"Nggak, aku setiap hari bekerja lembur di perusahaan, jadi bagaimana aku bisa punya waktu untuk pulang?" jelas Johan. Dia juga bertanya-tanya kenapa dia selalu tidak bisa melakukan apa yang dia inginkan akhir-akhir ini.Mungkinkah akhir-akhir ini dia terlalu lelah?Rani Tofan mendengus dan berkata, "Sebaiknya kamu nggak berbohong. Kalau aku tahu kamu berbohong kepadaku, coba pikir bagaimana aku akan berurusan denganmu?"Johan segera memeluk Rani dengan sikap menyanjung, "Beraninya aku? Kamu adalah kekasihku sekarang. Apa pun yang terjadi, aku nggak akan berani mengkhianatimu."Biarpun merangkul Rani, Johan tidak merasakan apa pun sama sekali.Rani sebenarnya cukup cantik, dengan payudara dan pantat yang montok serta wajah yang cantik.Tapi, dibandingkan Lina, masih kalah jauh.Alasan Johan bersama wanita ini hanya karena wanita ini bisa membantunya.Ayah Rani membuka perusahaan konstruksi besar. Johan ingin bekerja sama dengan ayah Rani, tapi dia tidak bisa menemukan jalan.Kemudian, d
Dia segera mengeluarkan tangannya dan berpisah dari Rani."Nona Nancy, kenapa kamu datang?"Nancy mendengus dan berkata, "Kenapa aku nggak boleh datang? Aku hanya ingin membuatmu lengah agar aku tahu apa yang kamu lakukan di luar?""Johan, kamu tertangkap basah sekarang 'kan? Kamu benar-benar punya wanita lain di luar. Pantas saja kamu nggak pulang selama setengah tahun."Rani bertanya dengan kesal, "Siapa wanita ini? Kenapa dia berbicara seperti ini kepada kita?"Nancy mencibir dan berkata, "Izinkan aku memperkenalkan diri. Namaku Nancy, teman Lina, yaitu teman istrinya.""Aku datang ke sini hari ini khusus untuk menangkap pezinah."Johan berkata sambil tersenyum, "Tangkap pezinah? Tangkap pezinah apa? Nggak ada yang salah dengan kami berdua.""Aku sudah lihat tadi. Wanita itu sedang duduk di pelukanmu dan kamu memasukkan tanganmu ke dalam pakaiannya. Beraninya kamu bilang nggak ada yang salah dengan kalian? Johan, kamu benar-benar nggak tahu malu."Johan masih terlihat cuek dan berka
Johan berada dalam dilema.Di satu sisi ada Rani, di sisi lain ada buktinya.Dia belum tahu apa yang harus dilakukan.Melihat keragu-raguan Johan, Nancy menampar lagi dua kali."Ah, aku akan bunuh kamu." Rani dipukuli hingga meledak emosinya, dia berteriak histeris."Kamu berani bilang mau bunuh aku, dasar jalang, kamu merayu suami orang lain. Kalau ini terjadi di zaman dulu, kau pasti sudah dicelupkan ke kotoran di kandang sapi!""Kalian itu bajingan. Hari ini, aku akan beri kalian pelajaran atas nama temanku."Nancy adalah wanita yang sangat tangguh. Dia menjambak rambut Rani dan sepertinya dia akan memukuli Rani sampai mati.Melihat situasinya genting, Johan tidak peduli dan segera maju."Nancy, kamu gila, lepaskan dia."Johan adalah seorang laki-laki, dia sangat kuat dan dia dengan cepat menarik Nancy.Pergelangan kaki Nancy hampir terkilir."Hei Johan, beraninya kamu menyerangku. Kalau aku nggak membunuhmu hari ini, margaku bukan Karto."Nancy mengambil ponselnya dan langsung meng
"Aku nggak tahu mata Johan yang mana yang buta, bisa-bisanya dia mencari wanita seperti itu biarpun punya wanita cantik sepertimu."Lina melihat foto-foto yang dikirim oleh Nancy tapi anehnya dia sangat tenang.Dia pikir dia akan sangat marah dan sangat sedih.Tapi, saat ini, selain merasa sedikit kasihan pada dirinya, dia tidak mengalami perubahan suasana hati yang besar."Nancy, terima kasih."Nancy mendengar suara Lina yang sangat tenang dan khawatir akan terjadi sesuatu padanya, "Sayang, apa kamu baik-baik saja? Kenapa suaramu terdengar begitu tenang?"Lina tersenyum tipis dan berkata, "Mungkin karena aku sudah curiga atau mungkin karena cintaku pada Johan nggak begitu dalam.""Pokoknya, melihat foto ini, aku baik-baik saja."Nancy berkata, "Ya, kamu harus seperti ini. Bajingan dengan rambut berminyak dan wajah merah muda seperti Johan sama sekali nggak pantas untukmu. Menurutku nggak apa-apa kalau dia berselingkuh, kamu punya alasan untuk meninggalkannya.""Kalau nggak, kamu rugi
Aku tertegun selama beberapa detik.Karena aku bertanya-tanya bagaimana aku harus bereaksi? Apa yang harus dilakukan selanjutnya?Aku dan Lina sebenarnya sudah lama mengetahui perselingkuhan Johan, tapi Lina menyuruhku untuk tidak perlu khawatir karena dia punya cara untuk menghadapi Johan.Tapi, sekarang Nancy sudah mengungkap semua ini, benar-benar melanggar rencana kami sebelumnya.Saat aku sedang berpikir, Nancy tiba-tiba mencubit lenganku dan berkata, "Johan berselingkuh, kamu beruntung sekarang."Aku bertanya dengan bingung, "Kenapa bilang aku beruntung?"Nancy berkata sambil tersenyum, "Dengan begini, kamu bisa mengejar temanku secara terbuka."Aku, "...."Aku benar-benar tidak menyangka Nancy akan menungguku di sini.Aku berkata hati-hati, "Kak Nancy, suami Kak Lina berselingkuh. Pasti suasana hati Kak Lina sedang buruk sekarang. Apa dia akan setuju kalau aku mengejarnya sekarang? Menurutku lebih baik lupakan saja dan jangan celakai aku."Nancy menampar pantatku dengan keras, "
"Apa yang bisa aku bantu? Apa aku harus bantu di sini?"Aku melihat ke arah kamar mandi yang tidak jauh dan berkata, "Pergi ke sana."Nancy tersenyum jahat, "Dasar Teddy, kamu benar-benar ingin memanfaatkanku setiap ada kesempatan.""Yah, siapa suruh Kak Nancy begitu menarik?" Apa yang kukatakan memang benar. Nancy memang cantik dan menawan.Nancy sangat senang dengan apa yang aku katakan sehingga dia berinisiatif untuk merangkul lenganku dan berkata, "Boleh saja, tapi kondisi sanitasi di sini sangat buruk, aku nggak menikmatinya sama sekali. Kalau kamu datang ke kamarku malam ini, aku akan puaskan kamu.""Benarkah? kamu nggak berbohong 'kan?" tanyaku hati-hati.Nancy dengan sengaja menggesek tubuhku dan berkata, "Aku berbohong padamu sebelumnya karena aku punya kekhawatiran, tapi sekarang aku memegang kelemahan temanku, aku nggak begitu khawatir lagi."Nancy berkata sambil mencubitku dua kali.Aku hanya merasa mati rasa di sekujur tubuhku.Aku sangat ingin menaklukkan wanita ini saat
"Di sini apa?" Nancy sengaja bertanya padaku.Aku tahu Nancy menggodaku lagi, dia senang melihatku malu."Kak Nancy, tolong berhenti menggodaku. Kamu tahu apa maksudku.""Aku nggak tahu, katakan saja."Melihat wajah cantik Nancy, aku dengan berani memeluknya lagi."Kalau kamu berani menggodaku lagi, aku akan tundukkan kamu di sini juga."Nancy sengaja memasukkan tangannya ke dalam pakaianku dan mencubit dadaku, "Benarkah? Ayolah! Kalau kamu benar-benar berani melakukannya denganku di sini, maka aku nggak akan memanggilmu Teddy lagi."Astaga.Wanita ini benar-benar siluman.Aku merasa sangat tidak nyaman tapi dia masih saja sengaja menggodaku.Tiba-tiba aku menyesalinya. Dibandingkan dengan wanita ini, aku bukanlah tandingannya.Tapi, aku tidak mau mengaku kalah, aku tidak ingin dia menganggap aku benar-benar seperti seorang adik laki-laki yang selamanya hanya bisa digoda olehnya.Aku dengan berani memasukkan tanganku ke dalam rok Nancy dan berkata dengan cemas, "Benarkah? Apa kamu bena
Dokter wanita itu tidak suka padaku, aku pasti akan dimusuhi kalau masuk sekarang.Apalagi aku merasa tidak nyaman saat ini, jadi tidak mungkin aku masuk dengan kondisi seperti itu.Aku hendak pergi ke kamar mandi untuk membereskannya lagi.Alhasil, saat aku masuk kamar mandi, aku menemukan Hendra ternyata ada di dalam.Lokasi aku dan Nancy tadi sangat dekat dengan pintu kamar mandi. Bukankah itu berarti Hendra mendengar semua percakapan yang baru saja kami lakukan?Hendra memiliki senyuman licik di wajahnya, "Edo, kamu luar biasa, kamu benar-benar berselingkuh dengan wanita yang sudah menikah.""Kamu pasti sakit jiwa. Kamu suka sekali menguping. Kenapa kamu nggak mati saja?"Aku merasa sangat kesal.Orang ini menguping dua kali.Aku jadi tidak punya rahasia sama sekali.Ketika Hendra melihat bahwa aku akan memukulnya, dia segera mundur, "Jangan terlalu emosi dulu. Aku nggak bilang aku akan membeberkan rahasiamu.""Apa maksudmu?" Orang ini tidak berniat baik, aku tidak percaya dengan a
Edo tidak ingin sendirian, jadi dia berkata tanpa malu-malu, "Aku juga mau ikut. Kak Nia, bolehkah aku pergi bersama kalian?"Nia menatap Edo dengan tatapan aneh, lalu dia berkata, "Kalau kamu mau, ikutlah. Ini adalah kebebasanmu. Kamu nggak perlu memberitahuku."Edo buru-buru mengikutinya.Edo masih sama seperti sebelumnya. Dia merangkul lengan Nia dengan satu tangannya dan tangannya yang lain merangkul lengan Lina.Meskipun saat ini Edo tidak bisa berbuat apa-apa, Edo merasa sangat bahagia dan puas dapat berjalan di antara kedua wanita ini!Apalagi Edo bisa berpegangan tangan dengan Nia seperti ini.Edo sangat menghargai waktu yang diperoleh dengan susah payah itu.Edo kembali menjadi pemandu wisata mereka. Saat berjalan-jalan, dia memperkenalkan tempat tersebut.Setelah berjalan-jalan sebentar, Nia berkata dia sudah lelah. Jadi, mereka pun duduk di bangku pinggir jalan untuk beristirahat.Edo melihat Nia memukuli kakinya dengan lembut. Edo tahu Nita lelah karena berjalan. Dia pasti
Jika mereka berdiri di balkon di kedua sisi, mereka dapat mengobrol.Mereka bahkan dapat memanjat ke balkon yang lain.Edo sangat menantikan malam tiba, sehingga dia dapat menyelinap dari balkon."Edo, kapan bosmu kembali?" tanya Lina saat mereka berdiri di balkon.Edo menggelengkan kepala dan berkata, "Aku juga nggak tahu. Itu tergantung keputusan mereka. Aku akan melakukan apa pun yang mereka katakan."Setelah Edo selesai berbicara, dia tiba-tiba bertanya-tanya kenapa Lina menanyakan hal ini?Edo dan Yuna telah berada di sini selama dua hari. Namun, Lina dan Nia baru saja datang hari ini.Mereka pasti akan tinggal di sini selama dua hari lagi. Jika Yuna berangkat besok pagi, bukankah Edo tidak bisa menemani Lina dan Nia?"Kak Lina, Kak Nia, kalian istirahatlah dulu. Aku akan bertanya pada bosku kapan mereka akan kembali?"Edo segera pergi ke kamar nomor 808.Edo mengetuk pintu.Setelah beberapa saat, pintu dibuka dari dalam. Orang yang membuka pintu tidak lain adalah Yuna.Jessy seda
Edo sangat ... sangat merindukan Lina dan Nia.Terutama Nia, dia tidak tahu bagaimana situasi hubungan antara dia dan kakaknya sekarang?"Oke, kalau begitu kamu bantu kami pesan saja." Lina memenuhi permintaan Edo.Edo segera turun dari ranjang.Edo tidak tahu apakah karena dia istirahat sebentar atau karena dia tahu Nia dan Lina akan datang. Saat ini, dia merasa sangat energik.Dia merasa seolah-olah sekujur tubuhnya sangat bersemangat.Edo pergi ke resepsionis, lalu dia memesan kamar nomor 817 yang berada di sebelahnya.Kedua kamar itu letaknya bersebelahan.Jika mereka ingin mampir, mereka bisa mampir sesuka hatinya.Tidak lama setelah memesan kamar, Edo melihat Lina dan Nia berjalan sambil bergandengan tangan.Baru dua hari berlalu sejak terakhir kali mereka bertemu. Edo merasa dia sudah lama sekali tidak bertemu mereka.Nia masih tampak sangat menawan, penuh gairah. Dia memiliki sosok yang seksi. Hanya melihat penampilannya, Edo langsung merasa sangat bergairah.Lina masih sangat
Jessy tercengang."Apa? Maksudmu, kamu tidur dengan Charlene tanpa sepengetahuannya?"Suara Jessy menjadi semakin keras. Edo bahkan ketakutan hingga dia segera menutup mulutnya.Edo menjelaskan, "Masalah kira-kira seperti itu. Aku sudah mengatakan semua yang perlu aku katakan, jadi kamu lepaskanlah aku. Biarkan aku istirahat dengan baik."Bagaimana mungkin Jessy ingin pergi?Keinginan bergosipnya tersulut. Jessy bukannya pergi, tapi dia malah menempel pada Edo seperti gurita."Katakan padaku, bagaimana kalian berdua bisa bersama? Selain itu, bagaimana perasaanmu saat berhubungan dengan Charlene?"Dari sudut pandang Jessy, sahabatnya, Charlene adalah seorang wanita yang sangat membenci pria.Jadi, ketika dia mengetahui bahwa Charlene dan Edo pernah berhubungan, Jessy merasa seolah-olah telah menemukan dunia baru.Jessy bahkan ingin mengetahui semua detailnya.Tentu saja Edo tidak bisa menjelaskan terlalu banyak detailnya. Jika Bella mengetahui hal ini, Edo pasti akan mati dengan tragis!
Melihat tingkah Jessy, Edo tampak bingung. Dia bertanya-tanya apa yang terjadi dengan wanita ini?"Mau apa kamu?" tanya Edo tanpa sadar.Jessy memutar tubuhnya, lalu berjalan ke ranjangnya Edo. Kemudian, dia duduk di samping Edo.Bokongnya yang montok itu langsung menyentuh tubuh Edo.Jessy berkata dengan napas yang kuat, "Katakan sejujurnya. Apa yang kamu lakukan selama dua hari ini?""Tanyakan pada sahabatmu, Nona Bella." Edo tidak ingin menceritakannya, jadi dia menyerahkan semua tanggung jawab pada Bella.Jessy bertanya pada Edo, "Mungkinkah Charlene melakukan sesuatu padamu? Aku selalu merasa ada yang salah dengan kalian berdua. Ternyata dugaanku benar.""Cepat beri tahu aku, apa yang dia lakukan?"Edo tidak mau menceritakannya karena dia terlalu lelah.Melihat penampilan Edo yang malas, Jessy menjadi marah.Jessy mencubit dada Edo dengan keras hingga Edo menjerit kesakitan.Edo menutupi dadanya sambil berkata dengan tidak berdaya, "Apa yang kamu lakukan?""Dasar bocah nakal, aku
"Kenapa kamu? Kenapa kamu menangis?" Lina tampak khawatir.Edo berkata sambil terisak, "Aku sangat bahagia, sungguh. Aku sangat merindukan kalian."Semua kata-kata ini berasal dari lubuk hati Edo.Karena Edo memang sangat merindukan Lina dan Nia.Saat mereka datang, apakah Bella akan memperlakukan Edo seperti ini lagi?Wanita jahat itu selalu menindas Edo. Namun, Lina dan Nia tidak seperti itu.Mereka sangat menyayangi Edo.Edo menantikan kedatangan Liona dan Nia secepatnya agar dia memiliki pendukung.Setelah mengobrol sebentar dengan Lina, ponsel Edo kehabisan baterai.Namun, suasana hati Edo merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.Edo berkata sambil memandang Bella sambil tersenyum, "Kakak ipar dan pacarku akan segera datang. Kenapa kamu tidak melepaskan aku?""Kak Lina yang kamu bicarakan adalah pacarmu?" tanya Bella sambil menyilangkan tangan di depan dada dan menatap Edo dengan ekspresi masam.Edo tidak menyangkal dan juga tidak menolaknya, Dia hanya berkata terus terang, "Yah. K
Alasan utamanya adalah Edo tidak dapat memahami pikiran wanita ini. Edo merasa dia emosinya selalu berubah. Saat ini, dia ingin membunuh dan mengebiri Edo. Saat berikutnya, dia malah berhubungan dengan Edo.Saat Bella diam, dia terlihat seperti peri yang cantik. Namun, saat dia menjadi gila, dia benar-benar adalah wanita gila yang cantik.Edo benar-benar tidak dapat menahannya.Bella menatap Edo dengan senyuman misterius di wajahnya.Saat ini, sebuah kata muncul di benak Edo "Wanita licik".Meski panggilan itu tidak begitu cocok dengan Bella, saat ini Edo merasa senyuman Bella seperti senyuman seorang wanita licik.Senyuman itu membuat Edo ketakutan."A ... apa yang ingin kamu lakukan?" kata Edo dengan tergagap. Dia tampak gugup.Terutama karena apa yang terjadi antara dia dan Bella barusan. Edo aku takut wanita ini tiba-tiba menyesalinya dan kembali mengebiri, membunuh Edo atau semacamnya.Bella memberi Edo sebuah ponsel. Ponsel itu adalah milik Edo.Saat Bella mengembalikan ponselnya
"Bagaimanapun, kita berdua sedang santai. Bagaimana kalau kita pergi ke Vila Dragonfly?" saran Nia.Lina berkata sambil menggelengkan kepalanya, "Lupakan saja. Kalau Edo tahu, dia akan mengira kita membuntutinya."Nia tertawa dengan marah. "Bisakah kamu nggak selalu mementingkan dia? Pikirkan tentang dirimu sendiri dulu, baru bicarakan hal lain.""Akhir-akhir ini, aku tahu situasimu nggak terlalu baik. Meskipun kamu telah bercerai dengan Johan, kamu belum memberi tahu keluargamu, 'kan?"Lina menganggukkan kepalanya.Hal ini benar-benar membuat Lina tertekan.Pertama, Lina bercerai. Setelah itu, dia memiliki pacar yang jauh lebih muda darinya. Lina tidak tahu harus berkata apa kepada keluarganya.Jadi, dia merasa sangat gelisah.Alasan mengapa Lina begitu toleran terhadap Edo dan memberi Edo begitu banyak kebebasan, ini karena Lina tidak yakin apakah dia memiliki masa depan bersama Edo.Karena merasa tidak pasti, bagaimana mungkin dia berani meminta begitu banyak?Lina hanya berharap Ed
Saat dia melihat-lihat album foto Edo, Bella merasa kesal.Jelas-jelas Bella tahu semakin banyak dia membaca, dia akan merasa semakin kesal. Namun, Bella tidak bisa tidak membacanya.Edo menyimpan foto-foto itu bukan untuk dipamerkan atau untuk dijadikan sebagai apresiasi ketika dia sedang santai. Edo hanya ingin mengenangnya.Jadi, Edo mengedit setiap foto itu dengan nama mereka.Bella melihat beberapa foto dirinya. Edo mengedit fotonya tersebut sebagai "pertama kalinya"!Karena saat Edo berhubungan dengan Bella, itu adalah pertama kalinya bagi Edo.Sangat indah!Sangat harmonis!Akhirnya, Bella merasa jauh lebih baik ketika dia melihat catatan yang Edo berikan padanya cukup indah."Aku nggak menyangka bajingan ini diam-diam mengambil begitu banyak fotoku. Aku juga terlihat cantik di foto."Bella tanpa sadar mengagumi fotonya sendiri.Selain itu, dia juga mengirimkan dua foto cantik tersebut ke ponselnya.Saat Bella sedang melihat, ponsel Edo berdering lagi.Kali ini, notifikasi pangg