Share

Bab 272

Author: Galang Damares
last update Last Updated: 2024-10-03 18:00:00
Apa yang mereka lakukan di Kantor Pengelola Perumahan? Tentu saja untuk balik nama rumah.

"Johan setuju untuk memindahkan rumah itu atas nama Kak Lina?" tanyaku.

Nancy berkata, "Bagaimana mungkin? Johan si bajingan itu nggak bersedia memberikan kompensasi apa pun, dia bahkan mengatakan dia akan melawan kita sampai akhir."

"Aku ingin melihat apakah suamiku bisa bernegosiasi dan mengalihkan rumah itu atas nama Lina."

Ternyata begitu.

"Lalu apa kata suamimu? Apakah cara yang kamu sebutkan itu bisa dilakukan?" Aku sangat peduli dengan hal ini, terutama karena aku tidak ingin Kak Lina kehilangan cinta dan materi.

Karena dia nggak bisa mendapatkan cinta pria itu, ambil kembali apa yang menjadi miliknya.

Singkatnya, dia nggak boleh terlalu dirugikan.

Nancy berkata, "Kami memang sedang meminta bantuan koneksi. Oke, aku nggak mengobrol dulu. Lina sedang keluar. Saat kami kembali baru cerita."

"Oh baik, kalian urus dulu."

Setelah menutup panggilan telepon, aku berpikir dalam hati kalau Kak Lina
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 273

    Aku berkata, "Sebenarnya, banyak klinik TCM sekarang yang lebih terkenal daripada Rumah Sakit TCM. Pak Wono dari departemen kami memperkenalkanku ke sebuah klinik. Aku akan pergi lihat nanti.""Apakah itu orang tua yang mewawancaraimu?""Ya.""Orang tua itu cukup baik padamu.""Oh, lumayan, tapi sayang sekali aku selalu bersikap buruk terhadapnya selama aku di rumah sakit. Sungguh memalukan kalau dipikir-pikir. Aku seorang magang berani melakukan itu kepada kepala poli, dia juga nggak mengatakan akan memecat aku.""Dia juga nggak mempersulit aku tapi aku terlalu picik dan cuek."Kak Nia terkekeh dan berkata, "Kalau kamu punya kesadaran seperti itu, artinya kamu sudah dewasa. Kalau kamu punya kesempatan di masa depan, kamu akan berterima kasih padanya.""Bangunlah, kita akan keluar makan nanti."Melihat suasana hati Kak Nia sedang bagus, aku pun bertanya, "Kak Nia, hari ini kamu dan kakakku pergi periksa. Bagaimana hasilnya?"Kak Nia menghela napas dan berkata, "Dokter bilang, kakakmu m

    Last Updated : 2024-10-03
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 274

    Rahasia macam apa yang bahkan Kak Nia pun tidak mengetahuinya dan dia harus memberitahuku?Bukankah aneh kalau kakakku mengatakan hal ini?Aku menunggu kakakku melanjutkan pembicaraan, tapi kakak iparku datang saat itu, "Kalian berdua sudah siap? Kalau begitu, ayo berangkat."Kakakku dengan cepat berpura-pura tidak terjadi apa-apa dan berkata sambil tersenyum, "Edo dan aku sudah siap. Kamu telepon Lina dan Nancy, tanyakan di mana mereka berada?"Tiba-tiba aku mengagumi kakakku, kemampuan aktingnya sangat bagus, tidak ada jejak akting sama sekali.Satu detik yang lalu dia bersikap misterius denganku dan detik berikutnya dia bersikap seolah tidak ada masalah dan berbicara dengan Kak Nia sambil tertawa.Aku selalu merasa kakakku bukan lagi kakakku yang dulu.Dia lebih licik dari sebelumnya dan lebih pandai berbicara dari sebelumnya.Tapi, itu bisa dimaklumi kalau dipikir-pikir, bagaimana mungkin seseorang yang mampu membangun sebuah perusahaan dan menjadi bos jujur dan sederhana?Selama k

    Last Updated : 2024-10-03
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 275

    Dengan kata lain, kakakku ingin aku menggantikannya dan melakukannya dengan kakak iparku.Tapi, ini penipuan!Aku membalas kakakku, "Kak, ini nggak mungkin, ini terlalu nggak masuk akal!"Kakakku menatapku dengan tatapan memohon, lalu menjawab, "Edo, Kakak sekarang dalam situasi seperti ini. Kalau kamu nggak membantuku, maka aku dan kakak iparmu pasti akan bercerai. Apa kamu tega melihatku menceraikan kakak iparmu?"Tentu saja aku tidak tega.Tapi, kenapa dia tidak bisa memberi tahu Kak Nia tentang hal ini?Mungkin Kak Nia akan memahaminya?Aku menceritakan pikiranku pada kakakku.Tapi, Kakakku berkata dengan sangat keras kepala, "Nggak mungkin. Kakak iparmu lebih memilih tanpa aku daripada tanpa anak. Dia sangat ingin mempunyai anak. Kamu nggak tahu betapa kakak iparmu menyukai anak-anak.""Edo, Kakak benar-benar nggak punya pilihan, jadi terpaksa meminta bantuanmu dalam hal ini. Kamu bantu Kakak, anggap saja Kakak mohon padamu."Sikap kakakku terlalu serius saat mengatakan ini.Dia a

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 276

    "Hei, Teddy, kamu berani bicara seperti ini padaku, kamu benar-benar hebat sekarang." Nancy mengulurkan tangan dan menjewer telingaku, seolah dia sedang mendidikku.Aku menjerit kesakitan, "Telingaku hampir copot, cepat lepaskan."Nancy tidak mau melepaskannya, "Minta maaf pada Kakak atau aku akan putuskan telingamu."Aku tidak mau meminta maaf.Itu bukan salahku, kenapa aku harus minta maaf?Melihat Nancy menindasku, Lina dan Kak Nia membantuku secara bersamaan."Sudahlah, Nancy, dia adalah adikku. Kami sebagai kakak dan kakak iparnya duduk di sini. Apa kamu nggak bisa menahan diri?" kata Kak Nia dengan galak.Lina pun membujuknya, "Nancy, lepaskan dia. Bagaimanapun juga, dia tetaplah adik laki-laki."Nancy akhirnya melepaskan telingaku."Kalian membela orang ini. Menurutku kalian terlena dengan ketampanannya 'kan?"Kak Nia melotot tajam, "Dasar bermulut kasar. Kalau aku tahu, aku nggak akan ajak kamu datang.""Hmph, aku akan datang biarpun kamu nggak ajak aku datang. Kulitku sangat t

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 277

    Sedangkan Lina, dia masih sangat berhati-hati dan takut terlihat."Nggak boleh, aku belum bercerai."Aku mendekati telinganya dan berbisik, "Tapi, kita sudah berhubungan intim, apakah kamu masih takut untuk berpegangan tangan?"Wajah Lina tiba-tiba memerah sampai ke pangkal lehernya, dia terlihat sangat malu, "Itu berbeda, hal semacam itu nggak akan terlihat oleh orang lain, tapi kalau kita berpegangan tangan di depan umum, itu akan memberi tahu semua orang bahwa kita berdua ada hubungan.""Kita nggak sedang berada di depan umum. Bukankah nggak ada yang kenal kita sekarang? Aku hanya ingin gandeng tanganmu, jadi biarkan aku gandeng."Aku bertingkah manja.Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku hanya ingin menempel padanya sekarang.Lina dibuat kewalahan olehku, dia melihat sekeliling, lalu berkata, "Kalau begitu gandeng sebentar. Kalau nanti melihat seseorang, kamu harus segera melepaskan tanganku."Aku segera menggenggam tangannya erat-erat.Tangannya terasa sangat lembut dan nyaman, ta

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 278

    Jelas-jelas Johan yang nggak mampu, tapi malah menyalahkannya. Mary sangat membenci pria ini.Tapi, dia tidak berani mengatakan apa pun.Melihat Mary menangis, sikap Johan akhirnya melunak, dia memeluk Mary sambil tersenyum dan berkata, "Aku bercanda denganmu, kamu nggak akan menganggapnya serius 'kan?""Apa ada orang yang bercanda seperti ini? Aku memberimu hal yang paling berharga untuk pertama kalinya, itu artinya aku memberimu seluruh tubuhku, tapi kamu meragukanku."Semakin berbicara, Mary semakin sedih.Dia terlihat menyedihkan.Mary masih sangat muda, tahun ini baru berusia 22 tahun dan wajahnya sangat mulus.Johan menyukai hal ini.Terlepas dari memuaskan atau tidaknya hasil akhirnya, saat melakukannya bersama Mary, rasanya memang sangat seru dan mengasyikkan.Johan belum mau berpisah dengan wanita ini dulu.Jadi dia terus membujuk dengan sabar, "Baiklah, baiklah, aku salah. Sebagai kompensasinya, besok aku akan bilang pada Pak Candra untuk mengangkatmu menjadi pegawai tetap."

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 279

    "Tapi, kamu harus berpikir matang-matang terlebih dahulu. Apakah kamu ingin mempersulit Johan atau kamu ingin mendapatkan kembali harta milikmu?""Kalau kamu langsung menyerahkan bukti-bukti tersebut kepada wanita itu, wanita itu pasti akan menimbulkan masalah bagi Johan, kalau Johan marah, dia mungkin akan melawanmu sampai mati.""Tapi, kalau kita bernegosiasi dengan Johan dengan bukti yang ada, kita bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan."Lina berkata dengan enggan, "Tapi, mengambil barang-barang milikku itu terlalu menguntungkan bagi bajingan itu! Aku merasa jijik ketika memikirkan dia menjebakku dengan cara yang begitu menjijikkan."Aku tidak berani menjawab, lagipula aku terlibat dalam kejadian itu.Aku selalu merasa bahwa aku bukan orang baik.Lina menyadari ketidaknormalan sikapku dan segera memegang tanganku dan berkata, "Edo, aku nggak bermaksud menyalahkanmu, aku hanya membicarakan tentang Johan. Aku tahu kamu adalah anak yang baik, Kakak nggak pernah menyalahkanmu."Aku ma

    Last Updated : 2024-10-05
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 280

    Tiba-tiba aku teringat ada beberapa foto yang sangat pribadi di album fotoku, semuanya dikirimkan kepadaku oleh Bella.Mungkinkah Nancy ingin mengambil album di fotoku?Saking takutnya aku segera berdiri, "Kak Nancy, kamu sudah selesai menonton? Kembalikan ponselnya padaku kalau sudah selesai."Nancy berkata tanpa mengangkat kepalanya, "Aku belum selesai menonton. Aku akan mengembalikannya kepada kamu setelah selesai."Aku semakin merasa ada sesuatu yang salah.Wanita ini pasti melihat foto milikku.Dia juga mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto dari ponselku.Aku menjadi semakin panik.Karena tidak bisa duduk diam, aku berjalan mendekat dan berkata, "Kak Nancy, kamu keterlaluan. Apa yang kamu cari di ponselku?"Nancy berkata dengan nada tidak setuju, "Teddy, kenapa kamu begitu gugup? Apakah ada rahasia tersembunyi di ponselmu?""Nggak ada!""Kalau nggak, kenapa kamu gugup?"Aku berkata dengan gelisah, "Perilakumu melanggar privasiku. Kalau aku cari sesuatu di ponselmu, apa kamu ak

    Last Updated : 2024-10-05

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 620

    "Markas rahasia apa?"Edo bertanya dengan penasaran.Nia mendekat ke telinga Edo dan berkata, "Itu adalah pesta yang bergairah dan asyik. Bagaimana kalau kita pergi melihatnya nanti?""Ah?"Berita ini sungguh mengejutkan Edo!Edo hanya berpikir bahwa ini adalah sebuah vila untuk liburan.Edo tidak menyangka ada tempat seperti itu.Edo bertanya kepada Nia, "Apa itu legal? Kita nggak akan ditangkap, 'kan?"Nia langsung terhibur hingga tertawa terbahak-bahak. "Dasar bodoh, apa yang kamu pikirkan? Kalau dia bisa mengoperasi di sini, itu pasti legal. Itu bukan tempat kotor yang kamu kira."Edo semakin penasaran.Tempat itu legal dan rahasia. Tempat seperti apa itu?Edo sangat ingin melihatnya.Lina melihat mereka tertawa dan bercanda, dia pun menghampiri dengan rasa ingin tahu, "Apa yang kalian berdua bicarakan? Apa kalian begitu bahagia?"Nia berkata sambil tersenyum, "Aku bilang aku akan mengajak Edo pergi ke Paradiso, tapi anak ini bahkan takut tempat itu ilegal. Dia takut ketahuan."Lin

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 619

    Edo tidak mengatakan yang sebenarnya. Hal ini karena dia tidak tahu bagaimana menjelaskannya kepada mereka.Lina memercayai kata-kata Edo dengan begitu saja. Namun, Nia tidak semudah itu.Nia berjalan ke arah Edo dan berlutut sambil mengendus tubuh Edo. "Edo, bukankah kamu pergi memetik tumbuhan herbal? Kenapa aku mencium bau parfum wanita di tubuhmu?""Ah, benarkah?"Edo segera menciumnya sendiri, tetapi dia tidak mencium bau apa pun.Terlebih lagi, Dia dan Edo tidak melakukan kontak fisik. Bagaimana mungkin aroma parfum itu dapat melekat di tubuh Edo?Nia menatap Edo dengan tatapan aneh, kemudian dia berkata sambil tersenyum, "Apa kamu nggak menciumnya? Aku bisa menciumnya. Parfum ini cukup mahal."Edo berdecak kagum dalam hatinya. Hidung Nia sensitif sekali.Dia dapat mencium aroma yang begitu halus. Dia bahkan dapat mengetahui kelas parfumnya.Hebat sekali.Edo hanya bisa berbohong dan berkata, "Aku bertemu dengan seorang wanita kaya di jalan. Dia bertanya padaku untuk apa ramuan i

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 618

    Edo tidak mempermasalahkannya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya. Dia ingin menambahkan kontak Diana."Edo, Bu, apa yang kalian lakukan?"Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara yang familier dan dingin.Diana dan Edo tanpa sadar melihat ke arah sumber suara. Kemudian, mereka melihat Bella berjalan dengan marah.Edo bertanya-tanya di mana ibunya?Namun, Edo segera menyadari bahwa tidak ada orang lain di sekitar sini. Mungkinkah ibunya Bella adalah Diana?Diana melihat putrinya muncul, dia pun berkata sambil tersenyum, "Charlene, kenapa kamu ada di sini?"Saat itu, Edo merasa seperti ada guntur yang menggelegar dari langit. Dia merasa sekujur tubuhnya akan disambar petir.Wanita di depannya yang tampak berusia 20 tahun lebih itu adalah ibunya Bella?Sialan. Edo bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan penglihatannya?Wanita ini sudah menikah? Selain itu, putrinya sudah berusia 20 tahun lebih?Edo merasa ini luar biasa!Edo benar-benar tidak menyadari sama sekali Diana adalah wani

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 617

    Hal ini juga merupakan alasan mengapa dia tidak menceraikan Wiki.Nia telah patah hati. Jadi, dia hanya akan hidup tanpa memberikan perasaannya.Setidaknya Nia punya makanan dan minuman. Selain itu, dia tidak perlu khawatir tentang materi.Adapun kepuasan mental, Nia telah menemukan cara untuk melampiaskannya. Orang itu adalah Edo.Lina tidak begitu memahami pikiran Nia. Namun, dia menghormati keputusan Nia."Nia, kamu juga nggak mudah menjalaninya. Aku hanya bisa membantumu dengan meminjamkan Edo saat kamu membutuhkannya."Nia memandang Lina dengan mata memerah. "Kamu baik sekali padaku!"Lina berkata sambil tersenyum, "Siapa suruh kamu adalah sahabatku? Kita berbagi berkah dan kesulitan. Sekarang, kita bisa bermain bersama pria yang sama."Kedua wanita itu mulai bercanda dan bermain bersama.Edo tidak tahu apa yang sedang terjadi di kamar.Setelah meninggalkan ruangan, Edo pergi ke rumah sakit untuk membeli obat. Dia mengobati luka Nia.Saat Edo berjalan, dia menemukan banyak tumbuha

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 616

    "Apa yang kamu sesali? Apa Edo nggak memuaskanmu?"Nia masih berkata dengan terus terang seperti biasanya.Lina sangat ingin menemukan celah di tanah dan bersembunyi di dalamnya."Nia, jangan ungkit lagi. Aku mohon." Lina mencengkeram selimut dengan erat. Dia benar-benar tidak berdaya.Nia meletakkan tangannya yang cantik ke bawah selimut.Dia menyentuh bokong ... yang bulat dan halus.Sebelum Lina sempat mengenakan celananya, Nia telah memergoki mereka.Merasakan tangan Nia yang halus, Lina merasa semakin malu.Namun, Nia malah berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu sendiri yang memberi tahu Edo? Kamu berharap kita bertiga bisa hidup tenang dan santai. Aku sudah siap mental. Kenapa kamu belum siap?"Akhirnya, Lina menjulurkan kepalanya dari ranjang. Namun, kedua pipinya masih memerah."Nggak. Aku hanya merasa sangat malu saat kamu tiba-tiba memergokiku seperti ini.""Apa yang diinginkan wanita seusia kita? Bukankah kita hanya ingin bahagia?""Edo masih muda, energik dan tampan. Kita

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 615

    Nia telah menebak apa yang ingin mereka lakukan.Namun, dia tidak mengatakan apa pun. Dia hanya menarik selimut untuk menutupi kepalanya. Dia terus berpura-pura tidur.Setelah selesai.Edo mendekati telinga Lina dengan perlahan, lalu berkata, "Kak Lina, kamu jahat sekali. Kalau Kak Nia terbangun, kita pasti akan sangat malu."Pipi Lina merona. Rambutnya tampak acak-acakan dan tatapan matanya tampak linglung.Lina mencium Edo dengan terengah-engah. "Aku nggak tahan lagi tadi. Aku nggak bisa berpikir panjang lagi. Tapi, sekarang aku sudah tenang. Aku benar-benar takut."Mereka tanpa sadar menatap Nia.Edo melihat Nia menutupi kepalanya dengan selimut.Edo dan Lina sama-sama tercengang. Hal ini menandakan bahwa Nia telah bangun. Dia menutupi kepalanya dengan selimut karena dia tidak ingin mendengar suara-suara yang ambigu.Edo melihat wajah Lina memerah sampai ke pangkal lehernya. Seluruh wajahnya tampak seperti apel merah."Aduh, memalukan sekali." Lina menyadari sesuatu. Dia segera menu

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 614

    Tiba-tiba, Edo merasa sedikit takut.Lina memiringkan kepalanya dan menatap Edo. "Kenapa? Apa kamu takut?""Nggak, bukan begitu." Edo tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Edo merasa takut dan gelisah. Namun, jika Edo mengakuinya seperti ini, dia merasa sangat pengecut."Edo, wajar kalau kamu merasa takut. Untuk seseorang yang penuh perhitungan seperti Johan, saat dia pertama kali pergi ke rumahku untuk menemui ayahku, dia sangat ketakutan hingga dia bahkan nggak berani berbicara."Lina menghibur Edo.Sekarang, akhirnya Edo tahu mengapa keluarganya Lina keberatan dengan pernikahannya dengan Johan? Dia juga mengerti kenapa pencapaian Johan saat ini hanyalah pencapaian kecil.Ayahnya adalah wakil walikota Kota Jimba. Bagaimana mungkin dia tertarik dengan bos yang menjalankan bisnis kecil-kecilan?Terlebih lagi, Edo bahkan bukan seorang bos. Edo hanya pencari nafkah yang bekerja sebagai karyawan.Tiba-tiba, Edo kehilangan kepercayaan dirinya."Kak Lina, apa menurutmu aku juga nggak pa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 613

    Melihat Edo masuk sambil menggendong Nia di pelukannya dengan ambigu, Lina tersenyum dan berkata, "Kamu menaklukkannya secepat itu?"Edo agak malu, lalu dia berkata dengan wajah tersipu, "Kak Lina, kamu pasti khawatir, 'kan?"Lina mengangkat bahu dengan acuh tak acuh, "Aku baik-baik saja, bukan aku yang terluka. Kalian ini. Dia sudah terluka, tapi kalian masih berhubungan."Edo memandangi Nia di pelukannya. Saat ini, Nia masih tertidur pulas.Edo membaringkan Nia ke ranjang dengan lembut, lalu menutupinya dengan selimut.Kemudian, Edo berkata kepada Lina, "Kak Lina, bukankah kamu ingin aku membantu Kak Nia? Aku telah melakukan apa yang kamu katakan. Sekarang, kamu bisa tenang."Lina duduk dari tempat tidur. Kemudian, dia mengaitkan jarinya ke arah Edo dan memberi isyarat agar Edo mendekat.Edo berjalan mendekat dengan patuh.Lina melingkarkan tangannya di leher Edo, lalu dia menatap Edo sambil tersenyum dan berkata, "Kamu telah memuaskan Nia. Bukankah kamu juga harus memuaskanku?""Ah?

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 612

    Nia meringkuk dalam pelukan Edo, lalu berkata dengan tulus, "Aku bisa menjaga jarak denganmu sebelumnya karena aku takut Wiki akan mengetahui apa yang terjadi di antara kita berdua. Aku takut dia akan mempermalukan dan mempersulitmu.""Tapi, aku tahu meskipun dia nggak tahu apa yang terjadi di antara kita berdua, sekarang dia telah berbeda dari sebelumnya.""Kalau begitu, kita nggak perlu berpura-pura lagi."Setelah berkata, Nia tidak bisa menahan diri untuk mencium Edo."Edo, beberapa hari ini aku sangat rindu padamu. Sangat-sangat rindu!"Edo memeluk pinggang Nia dan berkata dengan penuh kasih sayang, "Kak Nia, aku juga sangat rindu padamu!"Edo dan Nia berciuman dengan penuh gairah."Edo, aku ingin ...." Sekarang, Nia tidak mengkhawatirkan apa pun. Dia mengungkapkan keinginannya dengan berani.Edo langsung bersemangat. Namun, begitu memikirkan tentang cedera di kaki Nia, Edo merasa sedikit khawatir."Kak Nia, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Tapi, kakimu terluka sekarang. Aku khawat

DMCA.com Protection Status