Home / Romansa / Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga / Bab 36. Apa Kamu Masih Memikirkan Dia?

Share

Bab 36. Apa Kamu Masih Memikirkan Dia?

Author: El Hawra
last update Last Updated: 2024-08-19 23:59:07
Raul tertegun mendengar suara yang tiba-tiba saja masuk ke kamarnya. Pria itu menghela napas, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas kursi.

“Bukan siapa-siapa, Ma.” Raul menjawab acuh.

Nyonya Victoria menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan putra semata wayangnya itu.

“Kamu kenapa, Raul? Belakangan ini mama perhatikan kamu sangat kacau, uring-uringan gak jelas.”

“Ck, gak apa-apa kok, Ma. Itu cuma perasaan Mama aja,” jawab Raul santai, ia kembali mengambil rokok di atas meja dan menyalakannya.

“Cukup, Raul! Kamu biasanya nggak seperti ini. Kamu tidak bisa membohongi mama, Nak. Lihat dirimu, sudah berapa bungkus rokok yang kamu habiskan? Mama tahu, sebelum ini kamu tidak merokok. Coba cerita sama mama, sayang. Ada apa?”

Alih-alih menjawab pertanyaan nyonya Victoria, Raul malah tertawa sambil menghisap rokoknya, tak ayal lelaki itu tersedak hingga terbatuk-batuk. Nyonya Victoria menjadi sangat cemas.

“Mama ini terlalu lebay,” sahut Raul sambil terkekeh, “lelaki merokok hal yang bia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 37. Aku Akan Membawanya Kembali

    “Carmeeen!!” Raul berteriak dengan keras, tidak berapa lama Carmen datang dengan tergesa-gesa, ia ketakutan melihat kemarahan di wajah tuan mudanya.“I-iya, Tuan.” Wanita paruh baya itu menjawab sambil menundukan wajahnya.“Siapa yang mengacak-acak kamarku? Siapa yang sudah lancang merubah isi kamarku? Jawab!!” bentak Raul dengan wajah memerah menahan amarah.“I-iya tuan, i-itu….”“Itu apa?! Ngomong yang benar Carmen!”“I-itu nyo-nyonya ….”“Ya Raul, memang mama yang melakukannya, kenapa?” ujar nyonya Victoria yang tiba-tiba masuk. “Ma, berhentilah mengurus urusan ruangan pribadiku, aku bukan anak kecil!” sahut Raul sambil mendengus kesal.“Mama bukan ikut campur, Raul. Mama hanya memindahkan barang-barang Elena. Dia sudah tidak ada di sini, jadi buat apa barang-barangnya masih terpampang di kamar ini?”Raul menghela napas, ia mengacak-acak rambutnya dengan kesal. “Ma, aku tahu dia sudah tidak ada di sini, tapi soal isi kamarku, soal barang-barangnya, itu urusan aku, mau aku biarkan

    Last Updated : 2024-08-20
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 38. Menyusul Elena?

    “Nyonya, tuan pergi…” Carmen melapor dengan tergesa-gesa kepada nyonya Victoria.“Pergi ke mana? Mungkin berangkat ke kantor, Raul kan memang suka berangkat lebih awal.” Nyonya Victoria menjawab santai.“Tidak, nyonya. Kalau berangkat kerja tuan tidak akan membawa koper.”“Apa? Bawa koper?” sahut nyonya Victoria terbelalak, Carmen mengangguk. Tadi ia sempat melihat Raul pergi dengan membawa koper. Carmen hendak bertanya namun Raul keburu masuk ke dalam mobil dan langsung berangkat.“Apa barang-barang Elena sudah kamu kembalikan seperti perintah dia?” “Sudah nyonya, semalam juga setelah saya selesai membereskan barang-barang Elena tuan kembali ke kamar, tapi tidak bilang apa-apa.”Nyonya Victoria menghela napas, ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Raul, namun berkali-kali ia mencoba tetap tidak diangkat.Nyonya Victoria menjadi kesal bercampur khawatir, apa sebenarnya yang terjadi dengan Raul? Apa mungkin karena Elena dia jadi begini? Wanita itu segera menghubungi nomo

    Last Updated : 2024-08-21
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 39. Aku Ingin Mencari Elena

    “Hola, Buenas tardes!” terdengar suara pintu diketuk dan suara seseorang menyapa dari luar. Nyonya Zavier segera bangun dan membukakan pintu.“Hola, buenas tardes, Tia,” sapa seorang pemuda sambil tersenyum ramah, “cómo estás?”“Buenas, Miguel! Bien, kalau kabarmu sendiri bagaimana?” sambut nyonya Zavier hangat.“Ah bien, tia, muy bien,” sahut pemuda yang dipanggil Miguel itu, ia adalah teman satu sekolah dengan Isabella, Miguel sudah lebih dulu tamat, bisa dikatakan kalau pemuda itu adalah senior Isabella, namun hubungan keduanya sangat dekat. “Tia, apa Chavela ada?”“Ada, tuh lagi ngobrol sama pamannya, ayo masuk,” jawab nyonya Zavier, ia mempersilahkan pemuda itu untuk masuk.“Hola Tio! Hola Vela!” sapa pemuda itu.“Hola Miguel! Wah sudah lama juga tidak melihatmu, apa kabarmu?”“Muy bien, Tio. Cuma memang sedikit sibuk dengan kuliah.”“Dengar-dengar kamu kuliah di Barcelona, Miguel. Apa itu benar?” tanya tuan Zavier antusias.“Benar, paman. Sekarang sedang liburan, makanya aku pula

    Last Updated : 2024-08-22
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 40. Penyesalan

    “Oh Tuhan, apa aku tidak salah lihat?” gumam Raul, matanya tak berkedip melihat seorang gadis yang duduk dengan seorang pemuda.“Elena… Benarkah itu Elena? Lalu siapa pemuda itu? Keduanya sepertinya sangat mesra.”Raul memperhatikan sepasang anak muda yang sedang berbicara sambil bercanda ria. Ada kecemburuan yang mulai menjalari hati Raul. Namun sejenak ia ragu, jika diperhatikan, gadis itu masih sangat muda, lebih muda dari Elena yang biasa dilihatnya. Apa mungkin hanya dalam beberapa minggu tidak melihat, Elena berubah seperti itu? Sayangnya, kecemburuan dan rasa frustasi telah menutupi hati dan pikiran pria itu, sehingga ia tidak bisa lagi berpikir jernih.Sejenak Raul terpana, gadis itu sangat energik dan ceria. Rambutnya dikepang dua tanpa makeup, namun sangat manis, cantik alami khas gadis-gadis desa yang masih polos.Raul tertunduk, ada sesal yang menggelora sangat dalam di hati lelaki itu. ‘Elena, aku setengah mati mencari dan merindukanmu, tapi sepertinya kamu sudah berbaha

    Last Updated : 2024-08-23
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 41. Kembali Mencari

    “Apa itu perlu, paman?” tanya Raul dengan linglung. Yah, tadi memang ia sempat bingung, karena gadis yang ia lihat itu terlihat masih sangat muda, lebih periang dan polos. Berbeda dengan Elena yang ia kenal saat ini, lebih dewasa, anggun dan pendiam.Pria penjaga makam itu mengangguk, “Benar tuan muda, belajar dari pengalaman saya. Saya sudah terbakar emosi, sehingga langsung memutuskan kalau istri saya selingkuh, tanpa menyelidiki atau bertanya terlebih dahulu.”Raul kembali tertegun, ia mencoba mengingat kembali kejadian siang tadi, gadis itu memang terlihat masih sangat muda dan periang, berbeda dengan Elena yang ia kenal. Bahkan saat pertama kali ia melihat Elena di butik 3 tahun lalu, Elena terlihat sebagai seorang gadis yang pemalu, berbeda dengan yang dilihatnya tadi siang. Kalau memang berbeda, lalu gadis tadi siapa? Kenapa mereka begitu mirip?“Kamu benar, paman. Sepertinya memang ada yang aneh. Gadis yang aku lihat tadi siang terlihat masih sangat muda, periang dan ceplas-cep

    Last Updated : 2024-08-23
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 42. Kekhawatiran Paman Zavier

    “Tuan, apa lagi yang bisa saya bantu?” tanya pelayan laki-laki itu, ia nampak bingung melihat sikap Raul yang tiba-tiba tersenyum sendiri.Raul terkesiap, ia segera ke sikap semula dan menanyakan rumah Miguel Hernandez.“Tentu tuan, keluarga Hernandez adalah salah satu keluarga terpandang di Penedes ini.”“Bisakah kamu antarkan aku ke rumahnya untuk bertemu Miguel Hernandez?” tanya Raul lagi, pelayan itu nampak ragu-ragu.“Kamu nggak usah khawatir, aku akan memberikanmu uang lebih diluar informasi tadi.”“Masalahnya bukan itu tuan, tapi… saya harus bekerja.” Pelayan itu menjelaskan.“Baiklah, antarkan aku pada bos kamu,” pinta Raul. Pelayan itu mengangguk lalu mengantarkan Raul ke ruang atasannya.“Saya Raul Mendez dari Barcelona, saya membutuhkan bantuan karyawan Anda untuk mengantarkan saya mencari suatu alamat, untuk itu saya minta izin agar karyawan Anda ini libur untuk hari ini. Saya akan membayar uang kompensasi untuk itu.”Semula manajer restauran itu masih terdiam, namun akhir

    Last Updated : 2024-08-24
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 43. Tidak Perlu Mencari Lagi!

    “Apa? Mencari Elena?” tukas Raul terkejut, tuan Zavier mengangguk.“Apa Elena tidak ada di sini, tuan?” tanya Raul khawatir, ada kebingungan di hatinya. Tuan Zavier menghela napas panjang sebelum akhirnya menggeleng.“Sudah lama sekali Elena tidak pulang, bahkan tanpa kabar berita,” jawab tuan Zavier pelan. “Empat tahun lalu, ketika musibah maut menimpa kedua orang tuanya, Elena sangat sedih dan bingung. Akhirnya ia memutuskan berhenti kuliah dan mencari kerja ke Barcelona.”Tuan Zavier pun memulai ceritanya dengan wajah penuh tekanan dan ketidakberdayaan.“Elena dan Chavela adalah anak kakak saya, maka Elena menitipkan Chavela kepada saya sekaligus perkebunan ini. Di tahun pertama Elena selalu memberi kabar, bahkan beberapa kali pulang. Terakhir ia pulang saat perayaan tahun baru, lalu setelah itu tidak pernah kembali, sekitar 3 tahunan Elena tak ada kabar berita.”Tuan Zavier berkata dengan sedih, bahkan nyonya Zavier menitikkan air mata.“Kami sudah putus harapan, tidak tahu kemana

    Last Updated : 2024-08-24
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 44. Surat Wasiat

    Raul, tuan Zavier dan istrinya tertegun, terdengar suara seseorang dari alah luar, suara yang penuh kemarahan. Namun belum sempat hilang keterkejutan mereka, tiba-tiba seorang gadis menerobos masuk dan langsung memukuli Raul.“Dasar bajingan! Pecundang! Tiga tahun kamu mengurung kakakku, pergilah ke neraka! Bangsat!”Bagai kesetanan Chavela memukuli Raul, namun lelaki itu bergeming, ia tak melawan ataupun mengelak, Raul hanya pasrah menerima apapun yang akan dilakukan keluarga Elena, karena semua memang kesalahannya.“Vela! Tahan sayang!” teriak nyonya Zavier, tuan Zavier pun berdiri hendak melerai Chavela yang mengamuk, namun Miguel telah lebih dulu masuk dan menarik Chavela lalu memeluknya.Chavela menangis sejadi-jadinya, ia baru saja tiba dengan membawa kabar gembira kalau dia di terima di salah satu perguruan tinggi ternama di Barcelona. Saat turun dari mobil ia berlari lebih dulu untuk menyampaikan kabar itu pada paman dan bibinya, sedangkan Miguel menyusul di belakangnya sambil

    Last Updated : 2024-08-25

Latest chapter

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 159. Akhir

    “Apa? Ke kantor polisi? Tapi ada pak?”“Nanti akan kami jelaskan di kantor, kami menunggu kedatangan Anda segera, nyonya.”Raul terbangun mendengar suara percakapan Elena dengan polisi.“Ada apa, sayang?” tanya Raul pelan dengan suara yang serak.“Polisi meminta untuk datang, tapi tidak menjelaskan masalah apa,” jawab Elena dengan suara rendah.Raul mengangguk seraya mengelus tangan Elena lembut, “kita akan segera ke sana.”“Baiklah, pak. Kami akan segera ke sana,” ucap Elena kembali berbicara di telepon.“Siap nyonya, terima kasih atas kerjasamanya.”Setelah panggilan berakhir Elena menghela napas, ada kekhawatiran di wajahnya.“Kira-kira ada masalah apa ya, Raul?”“Entahlah, sayang. Nanti kita akan tahu setelah di kantor polisi. Kamu tenang saja, aku akan menemanimu. Sekarang kamu bersiap-siap dulu, aku akan menghubungi Mario dan tim pengacara agar mereka datang terlebih dahulu ke kantor polisi.”Raul berkata lembut sambil membelai rambut Elena, wanita itu mengangguk. Raul menghadia

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status