Di akhir kalimat, Charlene menangis sekuat tenaga.Itu membuatku merasa sangat prihatin saat mendengarnya.Mau tak mau aku memeluknya dan berkata, "Bukankah dia itu bajingan? Nggak ada gunanya bersedih untuknya!""Masih banyak pria baik di dunia ini. Kalau kamu bersedia, aku akan menjadi pacarmu. Aku berjanji akan memperlakukanmu dengan sepenuh hati."Charlene memegangi wajahku dengan kedua tangannya dan berkata, "Apakah kamu benar-benar bersedia menjadi pacarku? Kalau begitu kamu buat video denganku nanti.""Kenapa kamu mengangkat topik ini lagi?""Setiap kali kita bertemu, kamu selalu dibungkus rapat, seolah-olah kamu adalah orang berdosa. Aku masih nggak tahu seperti apa rupamu.""Bukankah aku sudah melepas masker dan topiku sekarang?""Itu karena kita berdua minum terlalu banyak. Siapa yang akan mengingat semua ini saat kita bangun besok?""Tapi, itu akan berbeda kalau semua ini bisa direkam dalam video."Kata Charlene sambil merangkak ke pelukanku seperti anak kucing, dengan senga
"Edo, ada apa denganmu? Aku meneleponmu lima atau enam kali pagi ini, tapi kamu nggak pernah menjawab?"Aku berkata dengan perasaan bersalah, "Kak Nia, aku tidur larut malam dan nggak mendengar suara ponsel sama sekali di pagi hari.""Kak Nia, ada perlu apa? Apakah kamu memerlukan bantuan untuk urusan Kak Wiki?""Nggak, aku baru mendengar kabar dari Kak Lina bahwa kamu nggak menginap di rumahnya tadi malam, tapi pergi ke hotel.""Aku hanya ingin bertanya, kenapa kamu menginap di hotel?"Diam-diam aku menghela napas lega, lalu berkata, "Ternyata itu, aku pikir sebaiknya kamu bertanya pada Kak Lina.""Kalau Lina bersedia mengatakannya, apa aku masih perlu bertanya padamu?""Apa Nancy si siluman itu mencoba menyakitimu? Apa dia membuatmu takut?"Aku berkata, "Nggak juga, hanya saja aku dipermainkan oleh Kak Nancy tadi malam. Aku merasa sangat nggak nyaman dan nggak ingin tinggal di rumahnya.""Aku tahu itu, Nancy si penggoda pasti incar kamu.""Edo, kamu melakukan hal yang benar, Nancy bu
"Aku tertidur di tengah malam, itu membuat aku terlambat berangkat kerja hari ini."Lina, "Apakah kamu menyalahkanku?"Aku, "Kenapa aku harus menyalahkanmu?"Lina, "Aku nggak menahanmu untuk tinggal."Aku, "Itu rumahmu. Kalau kamu ingin aku tinggal, aku akan tinggal. Kalau kamu nggak ingin aku tinggal, aku akan pergi."Lina mengirimiku emoji ciuman bibir merah.Aku, "Kak Lina, apa temanmu ada yang tahu cara membuat desain periklanan?"Lina, "Aku bisa buat."Aku, "Benarkah? Syukurlah! Kamu bisa bantu aku rancang brosur promosi pengobatan TCM. Aku memiliki template di sini, akan kukirim fotonya kepadamu."Aku segera mengambil foto brosur yang ditinggalkan oleh pekerja magang sebelumnya dan mengirimkannya ke Lina.Lina melihatnya dan berkata, "Brosur ini sangat sederhana. Aku bisa menyelesaikannya dengan cepat. Tapi, sepertinya ini dibuat oleh seorang amatir. Apakah kamu ingin aku membantumu menyempurnakan dan mempercantik?"Aku, "Tentu saja mau, Kak Lina, terima kasih."Lina, "Edo, janga
"Oke, menonton film boleh saja, tapi kamu nggak boleh melakukan hal yang memalukan."Aku berpikir dalam hati bahwa film itu adalah film yang penuh warna. Ketika menontonnya, aku tidak percaya kamu tidak merasakan apa-apa.Ketika saatnya tiba, aku akan lebih proaktif, biarpun aku tidak bisa berbuat apa-apa, setidaknya aku bisa bersenang-senang.Ketika aku membayangkan akan menonton film semacam itu bersama Kak Lina, aku sangat menantikannya.Karena aku terutama ingin tahu seperti apa reaksi Kak Lina saat menonton film semacam itu?Dia pasti akan sangat malu dan canggung, lalu dengan putus asa memintaku untuk mematikan film tersebut.Tapi, aku tidak peduli dan bahkan mencoba merayunya untuk menonton bersama.Adegan itu sangat menarik hanya dengan memikirkannya.Aku mengobrol dengan Lina beberapa kata lagi, kemudian memintanya untuk merancang brosur untukku.Biarpun mengobrol, pekerjaan tidak bisa ditunda.Karena tidak ada kesibukan sekarang, aku minum segelas air dan pergi ke toilet.Alh
Kemudian mematikan ponsel.Karena aku tahu Lina pasti akan membombardirku setelah melihat gambar itu.Pada saat ini.Di rumah Lina.Lina melihat video yang kukirimkan padanya.Ini adalah adegan seorang pria dan wanita muda berlari ke arah satu sama lain dengan penuh semangat di stasiun kereta.Dia pikir aku ingin menggunakan video itu untuk menyampaikan kepadanya bahwa aku merindukannya, jadi dia membuka video itu tanpa berpikir.Ternyata itu adalah video pendek dengan audio.Adegannya berubah.Terdengar suara ah ah ah.Bersamaan dengan adegan seorang pria memeluk seorang wanita ....Lina sangat ketakutan hingga dia hampir kehilangan rohnya."Lina, apa yang kamu lakukan?"Yang lebih menakutkan lagi adalah Nancy mendengarnya.Lina sangat ingin menangis."Nggak, nggak ada apa-apa.""Kamu bohong! Wajah dan matamu mengkhianatimu, yang paling penting adalah sebagai seseorang yang sudah menonton video yang tak terhitung jumlahnya, aku langsung tahu bahwa kamu sedang menonton video semacam it
"A ... aku nggak mau menonton lagi, aku mau ke toilet."Lina benar-benar tidak berani menonton lagi. Grup yang ditunjukkan Nancy padanya hanya untuk orang yang berusia 18+.Dia menonton hingga muka merah dan merasa sangat malu.Dia merasa wajahnya akan berdarah.Sedangkan Nancy, saat Lina tidak siaga, tiba-tiba Nancy merampas ponselnya."Nancy, jangan ....""Ahhhh!"Lina dengan cepat menutupi wajahnya dengan tangannya.Karena Nancy sedang menyalakan ponselnya."Hahaha, kamu masih bilang bukan, sekarang aku menangkapmu 'kan?"Lina sangat ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya.Dia menundukkan kepalanya, mencoba melarikan diri dari Nancy.Tapi, Nancy menahan lengannya dan menolak melepaskannya, "Sayang, jangan pergi, ceritakan bagaimana perasaanmu.""Nancy, apakah kamu beracun?" Lina sangat malu dan kesal hingga dia benar-benar ingin menangis.Nancy tersenyum dan berkata, "Ya, aku beracun. Apa kamu punya obat?""Aku nggak mau bicara denganmu lagi, aku benar-benar harus ke
Tak lama kemudian, ponselku mulai berbunyi lagi.Tapi, kali ini yang mengirimiku pesan ternyata adalah nomor WhatsApp Kak Lina.Kak Lina pasti tidak akan melakukan ini, jadi Nancy pasti mengirimiku gambar lewat WhatsApp Kak Lina.Aku berani memblokir nomor Nancy, tapi aku sama sekali tidak berani memblokir nomor Lina.Aku tahu ini hanyalah metode Nancy.Selain itu, biarpun aku memblokir Lina, Nancy akan menemukan cara lain untuk menanganiku.Aku terpaksa mengalah, "Kak Nancy, jangan kirim lagi, aku sedang bekerja."Nancy, "Kamu bilang jangan kirim, apa aku harus dengar? Dasar Teddy kecil, kamu berani memblokir nomorku, aku akan kirim terus!"Aku, "Kamu nggak bisa menyalahkanku, kamu terus mengirimiku pesan, bagaimana aku bisa bekerja?"Nancy, "Beraninya kamu menyalahkanku? Aku akan kirim terus biar kamu tahu rasa ...."Kemudian muncul serangkaian emotikon.Aku benar-benar salut.Yang bisa aku katakan hanyalah, "Oke, aku salah, aku seharusnya nggak memblokir nomormu, aku akan buka bloki
Huh, lawan aku, siapa yang lebih lemah?Aku sangat bangga.Ini bahkan lebih membanggakan daripada memanfaatkan Nancy, karena kebanggaan semacam ini bersifat psikologis, bukan sesuatu yang bisa dipuaskan oleh kebahagiaan fisik jangka pendek.Tepat ketika aku menantikannya, foto Nancy sudah dikirim.Aku membukanya dengan penuh harap dan menemukan sepasang kaki ramping, yang bagian utamanya ditutupi oleh rok pendek, itu menjulang dan sangat indah.Tapi, kenapa rok pendek ini terlihat familier?Sialan.Bukankah ini rok pendek Kak Lina?Nancy sang penyihir tidak memotret dirinya, melainkan memotret Kak Lina.Aku benar-benar kesal.Aku, "Yang aku inginkan adalah fotomu, kenapa kamu kirim foto Kak Lina?Nancy, "Astaga, bagaimana kamu bisa tahu itu foto Lina?"Gawat, apakah rahasiaku sudah terungkap?Aku panik.Nancy segera mengirimkan pesan lain, "Ada yang nggak beres, sangat nggak beres, Edo, apa kamu berselingkuh dengan Lina? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa mengenali foto itu sebagai foto
Setelah mendengar apa yang dikatakan Dora, aku menjadi sangat ketakutan.Aku hanya memikirkan balas dendam pada Johan. Aku tidak mempertimbangkan hal lain sama sekali.Ternyata aku belum memiliki banyak pengalaman.Aku segera berkata pada Dora, "Kali ini, aku sudah belajar dari kesalahanku. Aku nggak akan mengulanginya lagi.""Oke. Baguslah kamu bisa belajar dari pengalamanmu. Tetap fokus pada target. Akan lebih baik kalau kamu bisa mengumpulkan lebih banyak bukti."Aku bertanya dengan bingung, "Bukankah buktinya sudah difoto?""Apa yang bisa dibuktikan oleh beberapa fotomu? Kalau pihak lain menyewa pengacara untuk membela dirinya, dia akan punya banyak alasan.""Kalau perlu memiliki rangkaian bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa mereka memang memiliki hubungan yang tidak pantas.""Contohnya, mereka membeli alat pengaman dan sejenisnya. Contoh lain misalnya kamu memiliki foto mereka berdua di ranjang.""Ini disebut bukti langsung. Apa yang kamu foto sekarang adalah bukti nggak lang
Dia adalah orang yang ingin didekati oleh Johan.Johan tidak menyangka bahwa perbuatan jahatnya telah diketahui oleh ayah mertuanya.Aku turut senang untuk Lina. Untungnya, Lina menceraikan Johan lebih awal. Dia telah menyingkirkan bajingan itu.Jika tidak, Lina yang akan terluka.Kali ini adalah pertama kalinya aku mengunjungi perusahaan Johan. Aku tidak menyangka perusahaannya begitu besar.Perusahaan Johan bergerak di bidang dekorasi. Dia memiliki 20 hingga 30 karyawan.Aku memarkir mobil di sudut terpencil, lalu aku terus mengamatinya.Setelah menunggu lama, aku tidak melihat tanda-tanda kemunculan Johan.Sebaliknya, aku melihat istrinya, Rani.Penampilan Rani terlihat sangat biasa-biasa saja. Dia tidak begitu memesona, tetapi sebenarnya dia cukup cantik.Rani keluar dari perusahaan dengan perut buncit.Aku segera membuntutinya.Meskipun aku tidak tahu keberadaan Johan, jika aku tahu keberadaan Rani, mungkin aku bisa menemukan Johan.Setelah mengikutinya sepanjang jalan, aku menget
Alhasil, begitu aku masuk ke ruang tamu, Sharlina juga keluar.Selain itu, dia juga menyalakan lampu di ruang tamu.Sialan, aku berdiri di ruang tamu dengan tubuh telanjang seperti ikan.Sharlina menatapku dengan tatapan bodoh, seakan dia tidak menyangka aku akan muncul seperti ini.Ekspresinya tampak sangat canggung.Namun, matanya tertuju pada salah satu bagian tubuhku.Dia tidak bisa mengalihkan pandangannya sama sekali.Aku bereaksi, lalu aku segera menutupi tubuhku dengan tangan.Selain itu, aku segera meminta maaf, "Maaf, aku kira kamu sudah tidur ...."Aku merasa jika aku menjelaskannya saat ini, aku seperti orang bodoh.Sebelum aku selesai berkata, aku berlari ke kamar mandi.Aku merasa sangat canggung.Pertama, aku tidak sengaja melihat Sharlina telanjang. Sekarang, aku telanjang seperti itu lagi.Apakah Sharlina mengira aku seorang cabul?Semakin aku memikirkannya, aku merasa semakin kesal. Aku benar-benar ingin menampar wajahku sendiri.Kenapa aku tidak pakai celana pendek?
"Kalau kamu dan aku nggak menceritakan apa yang terjadi tadi, nggak akan ada seorang pun yang tahu.""Jangan khawatir. Kamu pasti akan menemukan pacar."Sharlina tidak mengatakan apa-apa.Aku merasa sangat canggung."Eh ... kalau begitu kamu mandi dulu, aku ke kamar sebentar.""Kalau kamu sudah selesai, beri tahu aku. Aku mau ke kamar mandi."Setelah berkata, aku kembali ke kamarku.Aku berpikir, "Apa-apaan ini?"Awalnya, aku tinggal sendirian di sini. Alhasil, seorang wanita tiba-tiba muncul. Saat aku ingin ke kamar mandi, aku bahkan harus menunggunya.Entah mengapa, sosok Sharlina yang muda dan cantik itu tanpa sadar muncul di benakku.Ternyata itulah pesona gadis muda.Tubuh itu tampak muda dan halus!Tidak heran jika banyak lelaki tua yang suka mencari gadis muda.Jumlah kolagen dalam tubuh gadis muda merupakan sesuatu yang tidak dapat dibandingkan dengan banyak wanita dewasa.Saat aku memikirkannya, aku bahkan merasa sedikit tidak nyaman.Aku segera berhenti untuk memikirkannya.S
Aku merasa sangat sedih, sehingga mataku menjadi basah.Aku menahan kesedihan di hatiku, lalu membalas Lina, "Kak Lina, aku nggak mengizinkanmu berkata seperti itu. Aku belum mulai bekerja keras, belum memperjuangkan cintaku. Kenapa kamu menyerah dengan semudah itu? Aku nggak mengizinkannya!"Aku tidak tahu apakah aku buta akan cinta. Aku hanya tahu karena aku telah memilih Lina, aku ingin bertanggung jawab padanya sampai akhir.Aku juga ingin mengatakan padanya bahwa aku belum menyerah. Jadi, Lina juga tidak boleh menyerah.Aku tidak takut dengan tekanan besar dari Dama. Namun, aku takut Lina akan tiba-tiba menyerah.Hal ini langsung membuatku kehilangan motivasi.Lina membalas, "Tapi, aku takut kamu akan bekerja terlalu keras. Nggak peduli seberapa keras kamu berusaha, kamu nggak akan bisa memenuhi permintaan ayahku. Kalau aku hanya orang biasa, tekananmu mungkin nggak begitu besar. Tapi, masalahnya adalah identitas ayahku terlalu istimewa."Aku segera membalas Lina, "Aku nggak takut
Aku bertanya-tanya, bagaimana mungkin rumah dengan dua kamar tidur serta ruang tamu yang begitu bersih dan rapi itu, hanya berharga 2,2 juta per bulan?"Sialan," umpatku dengan kesal. Kemudian, aku langsung menelepon pemilik rumah, tetapi pemilik rumah sialan itu tidak menjawab.Sharlina menatapku dengan gemetar. "Kak Edo, kalau kamu nggak suka aku tinggal bersamamu, aku akan pindah besok.""Tapi, malam ini .... bolehkah aku menginap di sini satu malam?"Melihat penampilan Sharlina yang menyedihkan, bagaimana mungkin aku berani mengusirnya?Ini adalah kesalahan pemilik rumah, bukan kesalahan Sharlina.Lagi pula, dia adalah sepupunya Lina. Sharlina juga sangat polos. Jika dia tinggal sendirian di luar, dia bahkan tidak akan tahu apakah dia telah tertipu.Mungkin ini adalah takdir."Lupakan saja. Karena kamu sudah tinggal di sini, tinggallah.""Ada dua kamar di sini. Kamu satu kamar dan aku satu kamar. Pagi hari, kamu harus pergi ke sekolah. Aku juga harus pergi bekerja. Malam hari, kita
"Eh, kenapa dia?" Begitu membaca nama itu, aku langsung merasa jijik.Dora menatapku sambil tersenyum dan bertanya, "Kenapa? Kalian saling kenal?""Dia kenalanku.""Bagus sekali. Aku akan memberikan pekerjaan ini padamu. Aku yakin kamu bisa melakukannya dengan baik.""Ini tugas pertamamu sejak bergabung dengan kantor detektif. Kamu harus menyelesaikannya dengan baik.""Kamu melakukannya dengan baik, kamu akan mendapat hadiah.""Sudahlah. Yang terpenting kamu jangan menipuku." Aku masih ingat dengan jelas adegan Dora menipuku agar menandatangani kontrak.Aku pikir itu adalah kontrak yang menguntungkanku. Namun, nyatanya itu adalah kontrak untuk menjual diriku.Jika dia tidak memberiku 100 juta sekaligus dan sangat bermurah hati padaku, aku pasti sudah berhenti sejak lama."Bawa berkas ini dan pelajari dengan saksama. Dapatkan informasi yang diinginkan klien dalam waktu tiga hari."Aku mengangguk dan berkata, "Oke, aku mengerti."Dora tiba-tiba bersandar di atas meja, lalu dia mencondong
Akhirnya, Larto berhenti.Aku juga diam-diam bernapas lega."Kamu beruntung hari ini, jadi aku akan melepaskanmu.""Tapi, lain kali kamu mungkin nggak seberuntung ini."Setelah Larto selesai berbicara, dia berbalik dan kembali berjaga di pintu bangsal.Aku bergegas meninggalkan pintu bangsal.Aku bahkan langsung meninggalkan rumah sakit.Jika aku berdekatan dengan Larto, sekujur tubuhku akan merasa gelisah.Setelah aku meninggalkan rumah sakit, aku baru dapat bernapas lega.Namun, setelah dipikir-pikir, aku merasa aku terlalu pengecut.Saat tertimpa masalah, aku akan melarikan diri. Aku tidak mencontoh temperamen Andre sama sekali.Hal yang terpenting adalah temperamen dan keberanian bukanlah sesuatu yang dapat dikembangkan dalam semalam.Aku harus menjadi tenang. Aku juga harus memiliki kemampuan nyata untuk mendukungnya.Saat ini, aku tidak punya pengalaman maupun keterampilan nyata. Temperamen seperti apa yang aku miliki?"Huft!"Aku menghela napas dalam-dalam. Aku menyesali mengapa
Setelah Bella memarahi mereka, dia berbalik dan berjalan keluar.Lalu, Bella bersandar ke dinding dengan ekspresi masam."Ada apa denganmu?" Barusan, Bella begitu tegas. Kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini?Bella menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku khawatir dengan Yuna. Apa yang akan Yuna lakukan kalau Harmin benar-benar mati?"Bella memang seperti ini. Dia memiliki lidah yang tajam, tetapi hatinya sangat lembut.Bella selalu terlihat dingin. Namun, sebenarnya dia sangat peduli pada semua sahabatnya.Untuk sesaat, aku tidak tahu harus berkata apa.Aku juga tetap diam.Bella tiba-tiba menatapku, hingga membuatku merasa tidak nyaman."Kenapa kamu menatapku seperti itu? Apa ada sesuatu di wajahku?"Bella memelototiku dan berkata, "Aku peringatkan kamu. Nggak peduli Harmin baik-baik saja atau nggak, kamu nggak boleh mendekati Yuna.""Kalau kamu berani mendekatinya, aku akan membunuhmu!""Sialan, menurutmu aku bajingan? Harmin adalah bosku. Dia sangat baik padaku. Bagaimana mun