Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 385. Pertarungan Brutal

Share

385. Pertarungan Brutal

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-15 22:22:06

Shin Kang, yang kini menguasai tubuh Rendy, melangkah maju dengan aura keangkuhan yang membakar sekelilingnya. Mata merah menyala itu menatap Jian Cheng seperti seorang predator yang sudah memastikan mangsanya tak punya jalan keluar. Aura Pedang Kabut Darah merajalela, membelah udara dengan panas yang membuat tanah di bawahnya retak.

“Kau terlihat cemas, Jian Cheng,” kata Shin Kang dengan suara dalam yang menggema. “Bukankah kau ingin merasakan kekuatan Pedang Kabut Darah yang sebenarnya? Sekarang kau mendapatkannya.”

Jian Cheng tidak menjawab. Ia menarik napas panjang, menenangkan pikirannya. Pedang peraknya memancarkan aura dingin yang berlawanan dengan aura panas Shin Kang, menciptakan benturan energi yang membuat medan pertempuran terasa seperti badai kecil.

“Kekuatan besar seperti itu selalu datang dengan harga yang harus dibayar,” kata Jian Cheng akhirnya. “Dan kau, Shin Kang, adalah harga yang terlalu mahal untuk dibayar dunia.”

Shin Kang tertawa keras. “Cukup bicara, kultivato
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   386. Kemenangan Mutlak

    Debu dan puing-puing bergolak di udara sebelum perlahan-lahan mereda, memperlihatkan sosok yang berdiri tegak di tengah medan pertempuran. Itu adalah Rendy. Namun, ada sesuatu yang berbeda. Matanya yang sebelumnya menyala merah di bawah kendali Shin Kang kini telah kembali ke warna aslinya, tetapi kilauan yang terpancar darinya lebih tajam, lebih menakutkan. Aura yang menyelimutinya bukan hanya mengintimidasi, tetapi juga membawa kesan ketenangan yang berbahaya—seakan dua jiwa dalam dirinya telah mencapai kesepakatan yang mengerikan.Di tanah, Jian Cheng tersungkur dengan pedang peraknya yang patah menjadi dua. Napasnya tersengal, matanya dipenuhi kewaspadaan saat menatap Rendy, seolah melihat sosok yang berbeda dari sebelumnya. Jari-jarinya gemetar ketika mencoba menyangga tubuhnya agar tetap tegak.Dari balik pepohonan yang jauh, suara langkah kaki cepat bergema. Tak lama, sekumpulan pria berseragam putih dengan emblem pedang di dada mereka muncul. Mereka adalah anggota Sekte Pedang

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kebangkitan Naga Perang   387. Menemui Jessy Liu

    Rendy berdiri di tengah reruntuhan, tatapannya menyapu medan yang porak-poranda akibat pertarungan sengit melawan Sekte Pedang Dewa. Udara masih dipenuhi aroma besi dari darah yang tertumpah, dan tanah di sekelilingnya penuh dengan retakan serta serpihan batu yang berserakan. Ia menghela napas panjang, menyadari bahwa tempat ini bukan lagi wilayah yang bisa ia tinggali. Paradise Hill terasa semakin jauh, seakan dunia yang dulu ia kenal semakin memudar di balik kabut realitas yang berubah.Ia mengepalkan tangan, menyadari satu hal—agar bisa keluar dari dunia aneh ini, ia harus menuntaskan misinya. Zhang Wei masih hidup, dan selama pria itu bernapas, jalan keluar akan tetap tertutup baginya. Tidak ada pilihan lain, ia harus menghabisinya.Namun, di sela pikirannya yang dipenuhi rencana perburuan, sebuah ingatan melintas dalam benaknya. Jessy Liu. Wanita itu pernah menatapnya dengan penuh keterkejutan di Z-Mart, seolah mengenalinya dari kehidupan lain. Bahkan, ia melindungi Rendy dari hi

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kebangkitan Naga Perang   388. Kegelapan Negeri Langit

    Langit di Negeri Langit tampak seolah-olah dilukis oleh tangan dewa. Awan-awan putih lembut melayang di bawah cakrawala emas, memantulkan cahaya matahari yang berpendar-pendar seperti kristal. Pohon-pohon surgawi yang menjulang tinggi, dengan daun-daun bercahaya biru dan perak, berdesir perlahan di tengah angin Qi yang mengalir tanpa henti. Energi Qi di Negeri Langit tidak seperti di dunia fana—ia tampak hidup, memancar dalam bentuk aliran warna-warni yang bisa dilihat dan dirasakan oleh siapa pun yang berdiri di sana.Setiap nafas yang diambil di Negeri Langit seperti menyerap kekuatan alam semesta. Udara terasa segar, namun penuh dengan kekuatan yang hampir menekan. Kultivator yang cukup beruntung berada di tempat ini dapat merasakan tubuh mereka dipenuhi energi, seolah-olah setiap pori-pori mereka membuka untuk menyerap Qi yang melimpah.Di tengah keindahan Negeri Langit, sebuah tempat berdiri kontras dengan kemegahan sekitarnya—Kuburan Pedang Spiritual. Sebuah wilayah terlarang ya

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kebangkitan Naga Perang    389. Perebutan Jade Dragon

    Di puncak altar hitam Kuburan Pedang Spiritual, Zhang Wei berdiri dengan tatapan penuh ambisi. Aura hitam di sekelilingnya semakin pekat, membentuk siluet-siluet pedang yang melayang dan berputar cepat seperti topan. Setiap hembusan angin dari pusaran itu membawa rasa dingin menusuk, seolah-olah mengisyaratkan kehancuran yang akan segera datang.“Rendy Wang,” gumam Zhang Wei dengan senyuman tipis. “Kau bisa menyembunyikan dirimu, tetapi aku akan menemukannya. Dan saat itu terjadi, kau tidak akan punya jalan keluar.”Tiba-tiba, dari kejauhan, seorang utusan dari Sekte Pedang Dewa berlutut di hadapan Zhang Wei. “Tuan Zhang Wei, kami telah menemukan jejak Rendy Wang di Negeri Fana. Ia terlihat terakhir kali di Paradise Hill.”Zhang Wei menyeringai lebar. “Bagus. Kirim para kultivator elit kita untuk mengepungnya. Aku ingin dia terkepung tanpa celah.”Utusan itu mengangguk, lalu menghilang dalam sekejap, membawa pesan kehancuran bagi Rendy Wang.Di Paradise Hill, Rendy berdiri di depan te

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   390. Kultivator Ranah Spirit Ascension

    Aura hitam pekat menyelimuti Rendy saat ia berdiri tegak di tengah medan pertempuran. Energi Nascent Soul-nya menyatu dengan kekuatan dari Pedang Kabut Darah, menciptakan tekanan yang membuat udara di sekitarnya terasa berat. Di sekelilingnya, kultivator-kultivator lawan yang berada di ranah Spirit Ascension dan bahkan Heavenly Core menatapnya dengan kewaspadaan.Rendy di saat terakhir memutuskan tidak menggunakan pertolongan dari Shin Kang karena merasakan aura jahat dalam diri roh kultivator ini. Ia mengandalkan kemampuannya yang telah menerobos ranah Nascent Soul untuk menghadapi kelompok kultivator ini.Pria berjanggut putih, Jian Cheng, maju dengan tatapan dingin. “Nascent Soul? Kau memang berbakat, Rendy Wang. Tapi itu tidak cukup. Dunia kultivasi tidak hanya tentang kekuatan, tapi tentang pengalaman dan strategi.”Rendy mengayunkan pedangnya perlahan, memancarkan aura tajam yang membuat tanah di sekitarnya retak. “Kalau begitu, mari kita lihat apakah pengalamanmu cukup untuk me

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   391. Rendy vs Jian Cheng

    Rendy melompat ke belakang untuk menciptakan jarak, napasnya memburu. Jian Cheng, dengan senyum tipis di wajahnya, menatapnya seperti pemburu yang baru saja menemukan mangsa terbaik. Di sekeliling mereka, tanah yang dulunya subur kini berubah menjadi medan perang penuh retakan dan kawah akibat benturan energi Qi yang dahsyat."Tampaknya kau masih punya tenaga," Jian Cheng mengejek. "Tapi aku belum menunjukkan kekuatanku yang sebenarnya."Jian Cheng mengangkat tangannya ke udara. Energi biru mulai berkumpul, menciptakan pusaran angin yang mengelilinginya. Suara angin berdesing, bercampur dengan suara gemuruh petir yang tiba-tiba muncul di langit."Heavenly Storm Domain!" serunya.Di sekeliling Jian Cheng, medan energi berbentuk kubah mulai terbentuk. Di dalamnya, bilah-bilah energi berbentuk petir melayang-layang, siap menghujam siapa saja yang berani mendekat. Medan ini tidak hanya melindungi Jian Cheng, tetapi juga memperkuat kekuatannya, membuat udara di sekitar terasa seperti dihan

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   392. Munculnya Pria Misterius

    Rendy berdiri di tengah medan yang hancur, napasnya masih berat. Darah mengalir dari luka di bahunya, tetapi sorot matanya tetap tajam. Jian Cheng mungkin telah mundur, tetapi ancaman ini jauh dari selesai. Hembusan angin malam membawa aroma tanah yang hangus dan energi Qi yang tersisa di udara. Pedang Kabut Darah di tangannya bergetar pelan, seolah mengingatkan Rendy akan bahayanya."Pertarungan tadi hanyalah permulaan," gumamnya, menggenggam pedang itu lebih erat. Ia memandang jauh ke depan, ke arah hutan gelap tempat Jian Cheng menghilang. Dalam hatinya, ia tahu musuhnya tidak akan menyerah begitu saja.Saat Rendy mencoba mengatur napas, sebuah aura dingin tiba-tiba menyelimuti sekitarnya. Udara berubah menjadi lebih berat, seolah-olah waktu itu sendiri melambat. Dari bayang-bayang pepohonan, seorang pria muncul, mengenakan jubah hitam panjang dengan pola naga perak yang bersinar samar di bawah cahaya bulan."Hebat sekali," pria itu berkata dengan suara rendah dan penuh ironi. "Kau

    Last Updated : 2025-01-17
  • Kebangkitan Naga Perang   393. Kultivator Dari Barat

    Rendy melangkah keluar dari ruang kerja Katrin dengan pikiran yang berkecamuk. Informasi yang baru saja ia terima mengguncang dirinya. Ancaman yang ia pikir datang dari lingkup kecil, kini meluas ke level yang lebih berbahaya. Bukan hanya Sekte Pedang Dewa atau musuh lokal yang mengincar Jade Dragon, tetapi juga seorang figur legendaris dari belahan dunia barat: Alan Smith, keluarga kultivator tertinggi yang sudah lama menjadi mitos bagi sebagian besar kultivator di timur.Rendy berhenti sejenak di tempat parkir, menatap skuter tuanya yang terlihat lusuh di tengah-tengah kerumitan dunia kultivasi yang kini ia hadapi. Sebuah aura berat menghantui langkahnya. Bagaimana bisa seorang seperti Alan Smith, yang dikabarkan telah mencapai ranah Half Immortal, tertarik pada Jade Dragon? Apa yang sebenarnya tersembunyi dalam patung giok itu selain Nisan Pedang Spiritual, hingga sang pemilik Excalibur, pedang legendaris Raja Arthur, ikut turun tangan?Saat ia memasang helmnya, suara langkah cepat

    Last Updated : 2025-01-18

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   484. Menghubungi Elemental Naga

    Rendy masih terpaku di tempatnya, matanya tak lepas dari sosok Clara yang perlahan menghilang di balik kabut malam. Langkah gadis itu terdengar samar, seolah setiap jejaknya membawa pergi sesuatu yang berharga dari hati Rendy. Napasnya tertahan, dadanya terasa sesak. Ia mengepalkan tangan, berusaha meredam emosi yang bergolak dalam dirinya.Setelah beberapa detik yang terasa begitu panjang, ia menghela napas dan merogoh saku jasnya. Ponselnya dingin di genggaman, tetapi pikirannya lebih dingin lagi. Tanpa ragu, ia menekan sebuah nomor yang sudah lama tersimpan, menunggu panggilan tersambung.“Halo, apa ini masih nomor Kristin?” suaranya terdengar tegas, meskipun ada sedikit ketegangan di baliknya.Di seberang sana, terdengar suara wanita yang sudah lama tak ia dengar.[Jendral Wang, ada keperluan apa meneleponku? Apa ada misi baru lagi untuk Elemental Naga?]Rendy menatap lurus ke depan, sorot matanya tajam. “Bisa kita ketemu besok di Red Lotus? Ada yang ingin aku tanyakan padamu.”Se

  • Kebangkitan Naga Perang   483. Konflik Berlanjut

    Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status