Share

130 - Merasa Bersalah pada Zafia

“Kamu … bajingan!” maki Jay ketika dia kesulitan menghalau kepala Rabbit di pangkal pahanya.

Rabbit tidak menggubris makian Jay. Mulutnya terus mengisap-isap di selatan sana seraya lidahnya sesekali akan bergulir nakal di puncak pusaka itu.

“Hrrkkhh ….” Jay berjuang sekuat tenaga melawan gejolak yang bangkit.

Dia tak berdaya, sadar bahwa makanan yang disantap satu jam lalu dibubuhi sesuatu sehingga dia kembali lemah tanpa tenaga. Padahal, tadi sore dia mulai mendapatkan tenaganya meski 40 persen.

Kini dia seakan kembali ke titik nol. Benaknya terus memaki Rabbit dengan berbagai kata-kata kotor.

“Anghh … Jek … sepertinya milikmu jauh lebih jujur ketimbang mulutmu.” Rabbit menengadah dan tertawa nakal. “Mungkin mulutmu harus kuberi pelajaran biar lebih disiplin. Hi hi!”

Usai mengatakan itu, Rabbit mendorong Jay sehingga rebah di kasur tanpa daya. Dengan telentangnya Jay, itu semakin memudahkan Rabbit untuk lebih menggila.

“Wanita brengsek!” maki Jay tanpa ditahan.

Sorot matanya menampil
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status