“Ya ampun! Itu suara Profesor Wibowo, ya kan?”Di dalam GOR, suasana langsung berubah tegang dan sedikit ricuh. Penonton mulai berkomentar, dan para wartawan yang hadir segera mencatat setiap detail rekaman yang diputar.Wajah Profesor Wibowo memucat, sedangkan Jay tetap tenang, memandangi kerumunan dengan tatapan penuh percaya diri.“Kamu bermain dengan orang yang salah, bro!” lirih Jay sambil menyunggingkan senyum iblisnya ke kerumunan ilmuwan senior.Pihak GOR dan NRTV gagal menghentikan apa yang diputar di layar LED. Seakan ada tombol ajaib yang membuat rekaman itu terus berputar sampai akhir.Beberapa ilmuwan mulai menampakkan wajah gugup, tapi ada juga yang bingung dan tak paham apa yang terjadi. Dari sana sudah tercermin mana yang dibayar dan mana yang tulus berpendapat di acara debat ilmiah tersebut.“Ini … ini kok nggak bisa dimatikan, sih? Ini gimana? Kok gini?” Petugas di ruang control konten kebingungan.Sedangkan Floor Director terus memberikan sinyal ke pembawa acara aga
“Wah! Benarkah itu, Pak Jay? Anda tertarik berinvestasi di sini?” Produser eksekutif tak bisa menutupi kegembiraannya.NRTV merupakan stasiun televisi yang dibangun oleh 3 bersaudara, dan si produser eksekutif adalah salah satunya. Maka dari itu, dia pasti akan bersemangat jika ada investor masuk, apalagi sekelas Jay.Jay mengangguk untuk menegaskan niatnya.Kemudian, Jay membawa pulang tim Syakila yang berhasil ‘mematahkan’ para ilmuwan senior.Esok harinya, pemaparan mengenai Carbophene tim Syakila menjadi perbincangan serius di internasional. Banyak profesor sains lainnya yang berpendapat. Rata-rata dari mereka memuji langkah berani tim Syakila. Namun, ada juga yang menentang.Profesor X ikut berpendapat, yang membuat dunia menyimak opininya.“Aku melihat para anak muda sekarang begitu bersemangat dalam bidang sains, dan itu sungguh membuatku terharu sekaligus bahagia. “ Profesor Xavier Alaric berkata, “Itu tandanya masih ada banyak generasi muda di dunia ini yang peduli pada bumi
Atin tampak terkejut. "Jadi kamu benar-benar akan mengungkapkan semuanya ke media?"Jay mengangguk. "Nggak ada pilihan lain. Kita nggak bisa membiarkan mereka menghentikan inovasi ini hanya demi keuntungan mereka sendiri. Publik berhak tahu kebenaran."Baskara segera bergegas keluar ruangan, siap menjalankan perintah Jay. Atin memandang Jay dengan campuran kekaguman dan kekhawatiran. "Kamu emang selalu tau apa yang harus dilakukan, Jek. Tapi apakah ini nggak terlalu berisiko?"Jay tersenyum lagi, kali ini dengan tatapan tajam. "Risiko selalu ada, Pak Atin. Tapi jika kita nggak mengambil risiko demi perubahan yang lebih baik, kita hanya akan terjebak di tempat yang sama."Atin akhirnya mengangguk setuju. Dia tahu, di balik sikap tenang Jay, ada api keberanian yang tak pernah padam.Jay tidak hanya berinvestasi dalam bisnis, dia berinvestasi dalam masa depan yang lebih hijau dan lebih adil. Dan meskipun tantangan besar menanti di depan, Atin yakin bahwa Jay dan timnya akan terus maju.D
“Pak Jay, Anda yakin?” tanya Restu Ajisada, Chief Financial Officer (CFO) alias Direktur Keuangan. “Mengadakan konferensi untuk Carbophene?”Saat ini, Carbophene masih menuai pro dan kontra, tak hanya di Astronesia saja tapi juga dunia!Sambil mengangkat alis tinggi-tinggi, Jay menjawab, “Kenapa nggak? Kita harus memanfaatkan momentum ini,” ujar Jay seraya berdiri di depan para eksekutif NeoTech. “Dukungan internasional dan perhatian media memberikan kita peluang besar untuk mendorong Carbophene ke tingkat berikutnya. Namun, kita juga harus waspada terhadap serangan yang mungkin datang dari pihak-pihak yang merasa terancam.”Jay menatap CFO dengan tatapan yakin. Eksekutif lainnya mengangguk.“Kita perlu terus meningkatkan riset dan pengembangan kita. Selain itu, memperkuat hubungan dengan komunitas ilmiah global akan membantu kita membangun jaringan dukungan yang lebih luas.” Chief Product Officer (CPO) Galen Davindra mengangguk setuju.Baginya, tindakan Jay justru menguntungkan merek
Esok hari ….Di mansionnya, Jek menyaksikan laporan berita dalam dan luar negeri mengenai keberhasilan presentasi tim Syakila di acara konferensinya.“Kita benar-benar melihat perubahan yang signifikan, ya Jek?” kata Atin dengan mata berbinar.Jek mengangguk, “Ini baru permulaan, Pak. Dengan dukungan yang terus mengalir, Carbophene bisa menjadi teknologi yang mengubah dunia. Tapi kita juga harus siap menghadapi segala kemungkinan yang datang.”Atin tersenyum, merasa bangga dengan teman-temannya. “Aku yakin mereka bisa melakukannya. Dengan semangat dan dedikasi mereka, nggak ada yang nggak mungkin.”Hati Jay dipenuhi harapan. Dia tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang, namun setiap langkah yang diambil membawa mereka lebih dekat ke tujuan. Carbophene bukan hanya sebuah inovasi ilmiah, tetapi simbol dari harapan dan perubahan yang diusung oleh generasi muda Astronesia.“Carbophene harus jadi pionir dalam revolusi energi global yang hijau dan berkelanjutan!” tegas Jay sambil menatap
“Wah, rupanya tamu istimewa.” Salah satu teman wanita Feinata berkomentar.“Pantas, sih kalau Pak Jay, ya kan?” Yang lainnya juga menyahuti.Sedangkan Feinata tersipu sambil mengulum senyuman, sepertinya teman-teman dia sudah menyadari perasaan dia pada Jay.“Ini keberuntunganmu, Jay.” Zafia ikut menimpali sembari tersenyum. “Jarang adik cantikku ini menjadikan seseorang istimewa, loh! Apalagi dalam acara besar dia.”Menanggapi ucapan orang-orang, Jay hanya bisa tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan ketidaknyamanan yang mulai terasa.Dia menyesap koktail yang diberikan Feinata, namun matanya masih mencuri pandang ke arah si gadis ulang tahun. “Aku pikir malam ini kamu yang harusnya jadi pusat perhatian, Fei,” ujar Jay lembut.Feinata semakin tersipu sekaligus senang.“Aku akan jadi pusat perhatian kalau Kak Jay terus di sampingku,” jawab Feinata dengan nada manja, seolah tak mau melepaskan Jay dari sisinya. “Kak Jay kan datang untukku. Ya, kan?”Jay merasa sedikit terjebak, tapi di
“Te-telur cicak? Berapa lama?”Mereka langsung bengong. Mana peduli mereka dengan hal semacam itu? Yang mengambil jurusan sains di masa sekolah pun tak punya memori mengenai siklus kehidupan cicak!“Ayo, kasi aja jawabannya.” Jay tak peduli dengan erangan bernada protes mereka.Maka, dengan mudahnya Jay berhasil mengalahkan mereka semua.“Kak Jay, ihh! Kok susah gitu pertanyaannya, sih? Katanya gampang!” protes Feinata sambil mengerucutkan mulutnya, sedikit merajuk.“Loh, kalian kan orang-orang terpelajar dan terdidik, sampai bisa kuliah, kan? Berarti ilmu kalian tinggi. Makanya aku nggak mungkin kasi pertanyaan yang ecek-ecek, dong, karena itu bisa melukai harga diri kalian sebagai mahasiswa.”Dengan pintarnya Jay berkilah. Apalagi ini menyangkut harga diri anak muda, yang pasti terpicu begitu disentil. Jay memang paling bisa untuk urusan memancing.Setengah jam sudah berlalu, banyak peserta game yang ‘tumbang’, termasuk Feinata.Melihat kondisi para muda yang sudah mulai teler, Jay
“Enggak dalam posisi ini, Jay. Punggungku bisa patah,” gurau Zafia yang segera menegakkan kembali punggungnya.“Ha ha, kamu benar.” Jay membantu Zafia kembali tegak berdiri.Namun, begitu Zafia hendak pergi menjauh, Jay menarik tangan wanita itu sehingga sang Ratu Kota Jatayu pun terhentak kembali ke Jay. Lebih tepatnya ke pelukan Jay.Seraya tersenyum, Zafia berkata dengan sikap tenangnya, “Sepertinya Tuan Jay enggan melepaskan aku.”Sementara, musik masih mengalun untuk mengiringi mereka. Jay segera memutar tubuh Zafia sehingga dia bisa memeluk wanita itu dari belakang dan menempelkan bibirnya pada pelipis samping Zafia.“Mana sanggup aku melepaskanmu, Fia?” bisik Jay tanpa menjauhkan bibirnya dari wajah Zafia.Jay merasakan kehangatan Zafia yang ada dalam pelukannya. Tangan kirinya dengan lembut membelai pinggang Zafia, sementara tangan kanannya melingkar erat di perutnya, menahan wanita itu agar tak bisa lepas.Zafia bisa merasakan napas Jay yang hangat di pelipisnya, membuatnya m
“Eh?!” Jay tak siap dengan kecupan Phoenix.Wanita itu bergerak sangat cepat sampai Jay tak berhasil menghindar. Ini benar-benar di luar dugaan Jay.Sedangkan Zafia di samping Jay hanya bisa membelalakkan mata selama sekian detik, tak bisa melakukan apa-apa.“Maafkan sikapku, Nyonya.” Phoenix memberikan salam soja dengan menangkupkan dua tangan di depan tubuh ke Zafia.Dia menggunakan bahasa internasional agar Zafia paham apa yang diucapkannya.Karena sudah begitu, Zafia tersenyum sambil menanggapinya menggunakan bahasa internasional juga, “Tidak mengapa, Nona Phoenix. Tak perlu meminta maaf.”Setelah itu, Jay dan rombongan kecilnya naik ke jet pribadinya. Tak berapa lama kemudian, pintu pesawat pun mulai ditutup dan bergerak di landasan pacu.“Hong’er … kamu menyukainya, bukan?” tanya Dragon di samping putrinya.Phoenix menoleh cepat ke ayahnya, cukup terkejut dengan penilaian Dragon.“Ayah, kecupan tadi itu … bukan mengenai perasaan, tapi … itu memang sudah menjadi perjanjian yang k
“Kamu dengar aku, Rabbit? Ikutlah aku ke Astronesia dan menjadi bawahanku!” ulang Jay tanpa menjeda tatapannya ke Rabbit.Mata Rabbit terus tertuju pada Jay dengan tatapan kosong. Di sanalah Jay sedang menggempur kesadaran Rabbit, mengikis logika wanita itu menggunakan sebuah ajian kuat yang dia pelajari dari Atin.Ajian yang mampu membuat orang tunduk dan takluk sepenuhnya. Ajian yang bisa mengambil alih kesadaran orang lain.“Ikut Jay … ke Astronesia … menjadi bawahan … Jay.” Setelah beberapa menit yang terasa sangat panjang bagi mereka bertiga, akhirnya muncullah ucapan tersebut dari Rabbit.Jay tersenyum, lega karena ajiannya berhasil. Tidak sia-sia dia mengorbankan energi kanuragannya sebanyak 50 persen lebih hanya untuk bisa melancarkan ajian ilusi perenggut kesadaran tersebut.Sedangkan Phoenix, dia mengerutkan kening, raut wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan atas apa yang dia saksikan di depan mata.“Apa-apaan adikku? Kenapa dia begitu?” tanya Pheonix ke Jay.Ketika lengan J
“Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam
“Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“
“Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag
“Ayah!” jerit Phoenix.Sayang sekali, Phoenix terlalu jauh untuk menjangkau ayahnya.Burfhh!Sebuah sapuan energi kuat melanda tubuh Tiger, menyebabkan dia terpental cukup jauh ke belakang. Ternyata itu Jay yang menghantamkan energi kanuragannya ke Tiger.“Buhaahh!” Tiger berteriak kaget.Brakk!Tiger jatuh dengan kedua lutut terlebih dahulu mendarat ke lantai dengan keras.“Arrghhh!” Tiger meraung kesakitan disertai bunyi retakan renyah di bagian kedua lututnya.Di saat dia sedang dalam kondisi paling lemah karena belum pulihnya energi tenaga dalam dia, justru mendapatkan tragedi pada lututnya.“Hui’er!” seru Dragon pada putranya dengan mata melebar.Dia lekas mendekat ke Tiger dengan raut wajah cemas. Putra tercinta mengalami keretakan tulang di kedua lutut, akan sesakit apa itu?“Arrghhh! Sialan kalian semua! Jek, awas saja kamu! Akan kubuat NeoTech milikmu hancur! Arghhh! Kultivasiku! Dantianku pecah! Arghhh!” Tiger berteriak-teriak penuh amarah.Dia menatap nyalang ke Jay yang be
Jay paham dan menebaskan telapak tangannya di udara, seakan memutus sesuatu.Swuung!Dari atas, tiba-tiba saja muncul sebuah jaring yang jatuh di atas Tiger, sedangkan Phoenix sudah menyingkir.“Apa maksudmu ini?” Tiger marah karena sadar bahwa itu jaring khusus pelemah tenaga dalam.Ini sama halnya dengan jarum yang diterima Jay sebelumnya, hanya saja kekuatan pelemahannya lebih kuat sehingga Tiger yang sudah kalah dominasi, semakin tak berdaya.“Kamu harus menerima hukuman mati, Tiger!” seru Phoenix.Meski Tiger merupakan half brother dia, tapi apa yang sudah dilakukan Tiger sudah terlalu jauh untuk bisa dimaafkan.Sementara, Rabbit yang sedang bertarung melawan Jay, melihat kakak tercintanya terkena jaring pelemah tenaga dalam. “Kakak!” serunya.Rabbit menembakkan energinya untuk bisa terlepas dari dominasi Jay. Dia bermaksud ingin menolong kakaknya.“Argh!” Rabbit berteriak ketika mendadak saja kakinya terjerat sesuatu. “Sialan!”Dia berteriak ketika menyadari bahwa ada tali energ
Rabbit mendekat dan ikut berbicara, “Ayah, jangan salahkan kami. Jangan bilang kami kejam karena meracuni Ayah, yah! Ini semua karena kebodohan Ayah sendiri. Sudah jelas Kak Tiger lebih hebat dan lebih mampu mengurus organisasimu, tapi Ayah justru melimpahkan kuasa penerus ke wanita sialan itu.”Dengan lancarnya, Rabbit mengakui dosanya di depan Dragon.“Ayah, jangan khawatir, kalau kamu kesepian di alam baka, aku akan mengirim si sialan anak jalang itu untuk menemanimu.” Kemudian Tiger terkekeh.Dia benar-benar menyampaikan semua kejahatannya di hadapan Dragon, bahkan tersirat mengenai rencana hendak membunuh Phoenix pula. Sedangkan Rabbit tertawa kecil di sebelah kakaknya.Yang mengejutkan, mendadak saja mereka saling tatap dan kemudian berciuman mesra seakan itu bukan hal aneh lagi bagi mereka. Tiger mndekap erat pinggang adiknya.Sedangkan Rabbit mengalungkan lengannya ke leher kakaknya dengan sikap manja agresifnya.“Kamu sepertinya sudah melupakan kakakmu ini, bermain dengan bud
“Satu hal penting lainnya, Tuan Dragon … bahwa Anda patut waspada terhadap putra Anda, Tiger.” Jay tidak menahan diri dari menyampaikan informasi ini.Mata Dragon menyala akan keterkejutan. Mana pernah dia menyangka bahwa dia diminta waspada pada salah satu anaknya?!“Tuan Jay dari Astronesia, bukankah Anda sudah keterlaluan, hanya karena Tiger menindasmu?” Suara berat Dragon keluar disertai wajah curiganya.“Ayah, aku sudah melihat memorinya ketika dia menguping pembicaraan Tiger dengan pelayanku yang berkhianat.Kemudian, Phoenix menceritakan apa yang dia dengar dari berbagi ingatan dengan Jay. Raut wajah Dragon semakin terkejut atas apa yang dituturkan putrinya.Rasanya Dragon tidak ingin percaya tapi ketika putrinya ini sudah meyakini sesuatu hal, tak ada alasan baginya untuk menyangsikannya. Phoenix merupakan orang yang paling teliti dan bisa diandalkan dari semua orang di sekelilingnya. Itulah kenapa Dragon memilih Phoenix menjadi penerusnya.Dragon mengembuskan napas panjang se