"Aku tertidur di tengah malam, itu membuat aku terlambat berangkat kerja hari ini."Lina, "Apakah kamu menyalahkanku?"Aku, "Kenapa aku harus menyalahkanmu?"Lina, "Aku nggak menahanmu untuk tinggal."Aku, "Itu rumahmu. Kalau kamu ingin aku tinggal, aku akan tinggal. Kalau kamu nggak ingin aku tinggal, aku akan pergi."Lina mengirimiku emoji ciuman bibir merah.Aku, "Kak Lina, apa temanmu ada yang tahu cara membuat desain periklanan?"Lina, "Aku bisa buat."Aku, "Benarkah? Syukurlah! Kamu bisa bantu aku rancang brosur promosi pengobatan TCM. Aku memiliki template di sini, akan kukirim fotonya kepadamu."Aku segera mengambil foto brosur yang ditinggalkan oleh pekerja magang sebelumnya dan mengirimkannya ke Lina.Lina melihatnya dan berkata, "Brosur ini sangat sederhana. Aku bisa menyelesaikannya dengan cepat. Tapi, sepertinya ini dibuat oleh seorang amatir. Apakah kamu ingin aku membantumu menyempurnakan dan mempercantik?"Aku, "Tentu saja mau, Kak Lina, terima kasih."Lina, "Edo, janga
"Oke, menonton film boleh saja, tapi kamu nggak boleh melakukan hal yang memalukan."Aku berpikir dalam hati bahwa film itu adalah film yang penuh warna. Ketika menontonnya, aku tidak percaya kamu tidak merasakan apa-apa.Ketika saatnya tiba, aku akan lebih proaktif, biarpun aku tidak bisa berbuat apa-apa, setidaknya aku bisa bersenang-senang.Ketika aku membayangkan akan menonton film semacam itu bersama Kak Lina, aku sangat menantikannya.Karena aku terutama ingin tahu seperti apa reaksi Kak Lina saat menonton film semacam itu?Dia pasti akan sangat malu dan canggung, lalu dengan putus asa memintaku untuk mematikan film tersebut.Tapi, aku tidak peduli dan bahkan mencoba merayunya untuk menonton bersama.Adegan itu sangat menarik hanya dengan memikirkannya.Aku mengobrol dengan Lina beberapa kata lagi, kemudian memintanya untuk merancang brosur untukku.Biarpun mengobrol, pekerjaan tidak bisa ditunda.Karena tidak ada kesibukan sekarang, aku minum segelas air dan pergi ke toilet.Alh
Kemudian mematikan ponsel.Karena aku tahu Lina pasti akan membombardirku setelah melihat gambar itu.Pada saat ini.Di rumah Lina.Lina melihat video yang kukirimkan padanya.Ini adalah adegan seorang pria dan wanita muda berlari ke arah satu sama lain dengan penuh semangat di stasiun kereta.Dia pikir aku ingin menggunakan video itu untuk menyampaikan kepadanya bahwa aku merindukannya, jadi dia membuka video itu tanpa berpikir.Ternyata itu adalah video pendek dengan audio.Adegannya berubah.Terdengar suara ah ah ah.Bersamaan dengan adegan seorang pria memeluk seorang wanita ....Lina sangat ketakutan hingga dia hampir kehilangan rohnya."Lina, apa yang kamu lakukan?"Yang lebih menakutkan lagi adalah Nancy mendengarnya.Lina sangat ingin menangis."Nggak, nggak ada apa-apa.""Kamu bohong! Wajah dan matamu mengkhianatimu, yang paling penting adalah sebagai seseorang yang sudah menonton video yang tak terhitung jumlahnya, aku langsung tahu bahwa kamu sedang menonton video semacam it
"A ... aku nggak mau menonton lagi, aku mau ke toilet."Lina benar-benar tidak berani menonton lagi. Grup yang ditunjukkan Nancy padanya hanya untuk orang yang berusia 18+.Dia menonton hingga muka merah dan merasa sangat malu.Dia merasa wajahnya akan berdarah.Sedangkan Nancy, saat Lina tidak siaga, tiba-tiba Nancy merampas ponselnya."Nancy, jangan ....""Ahhhh!"Lina dengan cepat menutupi wajahnya dengan tangannya.Karena Nancy sedang menyalakan ponselnya."Hahaha, kamu masih bilang bukan, sekarang aku menangkapmu 'kan?"Lina sangat ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya.Dia menundukkan kepalanya, mencoba melarikan diri dari Nancy.Tapi, Nancy menahan lengannya dan menolak melepaskannya, "Sayang, jangan pergi, ceritakan bagaimana perasaanmu.""Nancy, apakah kamu beracun?" Lina sangat malu dan kesal hingga dia benar-benar ingin menangis.Nancy tersenyum dan berkata, "Ya, aku beracun. Apa kamu punya obat?""Aku nggak mau bicara denganmu lagi, aku benar-benar harus ke
Tak lama kemudian, ponselku mulai berbunyi lagi.Tapi, kali ini yang mengirimiku pesan ternyata adalah nomor WhatsApp Kak Lina.Kak Lina pasti tidak akan melakukan ini, jadi Nancy pasti mengirimiku gambar lewat WhatsApp Kak Lina.Aku berani memblokir nomor Nancy, tapi aku sama sekali tidak berani memblokir nomor Lina.Aku tahu ini hanyalah metode Nancy.Selain itu, biarpun aku memblokir Lina, Nancy akan menemukan cara lain untuk menanganiku.Aku terpaksa mengalah, "Kak Nancy, jangan kirim lagi, aku sedang bekerja."Nancy, "Kamu bilang jangan kirim, apa aku harus dengar? Dasar Teddy kecil, kamu berani memblokir nomorku, aku akan kirim terus!"Aku, "Kamu nggak bisa menyalahkanku, kamu terus mengirimiku pesan, bagaimana aku bisa bekerja?"Nancy, "Beraninya kamu menyalahkanku? Aku akan kirim terus biar kamu tahu rasa ...."Kemudian muncul serangkaian emotikon.Aku benar-benar salut.Yang bisa aku katakan hanyalah, "Oke, aku salah, aku seharusnya nggak memblokir nomormu, aku akan buka bloki
Huh, lawan aku, siapa yang lebih lemah?Aku sangat bangga.Ini bahkan lebih membanggakan daripada memanfaatkan Nancy, karena kebanggaan semacam ini bersifat psikologis, bukan sesuatu yang bisa dipuaskan oleh kebahagiaan fisik jangka pendek.Tepat ketika aku menantikannya, foto Nancy sudah dikirim.Aku membukanya dengan penuh harap dan menemukan sepasang kaki ramping, yang bagian utamanya ditutupi oleh rok pendek, itu menjulang dan sangat indah.Tapi, kenapa rok pendek ini terlihat familier?Sialan.Bukankah ini rok pendek Kak Lina?Nancy sang penyihir tidak memotret dirinya, melainkan memotret Kak Lina.Aku benar-benar kesal.Aku, "Yang aku inginkan adalah fotomu, kenapa kamu kirim foto Kak Lina?Nancy, "Astaga, bagaimana kamu bisa tahu itu foto Lina?"Gawat, apakah rahasiaku sudah terungkap?Aku panik.Nancy segera mengirimkan pesan lain, "Ada yang nggak beres, sangat nggak beres, Edo, apa kamu berselingkuh dengan Lina? Kalau nggak, bagaimana kamu bisa mengenali foto itu sebagai foto
Aku mengabaikannya dan menatap ponsel.Tapi, saat aku melihatnya, aku melihat "pihak lain membatalkan pesan"."Ahhhh ...."Emosiku hampir meledak.Aku akhirnya bisa mendapatkan foto itu, bagaimana bisa dibatalkan sebelum melihatnya?Aku, "Kak Nancy, apa yang tadi kamu kirim?"Nancy, "Kalau kamu nggak lihat maka itu urusanmu. Pokoknya aku sudah kirimkan foto yang kujanjikan."Aku, "Tadi ada orang idiot yang mengetuk pintu, yang membuat aku kaget setengah mati, jadi aku benar-benar nggak melihat apa pun. Kalau kamu kirimkan lagi, aku berjanji akan menghapusnya setelah lihat sekilas."Nancy, "Percuma saja kamu memohon sekarang. Kali ini bukan karena aku yang nggak menepati janjiku, tapi kamu yang nggak memanfaatkan kesempatan ini. Aku sudah melakukan apa yang kukatakan, Teddy, sekarang giliranmu."Aku sengaja berkata, "Nggak ada fotonya, Edo kecil nggak mau berdiri."Nancy, "Apa kamu berani menipuku? Kamu harus berpikir jernih, mampukah kamu menanggung akibat dari melakukan hal ini?"Aku,
Biarpun aku tahu Nancy mungkin sedang menggodaku, tapi mau tak mau aku menantikannya.Jadi aku menjawab, "Alangkah baiknya kalau Kak Nancy benar-benar bisa datang ke rumah sakit untuk mencariku."Nancy, "Apa kamu akan pergi ke hotel bersamaku?"Aku, "Kalau Kak Nancy butuh, aku bisa pergi kapan saja."Nancy, "Tapi, bagaimana dengan pekerjaanmu?"Aku, "Pekerjaanku sangat santai dan bebas, tanpa batasan."Aku sangat bersemangat dan menantikannya.Rasanya Nancy benar-benar sudah datang.Nancy, "Kalau begitu tunggu Kakak, Kakak akan setir mobil ke sana sekarang."Aku, "Kak Nancy jangan bohong, aku anggap serius."Nancy, "Aku nggak akan berbohong, aku janji."Di rumah Lina.Nancy meletakkan ponsel Lina ke samping dan berkata sambil tersenyum, "Biarpun aku nggak berbohong padamu, tapi aku nggak menggunakan ponselku untuk mengobrol denganmu, jadi yang mengobrol denganmu bukan aku, tapi Kak Lina-mu.""Yang berbohong adalah Kak Lina-mu."Lina keluar dari kamar mandi saat ini."Nancy, apa yang ka