Share

97 - Pulang

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Selamat pagi, Lina,” sapa Jay.

“Pagi, Nona Lina.” Ini datang dari Kolonel Hangga.

Mata Lina menatap pasukan tentara Astronesia dan helikopter di kejauhan yang mendekat.

“Apakah suara kami terlalu mengganggu tidurmu?” goda Jay setengah menyindir.

Mendapat pertanyaan semacam itu, Lina malu bukan main. Dia yang bergaya ingin gantian berjaga dengan Jay, malah tidur hingga keesokan paginya.

Memahami rasa malu Lina, Jay tersenyum tipis dan berkata, “Ayo, kita kembali ke kota.”

Seperti kerbau linglung yang dicucuk hidungnya, Lina mengangguk dan patuh naik ke helikopter yang sudah mendarat di tanah cukup lapang tak jauh dari gua.

Di helikopter itu ada Jay, Erlangga, Baskara, Lina, kameraman, dan Kolonel Hangga. Destinasi adalah Kota Mahoni.

“Selamat datang di markas pusat komando Kota Mahoni.” Komandan Rahul menyambut begitu mereka keluar dari helikopter.

Jay menjabat tangan Komandan Rahul yang terjulur padanya, disusul yang lain juga.

Mereka dibawa ke ruang santai dan disediakan kamar untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   98 - Tantangan Baru untuk Jay dan NanoCorium

    “Ah, benar! Itu belum diuji di medan ekstrim seperti bencana kebakaran.” Bintang tamu lainnya menyahut.Kemudian, pembawa acara menimpali, “Kita bisa tunggu jawaban ini dari Tuan Jay Mahawira, apakah Beliau bersedia mengujinya dalam lahan kebakaran untuk NanoCorium? Mungkin nanti akan kita coba sambungkan dengan Beliau.”Jay duduk diam sambil menonton acara tersebut, meskipun hatinya sedikit tergelitik oleh pernyataan bintang tamu yang meragukan kemampuan NanoCorium di medan panas ekstrem.Atin yang duduk di sebelahnya melirik sekilas, mencoba menebak apa yang dipikirkan oleh Jay.Namun, Jay tetap tenang, wajahnya tak menunjukkan emosi apa pun.“Apakah ini bisa menjadi masalah, Jek?” tanya Atin akhirnya, tidak tahan dengan keheningan Jay yang cenderung mengintimidasi.Jay hanya menggeleng pelan, lalu menyesap teh yang sudah mulai dingin di depannya."Bukan masalah besar," ujarnya singkat. "Semua produk pasti diuji, dan keraguan itu wajar. Aku lebih tertarik bagaimana mereka merespon ha

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   99 - Menemui Petinggi Militer

    Tim Jay tidak bergerak lambat. Dalam waktu beberapa jam saja, mereka sudah siap dengan apa yang diminta Jay.“Jek, apakah akan mengirim boneka-boneka itu ke Pulau Cendrawasih?” tanya Atin.“Ya. NanoCorium harus diuji di sana secara langsung,” tanggap Jay pada Atin.“Apakah kau akan pergi ke sana lagi?” Atin kembali bertanya.Jay kali ini menggelengkan kepala.“Tidak, Pak. Biarkan Erlangga saja yang ke sana. Aku butuh melakukan sesuatu di sini.” Jay berkata. “Lagipula, aku udah meminta Komandan Rahul melakukan sesuatu sambil menunggu bonekaku datang ke sana.”Atin tidak lagi bertanya dan diam di samping Jay.Tak lama, Jay menerima panggilan dari Komandan Rahul. “Tuan Jay.”“Komandan Rahul. Bagaimana?” tanya Jay saat membalas sapaan melalui panggilan video sang komandan.“Kami sudah melemparkan beberapa rompi produk Anda ke dalam kebakaran hutan itu. Hasilnya harus menunggu sampai hutan berhasil ditangani. Kuharap Anda bersabar.” Komandan Rahul memberikan informasi.Ini sesuai yang dimin

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   100 - Jay Memergokinya

    “Kita bisa bicarakan lagi ketika nanti hasil uji dari api keluar. Anda setuju itu, Pak Jay?” tanya Jenderal Wiguna.“Tidak masalah, Pak. Nanti kami akan datang kembali sambil membawa NanoCorium untuk ketahanan militer kita.” Jay menekankan mengenai itu agar Jenderal Wiguna memiliki bayangan mengenai militer yang lebih kuat dari sebelumnya.Pemimpin mana yang tidak ingin melihat anak buahnya menjadi lebih kuat bertahan di medan perang? Apalagi Astronesia mengalami beberapa pemberontakan di perbatasan dan pulau paling ujung.“Kami menantikan kabar baik dari produk Anda, Pak Jay.” Jenderal Wiguna sungguh berharap Jay dan produknya bisa menguatkan militer mereka.Jika benar NanoCorium sehebat yang dikatakan, maka akan ada masa depan cemerlang untuk militer Astronesia. Mereka tidak perlu lagi minder dengan tentara negara lain yang lebih mendominan di global.Setelah pertemuan pribadi itu, Jay merasa tenang di mobil yang membawanya pulang. Dia tersenyum.Pada malam harinya, Jay menerima kab

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   101 - Teguran dari Bos

    “Mereka sudah seperti itu, kamu masih belum tau sama sekali?” Jay menatap tajam Arunika sampai membuat wanita itu tertunduk malu dan gelisah.Wajar apabila Jay gusar mengenai itu, karena dia sudah memercayakan NeoTech untuk diurus Arunika sebagai wakilnya di perusahaan.“P-Pak Jay, maafkan aku!” Arunika sampai berlutut saking takut dan malunya.Jay merupakan sosok yang dia kagumi. Dan kini, orang yang dia kagumi ternyata kecewa padanya dan menegurnya, bukankah itu memalukan sampai ke tulang?Memandang Arunika yang berlutut di depan mejanya, mata Jay berkilat dingin.“Panggil Ghea.” Jay bertitah.Arunika segera bangkit dan menghubungi Ghea untuk datang.Ketika Ghea tiba di hadapan Jay, Ghea juga menundukkan kepala karena pertengkaran antar tim tidak berhasil dia cegah.“Apakah kalian aku bayar tinggi hanya untuk makan enak dan tidur saja di sini?” tanya Jay dengan nada dingin.Arunika dan Ghea sama-sama berlutut, mereka berkeringat dingin dikarenakan kesalahannya.“P-Pak, mengenai mere

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   102 - Mengundurkan Diri

    “Ya, aku bisa kirim file-nya sekarang. Tapi transfer dulu uangnya.” Kalista menjawab.Orang di seberang terkekeh ringan. “Nggak masalah. Tunggu sebentar.”Kalista meremas tangannya sambil matanya menoleh ke kanan dan kiri, berharap tak ada siapa pun di sekitarnya.Dia sudah memeriksanya beberapa hari belakangan ini bahwa ruangan tempatnya duduk merupakan spot yang paling sepi dan jarang sekali dilewati siapa pun, termasuk penjaga.“Udah.” Orang di seberang mengeluarkan suara kembali di ponsel Kalista. “Kamu bisa cek.”Kalista tak ragu dan memeriksa rekening banknya. Matanya berbinar menatap 3 digit yang baru saja dikirim orang itu.“Oke.” Kalista mengangguk dan mulai menyudahi sambungan telepon agar dia bisa lebih leluasa mengetik di laptop.Semua file mengenai NanoCorium dia kirim ke orang itu melalui surel.“Sori, Ar, aku harus ngelakuin ini,” bisik Kalista. “Siapa suruh kalian bikin aku keki! Si Jay juga. Bos sialan!” geramnya.Selesai. File-file penting NanoCorium berhasil dia kir

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   103 - Dia Malaikat Sekaligus Iblis

    “Hn.” Jay mengangguk mendengar laporan anak buahnya yang dia tugaskan untuk ‘menjemput’ Kalista. “Bawa dia ke ruang khusus.”Setelah itu, Jay berbalik dan masuk ke mansionnya, diikuti Atin.Tak berapa lama, Kalista siuman dan sadar. Dia masih linglung akan apa yang terjadi padanya.“Hah? Aku … aku di mana, sih?”Dia berubah terkejut dan takut ketika menyadari dirinya diikat di kursi.“Hei! Kenapa aku diikat? Kalian siapa? Hei! Apa-apaan ini?”Kalista terus menjerit dan berteriak sambil berusaha menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, meski itu sia-sia.Hingga kemudian terdengar suara sepatu seseorang sedang menuruni tangga. Akhirnya dia paham, ini merupakan ruang bawah tanah.“P-Pak Jay?” pekik Kalista seraya memandang heran sekaligus bingung pada Jay yang datang.“Selamat datang di ruang khususku ini, Kalista. Kuharap ikatanmu nyaman.” Jay berkata sembari menyisipkan sindiran.Ketika Kalista terus saja berteriak dan bertanya, Jay hanya perlu menggerakkan tangan dengan sebuah gestur, l

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   104 - Libur Telah Tiba!

    “Jay, kamu benar-benar tidak mengampuni bocah itu.” Atin di sampingnya berbicara ke Jay.Jay terkekeh pelan, nyaris berbisik.Kemudian dia berkata, “Sikapku dari awal selalu tegas terhadap pengkhianat, Pak Atin. Itu sudah menjadi harga mati untuk mereka. Untuk apa memberi ampun, karena namanya khianat itu merupakan penyakit bawaan, tak bisa ditumpas baik-baik kecuali mati.”Kemudian dia teringat akan Vanya, mantan istrinya.“Lihat aja, nanti juga akan ada giliran untuk Vanya.” Jay menatap ke depan dengan tatapan menahan amarah.Wanita yang pernah mengisi ruang cintanya di hati, ternyata bisa mengkhianati dia berulang kali. Pertama, mengkhianatinya untuk memasukkannya ke penjara. Saat itu Jay masih memberikan ampunan dan kesempatan pada Vanya.Tapi, pengkhianatan kedua yang paling menyakitkan, ketika Vanya memilih pria lain dan bercinta di depan mata Jay. Sudah bagus Jay masih bisa memiliki kontrol diri yang sangat hebat di hari itu.“Kalau waktu itu aku gelap mata dan mengedepankan eg

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   105 - Raja Bengis Penuh Perhatian

    “Hn … ternyata rusak.” Jay merenung usai berbicara dengan Komandan Rahul.Dahinya berkerut memikirkan langkah berikutnya.Ketika Atin masuk membawakan surat kabar, dia melihat Bos PhantomClaw sedang diam seakan berpikir keras.“Ada apa, Jek?” tanya Atin.Maka, Jay menceritakan pada Atin sesuai yang dikatakan Komandan Rahul.“Wah, ternyata masih ada celah, yah? Apakah kita perlu membatalkan acara liburan untuk para ilmuwan? Agar mereka memperbaiki produknya?” tanya Atin.“Tidak, jangan!” jawab Jay, cepat. “Biarkan mereka berlibur sejenak.”Sesuai yang diputuskan Jay, para ilmuwan muda pun memiliki waktu cuti bersama selama 3 hari.“Yang benar? Pak Jay bolehin supercar Beliau dibawa kita untuk jalan-jalan?” Bima berseru disertai mata membelalak karena terkejut.Berita baru saja diberikan melalui telepon oleh Ghea, meneruskan dari Jay.“Benar. Supercar dan pengemudinya bisa mendampingi kalian selama cuti. Terserah akan dibawa ke mana, hanya saja tolong berhati-hati dan jangan sembrono.”

Bab terbaru

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   167 - Raja Bengis Menciptakan Krisis

    “Ah … indahnya ketika tanganku bisa menggenggam apa yang aku ingin.” desah Jay sembari menjulurkan tangan ke depan dan membuat gerakan meremas pelan penuh penghayatan.Di dalam kantor pusat Supreme NeoTech, Jay berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke kota Jatayu. Gedung pencakar langit dan lampu-lampu kota yang berkilauan di malam hari menyimpan kisah tentang krisis yang baru saja dia ciptakan.Jay mengangkat segelas anggur merah, menatap cairan itu dengan senyum tipis."Semua berjalan sesuai rencana," gumamnya.Atin, Rabbit, Arunika, dan Restu berada di ruangan yang sama, memantau situasi terbaru melalui layar besar yang menampilkan berita dan data ekonomi.Laporan menunjukkan tingkat pengangguran melonjak tajam, sementara perusahaan-perusahaan kecil dan menengah berguguran satu per satu."Bos, perusahaan-perusahaan yang kita akuisisi dalam krisis ini tidak akan lama menjadi aset mati. Banyak yang kehilangan kepercayaan terhadap sistem," kata Restu, sedikit khawatir.Jay men

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   166 - Kita Akan menjadi Penguasa

    “Mereka harus diberi sedikit guncangan, agar sadar bahwa mereka bukan yang paling kuasa di dunia ini.” Jay menyeringai.Di balik layar, Jay tersenyum puas. Bersama tim keuangannya di Supreme NeoTech, dia telah menyebarkan rumor tentang kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar.Berita palsu tentang skandal korupsi, laporan keuangan yang dimanipulasi, dan krisis manajemen membuat para investor panik.Saham dijual besar-besaran, menciptakan peluang emas bagi Jay.“Eksekusi short selling berhasil, Bos! Mereka tidak akan bisa bangkit dalam waktu dekat,” lapor Erlangga, matanya berbinar puas.Jay mengangguk. “Saat mereka sibuk menyelamatkan diri, kita akan mengambil alih satu per satu. Mulai dari perusahaan teknologi kecil, hingga pilar-pilar ekonomi kota ini.”Supreme NeoTech, dengan dana melimpah dan jaringan luas, diam-diam membeli saham perusahaan-perusahaan yang sedang bangkrut.Mereka mengambil alih aset berharga dengan harga jauh di bawah nilai pasar. Beberapa perusahaan besar sepert

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   165 - Jangan Jadi Hantu Lapar

    “Kamu beneran Deri, kan?” tanya Jay sekali lagi sambil membuka mantel panjangnya untuk diberikan ke Erlangga yang menyertainya sebagai pengemudi.Deri mengangkat wajah kuyunya dan pandangannya bertemu dengan Jay. Dia tentu mengenali Jay sebagai mantan suami Vanya, orang yang pernah dia hina.“Kayaknya sih emang Bos Deri,” sindir halus Jay.Jay memandang Deri yang hanya berpakaian lusuh dan wajah penuh kelelahan. Tatapan mereka bertemu untuk kedua kalinya sebelum Deri menundukkan kepala lagi, tak sanggup menahan rasa malu.Sosok yang dulu begitu sombong kini berada di titik terendah dalam hidupnya, dan di hadapannya berdiri pria yang pernah dia hina tanpa ampun.“Erlangga,” Jay menoleh ke orang kepercayaannya, “ambilkan uang dari mobil.”Erlangga mengangguk tanpa kata, berjalan ke mobil dan kembali dengan segepok uang.Jay menerima uang itu dan berjalan mendekati Deri. Dia menjatuhkan uang tersebut di depan Deri tanpa nada mengejek dalam suaranya, tetapi setiap kata yang dia ucapkan ba

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   164 - Ikut Terjun di Pemilihan Gubernur?

    “Jek, kamu … ingin ikut pertarungan Pemilihan Gubernur Jatayu?” tanya Atin dengan kedua alis terangkat tinggi.Dia tidak mengira Jay akan memiliki ambisi sebagai salah satu petinggi di Jatayu. Yah, itu bukan hal yang buruk, tentu saja.Dengan Jay menjadi gubernur Jatayu, bukankah akan ada banyak hal yang lebih mudah bagi mereka di kemudian hari?“Ya, Pak. Aku berencana seperti itu.” Jay mengangguk sambil menoleh ke Atin di dekatnya. “Bagaimana menurutmu, Pak?”Setelah itu, Jay menopang dagunya menggunakan kedua punggung tangan membentuk sudut siku-siku, lalu senyum iblisnya muncul.Akan sangat menarik apabila Jay ikut terjun dalam pemilihan gubernur Jatayu kali ini. Seorang pengusaha muda yang sukses merintis karir dari nol, tentu saja akan sangat dinantikan aksinya dalam persaingan antar calon gubernur.“Aku pasti mendukung keputusanmu, Jek. Lagipula, kita akan banyak diuntungkan apabila kamu berhasil memenangkan dirimu di pemilihan gubernur Jatayu nantinya.” Atin memberikan pendapat

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   163 - Anggota Baru PhantomClaw yang Spesial

    “Eh?!” Jay tak siap dengan kecupan Phoenix.Wanita itu bergerak sangat cepat sampai Jay tak berhasil menghindar. Ini benar-benar di luar dugaan Jay.Sedangkan Zafia di samping Jay hanya bisa membelalakkan mata selama sekian detik, tak bisa melakukan apa-apa.“Maafkan sikapku, Nyonya.” Phoenix memberikan salam soja dengan menangkupkan dua tangan di depan tubuh ke Zafia.Dia menggunakan bahasa internasional agar Zafia paham apa yang diucapkannya.Karena sudah begitu, Zafia tersenyum sambil menanggapinya menggunakan bahasa internasional juga, “Tidak mengapa, Nona Phoenix. Tak perlu meminta maaf.”Setelah itu, Jay dan rombongan kecilnya naik ke jet pribadinya. Tak berapa lama kemudian, pintu pesawat pun mulai ditutup dan bergerak di landasan pacu.“Hong’er … kamu menyukainya, bukan?” tanya Dragon di samping putrinya.Phoenix menoleh cepat ke ayahnya, cukup terkejut dengan penilaian Dragon.“Ayah, kecupan tadi itu … bukan mengenai perasaan, tapi … itu memang sudah menjadi perjanjian yang k

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   162 - Membawa Rabbit ke Astronesia

    “Kamu dengar aku, Rabbit? Ikutlah aku ke Astronesia dan menjadi bawahanku!” ulang Jay tanpa menjeda tatapannya ke Rabbit.Mata Rabbit terus tertuju pada Jay dengan tatapan kosong. Di sanalah Jay sedang menggempur kesadaran Rabbit, mengikis logika wanita itu menggunakan sebuah ajian kuat yang dia pelajari dari Atin.Ajian yang mampu membuat orang tunduk dan takluk sepenuhnya. Ajian yang bisa mengambil alih kesadaran orang lain.“Ikut Jay … ke Astronesia … menjadi bawahan … Jay.” Setelah beberapa menit yang terasa sangat panjang bagi mereka bertiga, akhirnya muncullah ucapan tersebut dari Rabbit.Jay tersenyum, lega karena ajiannya berhasil. Tidak sia-sia dia mengorbankan energi kanuragannya sebanyak 50 persen lebih hanya untuk bisa melancarkan ajian ilusi perenggut kesadaran tersebut.Sedangkan Phoenix, dia mengerutkan kening, raut wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan atas apa yang dia saksikan di depan mata.“Apa-apaan adikku? Kenapa dia begitu?” tanya Pheonix ke Jay.Ketika lengan J

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   161 - Permintaan yang Keterlaluan

    “Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   160 - Perjuangan Demi untuk yang Pertama Kalinya (18+)

    “Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“

  • Kebangkitan Raja Bengis Paling Berkuasa   159 - Kerinduan Mendera (18+)

    “Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag

DMCA.com Protection Status