Aku segera menanggalkan pakaianku dan hanya memakai celana dalam, siap untuk menyelinap masuk dan memberi kejutan pada Kak Lina.Aku membuka pintu kamar mandi dan uap di dalamnya padat sehingga aku tidak bisa melihat apa pun dengan jelas.Saat aku mendekat dengan hati-hati, tiba-tiba aku mendengar dua wanita berbicara."Sharlina, bodimu berkembang sangat baik dan kulitmu sangat kencang, membuat Kakak iri saja." Itu suara Kak Lina.Segera setelah itu, aku mendengar suara Sharlina yang pemalu, "Kak, maafkan aku karena memintamu memandikanku."Aku hampir mengompol karena ketakutan.Ternyata yang ada di kamar mandi bukan hanya Kak Lina saja, tapi juga sepupunya, Sharlina.Aku berlari masuk dengan telanjang seperti ini. Kalau aku ketahuan, bukankah itu terlalu memalukan?Aku segera berbalik dan ingin keluar.Tapi, saat ini aku tiba-tiba terpeleset dan membentur baskom di dekat kakiku.Itu menimbulkan suara yang cukup keras.Sharlina langsung bertanya dengan hati-hati, "Kak, suara apa itu?"
Kalau tidak berhasil, aku tidak punya pilihan selain mendobrak pintu.Tapi, hal ini membutuhkan kerja sama dari Kak Lina.Kak Lina mengedipkan mata ke arahku dan memberi isyarat agar aku mendobrak saja dan dia akan mengawasi Sharlina.Aku mengambil botol hidrasi berat di meja rias, seperti batu bata.Lalu sampai di pintu kamar mandi.Tepat ketika aku hendak menghantamkannya, aku melihat sesosok tubuh muncul di luar kamar mandi.Dan itu adalah bayangan seorang pria.Karena sosok itu terlihat relatif tinggi dan bahkan sedikit familier."Lina, kamu tidur dengan laki-laki di rumah diam-diam dan kamu ingin berbagi harta milikku, dasar pelacur!"Sosok itu ternyata adalah Johan?Aku dan Kak Lina langsung panik.Karena tidak ada satu pun dari kami yang menyangka kalau Johan akan kembali tiba-tiba.Ketika Sharlina mendengar teriakan itu, dia tanpa sadar berdiri dan secara alami melihatku berdiri di depan pintu.Ketika Sharlina menemukanku telanjang, hanya mengenakan celana dalam dan muncul di k
Johan mengumpat di luar.Apalagi saat melihat tumpukan baju pria di samping baju Lina di atas tempat tidur.Dia sangat marah hingga paru-parunya serasa akan meledak.Saat Johan hendak mendobrak masuk, tiba-tiba pintu kamar mandi didobrak dan aku mendobraknya hingga terbuka dari dalam.Pecahan kaca beterbangan ke mana-mana, bahkan ada yang melukai wajah Johan.Wajah Johan tergores.Hal ini membuat Johan semakin marah dan ketika dia melihatku keluar dari kamar mandi, wajah Johan terlihat sangat muram."Edo, ternyata kamu!""Aku sudah curiga, kamu menghadapi wanita cantik seperti Lina setiap hari, bagaimana mungkin kamu nggak ingin berhubungan seks dengannya?""Kalian bajingan, ternyata kalian sudah lama melakukan hal yang bersalah padaku 'kan?"Aku tidak terburu-buru untuk berbicara.Karena selanjutnya Kak Lina dan Sharlina juga keluar dari kamar mandi satu persatu.Kami bertiga berdiri berdampingan, menatap Johan.Johan langsung tercengang.Sial, apa yang terjadi?Kenapa ada dua wanita?
Setelah menampar Johan, aku merasa sangat nyaman.Kak Wiki takut padanya, tapi aku tidak.Kenapa kamu berlagak sombong di depanku?Bah!Kak Lina sama sekali tidak bersimpati pada pria di depannya, dia berkata dengan wajah dingin, "Johan, aku nggak tahu kenapa kamu kembali kali ini, tapi kuberi tahu, kalau kamu nggak memberiku apa yang kuinginkan, nggak akan semudah itu untuk menegosiasikan perceraian."Ucap Kak Lina sambil langsung membuka ponselnya dan menunjukkan pada Johan foto yang kuambil di toilet hari itu.Saat Johan melihat dirinya dan Mary difilmkan saat sedang melakukan itu, wajahnya menjadi pucat karena ketakutan dan keringat dingin mengucur di dahinya."Dari mana kamu mendapatkan ini?"Kata Johan sambil ingin meraih ponsel Kak Lina.Kak Lina segera menyembunyikan ponselnya di belakangnya, "Kamu peduli dari mana kudapatkan? Lagi pula, sekarang aku punya bukti kecuranganmu. Aku nggak hanya bisa ke pengadilan untuk menuntutmu, tapi aku juga bisa menemui wanita di kantormu. ""
"Edo!" Johan menggertakkan gigi penuh kebencian.Semakin marah dia, semakin bahagia aku.Siapa suruh dia menjebak Kak Lina, dia pantas berakhir seperti ini!"Nggak ada gunanya biarpun kamu menggigit gigimu. Sekarang buktinya ada di tangan kami. Kalau kamu nggak melakukan apa yang kami katakan, maka tunggu hal-hal kotor yang kamu lakukan terungkap.""Apalagi Kak Lina nggak menginginkan banyak harta. Harta itu memang miliknya.""Dia hanya ingin mendapatkan miliknya."Kak Lina sangat baik hati dan tidak serakah.Kalau itu adalah wanita rumit lainnya, Johan pasti akan rugi besar.Ini juga yang membuatku kasihan pada Kak Lina.Biarpun mengalami banyak penderitaan, tapi dia tetap menjaga rasa kemanusiaan dan kebaikannya.Dari mana aku bisa menemukan istri yang begitu baik?Johan tidak tahu dirinya beruntung dan dia adalah penjahat yang egois dan serakah!"Johan, hal ini nggak ada hubungannya dengan Edo. Jangan melampiaskan amarahmu pada orang yang nggak bersalah."Kak Lina maju untuk melindu
"Kalau kamu begitu nggak tahu berterima kasih, maka jangan bernegosiasi dan ajukan cerai saja.""Kalau saatnya tiba, aku akan melihat apakah kamu atau aku yang rugi."Johan berwajah gelap dan tidak mengatakan sepatah kata pun.Aku tahu harta Johan pasti lebih dari itu.Dia hanya tidak ingin rugi besar dan dia tidak ingin menguntungkan Kak Lina.Aku berkata langsung kepada Kak Lina, "Kak Lina, lupakan saja, menurutku dia nggak punya ketulusan sama sekali. Kita bicarakan dengan wanita itu."Johan langsung menjawab, "Baiklah, aku nggak hitung 1,64 miliar itu. Aku akan transfer 1,64 miliar lagi kepada kamu. Kamu tulis surat jaminan."Johan marah besar dan mentransfer 1,64 miliar lagi ke Kak Lina.Suasana hati Kak Lina sedang buruk dan tidak bisa tenang untuk menulis surat.Dia memintaku membantu dia.Segera, aku menulisnya.Aku menuliskan semua yang terpikir olehku dan itu pasti untuk melindungi kepentingan Kak Lina.Setelah perundingan, kedua belah pihak melakukan perubahan tertentu pada
Saat aku bereaksi dan menatap Sharlina, kulihat Sharlina menatapku dan Kak Lina dengan sepasang mata besar yang indah dengan sangat takjub.Aku dan Kak Lina ketakutan saat itu.Kami berdua sangat panik.Kak Lina dengan cepat menarik Sharlina untuk menjelaskan, "Sharlina, jangan terlalu banyak berpikir, nggak ada apa-apa antara aku dan Edo, hanya saja ... hanya saja ...."Pikiran Kak Lina kacau balau dan ucapannya tidak jelas.Tapi, setelah sekian lama, tidak terucapkan apa-apa.Melihat kondisi ini tidak menguntungkan, aku segera melanjutkan, "Sharlina, beginilah cara orang menghibur orang lain. Mungkin agak kurang sopan bagimu, tapi Kak Lina dan aku sangat akrab, jadi kami sudah terbiasa dengan hal itu."Sharlina mengedipkan matanya yang besar dan berpikir sejenak, lalu berkata, "Apakah itu berarti kalau kelak suasana hatiku sedang buruk, Kak Edo akan menghiburku seperti ini?"Aku benar-benar malu, tapi aku hanya bisa menahan diri dan berkata, "Ya, selama kamu nggak keberatan."Sharlin
"Kak Lina, jangan berkata seperti itu lagi di kemudian hari. Kamu seperti peri di mataku. Aku nggak pernah memikirkan tentang usia."Apa yang aku katakan itu benar.Terutama karena Kak Lina memang muda dan cantik. Kalau bukan umurnya, siapa yang bisa bilang kalau umurnya sudah 30-an?Aku yakin kalau dia mengenakan seragam pelajar, beberapa orang akan mengira dia adalah seorang pelajar.Kak Lina ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi aku menutup mulutnya dengan lidahku.Dia bahkan menjulurkan lidahnya.Lebih dari 40 menit kemudian.Aku memeluk Kak Lina dengan perasaan puas, "Kak Lina, aku merasa senang sekali saat berpikir bisa tidur denganmu seperti ini setiap hari.""Edo, kamu pergi ke pesta koktail bersama kakakmu dan Kak Nia malam ini, kenapa kamu kembali begitu cepat?"Aku menghela napas dan berkata, "Jangan sebutkan itu."Aku merasa tidak enak ketika menyebutkan apa yang terjadi di pesta koktail."Ada apa? Apa terjadi sesuatu yang buruk padamu?" tanya Kak Lina prihatin.Aku akan meng
Aku segera berdiri. "Jadi, kamu pergi begitu saja?"Bella memutar bola matanya dengan dingin. Aku tidak mengatakan apa pun. Aku langsung berjalan keluar.Dora berkata, "Dia pasti sudah mengatur sebelumnya. Ayo kita ikuti dia dan lihat."Aku agak bingung. Apakah Bella sudah punya rencana?Aku dan Dora mengikuti Bella ke pintu masuk perusahaan Johan.Sekarang, waktu sudah lewat pukul dua pagi. Suasananya sunyi senyap. Tidak ada seorang pun di sekitar.Saat aku hendak menanyakan sesuatu, sesosok tubuh menyelinap keluar dari balik semak-semak.Namun, itu bukan Johan, melainkan Wiki.Saat melihat kami, Wiki tidak takut. Dia hanya mencibir, "Edo, kamu nggak berpikir kamu dapat menemukan Johan seperti ini, 'kan?"Aku menggertakkan gigiku dan menatap Wiki. "Cepat atau lambat Johan akan mendapat masalah. Kalau kamu terus bekerja sama dengannya, itu hanya akan merugikan dirimu sendiri. Wiki, berhentilah sebelum terlambat.""Berhenti? Haha, Edo, kualifikasi apa yang kamu miliki untuk mengatakan i
Aku segera membantah, "Nggak, nggak. Dulu, aku sering bertengkar sama dia. Tapi, sekarang dia membantuku. Jadi, aku pikir aku seharusnya mengalah.""Pukul tanda cinta, marah tanda sayang. Bukankah bertengkar juga merupakan bentuk kasih sayang?" tanya Dora dengan wajar. "Selain itu, apa kalian akan memukul dan saling menyakiti? Aku rasa paling-paling kalian hanya mencoba untuk menekan kesombongan pihak lain."Aku merasa Dora sangat menakjubkan. Saat Bella dan aku bertengkar, dia seakan berdiri di samping.Aku menatap Dora dengan tatapan terkejut. "Bu Dora, kenapa kamu sangat mengenal kami? Aku merasa analisismu benar-benar akurat."Dora berkata sambil tersenyum puas, "Aku hanya seorang pengamat, jadi aku melihat segala sesuatu dengan jelas.""Hubungan antara manusia sangatlah rumit. Ada yang saling mencintai. Ada yang cintanya bertepuk sebelah tangan. Ada yang awalnya nggak suka, tapi kemudian timbul rasa suka. Ada yang suka bertengkar ....""Menurutku, kamu dan Nona Bella adalah tipe p
Dora meminta staf kantor detektif untuk kembali terlebih dahulu, kemudian dia mengikutiku berjaga di luar perusahaan Johan.Tidak lama kemudian, Bella juga muncul.Kedatangan Bella sangat mengejutkanku."Kenapa kamu datang?""Aku khawatir kamu akan mati di sini dan aku nggak tahu." Bella terus melontarkan pernyataan yang mengejutkan.Namun, leluconnya itu justru membuatku merasa jauh lebih rileks.Selain itu, aku tahu dia datang untuk membantuku.Aku sangat berterima kasih atas keberanian dan perhatiannya."Di mana Kak Andre? Kamu nggak mengajaknya?"Bella ada di sini. Kenapa Andre tidak datang?Alhasil, Bella berkata, "Kalau Andre muncul, menurutmu Johan berani muncul?"Tampaknya Andre bersembunyi di dekat sini.Dengan dukungan Andre, aku merasa jauh lebih tenang."Terima kasih!" kataku pada Bella dengan tulus.Awalnya, Bella tertegun. Kemudian, dia memutar bola matanya ke arahku, "Kenapa kamu tiba-tiba begitu sopan padaku?"Aku menggaruk kepalaku dengan canggung. "Kali ini dari lubuk
Barto bisa menemukan seratus atau seribu alasan untuk menipu putrinya. Jika Johan si bajingan itu tidak bersama putrinya, bukankah putrinya akan menjalani kehidupan yang lebih baik?Jika aku menjadi Barto, aku lebih baik membiarkan Johan menghilang selamanya dan tidak muncul lagi.Barto tidak mau menjawab pertanyaanku. Dia hanya berkata dengan nada dingin, "Kamu terlalu banyak bertanya. Berhati-hatilah agar nggak mendapat masalah."Dora diam-diam menarik lenganku. Dia memberi isyarat agar aku berhenti berbicara.Aku mengangguk, lalu berkata pada Barto, "Oke, aku bisa membantumu menemukan Johan. Setelah itu, utangku padamu akan lunas."Setelah berkata, aku membawa Dora pergi.Dora bertanya apakah aku punya ide?"Johan pasti takut pada Barto, jadi dia bersembunyi. Mungkin kita nggak mudah untuk menemukannya."Ada begitu banyak orang di sini. Di mana aku bisa menemukannya?Hal tidak ada bedanya dengan mencari jarum dalam tumpukan jerami.Aku memikirkannya dan berkata, "Johan pasti membenc
Johan tidak menyangka bahwa orang yang dicarinya justru akan berbalik melawannya."Apa yang kalian lakukan? Apa yang kalian lakukan? Kalian mau memberontak?" Johan sangat marah hingga berteriak dengan panik.Pria dengan kemeja bermotif bunga mendengus dingin. "Pak Barto memintamu untuk kembali."Di antara orang-orang yang dikenal Johan, hanya ada satu orang yang bernama Barto. Jadi, orang yang terlintas pertama kali dalam benaknya adalah Barto, ayah mertuanya.Johan tiba-tiba menyadari bahwa ini semua adalah jebakan.Barto dan aku bekerja sama untuk membuatnya jatuh ke dalam jebakan mereka.Sayangnya, dia baru bereaksi sekarang.Johan tahu betul apa yang akan terjadi jika dia jatuh ke tangan Barto.Dia tidak bisa kembali. Dia juga tidak akan kembali."Sialan." Johan mengambil batu bata dan melemparkannya ke arah pria dengan kemeja bermotif bunga, kemudian dia segera melompat ke dalam mobil van dan melaju pergi.Tidak seorang pun yang menduga akan seperti ini.Setelah pria dengan kemeja
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya perasaan rendah diri yang dimilikinya."Patahkan salah satu kakinya dulu!" teriak Johan pada orang-orang itu dengan marah.Para preman itu menyerbu ke arahku sambil membawa senjata di tangan.Pria dengan kemeja bermotif bunga itu mengedipkan mata padaku. Dia mengisyaratkan agar aku bersembunyi di sudut agar tidak ketahuan.Aku segera berbalik dan berlari ke sudut.Para preman itu bergegas menghampiri. Kemudian, pria kemeja bermotif bunga itu dan beberapa orang lainnya berdiri di hadapanku. Mereka tampak memukuliku, tetapi sebenarnya mereka melindungiku.Saat aku melihat waktunya hampir tiba, aku mulai memberontak.Aku menekan amarah dalam hatiku. Sekarang, aku melampiaskan amarahku pada orang-orang itu."Ah ...."Aku berteriak sambil memukul dan menendang.Aku sangat ingin membunuh orang-orang ini.Orang-orang itu ketakutan dengan tindakanku. Awalnya, mereka sangat agresif. Namun, sekarang mereka semua mundur.Emosiku meledak. Kemudian, aku berteria
Aku tahu semuanya berjalan sesuai rencanaku, tetapi aku belum bertemu Johan.Sebelum Johan muncul, aku masih merasa sedikit tidak yakin.Aku sengaja menatap kemeja bermotif bunga itu dan bertanya, "Siapa kamu? Apa yang ingin kamu lakukan?""Seseorang meminta kami untuk memotong salah satu lengan dan kakimu," kata pria berbaju bunga itu dengan kooperatif.Aku sengaja bertanya, "Siapa yang menyuruhmu melakukan ini? Bahkan kalau aku mati, biarkan aku mati dengan tenang."Saat berkata, aku memandang mobil van itu dan bertanya-tanya apakah Johan berada di dalam?Aku menggertakkan gigiku dan berkata dengan nada sinis, "Orang yang mempekerjakanmu benar-benar pengecut, mereka bahkan nggak berani menunjukkan wajah mereka.""Hei, Edo, bukankah kamu hanya ingin menemuiku?" Suara Johan datang dari mobil.Aku diam-diam menghela napas lega.Untungnya, Johan benar-benar datang.Akhirnya, hatiku merasa tenang.Aku menatap Johan dengan tatapan dingin. "Johan, apa yang ingin kamu lakukan? Kamu melanggar
Akhirnya, aku tidak merasa khawatir lagi.Aku menelepon Dora dan mengakui semuanya.Dora memarahiku dengan tegas, "Edo, kamu gila, ya? Siapa Barto? Siapa Johan? Beraninya kamu mendekati mereka?"Dora tidak menyalahkanku karena membocorkan informasi tentang penyelidikan Johan pada Barto, tetapi dia khawatir tentang keselamatanku.Aku merasa sangat bersalah padanya."Bu Dora, semuanya sudah seperti ini. Nggak ada ruang menyesal lagi. Aku meneleponmu untuk meminjam beberapa peralatan. Malam ini, aku akan mendapatkan bukti tentang Johan.""Pinjam apanya? Kamu karyawanku. Apa aku akan mengabaikanmu kalau kamu sedang dalam masalah?"Perkataan Dora membuatku menangis."Bu Dora, kenapa kamu begitu baik?"Dora berkata dengan marah, "Kamu cukup tahu aku baik-baik saja. Jangan sembunyikan apa pun dariku di masa mendatang. Aku merekrutmu, jadi aku harus bertanggung jawab atas keselamatanmu.""Kalau begitu, kamu nggak takut menyinggung Johan?""Tentu saja aku takut, tapi aku membuka kantor detektif
Fajar tidak mengatakan apa pun. Kemudian, dia berbalik.Setelah beberapa saat, Bella muncul.Bella juga menyadari ada yang tidak beres denganku. "Berapa lama dia berlatih hari ini?""Nona Bella, dia sudah berlatih selama lebih dari tiga jam.""Dia mau mati? Dia nggak istirahat tadi malam. Dia masih berlatih seperti ini hari ini."Bella berjalan mendekat dengan sepatu hak tinggi. "Edo, aku perintahkan kamu untuk beristirahat."Aku melirik Bella dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Aku terus berlatih.Bella sangat marah dan menamparku dengan keras. "Siapa yang ingin kamu buat terkesan? Kamu hanya membuat dirimu terkesan. Kamu nggak berolahraga dengan baik sebelumnya. Tapi, sekarang kamu merasa cemas. Apa kamu pikir kamu adalah pahlawan dalam novel?""Kembali dan istirahatlah!"Aku mengabaikan rasa terbakar di wajahku. Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku nggak berusaha membuat orang lain terkesan. Aku juga nggak melampiaskan emosiku dengan cara ini. Aku hanya ingin memanfaat