"A ... aku nggak mau menonton lagi, aku mau ke toilet."Lina benar-benar tidak berani menonton lagi. Grup yang ditunjukkan Nancy padanya hanya untuk orang yang berusia 18+.Dia menonton hingga muka merah dan merasa sangat malu.Dia merasa wajahnya akan berdarah.Sedangkan Nancy, saat Lina tidak siaga, tiba-tiba Nancy merampas ponselnya."Nancy, jangan ....""Ahhhh!"Lina dengan cepat menutupi wajahnya dengan tangannya.Karena Nancy sedang menyalakan ponselnya."Hahaha, kamu masih bilang bukan, sekarang aku menangkapmu 'kan?"Lina sangat ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya.Dia menundukkan kepalanya, mencoba melarikan diri dari Nancy.Tapi, Nancy menahan lengannya dan menolak melepaskannya, "Sayang, jangan pergi, ceritakan bagaimana perasaanmu.""Nancy, apakah kamu beracun?" Lina sangat malu dan kesal hingga dia benar-benar ingin menangis.Nancy tersenyum dan berkata, "Ya, aku beracun. Apa kamu punya obat?""Aku nggak mau bicara denganmu lagi, aku benar-benar harus ke
Tak lama kemudian, ponselku mulai berbunyi lagi.Tapi, kali ini yang mengirimiku pesan ternyata adalah nomor WhatsApp Kak Lina.Kak Lina pasti tidak akan melakukan ini, jadi Nancy pasti mengirimiku gambar lewat WhatsApp Kak Lina.Aku berani memblokir nomor Nancy, tapi aku sama sekali tidak berani memblokir nomor Lina.Aku tahu ini hanyalah metode Nancy.Selain itu, biarpun aku memblokir Lina, Nancy akan menemukan cara lain untuk menanganiku.Aku terpaksa mengalah, "Kak Nancy, jangan kirim lagi, aku sedang bekerja."Nancy, "Kamu bilang jangan kirim, apa aku harus dengar? Dasar Teddy kecil, kamu berani memblokir nomorku, aku akan kirim terus!"Aku, "Kamu nggak bisa menyalahkanku, kamu terus mengirimiku pesan, bagaimana aku bisa bekerja?"Nancy, "Beraninya kamu menyalahkanku? Aku akan kirim terus biar kamu tahu rasa ...."Kemudian muncul serangkaian emotikon.Aku benar-benar salut.Yang bisa aku katakan hanyalah, "Oke, aku salah, aku seharusnya nggak memblokir nomormu, aku akan buka bloki
Huh, lawan aku, siapa yang lebih lemah?Aku sangat bangga.Ini bahkan lebih membanggakan daripada memanfaatkan Nancy, karena kebanggaan semacam ini bersifat psikologis, bukan sesuatu yang bisa dipuaskan oleh kebahagiaan fisik jangka pendek.Tepat ketika aku menantikannya, foto Nancy sudah dikirim.Aku membukanya dengan penuh harap dan menemukan sepasang kaki ramping, yang bagian utamanya ditutupi oleh rok pendek, itu menjulang dan sangat indah.Tapi, kenapa rok pendek ini terlihat familier?Sialan.Bukankah ini rok pendek Kak Lina?Nancy sang penyihir tidak memotret dirinya, melainkan memotret Kak Lina.Aku benar-benar kesal.Aku, "Yang aku inginkan adalah fotomu, kenapa kamu kirim foto Kak Lina?Nancy, "Astaga, bagaimana kamu bisa tahu itu foto Lina?"Gawat, apakah rahasiaku sudah terungkap?Aku panik.Nancy segera mengirimkan pesan lain, "Ada yang nggak beres, sangat nggak beres, Edo, apa kamu berselingkuh dengan Lina? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa mengenali foto itu sebagai foto
Aku mengabaikannya dan menatap ponsel.Tapi, saat aku melihatnya, aku melihat "pihak lain membatalkan pesan"."Ahhhh ...."Emosiku hampir meledak.Aku akhirnya bisa mendapatkan foto itu, bagaimana bisa dibatalkan sebelum melihatnya?Aku, "Kak Nancy, apa yang tadi kamu kirim?"Nancy, "Kalau kamu nggak lihat maka itu urusanmu. Pokoknya aku sudah kirimkan foto yang kujanjikan."Aku, "Tadi ada orang idiot yang mengetuk pintu, yang membuat aku kaget setengah mati, jadi aku benar-benar nggak melihat apa pun. Kalau kamu kirimkan lagi, aku berjanji akan menghapusnya setelah lihat sekilas."Nancy, "Percuma saja kamu memohon sekarang. Kali ini bukan karena aku yang nggak menepati janjiku, tapi kamu yang nggak memanfaatkan kesempatan ini. Aku sudah melakukan apa yang kukatakan, Teddy, sekarang giliranmu."Aku sengaja berkata, "Nggak ada fotonya, Edo kecil nggak mau berdiri."Nancy, "Apa kamu berani menipuku? Kamu harus berpikir jernih, mampukah kamu menanggung akibat dari melakukan hal ini?"Aku,
Biarpun aku tahu Nancy mungkin sedang menggodaku, tapi mau tak mau aku menantikannya.Jadi aku menjawab, "Alangkah baiknya kalau Kak Nancy benar-benar bisa datang ke rumah sakit untuk mencariku."Nancy, "Apa kamu akan pergi ke hotel bersamaku?"Aku, "Kalau Kak Nancy butuh, aku bisa pergi kapan saja."Nancy, "Tapi, bagaimana dengan pekerjaanmu?"Aku, "Pekerjaanku sangat santai dan bebas, tanpa batasan."Aku sangat bersemangat dan menantikannya.Rasanya Nancy benar-benar sudah datang.Nancy, "Kalau begitu tunggu Kakak, Kakak akan setir mobil ke sana sekarang."Aku, "Kak Nancy jangan bohong, aku anggap serius."Nancy, "Aku nggak akan berbohong, aku janji."Di rumah Lina.Nancy meletakkan ponsel Lina ke samping dan berkata sambil tersenyum, "Biarpun aku nggak berbohong padamu, tapi aku nggak menggunakan ponselku untuk mengobrol denganmu, jadi yang mengobrol denganmu bukan aku, tapi Kak Lina-mu.""Yang berbohong adalah Kak Lina-mu."Lina keluar dari kamar mandi saat ini."Nancy, apa yang ka
Tepat ketika aku hendak membalas Nancy, aku menemukan Dr. Charlene muncul.Aku segera menundukkan kepalaku dalam-dalam.Aku tidak berani membiarkan dia melihatku.Apalagi memikirkan semua yang terjadi tadi malam.Aku sangat takut.Tap, yang mengejutkanku adalah dia berjalan melewatiku dan sepertinya tidak memperhatikanku.Tapi, aku masih merasa gelisah kalau tinggal di sini, jadi aku mengambil piring dan bersiap untuk menyelinap pergi.Saat itu, ponselku bergetar.Aku pikir itu adalah pesan WhatsApp yang dikirimkan Nancy, tapi ketika aku mengeluarkannya, aku melihat bahwa pesan itu dikirimkan oleh wanita itu.Nama yang kusimpan untuknya adalah Lily.Lily, "Apa yang kamu lakukan sekarang?"Aku merasa heran.Apakah wanita itu benar-benar tidak mengenaliku?Sebuah ide berani muncul di benakku.Aku ingin berjalan kembali dan menguji wanita itu.Alangkah bagusnya kalau dia benar-benar tidak mengingat apa pun kejadian tadi malam, aku tidak perlu berusaha keras untuk berpura-pura.Lagipula, p
Aku tidak bereaksi sejenak, apa maksudnya? Apa yang Nancy lakukan padaku?Jadi aku membalas Lina, "Kak Lina, apa maksudnya?"Lina langsung mengirimiku foto itu.Ketika aku melihat gambar ini, aku sangat ketakutan sehingga aku segera meletakkan ponsel di atas meja.Aku takut seseorang akan melihat gambar itu sekarang.Aku melihat sekeliling dan menemukan bahwa tidak ada yang memperhatikanku.Tapi, aku masih merasa takut.Karena foto yang dikirimkan Lina kepadaku adalah foto yang sama yang kukirimkan kepada Nancy.Bukankah aku sudah membatalkan fotonya?Apakah foto itu berhasil diselamatkan oleh Nancy?Tiba-tiba aku rasanya ingin mati.Aku bahkan tidak sempat melihat foto apa yang dikirimkan Nancy kepadaku, tapi fotoku disimpan oleh Nancy.Kalau begitu, bukankah Nancy bisa terus mengancamku dengan foto itu mulai sekarang?Aku menjawab Lina dengan gemetar, "Kak Lina, kamu dapat foto ini dari mana?"Lina, "Nancy mengatur foto ini sebagai layar ponselku dan menyimpannya di album foto istri.
Beberapa saat kemudian, Nancy mengirimiku tangkapan layar album fotonya.Benar saja, foto itu sudah tidak ada lagi.Aku akhirnya bisa bernapas lega.Aku, "Kak Nancy memang paling baik. Aku yang salah tadi."Nancy, "Jangan hanya meminta maaf dengan kata-kata, lakukan tindakan praktis, traktir aku makan shabu-shabu malam ini."Aku, "Nggak masalah, panggil Kak Lina dan kakak iparku. Kamu yang traktir kami sebelumnya, hari ini aku akan traktir kalian."Paruh kedua obrolan dengan Nancy cukup menyenangkan.Itu juga membuatku mengubah pandanganku terhadap wanita ini.Ternyata dia bukan penyihir, dia hanya suka menggodaku.Setelah berurusan dengan Nancy, aku membalas Kak Lina dengan pesan yang mengatakan bahwa Nancy sudah menghapus foto tersebut.Lina, "Edo, bolehkah aku nggak hapus?"Aku menjawab sambil tersenyum nakal, "Boleh, Kak Lina ingin menyimpan fotoku agar bisa menikmatinya diam-diam sendirian di malam hari. Aku senang sekali diapresiasi oleh Kak Lina."Lina membalasku dengan ekspresi
Setelah mendengar apa yang dikatakan Dora, aku menjadi sangat ketakutan.Aku hanya memikirkan balas dendam pada Johan. Aku tidak mempertimbangkan hal lain sama sekali.Ternyata aku belum memiliki banyak pengalaman.Aku segera berkata pada Dora, "Kali ini, aku sudah belajar dari kesalahanku. Aku nggak akan mengulanginya lagi.""Oke. Baguslah kamu bisa belajar dari pengalamanmu. Tetap fokus pada target. Akan lebih baik kalau kamu bisa mengumpulkan lebih banyak bukti."Aku bertanya dengan bingung, "Bukankah buktinya sudah difoto?""Apa yang bisa dibuktikan oleh beberapa fotomu? Kalau pihak lain menyewa pengacara untuk membela dirinya, dia akan punya banyak alasan.""Kalau perlu memiliki rangkaian bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa mereka memang memiliki hubungan yang tidak pantas.""Contohnya, mereka membeli alat pengaman dan sejenisnya. Contoh lain misalnya kamu memiliki foto mereka berdua di ranjang.""Ini disebut bukti langsung. Apa yang kamu foto sekarang adalah bukti nggak lang
Dia adalah orang yang ingin didekati oleh Johan.Johan tidak menyangka bahwa perbuatan jahatnya telah diketahui oleh ayah mertuanya.Aku turut senang untuk Lina. Untungnya, Lina menceraikan Johan lebih awal. Dia telah menyingkirkan bajingan itu.Jika tidak, Lina yang akan terluka.Kali ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi perusahaan Johan. Aku tidak menyangka perusahaannya begitu besar.Perusahaan Johan bergerak di bidang dekorasi. Dia memiliki 20 hingga 30 karyawan.Aku memarkir mobil di sudut terpencil, lalu aku terus mengamatinya.Setelah menunggu lama, aku tidak melihat tanda-tanda kemunculan Johan.Sebaliknya, aku melihat istrinya, Rani.Penampilan Rani terlihat sangat biasa-biasa saja. Dia tidak begitu memesona, tetapi sebenarnya dia cukup cantik.Rani keluar dari perusahaan dengan perut buncit.Aku segera membuntutinya.Meskipun aku tidak tahu keberadaan Johan, jika aku tahu keberadaan Rani, mungkin aku bisa menemukan Johan.Setelah mengikutinya sepanjang jalan, aku menget
Alhasil, begitu aku masuk ke ruang tamu, Sharlina juga keluar.Selain itu, dia juga menyalakan lampu di ruang tamu.Sialan, aku berdiri di ruang tamu dengan tubuh telanjang seperti ikan.Sharlina menatapku dengan tatapan bodoh, seakan dia tidak menyangka aku akan muncul seperti ini.Ekspresinya tampak sangat canggung.Namun, matanya tertuju pada salah satu bagian tubuhku.Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya sama sekali.Aku bereaksi, lalu aku segera menutupi tubuhku dengan tangan.Selain itu, aku segera meminta maaf, "Maaf, aku kira kamu sudah tidur ...."Aku merasa jika aku menjelaskannya saat ini, aku seperti orang bodoh.Sebelum aku selesai berkata, aku berlari ke kamar mandi.Aku merasa sangat canggung.Pertama, aku tidak sengaja melihat Sharlina telanjang. Sekarang, aku telanjang seperti itu lagi.Apakah Sharlina mengira aku seorang cabul?Semakin aku memikirkannya, aku merasa semakin kesal. Aku benar-benar ingin menampar wajahku sendiri.Kenapa aku tidak pakai celana pendek?
"Kalau kamu dan aku nggak menceritakan apa yang terjadi tadi, nggak akan ada seorang pun yang tahu.""Jangan khawatir. Kamu pasti akan menemukan pacar."Sharlina tidak mengatakan apa-apa.Aku merasa sangat canggung."Eh ... kalau begitu kamu mandi dulu, aku ke kamar sebentar.""Kalau kamu sudah selesai, beri tahu aku. Aku mau ke kamar mandi."Setelah berkata, aku kembali ke kamarku.Aku berpikir, "Apa-apaan ini?"Awalnya, aku tinggal sendirian di sini. Alhasil, seorang wanita tiba-tiba muncul. Saat aku ingin ke kamar mandi, aku bahkan harus menunggunya.Entah mengapa, sosok Sharlina yang muda dan cantik itu tanpa sadar muncul di benakku.Ternyata itulah pesona gadis muda.Tubuh itu tampak muda dan halus!Tidak heran jika banyak lelaki tua yang suka mencari gadis muda.Jumlah kolagen dalam tubuh gadis muda merupakan sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan banyak wanita dewasa.Saat aku memikirkannya, aku bahkan merasa sedikit tidak nyaman.Aku segera berhenti untuk memikirkannya.S
Aku merasa sangat sedih, sehingga mataku menjadi basah.Aku menahan kesedihan di hatiku, lalu membalas Lina, "Kak Lina, aku nggak mengizinkanmu berkata seperti itu. Aku belum mulai bekerja keras, belum memperjuangkan cintaku. Kenapa kamu menyerah dengan semudah itu? Aku nggak mengizinkannya!"Aku tidak tahu apakah aku buta akan cinta. Aku hanya tahu karena aku telah memilih Lina, aku ingin bertanggung jawab padanya sampai akhir.Aku juga ingin mengatakan padanya bahwa aku belum menyerah. Jadi, Lina juga tidak boleh menyerah.Aku tidak takut dengan tekanan besar dari Dama. Namun, aku takut Lina akan tiba-tiba menyerah.Hal ini langsung membuatku kehilangan motivasi.Lina membalas, "Tapi, aku takut kamu akan bekerja terlalu keras. Nggak peduli seberapa keras kamu berusaha, kamu nggak akan bisa memenuhi permintaan ayahku. Kalau aku hanya orang biasa, tekananmu mungkin nggak begitu besar. Tapi, masalahnya adalah identitas ayahku terlalu istimewa."Aku segera membalas Lina, "Aku nggak takut
Aku bertanya-tanya, bagaimana mungkin rumah dengan dua kamar tidur serta ruang tamu yang begitu bersih dan rapi itu, hanya berharga 2,2 juta per bulan?"Sialan," umpatku dengan kesal. Kemudian, aku langsung menelepon pemilik rumah, tetapi pemilik rumah sialan itu tidak menjawab.Sharlina menatapku dengan gemetar. "Kak Edo, kalau kamu nggak suka aku tinggal bersamamu, aku akan pindah besok.""Tapi, malam ini .... bolehkah aku menginap di sini satu malam?"Melihat penampilan Sharlina yang menyedihkan, bagaimana mungkin aku berani mengusirnya?Ini adalah kesalahan pemilik rumah, bukan kesalahan Sharlina.Lagi pula, dia adalah sepupunya Lina. Sharlina juga sangat polos. Jika dia tinggal sendirian di luar, dia bahkan tidak akan tahu apakah dia telah tertipu.Mungkin ini adalah takdir."Lupakan saja. Karena kamu sudah tinggal di sini, tinggallah.""Ada dua kamar di sini. Kamu satu kamar dan aku satu kamar. Pagi hari, kamu harus pergi ke sekolah. Aku juga harus pergi bekerja. Malam hari, kita
"Eh, kenapa dia?" Begitu membaca nama itu, aku langsung merasa jijik.Dora menatapku sambil tersenyum dan bertanya, "Kenapa? Kalian saling kenal?""Dia kenalanku.""Bagus sekali. Aku akan memberikan pekerjaan ini padamu. Aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik.""Ini tugas pertamamu sejak bergabung dengan kantor detektif. Kamu harus menyelesaikannya dengan baik.""Kamu melakukannya dengan baik, kamu akan mendapat hadiah.""Sudahlah. Yang terpenting kamu jangan menipuku." Aku masih ingat dengan jelas adegan Dora menipuku agar menandatangani kontrak.Aku pikir itu adalah kontrak yang menguntungkanku. Namun, nyatanya itu adalah kontrak untuk menjual diriku.Jika dia tidak memberiku 100 juta sekaligus dan sangat bermurah hati padaku, aku pasti sudah berhenti sejak lama."Bawa berkas ini dan pelajari dengan saksama. Dapatkan informasi yang diinginkan klien dalam waktu tiga hari."Aku mengangguk dan berkata, "Oke, aku mengerti."Dora tiba-tiba bersandar di atas meja, lalu dia mencondong
Akhirnya, Larto berhenti.Aku juga diam-diam bernapas lega."Kamu beruntung hari ini, jadi aku akan melepaskanmu.""Tapi, lain kali kamu mungkin nggak seberuntung ini."Setelah Larto selesai berbicara, dia berbalik dan kembali berjaga di pintu bangsal.Aku bergegas meninggalkan pintu bangsal.Aku bahkan langsung meninggalkan rumah sakit.Jika aku berdekatan dengan Larto, sekujur tubuhku akan merasa gelisah.Setelah aku meninggalkan rumah sakit, aku baru dapat bernapas lega.Namun, setelah dipikir-pikir, aku merasa aku terlalu pengecut.Saat tertimpa masalah, aku akan melarikan diri. Aku tidak mencontoh temperamen Andre sama sekali.Hal yang terpenting adalah temperamen dan keberanian bukanlah sesuatu yang dapat dikembangkan dalam semalam.Aku harus menjadi tenang. Aku juga harus memiliki kemampuan nyata untuk mendukungnya.Saat ini, aku tidak punya pengalaman maupun keterampilan nyata. Temperamen seperti apa yang aku miliki?"Huft!"Aku menghela napas dalam-dalam. Aku menyesali mengapa
Setelah Bella memarahi mereka, dia berbalik dan berjalan keluar.Lalu, Bella bersandar ke dinding dengan ekspresi masam."Ada apa denganmu?" Barusan, Bella begitu tegas. Kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini?Bella menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku khawatir dengan Yuna. Apa yang akan Yuna lakukan kalau Harmin benar-benar mati?"Bella memang seperti ini. Dia memiliki lidah yang tajam, tetapi hatinya sangat lembut.Bella selalu terlihat dingin. Namun, sebenarnya dia sangat peduli pada semua sahabatnya.Untuk sesaat, aku tidak tahu harus berkata apa.Aku juga tetap diam.Bella tiba-tiba menatapku, hingga membuatku merasa tidak nyaman."Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa ada sesuatu di wajahku?"Bella memelototiku dan berkata, "Aku peringatkan kamu. Nggak peduli Harmin baik-baik saja atau nggak, kamu nggak boleh mendekati Yuna.""Kalau kamu berani mendekatinya, aku akan membunuhmu!""Sialan, menurutmu aku bajingan? Harmin adalah bosku. Dia sangat baik padaku. Bagaimana mun