Share

Bab 1095

Author: Galang Damares
Aku berkata, "Kalau kamu sebagai dokter saja nggak peduli, siapa lagi yang akan peduli?"

"Asalkan kita punya hati nurani. Untuk hal lain, kenapa kita harus peduli?"

Zudith mengacungkan jempol dan berkata, "Kamu hebat. Aku nggak akan pernah bisa berpikiran seperti itu."

Bukan karena aku hebat, mungkin karena ini pengaruh Harmin. Aku hanya tidak terlalu peduli dengannya.

Harmin memang seperti itu. Saat melakukan hal baik, dia tidak pernah meminta imbalan.

Aku ingat Harmin pernah berkata bahwa dia yatim piatu. Saat kecil, dia sangat menderita. Jadi, dia bisa memahami perasaan penderitaan manusia.

Sekarang, dia sudah punya kemampuan. Dia hanya ingin menolong mereka yang tidak punya kemampuan dan mengurangi penderitaan mereka.

Dia adalah orang yang sangat baik.

Aku juga ingin menjadi orang baik.

Aku selalu mengingat kakekku mengatakan bahwa hal yang paling membahagiakan baginya adalah melihat senyum di wajah orang lain.

"Oke, ayo pergi." Kami mengemasi barang-barang, lalu bersiap untuk kemb
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1096

    Henry tidak berniat membelinya, jadi tentu saja dia tidak akan tertipu. "Biar aku lihat dulu.""Pak Henry dan Nona Bella teman sekelas, 'kan?" Aku mengganti pokok bahasan.Henry menatapku dengan tatapan waspada. "Kenapa kamu menanyakan hal ini?""Mampu mendekati Nona Bella menunjukkan bahwa latar belakang keluarga, status dan pengetahuanmu nggak rendah. Polygonum multiflorum yang sangat indah ini adalah pilihan yang baik. Kamu bisa memberikannya sebagai hadiah maupun untuk pribadi. Apa kamu benar-benar ingin mempertimbangkan untuk membelinya?""Hari raya akan segera tiba. Klinik telah menyiapkan banyak hadiah. Lihatlah, semuanya dikemas dengan sangat indah. Hadiah ini pasti akan sangat berguna kalau diberikan sebagai hadiah.""Hei, aku ingat kamu bersama Pak Tio, 'kan? Apa kamu nggak akan mengirim sesuatu untuk Pak Tio atau keluarganya?"Ekspresi Henry terus-menerus berubah. "Kenapa kamu peduli padaku ....""Oh, aku tahu. Pak Henry nggak suka Polygonum Multiflorum. Bagaimana kalau gins

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1097

    Henry memikirkannya sejenak, lalu dia berdiri di samping kotak hadiah. "Kalau begitu, fotolah aku juga. Jangan lupa foto yang tampan."Karena dia sudah mengeluarkan uang, tentu saja dia harus memanfaatkannya semaksimal mungkin.Aku mengambil beberapa foto sesuai keinginannya.Akhirnya, Henry pergi sambil membawa kotak hadiah itu dengan senang hati.Kiki dan Zudith mengacungkan jempol sambil berkata, "Edo, kamu hebat sekali. Awalnya, orang itu datang untuk membuat masalah. Tapi, dia malah menghabiskan lebih dari 14 juta sekaligus."Zudith tertawa terbahak-bahak. "Ini namanya menggali kubur sendiri. Lihat betapa senangnya dia saat pergi tadi. Dia benar-benar membuatku tertawa terbahak-bahak.""Oke, kerjalah."Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing.Saat dia meninggalkan klinik, senyum di wajah Henry menghilang. "Sialan. Edo, beraninya kamu menipuku? Tunggu saja, aku akan membuatmu menangis sampai air matamu habis."Ternyata Henry hanya berpura-pura.Masalah sudah seperti ini, d

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1098

    "Nona Jessy, tolong jangan menemuiku lagi. Aku nggak ingin mendapat masalah karenamu.""Jadi, kamu nggak ingin menemuiku atau kamu takut mendapat masalah?" Jessy menanyakan pertanyaan yang sangat realistis.Aku berkata dengan nada dingin, "Apakah bedanya?""Tentu saja berbeda. Kalau yang pertama, aku nggak akan pernah mencarimu lagi. Aku hanya tertarik pada orang yang tertarik padaku. Kalau ada yang menolakku, aku nggak akan mendekati mereka.""Tapi, kalau yang terakhir, aku punya cara untuk menyelesaikannya. Aku dapat meyakinkanmu bahwa Tio nggak akan pernah berani mempersulitmu lagi."Aku tersenyum, lalu berkata, "Baiklah, aku katakan padamu kedua-duanya.""Kenapa? Kalau kamu bilang yang terakhir, aku bisa mengerti. Tapi, kenapa ada yang pertama?"Aku bercerita padanya tentang aku pergi ke sekolah untuk menemuinya malam itu, "Nona Jessy, sebelumnya aku nggak tahu dalam hatimu, para lelaki itu seperti mainan. Tapi, sekarang aku tahu.""Kamu punya idemu. Aku juga punya ideku sendiri. S

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1099

    Namun, saat aku mencoba mendorong Jessy, Jessy malah memotong lenganku dengan pisau.Tiba-tiba, aku merasa sakit dan darah mengucur keluar.Aku menatap lenganku dengan tidak percaya. "Kamu benar-benar menyayatku?"Jessy masih tersenyum, "Oh, maafkan aku. Aku nggak bermaksud begitu. Aku melakukannya dengan sengaja.""Kamu benar-benar gila!" Aku tidak ingin membuang waktu untuk berbicara dengannya. Aku ingin pergi.Jessy tidak menghentikanku. Bagaimanapun, ini adalah klinikku. Dia bisa datang kapan saja dia mau.Dia pergi sambil berbahak-bahak. Kiki dan Zudith bergegas ke halaman belakang untuk menemuiku."Edo, lenganmu terluka. Wanita itu yang melukaimu?"Zudith langsung berteriak, "Wanita itu gila. Dia bahkan menusukmu dengan pisau. Apa maksudnya?"Saat aku mengobati lukaku, aku berkata, "Lupakan saja. Dia sudah pergi. Ini salahku sendiri. Seharusnya aku nggak memprovokasinya sejak awal.""Biarkan aku memeriksa lukanya.""Ini hanya luka ringan, nggak dalam. Aku nggak apa-apa."Luka di

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1100

    Aku tidak menyangka Jessy begitu sulit dihadapi. Aku bahkan tidak menyangka wanita itu begitu gila.Namun, seperti dikatakan Bella, aku yang menimbulkan masalah. Aku harus menyelesaikannya sendiri. Tidak ada seorang pun yang dapat membantuku.Lain kali, saat Jessy datang menemuiku, aku tidak boleh menuruti kemauannya lagi. Aku tidak boleh membiarkan Jessy mengira aku orang yang mudah diganggu.Yah, aku telah memutuskannya.Setelah aku mengetahui hal ini, aku tidak begitu kesal lagi.Meskipun Jessy sangat agresif, serangannya sangat lembut sehingga aku hanya menderita beberapa luka ringan.Sebelumnya, aku cukup iri pada Tio. Namun, sekarang aku tidak iri sama sekali. Sebaliknya, aku merasa pria itu sangat menderita.Jika dia menikah dengan Jessy, dia pasti akan menderita di masa depan.Jessy mungkin belum tahu tentang tindakan Jessy.Sekarang, aku benar-benar menantikan Tio dan Jessy segera bertunangan.Aku ingin membiarkan wanita itu segera bersama Tio....Di sisi Jessy.Begitu Jessy

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1101

    Saat mendengar pendapatan 172 juta, semua orang sangat senang.Hari ini, pendapatannya memang tidak sebaik hari pembukaan. Omzetnya memang jauh berkurang. Namun, di luar dugaan kami masih bisa mempertahankan omzet hampir 200 juta."Edo, aku jadi makin termotivasi. Aku merasa kalau kita bekerja keras, kita akan segera menjadi kaya," kata Kiki sambil tertawa dengan wajah berseri-seri.Zudith tampak riang. "Sial, aku nggak pernah menyangka suatu hari, aku akan menjadi sehebat ini. Mengikuti kalian adalah keputusan terbaik yang pernah aku buat dalam hidupku."Setelah suasana bahagia itu, aku masih ingin menekankan. "Kita dapat mempertahankan omzet yang tinggi hari ini karena toko kita memiliki reputasi yang baik. Aku melihat banyak pelanggan kemarin yang membawa saudara dan teman-teman mereka. Kalau kita membangun reputasi kita, kita nggak akan kesulitan menemukan pelanggan.""Kiki, kamu bertanggung jawab atas suplai bahan obat. Kamu harus mengontrolnya dengan ketat."Kiki berkata sambil m

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1102

    Aku tahu dia menggodaku, jadi aku tidak marah.Saat kami tiba di kompleks, aku memarkir mobil. Kemudian, kami pergi ke rumah Nia bersama-sama.Mengunjungi dan merawat Nia setiap hari, telah menjadi bagian dalam hidupku.Dari yang awalnya aku ingin Nia cepat bangun, sekarang sepertinya merawat Nia sudah menjadi kebiasaan.Aku tidak peduli Nia bisa bangun atau tidak. Aku akan menjaganya seumur hidupnya.Namun, aku tidak menyangka Nancy juga akan datang.Sejak terakhir kali kami bertemu di rumah sakit, aku tidak bertemu dengan Nancy. Aku tidak tahu bagaimana hubungannya dengan suaminya sekarang?Saat kami kembali, Nancy sedang membantu Nia menyeka punggung tangannya. Saat aku melihatnya, aku tertegun sejenak.Namun, saat Nancy melihatku, dia hanya tersenyum. "Kalian sudah kembali?""Kak Nancy, kenapa kamu ada di sini?" Senyum itu menghilangkan kecanggungan di antara kami. Aku berinisiatif untuk bertanya.Nancy menjawab dengan ekspresi datar, "Aku hanya ingin datang. Dari caramu bertanya,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1103

    Meskipun aku ingin membantu, aku tidak bisa. Aku merasa tidak berdaya.Setelah melihat Nancy pergi, aku hendak kembali. Alhasil, saat berbalik, aku melihat sosok yang familier, Lanny.Seketika, aku merasa tidak nyaman.Saat kritis seperti ini, Lanny melihat pemandangan ini, aku pasti akan celaka.Aku segera menjelaskan, "Bibi, dengarkan penjelasanku ...."Senyumannya tampak setajam pisau. "Kebetulan sekali, kita bertemu di sini. Kebetulan aku melihat kejadian ini. Ayo jelaskan, aku mau tahu bagaimana kamu menjelaskannya."Perkataan Lanny penuh dengan sarkasme.Awalnya, aku ingin menjelaskan. Namun, setelah dia mengatakan itu, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya."Bibi, perasaanku terhadap Kak Lina tulus." Aku berhenti menjelaskan. Kemudian, aku langsung mengungkapkan perasaanku.Lanny melanjutkan dengan ekspresi dingin, "Seberapa berharga ketulusanmu? Siapa yang peduli dengan ketulusanmu itu?"Cara bicara Lanny lebih blak-blakan daripada Dama. Setiap kata yang diucapkannya sangat m

Pinakabagong kabanata

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1136

    "Ternyata dia. Katakan padanya untuk menunggu sebentar. Aku akan segera ke sana.""Oke."Setelah panggilan itu berakhir, orang itu keluar dan berkata padaku, "Pak Ilham akan segera datang. Mohon tunggu sebentar.""Oke."Pria itu tidak bermaksud menuangkan air untukku, tetapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku pergi ke toko sebelah untuk membeli sebotol air mineral.Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, seorang pria paruh baya mengenakan setelan cokelat masuk.Pria yang berjaga segera berdiri. "Pak Ilham, kamu sudah tiba."Aku menaruh air mineral itu, lalu menatap Ilham dan berkata, "Kamu Pak Ilham. Halo, aku punya cek. Tolong bantu aku cairkan."Ilham melihat cek tersebut.Aku selalu waspada mereka akan memainkan trik.Namun, aku tidak pernah menyangka setelah Ilham membaca cek tersebut, dia tidak mempersulitku. "Saat ini, aku nggak punya uang tunai sebesar 4 miliar. Aku perlu mentransfer uang. Silakan kembali besok.""Jam berapa besok?""Besok sore, sekitar pukul dua."Aku mengambil

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1135

    "Yah, aku mengerti."Setengah jam berlalu dengan cepat. Saat ini, kami telah memasuki ibu kota.Aku menggunakan navigasi untuk mencari lokasi Perusahaan Handa, lalu meminta Lionel untuk mengantarku ke sana dulu.Kemudian, mereka pergi untuk menyelidiki Melia.Aku menatap papan reklame di hadapanku.Perusahaan Handa tidak terlalu besar. Perusahaan itu hanya memiliki luas sekitar 30 hingga 40 meter persegi.Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab di perusahaan itu. Saat aku masuk, orang itu sedang bermain game."Halo, apa penanggung jawab ada di sini?" kataku sambil mendatangi pria itu.Pria itu mendongak ke arahku dan bertanya, "Kenapa kamu ingin bertemu dengan Pak Ilham?""Begini. Aku punya cek. Aku ingin meminta Perusahaan Handa mencairkannya."Aku mengulurkan cek ke arah pria itu.Pria itu mengulurkan tangan untuk mengambil cekku, tetapi aku malah menghindarinya."Tanganmu berminyak. Aku takut kamu akan mengotori cekku. Minta Pak Ilham keluar saja."Aku sangat waspada.Tiano seng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1134

    Bukan hanya aku, bahkan tiga orang di barisan belakang juga tidak menemukan jawabannya.Akhirnya, kami berhenti berjuang dan menatap Dora.Dora berkata dengan bangga, "Gangguin suaminya."Aku langsung mengerti.Namun, ketiga staf itu tampak bingung."Apa maksudmu? Kenapa aku nggak mengerti?""Aku juga nggak mengerti."Aku hanya bisa mengatakan bahwa aku dan Dora sama-sama orang yang berpengalaman."Serius sedikit. Mereka masih anak-anak.""Cih, kamu hanya beberapa tahun lebih tua dari mereka. Kenapa kamu berpura-pura?" Dora memutar matanya ke arahku.Aku memang hanya beberapa tahun lebih tua dari mereka, tetapi aku lebih berpengalaman dan lebih tahu.Dari segi pengalaman, mereka adalah sekelompok adik yang lebih muda.Saat kami tiba di tempat istirahat, kami berganti pengemudi.Aku tidak tidur nyenyak tadi malam, jadi aku sedikit lelah. Aku hanya memejamkan mata dan beristirahat di kursi belakang.Dora tampak sangat bersemangat. Dia mengobrol dengan siapa pun yang duduk di barisan depa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1133

    "Aku pikir gadis itu diusir.""Kamu terlalu nggak pengertian terhadap wanita."Beberapa orang benar-benar mendiskusikan akhir yang mengejutkan.Dora menatapku sambil tersenyum. "Bagaimana menurutmu? Menurutmu, seperti apa akhir ceritanya?""Maaf, aku pernah melihat lelucon ini di Internet sebelumnya. Akhir ceritanya adalah pria itu menggendong gadis itu dan membawanya ke kantor polisi. Dia berkata bahwa dia masih di bawah umur.""Lelucon ini nggak membuatmu bingung. Oke, biar aku ceritakan satu lagi. Suatu hari, Heru pergi ke rumah sakit untuk berobat. Saat dia mendaftar, dia nggak tahu harus mendaftar departemen apa, jadi dia pergi ke resepsionis untuk meminta perawat membantunya mendaftar. Perawat itu bertanya bagian mana kamu merasa nggak nyaman? Heru berkata bagian bawahku. Coba tebak apa yang terjadi?"Para stafnya mulai berpikir."Kalau bagian bawah sakit, tentu saja dia harus pergi ke bagian ortopedi.""Kalau sesederhana itu, itu nggak akan disebut lelucon.""Harus ada kebalikan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1132

    "Ka ... kalau begitu, aku akan memikirkannya. Katakan pada Zudith jangan tergesa-gesa," kata Sharlina dengan pipi yang masih memerah.Benar saja, gadis yang belum pernah berpacaran memiliki pikiran yang lugu.Aku mengobrol dengan Sharlina sebentar. Kemudian, Sharlina kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Sementara aku berbaring di sofa ruang tamu.Setelah beberapa saat, ponselku mulai bergetar. Pesan itu adalah pesan WhatsApp dari Zudith. Dia menanyakan bagaimana jawaban Sharlina.Aku bercerita padanya tentang reaksi Sharlina tadi. [Menurutku, Sharlina juga tertarik padamu. Bersabarlah, beri dia waktu. Lagi pula, ini adalah pertama kalinya dia pacaran. Dia belum punya pengalaman, jadi wajar kalau dia takut.]Zudith sangat gembira. [Oke, oke. aku hanya perlu tahu apa yang dipikirkannya. Aku punya banyak kesabaran. Edo, kamu telah banyak membantuku. Kalau aku bisa menikahi Sharlina, aku pasti akan memberimu tip tinggi.]Setelah kami mengobrol sebentar, kami tidak mengobrol lagi.Aku be

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1131

    Aku merasa kemungkinan ini sangat tinggi.Helena tidak berani memberi tahu Tiano bahwa dia ingin melindungiku, jadi dia memikirkan cara yang lain.Jika dia benar-benar ingin menyelidiki Melia, bagaimana mungkin dia akan mengatakan terserah?Selain itu, Melia sama sekali tidak mengancam posisinya. Helena tidak punya alasan untuk menyelidiki Melia.Makin aku memikirkannya, aku makin berpikir kemungkinan ini sangat besar.Setelah makan malam, aku ingin mengirim pesan pada Helena untuk bertanya padanya. Namun, aku takut akan menimbulkan kecurigaan Tiano. Akhirnya, aku tidak mengirim apa pun.Sore harinya, Sharlina pulang sekolah. Aku teringat apa yang dikatakan Zudith padaku siang tadi. Aku berinisiatif membantu Zudith untuk berbincang dengan Sharlina."Sharlina, apa pendapatmu tentang Zudith?" tanyaku secara langsung.Pipi Sharlina memerah. Dia tampak sedikit malu. "Kak Edo, kenapa kamu tiba-tiba menanyakan pertanyaan ini?""Zudith memintaku untuk bertanya. Dia bilang dia sudah menyatakan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1130

    "Hei, apa yang kalian lakukan? Berisik sekali?" Saat kami tengah berbincang, sesosok tubuh yang kukenal muncul dari luar.Aku berbalik tanpa sadar, lalu melihat Dora berjalan ke arahku sambil tersenyum."Bu Dora, kenapa kamu kemari?""Aku datang untuk menemuimu. Kali ini, aku punya misi baru. Orang yang sedang diselidiki berada di ibu kota. Aku ingin kamu ikut denganku."Mataku langsung terbelalak. "Ibu kota, kamu mau ke ibu kota juga?""Yah, ada apa? Apa kamu berencana pergi ke ibu kota juga?""Yah, Perusahaan Handa di ibu kota. Aku punya cek dari mereka, Aku berencana untuk menukarnya dengan uang tunai.""Oh, itu kebetulan saja. Kita kebetulan bisa pergi bersama."Sekarang lebih baik. Dora akan pergi bersamaku.Meskipun Dora adalah seorang wanita, dia bukan wanita biasa.Dia bisa membuka kantor detektif dan berani menyelidiki bos besar mana pun. Mungkinkah dia adalah wanita biasa?Lagi pula, dia punya banyak orang di bawah komandonya, jadi aku bisa tenang jika bersamanya.Kami sepaka

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1129

    Zudith tidak bergerak tergesa-gesa, tetapi dia menatapku.Aku mengedipkan mata padanya. Aku memberi isyarat bahwa dia boleh mengemasnya.Klinik kami setidaknya dapat melipatgandakan keuntungannya dengan menjual bahan-bahan obat berkualitas ini.Siapa yang tidak mau melakukan bisnis sebesar itu.Namun, siapa Tiano?Bagaimana mungkin gangster yang pernah terkenal di Kota Jimba rela menderita kerugian seperti itu?Saat Tiano membayar, dia tidak membayar secara tunai atau dengan kartu kredit, tetapi dia memberiku cek.Di saat bersamaan, dia mengingatkanku, "Cek ini adalah utang Perusahaan Handa padaku sebesar 4 miliar. Aku akan memberikannya padamu berdasarkan nilai total bahan obat, yaitu 2,4 miliar.""Tambahan 1,6 miliar bisa dianggap sebagai tipku untukmu. Kalau bukan karena bantuanmu mengobati tubuh Helena, dia nggak akan pulih secepat ini."Benar saja dia adalah orang yang licik!Dia memberiku cek bernilai tinggi. Dia membiarkan aku menagih utangnya sendiri, lalu membiarkan perusahaan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1128

    Namun, aku tahu bahwa pengakuan ini hanya sebatas kata-kata. Tiano adalah pria yang suka mengontrol dan posesif, dia tidak akan pernah membiarkan pacarnya memiliki hubungan yang tidak jelas denganku.Hanya saja, dia belum menemukan titik kemarahannya. Begitu dia menemukannya, kejadiannya pasti akan sama dahsyatnya dengan badai.Aku sesekali memandang Luis.Luis menunjuk ginseng liar kualitas unggul dan bertanya, "Berapa harga ginseng liar ini?"Zudith menjawab dengan sangat hati-hati, "Ini adalah ginseng liar kualitas terbaik. Harganya tidak murah, jumlah ini."Zudith mengangkat delapan jarinya. Hal itu berarti harganya 800 juta.Luis langsung berkata, "Ambillah. Pak Tiano mau beli."Zudith menatapku sambil bertanya dengan matanya apa yang harus dia lakukan.Aku mengangguk dan memberi isyarat padanya untuk menurunkan barang-barang itu.Saat ini, Zudith menurunkan ginseng liar itu dengan hati-hati.Namun, saat mengemasnya, Luis tiba-tiba berkata, "Aku ingin memverifikasi khasiat obatnya

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status