āMaafkan aku, kak, sudah datang telat. Soalnya tadi ada keperluan mendesak dulu,ā ujar pria muda tersebut.āIya, Bay. Eh iya, gimana kabar kamu sekarang?ā tanya Gendis kembali.āBaik, kak. Seperti yang mbak lihat. Kira-kira ada apa, ya, kok Mbak Gendis memintaku ketemu di sini? Kenapa enggak bicara di rumah?ā tanya lelaki yang dipanggil Bayu tersebut.Bayu adalah adik ipar Gendis. Lebih tepatnya ia itu adik kandung dari Damar. Perbedaan usia mereka hanya terpaut dua tahun saja, membuat Bayu terlihat sama dewasanya dengan Damar. Akan tetapi, sampai sekarang pemuda itu sama sekali belum memiliki pasangan. āMaafkan Mbak, Bay. Mbak sama sekali enggak bisa membicarakan yang akan Mbak katakan sama kamu di rumah. Ini hanya rahasia di antara kita,ā bisik Gendis. Bayu memang lebih dekat dengannya dari pada Damar. Sehingga pemuda itu bisa Gendis percaya.āSebenarnya ada sesuatu yang mau Mbak katakan sama kamu tentang Mas Damar,ā ujar Gendis lirih. Membuat lelaki bernama bayu mendongakkan kepal
āMaksudmu apa, Bay?ā tanya Gendis. Kenapa ia merasa nada suara Bayu berbeda saat mengucapkan kalimat yang terakhir tadi. Namun, Gendis tidak paham itu. āehm ... maksudnya ... memangnya Mbak Gendis tidak tahu kalau aku ini menyayangi Mbak seperti seorang adik kandung ke kakak perempuannya?ā ucap Bayu langsung di balas anggukan oleh Gendis.āJadi, untuk selanjutnya, apa Mbak Gendis sudah punya rencana?ā tanya Bayu. Namun, Gendis menggeleng. Ia sama sekali belum memikirkan cara apa pun untuk menyelidiki Damar. Jangankan untuk itu, ia bahkan masih syok mendengar pengakuan adik iparnya itu mengenai suaminya.āBegini saja. Mbak tidak perlu khawatir. Biar nanti aku bantu buat menyelidiki semuanya. Mbak Gendis tinggal menunggu kabar dariku saja.āGendis terharu memiliki adik ipar yang baik kepadanya layaknya adik kandung. Meskipun sikap ibu mertuanya berbanding terbalik dari putra keduanya tersebut. Namun, Gendis yakin, hati mertuanya akan mulai melunak setelah bayi di dalam kandungannya lah
Bab 11. (1700 kata)Jangan lupa untuk klik tombol berlangganan dan berikan jejak dengan cara komen dan berikan ā¤ļø. Happy reading ššššGendis mendapatkan pesan masuk dari nomor tidak dikenal dengan bukti transfer dan cek sebagai uang DP sebuah apartemen mewah. Juga, foto sang suami di lobi sebuah gedung yang Gendis prediksi sebuah apartemen. Namun, tidak jelas di mana tempat itu berada.Tidak lama, notifikasi pesan masuk kembali ke ponsel Gendis dengan nomor yang sama. Kali ini, potret sang suami yang tengah berdiri di depan pintu apartemen dan satu lagi foto pria itu tengah bercumbu dengan seorang wanita. Namun, wajah perempuan itu tidak begitu jelas terlihat. Hanya menampilkan sosok perempuan yang hanya mengenakan gaun tipis selutut berwarna merah menyala. Lantai yang dipijak Gendis seakan amblas. Tubuhnya luruh seketika. Wanita itu sudah tahu kemungkinan sang suami telah bermain api di belakangnya. Namun, tetap saja hatinya yang rapuh retak juga saat melihat bukti perselingk
āMas, Damar. Mas di sini juga?ā tanya Gendis. Senyumnya terbit bagai bulan sabit yang tengah memancarkan sinarnya.Damar mulai kikuk dengan kedatangan sang istri. Bagaimana mungkin Gendis bisa datang sedangkan Damar tidak mengajaknya sama sekali? āSayang, kok kamu ada di-di sini juga?ā tanya Damar terbata-bata. Dia sangat syok melihat sang istri ada di hadapannya. Tangan pria itu mulai berkeringat dengan wajah yang mulai pias. āLho, Pak Damar memangnya tidak mengajak Bu Gendis? Kok kalian tidak berangkat bersama?ā celetuk salah satu istri dari rekan bisnis Damar yang langsung disenggol suaminya. Membuat Gendis tersenyum menanggapi perkataan ibu tadi.āAh iya, Bu. Bukan begitu. Mas Damar juga mengajak saya, tapi karena alasan kesehatan, jadi saya sempat menolak ajakannya. Tapi, karena mengingat Bu Rosa itu kawan baik Papa. Jadi, aku memutuskan untuk datang ke sini,ā terang Gendis berbohong. Ia tidak mau egois dengan membuat nama suaminya tercoreng. Bukan hanya nama baik keluarga yang
āHai, Dis.ā Gendis menoleh ketika mendengar panggilan seseorang dari arah belakang. Senyumnya kembali merekah saat melihat siapa orang itu.āMas David? Ya ampun, Mas. Kok kita bisa ketemu di sini? Kebetulan banget,ā sambut Gendis. Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan teman laki-lakinya itu.āJodoh kali, Dis.āāMas David bisa aja.āKalimat yang meluncur dari mulut David, Gendis terima sebagai suatu candaan. Akan tetapi, berbeda dengan wanita itu, David justru mengamini ucapannya. Salah memang mengharapkan istri orang. Namun, rasa yang ia pendam untuk Gendis merebak kembali saat pertama kali bertemu lagi kemarin.Gendis tertawa dengan renyah, sehingga mata David tidak pernah lepas memandang wajah wanita itu. Senyum serta tawa Gendis dapat melambungkan jiwa David serta sebagai penyejuk hatinya yang mengering bak mata air di Padang tandus. Menjadikannya sebagai candu, membuat David selalu dilahap kerinduan akan sosok bidadari hatinya tersebut.āMas David kok bisa ada di sini
Damar terus saja menghubungi nomor yang tertera di layar ponselnya. Berulang kali ia terus menekan tombol panggilan tersebut, tetapi tetap tidak diangkat oleh seseorang di seberang sana. Seorang pria yang telah mengirimkan sebuah rekaman antara Damar dan Vivian di kamar mandi. Sebuah adegan percakapan serta sesuatu yang tidak senonoh di dalamnya.āSh*t!ā umpat Damar, merasa geram karena dirinya telah dipermainkan oleh seseorang yang sama sekali pria itu tidak kenal.āBagaimana mungkin orang ini memiliki rekamanku bersama Vivian? Siapa sebenarnya dia dan apa motif dibalik melakukan ini semua? Apa ... jangan-jangan dia ingin memerasku?ā gumam Damar.Pria itu terus bolak-balik sambil memikirkan cara untuk menghubungi orang yang sedang menerornya. Ia takut Gendis akan mengetahui segala rahasia yang selama ini pria itu tutupi. Apalagi kalau sampai berita ini tersebar, bisa hancur reputasinya sebagai pengusaha yang bersih serta terkenal setia terhadap istri.Damar gelisah di lorong sebuah k
āMas, aku minta maaf ada urusan mendesak. Lain kali kita ketemu lagi dan meneruskan pembicaraan kita.ā Tanpa mendengarkan jawaban dari David, wanita itu gegas berlari dan mencari sebuah taksi untuk mengantarnya ke suatu tempat. Melihat Gendis yang berlari, David segera menyusul di belakangnya. Ia khawatir setelah melihat raut wajah Gendis yang sepertinya sangat terlihat memerah seolah menahan amarah.Pria itu dapat melihat Gendis sedang menunggu taksi lewat. Namun, tidak ada satu pun yang lewat membuat David berinisiatif untuk memberikan tumpangan kepada Gendis. Ia gegas mengambil mobilnya dari tempat parkir dan menghentikan kendaraannya di depan Gendis berada. Setelah membunyikan klakson, David membuka kaca mobilnya.āDis, apa perlu tumpangan? Biar kuantar ke tempat tujuan.ā Namun, Gendis menggeleng, merasa tidak enak jika harus merepotkan David. Lagi pula, ia tidak ingin orang lain tahu masalah rumah tangganya.āMakasih, Mas. Tapi, aku tunggu taksi yang lewat aja,ā jawab Gendis m
Bab 16. 1928 kataHappy reading šDamar kembali berlutut di depan sang istri dan langsung menggenggam tangannya. Namun, Gendis terus saja bergeming seolah tidak mendengar sedikit pun perkataan sang suami. Akan tetapi, ucapan Gendis selanjutnya membuat Damar mendongakkan kepala dan menatap tajam sang istri.āMas aku minta tolong untuk menceraikanku saat ini juga.āDamar membelalakkan matanya. Hal yang ditakutkan pria itu terjadi juga. Gendis meminta cerai, sedangkan pria itu tidak mungkin melepaskan sang istri. Jika, itu terjadi, berarti dia harus siap melepaskan segalanya. Jabatan, harta, dan dengan begitu perusahaan miliknya yang akan goyah. Bagaimana kalau Gendis menarik saham miliknya serta kakak ipar Damar.āDis, jangan seperti ini. Mas minta maaf. Mas khilaf dan janji enggak akan mengulanginya lagi,ā ratap Damar, mencoba meyakinkan Gendis untuk memikirkan kembali keputusannya.āSudah berapa lama Mas memiliki hubungan dengan Vivian?ā tanya Gendis masih menatap kosong ke depan tan