“Aku bersedia!” Demikian jawaban dari Syakila ketika Ghea menyambungkan pertanyaan Jay padanya. Gadis 26 tahun itu begitu yakin atas apa yang dia ucapkan. “Atur aja kapan dan kami siap, Kak Ghea!”Pancaran mata yang memuat kepercayaan dirinya terlihat jelas ketika Syakila membalas tatapan Ghea.Karena sudah begitu, maka Jay meminta humasnya dibantu Ghea untuk menyiapkan pertemuan Syakila dengan para ilmuwan senior.“Pak Atin, minta Baskara menyelidiki latar belakang, kehidupan, dan kebiasaan para profesor yang memprotes Syakila.” Jay bertitah.Atin mengangguk dan pamit dari ruangan sang bos.Kontroversi penemuan Syakila semakin bergulir bagaikan bola panas. Publik terpecah menjadi dua kubu.“Kalau emang itu temuan yang baik untuk membuat bumi terselamatkan dari kehancuran, kenapa nggak?” tulis salah satu warganet.“Heh, mereka itu siapa, sih? Cuma bocah kecil, kan? Sedangkan para profesor yang udah sekolah tinggi aja bilang kalo itu mustahil, kok malah pada ngeyel?” Warganet lain memb
Syakila menjawab dengan tenang, "Kami telah mengembangkan teknik baru untuk memastikan stabilitas hidrogen dalam kondisi ekstrem. Graphene dalam Carbophene tidak hanya menstabilkan hidrogen tetapi juga mencegah terjadinya reaksi berbahaya."Ilmuwan lain masih belum yakin. "Penelitian ini terlalu baru dan belum teruji dalam skala besar. Risiko dari bahan baru ini bisa lebih besar daripada manfaatnya."Seorang profesor senior, mengangkat tangannya. “Bagaimana Anda bisa memastikan bahwa Carbophene ini stabil dalam jangka panjang? Kami tau bahwa graphene adalah material yang sangat kuat, tetapi apakah benar-benar mampu menahan perubahan tekanan dan suhu dalam aplikasinya di lapangan?”Syakila tersenyum tipis, menunjukkan bahwa dia telah mempersiapkan jawaban untuk pertanyaan ini. “Kami telah melakukan uji ketahanan yang intensif, Profesor. Dalam lingkungan dengan variasi suhu ekstrem, Carbophene tetap stabil. Grafik yang Anda lihat di sini,” dia menyorot layar lagi, “menunjukkan bahwa sen
“Ya ampun! Itu suara Profesor Wibowo, ya kan?”Di dalam GOR, suasana langsung berubah tegang dan sedikit ricuh. Penonton mulai berkomentar, dan para wartawan yang hadir segera mencatat setiap detail rekaman yang diputar.Wajah Profesor Wibowo memucat, sedangkan Jay tetap tenang, memandangi kerumunan dengan tatapan penuh percaya diri.“Kamu bermain dengan orang yang salah, bro!” lirih Jay sambil menyunggingkan senyum iblisnya ke kerumunan ilmuwan senior.Pihak GOR dan NRTV gagal menghentikan apa yang diputar di layar LED. Seakan ada tombol ajaib yang membuat rekaman itu terus berputar sampai akhir.Beberapa ilmuwan mulai menampakkan wajah gugup, tapi ada juga yang bingung dan tak paham apa yang terjadi. Dari sana sudah tercermin mana yang dibayar dan mana yang tulus berpendapat di acara debat ilmiah tersebut.“Ini … ini kok nggak bisa dimatikan, sih? Ini gimana? Kok gini?” Petugas di ruang control konten kebingungan.Sedangkan Floor Director terus memberikan sinyal ke pembawa acara aga
“Wah! Benarkah itu, Pak Jay? Anda tertarik berinvestasi di sini?” Produser eksekutif tak bisa menutupi kegembiraannya.NRTV merupakan stasiun televisi yang dibangun oleh 3 bersaudara, dan si produser eksekutif adalah salah satunya. Maka dari itu, dia pasti akan bersemangat jika ada investor masuk, apalagi sekelas Jay.Jay mengangguk untuk menegaskan niatnya.Kemudian, Jay membawa pulang tim Syakila yang berhasil ‘mematahkan’ para ilmuwan senior.Esok harinya, pemaparan mengenai Carbophene tim Syakila menjadi perbincangan serius di internasional. Banyak profesor sains lainnya yang berpendapat. Rata-rata dari mereka memuji langkah berani tim Syakila. Namun, ada juga yang menentang.Profesor X ikut berpendapat, yang membuat dunia menyimak opininya.“Aku melihat para anak muda sekarang begitu bersemangat dalam bidang sains, dan itu sungguh membuatku terharu sekaligus bahagia. “ Profesor Xavier Alaric berkata, “Itu tandanya masih ada banyak generasi muda di dunia ini yang peduli pada bumi
Atin tampak terkejut. "Jadi kamu benar-benar akan mengungkapkan semuanya ke media?"Jay mengangguk. "Nggak ada pilihan lain. Kita nggak bisa membiarkan mereka menghentikan inovasi ini hanya demi keuntungan mereka sendiri. Publik berhak tahu kebenaran."Baskara segera bergegas keluar ruangan, siap menjalankan perintah Jay. Atin memandang Jay dengan campuran kekaguman dan kekhawatiran. "Kamu emang selalu tau apa yang harus dilakukan, Jek. Tapi apakah ini nggak terlalu berisiko?"Jay tersenyum lagi, kali ini dengan tatapan tajam. "Risiko selalu ada, Pak Atin. Tapi jika kita nggak mengambil risiko demi perubahan yang lebih baik, kita hanya akan terjebak di tempat yang sama."Atin akhirnya mengangguk setuju. Dia tahu, di balik sikap tenang Jay, ada api keberanian yang tak pernah padam.Jay tidak hanya berinvestasi dalam bisnis, dia berinvestasi dalam masa depan yang lebih hijau dan lebih adil. Dan meskipun tantangan besar menanti di depan, Atin yakin bahwa Jay dan timnya akan terus maju.D
“Pak Jay, Anda yakin?” tanya Restu Ajisada, Chief Financial Officer (CFO) alias Direktur Keuangan. “Mengadakan konferensi untuk Carbophene?”Saat ini, Carbophene masih menuai pro dan kontra, tak hanya di Astronesia saja tapi juga dunia!Sambil mengangkat alis tinggi-tinggi, Jay menjawab, “Kenapa nggak? Kita harus memanfaatkan momentum ini,” ujar Jay seraya berdiri di depan para eksekutif NeoTech. “Dukungan internasional dan perhatian media memberikan kita peluang besar untuk mendorong Carbophene ke tingkat berikutnya. Namun, kita juga harus waspada terhadap serangan yang mungkin datang dari pihak-pihak yang merasa terancam.”Jay menatap CFO dengan tatapan yakin. Eksekutif lainnya mengangguk.“Kita perlu terus meningkatkan riset dan pengembangan kita. Selain itu, memperkuat hubungan dengan komunitas ilmiah global akan membantu kita membangun jaringan dukungan yang lebih luas.” Chief Product Officer (CPO) Galen Davindra mengangguk setuju.Baginya, tindakan Jay justru menguntungkan merek
Esok hari ….Di mansionnya, Jek menyaksikan laporan berita dalam dan luar negeri mengenai keberhasilan presentasi tim Syakila di acara konferensinya.“Kita benar-benar melihat perubahan yang signifikan, ya Jek?” kata Atin dengan mata berbinar.Jek mengangguk, “Ini baru permulaan, Pak. Dengan dukungan yang terus mengalir, Carbophene bisa menjadi teknologi yang mengubah dunia. Tapi kita juga harus siap menghadapi segala kemungkinan yang datang.”Atin tersenyum, merasa bangga dengan teman-temannya. “Aku yakin mereka bisa melakukannya. Dengan semangat dan dedikasi mereka, nggak ada yang nggak mungkin.”Hati Jay dipenuhi harapan. Dia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, namun setiap langkah yang diambil membawa mereka lebih dekat ke tujuan. Carbophene bukan hanya sebuah inovasi ilmiah, tetapi simbol dari harapan dan perubahan yang diusung oleh generasi muda Astronesia.“Carbophene harus jadi pionir dalam revolusi energi global yang hijau dan berkelanjutan!” tegas Jay sambil menatap
“Wah, rupanya tamu istimewa.” Salah satu teman wanita Feinata berkomentar.“Pantas, sih kalau Pak Jay, ya kan?” Yang lainnya juga menyahuti.Sedangkan Feinata tersipu sambil mengulum senyuman, sepertinya teman-teman dia sudah menyadari perasaan dia pada Jay.“Ini keberuntunganmu, Jay.” Zafia ikut menimpali sembari tersenyum. “Jarang adik cantikku ini menjadikan seseorang istimewa, loh! Apalagi dalam acara besar dia.”Menanggapi ucapan orang-orang, Jay hanya bisa tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan ketidaknyamanan yang mulai terasa.Dia menyesap koktail yang diberikan Feinata, namun matanya masih mencuri pandang ke arah si gadis ulang tahun. “Aku pikir malam ini kamu yang harusnya jadi pusat perhatian, Fei,” ujar Jay lembut.Feinata semakin tersipu sekaligus senang.“Aku akan jadi pusat perhatian kalau Kak Jay terus di sampingku,” jawab Feinata dengan nada manja, seolah tak mau melepaskan Jay dari sisinya. “Kak Jay kan datang untukku. Ya, kan?”Jay merasa sedikit terjebak, tapi di