita ada peraturannya, tukang pijat nggak boleh bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pelanggan. Tapi, Edo ini baru datang hari ini dan berani bersaing denganku sebagai pelanggan ahli. Lalu bagaimana dengan ke depannya?"Harmin berkata dengan tenang, "Pertama, kucing itu bukan tamumu. Bu Dora memilih untuk memberikan kucing itu kepada Edo, jadi kucing itu adalah tamu Edo;""Kedua, apa kamu nggak tahu kenapa Bu Dora pada akhirnya memilih Edo daripada kamu?""Dono, aku belum menegurmu karena kamu adalah pegawai lama, tapi bukankah kamu harus menahan diri?""Memang benar kamu adalah pegawai lama, jadi sebaiknya kamu memberi teladan, daripada melakukan apa pun yang kamu inginkan seperti tadi!"Dono tak menyangka atasannya itu bukan hanya tidak membelanya, tapi juga memarahinya hingga
"Kak, apa kamu merasa nggak nyaman di suatu tempat?"Tamuku adalah seorang wanita berusia 30-an, berpakaian sangat biasa, tapi tinggi dan seksi.Berbaring di kursi pijat, aku bisa melihat kemegahan gunung kembarnya.Sebelum memberikan pijatan kepada klien, aku biasanya menanyakan bagian mana yang dirasakan klien tidak nyaman, sehingga aku bisa memberikan perawatan yang tepat untuk menghilangkan rasa sakit pasien saat dipijat.Wanita itu menunjuk ke perutnya dan berkata, "Perut bagian bawahku selalu sakit dan bengkak. Aku pergi ke rumah sakit dan nggak menemukan ada yang salah. Aku hanya ingin mencoba jadi datang ke sini untuk dipijat.""Kak, buka bajumu, biar aku periksa."Wanita itu dengan patuh mengangkat pakaiannya, memperlihatkan perutnya yang seputih salju.Aku dengan lembut memijat perut wanita itu beberapa kali dan wanita itu tiba-tiba mengerutkan kening, "Sedikit sakit, agak ngilu dan perih.""Di sini?""Ya, ya, di sini, oh, sakit sekali.""Kak, kamu pakai IUD?""Ya, ada apa?"
Pak Hasan menghela napas dan berkata, "Nggak perlu berterima kasih, Dono juga muridku. Aku gagal mendidiknya dengan baik.""Ah, Dono juga muridmu!" Ini sangat mengejutkanku.Karena Pak Hasan dan murid lainnya cukup sopan, tapi Dono jelas berbeda.Dia benar-benar tidak layak memiliki guru sebaik Pak Hasan.Pak Hasan menggeleng tak berdaya, "Sebenarnya bukan hanya Dono, tapi Pak Harmin juga muridku.""Ini menunjukkan bahwa Pak Hasan mampu, kalau nggak, bisnis di klinik ini nggak akan sebaik ini."Pak Hasan terhibur dengan kata-kataku, "Aku memang mempunyai sedikit keterampilan. Lagi pula, sebelum aku memulai bisnis ini, aku adalah seorang tukang pijat bersertifikat.""Hanya saja aku sudah tua dan hanya bisa bekerja beberapa tahun lagi.""Tapi, keahlian Pak Hasan akan selalu diwariskan, aku yakin semua orang akan selalu mengingat Pak Hasan."Pak Hasan tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang aku katakan dan mulai mengobrol denganku dengan hangat.Aku juga melupakan hal-hal yang tidak men
Helena tiba-tiba mendatangiku dan menatapku dengan matanya yang besar.Aku mencium aroma tubuhnya, lalu melihat pipinya yang putih dan lembut serta bibir merah menantang.Aku merasa sedikit resah.Helena tiba-tiba melingkarkan tangannya di leherku.Tiba-tiba, sebuah kelembutan menyelimutiku.Ditemani pula dengan aromanya yang menawan.Mata Helena menawan, dia seperti gadis penggoda."Tapi, bagaimana kalau aku ingin berkomunikasi secara mendalam dengan kamu?""Berkomunikasi secara mendalam, berkomunikasi secara mendalam, bagaimana cara berkomunikasi secara mendalam?" Aku menjadi tergagap. Wanita ini sungguh menawan dan senyumannya tampak menggoda.Helena menjepit pinggangku dengan satu kaki dan menggerakkan satu tangannya di dadaku, "Beginilah cara orang dewasa berkomunikasi secara mendalam. Jangan bilang kamu nggak mengerti."Bagaimana mungkin aku tidak mengerti?Tapi, Kak Nia bilang aku tidak boleh menyentuh wanita ini, jadi kalaupun aku sangat ingin mencobanya, aku harus menahan diri
Sejujurnya, kalau wanita Helena ini bukan wanita Tiano, aku tidak akan menghindarinya dan takut padanya.Dia benar-benar kecantikan kelas atas. Biarpun tidak melakukan apa-apa, wajahnya yang cantik dan menawan sudah cukup membuat pria terpesona.Setiap kali aku melihatnya, aku membayangkan betapa hebatnya kalau aku menjatuhkannya!Jadi ketika aku melihat tubuh Helena yang menggoda, hasrat tetap mengalahkan akal sehatku, memaksaku untuk berjalan kembali.Biarpun aku tahu bahwa wanita ini tidak mungkin menelanjangi dirinya, dia pasti mengenakan pakaian dalam.Tapi, melihat tubuhnya ditutupi selimut, tubuhnya yang terlihat samar-samar membuat orang semakin berimajinasi.Sebenarnya kecantikan wanita tak harus ditampilkan dengan telanjang bulat. Terkadang perasaan kabur yang membayangi justru semakin memanjakan mata.Tepat ketika aku sedang melihatnya, Helena tiba-tiba berbalik dan berbaring miring di tempat tidur seperti putri duyung.Di bawah selimut, gunung kembar putih di dadanya terlih
"Kakak iparmu dan pacarmu nggak ada di sini, bisakah kita ...."Saat berkata, Jessy memasukkan tangannya yang lembut itu ke dalam pakaian Edo.Edo segera menepis tangannya. "Nggak bisa. Nona Bella ada di kamarku. Siapa yang tahu kapan dia akan bangun?""Selain itu, masih ada Bu Yuna. Apa kamu nggak takut ketahuan oleh Bu Yuna?""Untuk apa kamu takut! Bukannya sahabatku nggak tahu orang seperti apa aku ini.""Aku sudah memberi tahu Yuna saat aku pergi. Aku pergi bersenang-senang, jadi dia nggak akan peduli padaku sama sekali."Saat berkata, Jessy menyentuh Edo lagi.Edo mendorongnya menjauh. "Nggak boleh. A ... aku terlalu lelah. Aku nggak tahan."Edo ingin menghemat energinya. Malam ini, dia ingin bermesraan dengan Lina atau Nia.Jessy langsung bersandar di dada Edo dan menggigitnya dengan lembut.Edo merasa gatal dan mati rasa. Seketika, Edo langsung merasa bergairah."Katakan, apa kamu mampu?"Jessy menatap Edo sambil bertanya dengan matanya yang menawan.Edo ingin menolaknya, tetapi
Jessy berjingkat, lalu dia diam-diam berjalan ke ranjang.Edo hampir mati ketakutan.Jika Jessy membangunkan Bella, Edo akan mendapat masalah.Edo segera berjalan mendekat dengan perlahan, lalu dia meraih lengan Jessy dan mengingatkannya, "Apa yang kamu lakukan? Jangan bangunkan dia. Aku mohon, cepatlah pergi."Jessy memandang Bella yang sedang tidur sambil menunjukkan senyuman jahat."Gadis sialan ini, dia bilang dia membenci pria, tapi nggak disangka dia melakukan ini di belakang kami.""Pemandangan yang langka! Ayo, berbaring di sampingnya. Aku akan mengambil foto kalian berdua.""Aku nggak gila. Aku nggak akan pergi." Edo tidak ingin mati.Jessy meraih lengan Edo sambil memerintahkannya, "Cepat pergi. Kalau nggak, aku akan membangunkannya sekarang.""Sialan, kenapa kalian semua seperti ini?"Edo benar-benar tidak berdaya.Helena seperti ini, Bella juga seperti ini. Bahkan Jessy juga seperti ini!Hanya Yuna yang terbaik!Yuna lembut dan perhatian. Dia adalah bos yang terbaik."Ayo,
"Aku adalah manusia, bukan peliharaanmu. Kamu mengurungku sepanjang hari. Kalau kamu terus seperti ini, cepat atau lambat aku akan depresi.""Kalau aku depresi, aku akan mati. Siapa yang akan mengurusmu di masa depan?"Tiano berkata sambil tersenyum, "Kamu nggak boleh mati. Kalau kamu mati, aku akan sangat sedih.""Jadi, kamu harus membiarkan aku pergi. Dengan begitu, aku bisa merasa lebih baik dan terhindar dari depresi."Tiano bertanya, "Apa tinggal di sisiku membuatmu begitu nggak bahagia? Aku ingat kamu sangat suka berada di sisiku sebelumnya."Helena cemberut, lalu dia berkata dengan genit, "Kamu juga bilang itu sebelumnya. Dulu, saat aku pertama kali bersamamu, aku nggak yakin dengan perasaanmu. Hanya saat bersamamu, aku merasa aman.""Kamu ini. Aku terlalu memanjakanmu, itu sebabnya kamu menjadi semakin nggak bermoral sekarang."Helena segera berkata sambil tersenyum, "Aku tahu kamu sangat mencintaiku, tapi aku sangat membutuhkan waktu untuk sendiri.""Oke, oke. Aku tahu apa yan
Selama dia meninggalkan Tiano, Helena merasa terbebas. Namun, begitu dia kembali ke sisi Tiano, Helena merasa dirinya seperti mayat hidup.Helena tidak peduli apakah dirinya masih hidup atau sudah mati.Dia merasa itu tidak berbeda jauh.Jessy segera berkata, "Karena aku tahu kamu bosan setelah kembali, jadi aku menyampaikan berita bahagia untukmu.""Cepatlah tonton. Aku jamin setelah kamu menontonnya, kamu pasti akan sangat bersemangat."Saat mendengar perkataan Jessy, Helena menjadi penasaran.Helena membuka video yang dikirimkan oleh Jessy.Detik berikutnya, ekspresi bersemangat muncul di mata Helena yang awalnya tampak suram itu.Video yang dikirimkan Jessy padanya menunjukkan Bella duduk di ranjang Edo. Dia memerintahkan Edo untuk membuka selimutnya, lalu dia mengulurkan tangan dan mencubit dada Edo.Jika mereka menonton adegan ini, Helena merasa Edo tampak seperti simpanannya Bella.Bella menggoda Edo dengan liar.Edo bahkan tidak berani menolaknya.Di depan mereka, Bella selalu
"Semua ini salahmu!""Kalau kamu nggak mengurungku, aku nggak akan tinggal di sini selama berhari-hari, apalagi membayar biaya kamar dengan sia-sia."Edo memelototi Bella dengan marah. Hati Edo merasa sangat kesal sehingga dia bahkan tidak merasa takut sama sekali.Bella menatap Edo sambil tersenyum dan berkata, "Lalu, apa yang kamu inginkan?"Wanita ini selalu bersikap acuh tak acuh pada Edo. Namun, sekarang, dia tiba-tiba merayunya. Hal ini membuat Edo sedikit tidak bisa menerimanya.Edo berkata sambil gemetar, "Aku nggak ingin melakukan apa pun. Aku hanya ingin kamu pergi secepat mungkin."Wajah Bella menjadi masam. "Apa katamu? Kalau berani, katakan sekali lagi!"Ekspresi wanita ini berubah dengan secepat kilat."Aku nggak bilang apa-apa."Edo menyerah.Jika Edo tidak mampu menyinggung perasaannya, bukankah Edo bisa bersembunyi darinya?Saat Edo hendak bangun dari ranjang, Bella tiba-tiba berkata, "Jangan turun. Kemarilah.""Nona Bella, apa yang ingin kamu lakukan?" Edo benar-benar
Edo segera membungkus tubuhnya dengan selimut. Saat ini, jantung Edo berdetak kencang. "Bahkan kalau kamu memberiku nyali pun, aku nggak akan berani berbohong padamu. Ini adalah wilayahmu. Aku nggak ingin mati muda."Bella tiba-tiba duduk di ranjangnya dan memerintahkan Edo, "Lepaskan selimutmu!""Apa yang kamu lakukan?""Aku suruh kamu lepaskan, kenapa kamu berbicara omong kosong?" Wanita ini selalu bersikap dingin terhadap Edo.Edo mau tidak mau menuruti keinginan Bella untuk melepaskan selimutnya itu.Bella mencubit dadanya dengan keras dan berkata, "Dengarkan baik-baik. Kamu nggak hanya dilarang menyentuh sahabatku, tapi kamu juga nggak boleh merayu ibuku.""Kalau kamu berani melanggar salah satu dari keduanya, aku jamin kamu akan mati dengan tragis."Bella mencubit Edo dengan keras, sehingga Edo tanpa sadar menutupi dadanya. "Bisakah kamu berhenti mencubitku? Aku tahu ini bukan dadamu."Dada wanita sangat sensitif, dada pria juga sensitif.Edo berpikir dalam hati, "Aku akan merema
"Tentu saja." Herman tersenyum sambil memberi Edo jawaban yang tegas.Edo tampak kebingungan. Dia bahkan mengira apakah Herman salah mengenalinya?Namun, Edo tidak mengatakan apa-apa.Biarkan saja Herman salah mengenalinya. Edo akan diam-diam menerimanya.Lagi pula, Edo hanya akan tinggal di sini selama beberapa hari. Saat Herman mengetahuinya, Edo mungkin sudah pergi."Kalian bersenang-senanglah. Aku nggak mengganggu kalian lagi." Herman berbalik dan berjalan pergi.Setelah Herman pergi, Lina langsung bertanya pada Edo, "Edo, ada apa ini? Kenapa Pak Herman begitu menghormatimu?"Edo berkata, "Aku juga nggak tahu. Mungkin dia salah orang. Apa pun yang terjadi, dia telah membantu kita memecahkan masalah.""Oh, aku nggak menyangka Bagas terlihat cukup jujur sebelumnya. Tapi, sekarang dia juga seperti."Nia merasa sakit kepala.Alasan utamanya adalah adiknya dan Bagas sudah memiliki dua anak. Bahkan Nia tahu Bagas melakukan ini, Nia akan sulit untuk mengatakan yang sebenarnya kepada adikn
Begitu Edo melihat Nia ditindas, dia segera mendekat.Edo menendang pria itu menjauh.Kemudian, Edo memandang Nia dengan sedih sambil bertanya, "Kak Nia, apa kamu baik-baik saja?"Nia berkata dengan marah, "Edo, tangkap dia. Aku akan merekam perbuatannya dan mengirimkannya ke Cindy."Edo segera menangkap pria paruh baya itu.Nia mengambil beberapa foto pria itu.Bagas Moeran meronta dan berteriak, "Nia, kamu bilang aku berengsek karena datang ke tempat seperti ini. Bagaimana denganmu? Sebagai wanita, kamu bahkan datang ke tempat seperti ini. Kamu bahkan lebih najis dariku!"Nia membeku, lalu dia menatap Bagas dengan ekspresi masam.Jelas sekali, Wiki tidak tahu jika Nia datang ke tempat seperti ini.Oleh karena itu, kata-kata Bagas membuat Nia terdiam.Melihat ekspresi malu Nia, Edo berkata sambil menampar kepala Bagas, "Kak Nia datang ke tempat ini hanya untuk bersenang-senang. Dia nggak seperti kamu. Kamu bahkan berciuman dengan wanita itu. Kami semua sudah melihatnya.""Sialan, siap
"Mungkin dia sepertimu. Dia hanya datang ke sini untuk bersantai?"Nia langsung menatap Edo sambil berkata, "Apa kamu sendiri percaya dengan apa yang kamu katakan?"Edo langsung tertawa.Kata-kata Edo memang sulit dipercaya.Apalagi jika hal ini terjadi pada laki-laki. Orang-orang merasa pria itu lebih buruk bajingan."Kak Nia, apa kamu membutuhkan bantuan kami?" tanya Edo dengan khawatir.Nia melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak perlu. Kamu kerjakanlah urusanmu sendiri. Aku bisa menyelesaikannya sendiri."Melihat Nia mengatakan ini, Edo tidak berkata apa-apa lagi.Lina dan Edo pergi ke lantai dansa, lalu menari bersama.Namun, Edo terus memperhatikan Nia dari waktu ke waktu.Nia tidak mengambil inisiatif. Namun, dia terus menatap adik iparnya itu seakan sedang menunggu sesuatu?Tidak lama kemudian, seorang wanita yang mengenakan gaun seksi berwarna hitam datang. Wanita itu duduk di sisi adik iparnya Nia.Selain itu, wanita itu duduk di pangkuan adik iparnya itu.Melihat pemandang