Share

Bab 126. Kedatangan Tamu

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 22:43:08

Raul tertegun, seketika ia menoleh pada Elena, “Maksudmu?”

“Sebaiknya kita jangan sering bertemu, Raul. Aku hanya ingin lebih yakin dengan hatiku,” jawab Elena pelan.

“Baiklah Elena, tapi tolong jangan larang aku bertemu Juan, karena aku harus memastikan setiap hari kalau Juan baik-baik saja.”

“Tenang saja Raul, Juan akan baik-baik saja, aku tidak akan membiarkan apa pun terjadi padanya, di sana banyak pelayan dan keamanan akan terjaga.”

“Tidak Elena, aku tidak bisa toleransi untuk hal ini, Juan adalah tanggung jawabku.”

“Tapi Raul…” Suara Elena menggantung ketika terdengar suara ketukan pintu.

“Tuan, nyonya. Makan siang sudah siap, nyonya besar sudah menunggu di meja makan untuk makan bersama.” carmen memberitahu.

“Ayo Elena, mama sudah menunggu,” ajak Raul sambil menarik tangan Elena pelan, Elena hanya mengaangguk lalu mengikuti Raul ke luar.

Raul tidak melepaskan tangan Elena, ia menggengamnya erat meskipun wanita itu berupaya melepasnya.

“Raul lepasin,” bisik Elena pelan, ketika m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 127. Claim Clara

    “Apa maksud Anda nyonya? Siapa anak ini?” tanya Mia bingung.“Ini adalah putraku, Hugo Diego Rodriguez,” jawab wanita itu.“Ah, putra Anda? Tapi mengapa memakai nama Diego Rodriguez?” Mia semakin bingung, ditatapnya lekat-lekat balita berumur tiga tahun itu, sama sekali tidak ada kemiripan dengan Diego.Wanita itu menghela napas sambil mengusap-usap rambut putranya. “Mau bagaimana lagi, Mia. Karena papanya adalah Diego Rodriguez?”“Apa? Anak tuan? Bagaimana mungkin? Bukankah Anda sendiri yang membatalkan rencana pernikahan dengan tuan, nyonya Clara?”“Memang benar, Mia. Saat itu aku memang sangat takut mendengar penjelasan Emma, karenanya aku langsung memutuskan sepihak untuk membatalkan pernikahan dengan Diego.”Clara terdiam sejenak, wajahnya tertunduk sedih. “Aku harus membayar mahal keputusanku itu, karena aku diusir oleh kedua orang tuaku. Akhirnya, aku pergi ke Paris. Aku baru menyadari kehamilanku setelah tiba di sana, aku bingung saat itu, mau kembali ke mari aku takut, akhir

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 128. Apa Buktinya?

    “OK, terus selidiki siapa pria itu, dan laporkan secepatnya!” Mario memberi perintah, ia menghela napas setelah memutuskan panggilan, lalu menoleh pada Raul yang sedang memperhatikannya.“Apa ada kabar terbaru?” tanya Raul penasaran.“Ya tuan, ternyata setelah di Paris Clara bekerja sebagai seorang seorang waitres, lalu ia dekat dengan seorang pria, dan dari penelusuran agen yang bekerjasama dengan orang kami kalau Clara menikah dengan lelaki itu.”“Wah menarik, semakin memperkuat dugaanku kalau anak itu memang bukan anak Diego,” ujar Raul antusias. Mario mengangguk membenarkan.Sementara itu Elena termenung sendirian di kamarnya, ia mencoba memejamkan mata, namun apa yang dilaporkan Mia mengenai Clara, telah mengusik pikirannya. Apa benar yang di klaim wanita itu, kalau dia mempunyai anak dari Diego?Elena mencoba kembali mengingat-ingat cerita Diego tentang Clara, kalau lelaki itu sangat membencinya. Di mata Diego, Clara sudah tidak ada, ia sama jahat dan buruknya dengan Emma.“Tapi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 129. Penuturan Clara

    “Apa ini?” tanya Elena sambil memperhatikan sebuah amplop yang diberikan oleh Clara.“Tadi kamu menanyakan bukti, buka? Nah lihat sendiri, bukti otentik ada di situ.” Clara berkata dengan penuh percaya diri. Elena segera membukanya, seketika matanya terbelalak.Isi amplop itu adalah hasil test DNA yang menyatakan bahwa hubungan antara Hugo Diego Rodriguez dan Diego Eduardo Rodriguez adalah anak dan ayah. Spontan Elena menatap anak yang duduk di samping Clara, diperhatikannya lekat-lekat, sedikitpun tidak ada kemiripan, sedangkan Clara tersenyum penuh kemenangan.“Bagaimana, apa kamu masih belum percaya?” sindir Clara. Elena hanya terdiam, untuk sesaat ia menjadi bingung, apa yang harus dikatakan dan dilakukannya?“Selamat siang nyonya,” sapa Mario yang baru datang bersama Raul.“Oh, Mario. Kamu sudah datang,” sahut Elena sedikit lega, ia memang harus mendiskusikan masalah ini dengannya. Elena pun menyerahkan amplop itu pada Mario.Mario segera membuka amplop itu dan membaca isinya den

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 130. Rencana Mario

    “Kecuali apa?” desak Clara penasaran.“Kecuali Anda menyerahkan putra Anda pada nyonya Elena, karena beliau adalah istri sah tuan Diego, jadi jika harus dicatatakan maka ibu dari putra Anda adalah nyonya Elena Rodriguez,” jelas Mario.“Apa?!” teriak Clara terkejut, spontan ia menatap Elena yang masih duduk dengan tenang. “Tidak mungkin, dia adalah anak kandungku, darah dagingku, bagaimana mungkin dipisahkan dariku?”“Itu terserah Anda, nyonya. Karena hanya anak yang melalui perkawinan yang sah yang bisa dicatatkan.”Clara terdiam, ia mencoba berpikir. Sebenarnya ia ingin meminta pendapat Emma karena ini semua adalah gagasannya. Tapi bagaimana caranya? Bisa ketahuan nanti.“Itu artinya, anakku akan tinggal di sini?” tanya Clara lagi.“Ya,” jawab Mario singkat.“Itu berarti Hugo akan menjadi ahli waris Rodriguez?” “Jika sudah resmi disahkan pengadilan, maka otomatis akan menjadi ahli waris Rodriguez.”“Apa aku boleh menjadi walinya?” tanya Clara antusias, “karena aku adalah ibu kandung

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 131. Aku Pamit

    “Bagaimana tuan, apa tiga hari cukup?” tanya Mario kepada Raul, bagaimanapun semua rencananya itu tak lepas dari ide Raul.“Hmm, sebenarnya dua hari pun cukup, tadi Julio sudah menginformasikan kalau dalam dua hari kedepan mereka akan tiba di sini. Selain itu hari ini juga aku akan ke sana, memastikan segala sesuatunya. Kebetulan dia adalah teman lamaku.”“Baiklah, tuan. Saya juga akan mempersiapkan hal-hal lainnya.” Mario mengkonfirmasi. Sementara itu, setelah meninggalkan ruang tamu, Elena segera ke kamar bayi untuk melihat Juan, dia segera menggendongnya dan menatap wajah putranya lekat-lekat, ia mencoba membandingkan dengan putra Clara, sedikitpun tidak ada kemiripan, dari sisi apapun. Apa benar anak itu adalah milk Diego?“Nyonya,” sapa Mia yang baru masuk.“Mia duduklah,” pinta Elena. Mia mengangguk, ia memberi kode kepada pengasuh yang masih ada di ruangan itu untuk ke luar, lalu duduk di samping Elena.“Apa perempuan itu masih di sana, Mia?” tanya Elena pelan.“Tidak, Clara s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 132. Teman Lama

    “Ah? Maksudmu bagaimana, Emma? Tanya Clara bingung, kalau dia bisa menjadi wali putranya, tentu saja tanpa pikir panjang dia terima, kenyataannya selama anak itu belum berusia delapan belas tahun, maka semua perwaliannya di tangan Elena. “Mereka tidak mengizinkan aku untuk menjadi wali anakku.”Emma menyesap minuman di gelasnya, lalu tersenyum pada Clara. “Kamu memang bodoh, tentu saja kamu tidak bisa menjadi walinya, karena kamu bukan istri sah Diego, tapi kamu bisa mengajukan diri untuk menjadi pengasuh putramu, dan tinggal di sana. Dengan demikian kamu akan selalu dekat dengan putramu, dan memprovokasi serta mengendalikan anakmu, sebagai anak tertua, bukan tidak mungkin putramu dapat mendepak Elena dan anaknya. Coba kamu pikir, siapa yang diuntungkan?”Emma tersenyum bangga dengan ide briliantnya, sedangkan Clara tertegun, ia sama sekali tidak terpikirkan akan hal.“Wah, luar biasa sekali kamu, Emma.” Clara berkata dengan kagum, “baiklah lusa saat pertemuan dengan mereka akan aku a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 133. Kebenaran Akan Terungkap

    “Apa yang dia lakukan?” tanya Raul penasaran. Luis kembali menghela napas panjang sambil memainkan gelas minuman di tangannya, ia menyesapnya sebelum akhirnya menjawab. “Skandal yang memalukan keluarga. Mungkin aku masih bisa mentolelir jika dia hanya mengkhianatiku, tapi aku tak akan membiarkan siapapun menghancurkan reputasi keluarga ini, yang telah dibangun dengan susah payah oleh kedua orang tuaku.” Raul terdiam, tidak bisa berkomentar apa pun, karena apa yang dikatakan sahabatnya itu benar adanya. Dalam diam, dia hanya meraih minuman yang disuguhkan sahabatnya, dan menyesapnya. “Bagaimana dengan wanitamu, Raul?” tanya Luis memecah kesuanyian dua teman lama itu. Raul tersenyum sambil memutar-mutar gelas di tangannya. “Dia wanita yang baik dan bermartabat,” jawab Raul tersenyum bangga, “sayangnya, aku telah melakukan kesalahan yang fatal dan terlambat menyadari cintaku padanya, hingga aku harus kehilangan dia, ketika aku menemukannya kembali, dia telah menjadi milik orang lain

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 134. Terbongkar

    “Maaf tuan Mario, ada yang ingin saya sampaikan,” ujar Clara sambil berdiri. Mario menoleh pada ketua tim pengacara, mengangguk lalu kembali menatap Clara.“Ya Nyonya Clara, silahkan apa yang ingin Anda sampaikan?”“Ahm, begini. Pada pertemuan sebelumnya, tuan telah menyampaikan pilihan kepada saya, bahwa jika anak saya ingin dicatatkan legalitasnya sebagai ahli waris Rodriguez, maka saya harus menyerahkan perwalian anak saya pada nyonya Rodriguez yang sah,” sahut Clara, ia terdiam sebentar sambil melirik Elena yang duduk dengan tenang, tanpa reaksi.“Ya, lalu? Bukankah Anda keberatan untuk itu?” tanya Mario.“Benar tuan, saat itu saya memang tidak banyak berpikir. Tapi setelah memikirkannya lagi, maka saya berubah pikiran.”“Maksud Anda?” desak Mario lagi.“Untuk kebaikan putra saya, maka saya bersedia melepaskaan anak saya dalam perwalian nyonya Elena, tapi ...” Clara terdiam sesaat, ia menghela napas sambil menatap putranya. “Izinkan saya menjadi pengasuh putra saya, agar saya bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 150. Misi Penyelamatan

    “Bagaimana kalau kita menjebak Emma.” Miguel mengemukakan pendapatnya. “Maksudnya menjebak bagaimana, tuan Miguel?” tanya Mario tertarik.Miguel menghela napas lalu melihat pada Clara, “Kita akan mencari tahu di mana keberadaan Emma melalui nyonya Clara.”“A-apa? Maksudnya bagaimana, tuan?” tanya Clara bingung sekaligus khawatir, “kalau tuan meminta saya menanyakan Emma di mana, pasti dia tidak akan memberitahu, yang ada malah akan curiga kepada saya.”“Tidak, saya tidak akan meminta nyonya menanyakan di mana lokasi Emma,” sahut Migu sambil mengeluarkan ponselnya. “Tapi kita akan melacak keberadaan Emma melalui nomor teleponnya.”“Apa itu efektif, Migu?” tanya Raul penasaran.“Selama lokasinya akurat, maka akan sangat efektif, tuan. Yang penting ponsel sasaran harus aktif dan untuk memastikan kita bisa meminta nyonya Clara menelepon Emma.”Raul mengangguk mengerti, begitu pun Mario dan yang lainnya. “Vela, tolong pinjamkan aku laptopmu, supaya kita bisa melihat peta lebih leluasa diba

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status