Beberapa minggu berlalu sejak serangan Luca terhadap kasino keluarga Rosso. Dampak serangan itu berhasil merusak salah satu sumber pendapatan utama mereka dan menyebabkan ketegangan yang lebih dalam di antara dua keluarga besar yang sedang bertikai. Namun, Luca tahu bahwa Rosso tidak akan tinggal diam. Serangan balik dari pihak musuh bukan hanya sekadar kemungkinan, melainkan kepastian yang hanya tinggal menunggu waktu.
Pada suatu malam yang dingin, di tengah temaram lampu jalanan, Luca menerima pesan dari seseorang yang tak ia duga akan menghubunginya—Matteo, salah satu pemimpin keluarga besar lain di kota itu. Matteo dikenal licik dan hanya peduli pada kekuasaannya sendiri. Keluarganya tidak berpihak pada Ombra atau Rosso, tetapi memiliki hubungan bisnis dengan keduanya. Matteo adalah tipe orang yang menyeimbangkan aliansinya berdasarkan keuntungan, dan biasanya ia menghindari keterlibatan dalam konflik antar-keluarga besar. Pesan Matteo singkat, namun jelas: ia ingin bertemu dengan Luca secara pribadi, tanpa ada orang lain yang tahu. Matteo berjanji bahwa pertemuan ini bukanlah jebakan dan menawarkan tempat netral, yaitu di sebuah gudang tua di tepi kota yang sudah lama tak digunakan. Luca menyadari risiko yang ia hadapi, tetapi nalurinya mengatakan bahwa Matteo bukan seseorang yang suka bermain dengan api. Jika Matteo mengundangnya untuk bertemu, pasti ada hal penting yang ingin ia sampaikan. Dengan persiapan matang, Luca memutuskan untuk menemui Matteo, namun ia tetap membawa Dante dan beberapa orang terpercaya, yang akan berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan keamanan. ** Malam itu, Luca tiba di gudang tua yang sudah lusuh dan gelap. Gudang itu terlihat sepi dan tak terawat, namun dari balik kegelapan, sebuah lampu kecil menyala, memperlihatkan siluet Matteo yang sedang menunggunya di dalam. Luca memasuki gudang dengan waspada, memperhatikan setiap sudut ruangan untuk memastikan bahwa tidak ada jebakan di sekitarnya. Ia melangkah mendekat, dan akhirnya berdiri berhadapan dengan Matteo. Pria itu menatapnya dengan senyum licik, senyum yang telah lama dikenal Luca sebagai tanda manipulasi. “Luca Ombra,” sapa Matteo dengan nada rendah. “Senang sekali bisa bertemu langsung denganmu, pewaris keluarga Ombra yang terkenal.” “Matteo,” balas Luca dingin. “Kau tahu ini berisiko. Kau mengundangku ke sini, di tengah perang yang sedang berkobar. Jadi, beritahu aku—apa yang kau inginkan?” Matteo terkekeh pelan, matanya bersinar tajam. “Langsung pada intinya, ya? Baiklah. Aku tahu bahwa kau sedang dalam konflik serius dengan Rosso, dan aku tahu betapa pentingnya posisi keluargamu dalam mempertahankan kekuasaan di kota ini.” Matteo berhenti sejenak, menatap Luca dengan intens. “Aku punya informasi penting yang bisa membantumu mengalahkan keluarga Rosso. Informasi ini bernilai tinggi, dan jika kau memanfaatkannya dengan baik, Rosso bisa hancur lebih cepat daripada yang kau kira.” Luca menyipitkan mata, berusaha menilai niat Matteo. “Apa yang kau inginkan sebagai imbalan, Matteo? Aku tahu kau bukan orang yang memberi bantuan cuma-cuma.” Matteo tersenyum licik. “Aku ingin bagian dari wilayahmu di distrik timur. Sebagai jaminan bahwa aliansi kita bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.” Luca memandang Matteo dengan waspada. Distrik timur adalah salah satu area strategis bagi keluarga Ombra, penuh dengan bisnis yang menghasilkan pendapatan tetap. Menyerahkan sebagian wilayah ini sama saja dengan membiarkan keluarga lain menancapkan pengaruh di daerah kekuasaannya. Tetapi, jika informasi Matteo benar-benar berguna, mungkin risiko ini layak untuk diambil. “Apa informasi yang kau punya?” tanya Luca, mencoba mengulur waktu sebelum membuat keputusan. Matteo mendekat, dan dengan suara pelan ia menjelaskan, “Rosso saat ini sedang merencanakan serangan besar, tetapi mereka menyimpan rencana itu di tempat yang tidak terduga. Mereka telah mengumpulkan senjata dan pasukan di sebuah tempat persembunyian rahasia, jauh dari perhatian publik. Tempat itu dijaga ketat, namun tidak ada seorang pun di kota ini yang mengetahui lokasinya, kecuali aku.” Luca merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Informasi ini bisa menjadi kunci untuk mengantisipasi pergerakan Rosso. Jika ia berhasil menyerang gudang senjata rahasia itu, keluarga Rosso akan kehilangan banyak sumber daya dan tidak akan mampu melanjutkan pertempuran. “Aku bisa mengungkapkan lokasi itu padamu, tetapi aku harus mendapat kepastian bahwa wilayah yang kuminta akan menjadi milikku,” kata Matteo, nadanya penuh kepercayaan diri. Luca berpikir sejenak, mempertimbangkan semua opsi. Menyerahkan sebagian wilayah memang akan berdampak pada kekuasaan keluarganya, namun dampak menghancurkan Rosso jauh lebih penting. Setelah beberapa saat, Luca mengangguk perlahan. “Setuju,” katanya akhirnya. “Kau dapat wilayah yang kau inginkan, jika informasi ini terbukti benar dan aku berhasil memanfaatkannya.” Matteo tersenyum puas. “Kau membuat pilihan yang cerdas, Luca.” Ia kemudian memberitahu Luca tentang lokasi rahasia yang digunakan keluarga Rosso sebagai tempat penyimpanan senjata mereka. “Pastikan kau berhati-hati, Luca. Rosso tidak akan membiarkan tempat itu dijangkau dengan mudah,” tambah Matteo, sebelum meninggalkan gudang dengan langkah tenang. ** Dalam perjalanan pulang, Luca merasakan kombinasi antara kegelisahan dan kepuasan. Jika informasi Matteo benar, ini bisa menjadi pukulan yang sangat besar bagi keluarga Rosso. Tetapi, ia juga menyadari bahwa keputusan ini akan membawa konsekuensi jangka panjang. Keluarga Ombra harus siap menghadapi ancaman dari Matteo jika aliansi sementara ini berakhir. Luca mengumpulkan Dante dan beberapa orang terpercaya begitu sampai di markas. Ia segera memberi instruksi untuk menyusun rencana penyerangan ke tempat yang diinformasikan oleh Matteo. Mereka akan bergerak dengan sangat hati-hati, karena Rosso pasti sudah mempersiapkan pertahanan yang ketat di sana. ** Malam penyerangan tiba. Luca dan timnya bergerak dengan cepat dan senyap, menuju lokasi yang disebutkan Matteo. Mereka memilih waktu tengah malam ketika penjagaan mungkin lebih lengah. Sesampainya di lokasi, mereka melihat sebuah gudang besar yang terlihat sepi dari luar, namun terlihat beberapa penjaga yang berjaga-jaga di sekitar tempat itu. Dante memberi isyarat kepada timnya untuk menyebar, mengambil posisi yang telah ditentukan untuk melakukan serangan secara bersamaan. Luca berdiri di tempat aman, mengamati seluruh operasi dengan penuh perhatian. Rasa tegang memenuhi udara saat mereka menunggu waktu yang tepat untuk bergerak. Dalam sekejap, tembakan pertama meletus, diikuti dengan suara senjata lainnya yang memenuhi malam. Para penjaga di gudang terkejut dan mulai membalas serangan, tetapi tim Luca telah berada di posisi yang lebih menguntungkan. Mereka menghancurkan setiap penjaga yang mencoba melawan, dan berhasil memasuki gudang. Begitu berada di dalam, mereka melihat berbagai senjata dan bahan peledak yang tersimpan rapi di rak-rak besar. Gudang itu memang benar-benar tempat penyimpanan utama keluarga Rosso. Dante dan beberapa anak buahnya segera menempatkan bahan peledak di sekitar gudang, memastikan bahwa semua sumber daya Rosso di tempat itu akan hancur. Luca berdiri di luar gudang, memperhatikan saat Dante memberi tanda bahwa bahan peledak sudah siap. Dengan isyaratnya, mereka semua mundur, menjauh dari gudang. Dalam hitungan detik, ledakan besar mengguncang malam, menerangi langit dengan kobaran api yang membumbung tinggi. Luca menatap api itu dengan ekspresi tenang. Ia tahu bahwa serangan ini akan mengirimkan pesan yang kuat kepada Rosso—bahwa keluarga Ombra adalah musuh yang tak bisa diremehkan. Namun, di balik kemenangan ini, Luca juga merasakan bahwa langkah yang ia ambil telah membawanya lebih dalam ke dunia gelap yang penuh dengan intrik dan pengkhianatan. Dunia ini tidak akan memberinya waktu untuk menyesal, dan ia harus terus bergerak maju.Setelah ledakan besar yang menghancurkan gudang senjata keluarga Rosso, kota menjadi semakin mencekam. Keluarga Rosso terpukul besar, dan kabar tentang serangan itu menyebar dengan cepat. Keluarga-keluarga lain yang sebelumnya hanya mengamati dari jauh mulai waspada, menyadari bahwa pertempuran ini akan membawa dampak pada keseimbangan kekuasaan di kota. Luca Ombra kini dipandang sebagai ancaman serius oleh musuh-musuhnya, tapi juga sebagai pemimpin yang tidak ragu mengambil tindakan ekstrem demi melindungi keluarga.Namun, meski Luca berhasil mengirimkan pesan yang kuat kepada Rosso, ia tahu bahwa perang ini masih jauh dari kata selesai. Keluarga Rosso akan semakin bertekad untuk menjatuhkan Ombra, dan Luca harus selalu bersiap untuk menghadapi rencana balasan mereka. Di sisi lain, ia juga harus mengawasi Matteo, karena menyerahkan sebagian wilayah di distrik timur merupakan keputusan besar yang bisa mengancam kekuasaan Ombra dalam jangka panjang.Malam itu, Luca
Setelah kemenangan di distrik selatan, keluarga Ombra mulai memperoleh kembali pengaruh mereka di kota. Setiap pertempuran yang mereka menangkan, setiap aliansi yang mereka bentuk, memperkuat posisi mereka melawan keluarga Rosso. Namun, Luca tahu bahwa kemenangan ini tidak menjamin berakhirnya perang. Setiap kali Ombra unggul, Rosso hanya akan menjadi semakin haus darah, semakin licik, dan semakin berbahaya.Malam itu, Luca duduk di ruangannya, menatap peta kota yang tergelar di atas meja. Di depannya, terdapat catatan-catatan tentang posisi keluarga Rosso yang masih tersisa, wilayah-wilayah yang rentan, dan sekutu-sekutu yang mulai ragu dengan pilihan mereka. Dante berdiri di sampingnya, membantu Luca menyusun strategi baru. Di antara ketenangan ini, terdengar ketukan pelan di pintu.“Masuk,” kata Luca tanpa berpaling dari peta.Pintu terbuka, dan salah satu orang kepercayaannya masuk dengan wajah tegang. "Tuan Luca, ada seorang wanita yang ingin bertemu
Setelah memberi Marco kesempatan terakhir, Luca memutuskan untuk memanfaatkan pengkhianatan ini sebagai alat. Meski hati kecilnya masih diselimuti kekecewaan, ia tahu bahwa keahlian Marco dalam memahami operasi keluarga Rosso bisa menjadi senjata yang sangat berharga. Luca tidak hanya berencana menjatuhkan keluarga Rosso—ia ingin menancapkan kekuatan keluarga Ombra di kota dengan lebih kokoh, sehingga tak seorang pun berani melawan mereka lagi.Luca memanggil Dante dan beberapa anggota terpercayanya untuk rapat rahasia di markas keluarga Ombra. Malam itu, mereka duduk di ruang bawah tanah yang remang-remang, dikelilingi peta, dokumen, dan catatan-catatan yang menggambarkan semua yang mereka ketahui tentang gerakan Rosso. Dante memandangi Marco dengan penuh curiga, tapi Luca meyakinkan semua orang untuk memberikan Marco kesempatan."Marco akan menjadi sumber informasi kita," Luca membuka rapat dengan nada tegas. "Dia tahu banyak tentang pergerakan keluarga Rosso dan
Berita tentang rencana keluarga Rosso yang mendatangkan bantuan dari luar negeri beredar dengan cepat di antara anggota keluarga Ombra. Kabar ini membuat mereka semua terkejut sekaligus tegang. Sejauh ini, perang mereka adalah konflik dalam kota, meski cukup brutal. Namun, jika Rosso benar-benar melibatkan mafia asing, keluarga Ombra menghadapi ancaman yang jauh lebih besar dari sebelumnya.Luca mengumpulkan semua anggota terdekatnya, termasuk Dante dan Marco, di ruang bawah tanah yang biasanya menjadi tempat diskusi rahasia. Di ruangan gelap yang hanya diterangi cahaya lampu kecil, ia membuka rapat itu dengan nada serius. “Rosso telah mengambil langkah baru. Mereka menghubungi mafia luar negeri, kemungkinan besar dari Eropa Timur,” kata Luca. “Kita tahu kelompok ini memiliki koneksi luas, senjata modern, dan taktik yang jauh lebih licik. Jika mereka berhasil datang ke sini, kita mungkin menghadapi kekuatan yang lebih besar dari yang bisa kita bayangkan.”
Beberapa hari setelah kemenangan mereka di pelabuhan, Luca menyadari bahwa tekanan dari keluarga Rosso belum berakhir. Rosso mungkin saja kalah dalam upaya membawa bantuan mafia dari luar negeri, namun kekalahan itu bukan berarti akhir. Di balik kegagalan mereka, Luca yakin keluarga Rosso pasti merencanakan langkah berikutnya, yang mungkin lebih licik dan berbahaya.Kabar yang beredar di kota mulai menguatkan kekhawatiran Luca. Ada rumor bahwa keluarga Rosso kini mencoba mendekati beberapa kelompok kecil yang sebelumnya netral atau bahkan memiliki konflik lama dengan keluarga Ombra. Jika Rosso berhasil membentuk aliansi dengan mereka, kekuatan gabungan itu bisa menjadi ancaman serius.Dante masuk ke ruangan Luca dengan wajah serius. “Luca, aku baru saja menerima informasi dari salah satu informan kita di distrik utara. Keluarga Rosso mengadakan pertemuan rahasia dengan beberapa kelompok kecil malam ini. Kita belum tahu siapa saja kelompok itu, tapi sepertinya Rosso
Di tengah malam yang dingin dan sepi, Luca dan pasukannya bergerak cepat menuju kediaman Franco. Mereka tahu bahwa waktu sangat terbatas; keluarga Rosso bisa menyerang kapan saja. Di balik ketenangan kota, terselip ketegangan yang semakin memuncak, menanti pecah dalam bentrokan berdarah.Ketika mereka mendekati rumah Franco, Luca melihat beberapa orang berjaga di luar, wajah-wajah mereka tegang dan siap menghadapi ancaman. Franco sendiri sedang berdiri di depan pintu rumahnya, mengamati jalan dengan mata waspada. Begitu melihat Luca dan pasukannya, ia melangkah maju, menunjukkan wajah lega sekaligus penuh kewaspadaan.“Luca, aku tahu Rosso tidak akan membiarkan kita begitu saja,” kata Franco sambil menggenggam senjatanya erat-erat. “Tapi aku tidak menyangka mereka akan bergerak secepat ini.”“Kami tidak akan membiarkan mereka menghancurkan aliansi kita,” jawab Luca sambil menepuk bahu Franco. “Malam ini, kita akan menunjukkan pada Rosso bahwa mereka tidak
Fajar menyingsing di atas kota yang baru saja menyaksikan salah satu pertempuran paling sengit dalam sejarah perebutan kekuasaan keluarga mafia. Luca berdiri di atap salah satu bangunan di markas keluarga Ombra, memandang jalanan kota yang mulai ramai. Luka kecil di lengannya terasa perih, tetapi tidak sebanding dengan beban pikiran yang terus menghantuinya. Ia tahu kemenangan di kediaman Franco hanyalah permulaan dari peperangan yang lebih besar.Di dalam markas, Dante dan Marco sedang membahas langkah selanjutnya bersama Franco. Kamar itu penuh asap rokok, dan peta besar kota terbentang di atas meja, dipenuhi lingkaran-lingkaran merah yang menandai wilayah-wilayah strategis keluarga Rosso.“Kita berhasil memukul mundur mereka,” kata Dante, matanya menatap peta dengan intens. “Tapi mereka masih memiliki pos-pos yang tersebar di bagian timur kota. Jika kita ingin menghentikan Rosso sepenuhnya, kita harus menghancurkan jantung operasi mereka.”Franco mengan
Matteo berdiri dengan percaya diri di hadapan Luca, Dante, dan Marco, yang kini terkepung oleh pengawal bersenjata keluarga Rosso. Musik keras dari klub malam terus berdentum, menciptakan kontras aneh dengan ketegangan yang membekukan di sudut ruangan VIP itu. Luca menyadari bahwa satu langkah salah bisa berarti kematian mereka.“Lempar senjata kalian,” Matteo mengulang perintahnya, matanya menatap tajam seperti elang yang memandang mangsanya.Luca mengangkat tangannya perlahan, mencoba membaca situasi. “Matteo, kau menang malam ini,” katanya dengan nada tenang. “Tapi membunuh kami di sini akan membuat semua orang tahu siapa kau sebenarnya. Polisi, media, semuanya akan mengejarmu.”Matteo tertawa kecil. “Polisi? Media? Kau pikir mereka peduli? Kota ini sudah lama menjadi milik keluarga Rosso. Tidak ada yang berani menyentuhku.”Namun, di balik ketenangan wajahnya, Matteo terlihat sedikit terganggu. Luca tahu ia telah menyentuh titik lemah Matteo: