Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 337. Forbidden Valley

Share

337. Forbidden Valley

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 06:49:13

Di perbatasan antara Negara Cakrawala dan Negara Khatulistiwa, dua jalur utama menjadi saksi bisu perjalanan para pemberani. Kepulauan Tropis, dengan benteng laut yang tak tergoyahkan, menjadi jalur pertama. Namun, di sisi lain, ada lembah sempit yang hampir dilupakan waktu. Lembah Khatulistiwa itu menjulang dengan tebing-tebing setinggi langit, tanahnya tandus, jalurnya begitu sulit hingga pengawasan diabaikan, seolah medan itu sendiri menjadi penjaga.

Namun malam itu, di bawah sorot bulan yang pucat bagai wajah hantu, Rendy, Selina, dan Lucinda menatap lembah tersebut dari atas tebing. Kabut tipis menyelimuti dasar lembah, menambah aura misterius.

“Medannya memang berat,” gumam Lucinda, matanya tajam menelusuri rute di depan. “Tapi ini jalan terbaik untuk menyelinap tanpa terdeteksi.”

Rendy mendesah, mengencangkan pegangan pada Pedang Elixir di pinggangnya. “Duke Alastair pasti tidak menyangka kita akan mengambil jalur ini. Jika kita cepat, kita bisa sampai ke markasnya sebelum dia
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   338. Kultivasi Kegelapan

    Saat mereka melangkah memasuki hutan tropis Khatulistiwa, suasana berubah drastis. Udara terasa lembap dan hangat, dipenuhi aroma tanah basah dan dedaunan yang rimbun. Burung-burung eksotis berkicau di kejauhan, sementara cahaya matahari yang redup menyelinap melalui celah-celah kanopi hutan.“Wilayah ini indah, tapi juga penuh jebakan,” kata Lucinda sambil memperhatikan jejak-jejak samar di tanah. “Pasukan Alastair pasti tidak jauh dari sini.”Rendy mengangguk, tatapannya tajam. “Kita perlu tempat untuk menyusun strategi. Tidak ada ruang untuk kesalahan.”Mereka menemukan sebuah gua kecil yang tersembunyi di balik semak belukar. Setelah memastikan bahwa tempat itu aman, mereka masuk dan mulai berdiskusi.“Duke Alastair memiliki kekuatan militer dan pasukan kultivator yang tidak bisa diremehkan,” Selina membuka pembicaraan. “Tapi dia juga licik. Jika dia tahu kita datang, dia pasti sudah mempersiapkan jebakan.”“Kita harus mengejutkannya,” tambah Lucinda. “Menurut mata-mata yang aku k

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Kebangkitan Naga Perang   339. Sekte Bayangan Jiwa

    Rendy meninggalkan Benteng Keabadian dengan langkah mantap. Selina dan Lucinda berjalan di sisinya, diam namun waspada. Alastair yang terluka parah tak akan mampu mengejarnya, tetapi kata-kata terakhirnya menggema dalam benak mereka.“Master Qian dari Sekte Bayangan Jiwa…” gumam Selina, wajahnya memancarkan kekhawatiran. “Nama itu sudah lama tidak terdengar, tapi reputasinya seperti bayangan yang terus menghantui.”Lucinda mengangguk. “Sekte Bayangan Jiwa dikenal karena keahlian mereka dalam seni kegelapan. Jika Master Qian benar-benar terlibat, maka ini jauh lebih berbahaya dari yang kita kira.”Rendy berhenti sejenak, memandang ke arah cakrawala yang mulai memerah. “Kita tidak punya pilihan selain menghadapi mereka. Giok Naga Merah ini terlalu berharga untuk jatuh ke tangan orang-orang seperti itu.”“Lalu apa rencanamu?” tanya Lucinda sambil menyilangkan tangan, ekspresinya serius.“Kita harus menemukan lebih banyak informasi tentang Sekte Bayangan Jiwa,” jawab Rendy. “Dan untuk itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Kebangkitan Naga Perang   340. Naga Merah Beraksi

    Perjalanan menuju Kepulauan Tropis membawa Rendy, Selina, dan Lucinda melewati lautan berwarna biru kehijauan dan pulau-pulau kecil yang tampak seperti surga tropis. Namun, keindahan ini hanya menjadi latar belakang bagi ketegangan yang terus membangun di antara mereka.Kepulauan Tropis terkenal dengan keindahannya, tetapi juga dengan rahasia gelap yang tersembunyi di dalam hutan lebat dan gua-gua terjal. Di salah satu pulau terpencil, mereka akhirnya menemukan jejak Sekte Bayangan Jiwa.Rendy sempat berpikir untuk minta bantuan Kristin tapi akhirnya diurungkan niatnya karena ia tahu Kristin di masa ini sebenarnya berada di pihak yang mana di masa ini.“Ini bukan markas biasa,” gumam Selina sambil memandang sebuah gua besar yang dihiasi dengan ukiran mistis. Aura gelap memancar dari dalam, membuat udara di sekitarnya terasa berat.“Master Qian sudah menunggumu,” kata Lucinda, menatap Rendy. “Dia pasti tahu kita akan datang.”Rendy mengangguk, menggenggam erat Pedang Elixirnya. “Semaki

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Kebangkitan Naga Perang   341. Rahasia Giok Naga Merah

    Di bawah langit senja yang menyala jingga, Rendy duduk di tepi infinity pool Resort Matahari Senja, menatap Giok Naga Merah di tangannya. Permata itu berkilauan dengan cahaya merah pekat yang tampak hidup, seolah ada sesuatu yang menatap balik dari dalam."Giok ini seperti makhluk hidup," gumam Rendy pada dirinya sendiri, menggenggamnya dengan hati-hati. Aura hangat dan penuh kekuatan mengalir melalui tubuhnya, membawa sensasi yang sulit dijelaskan—kekuatan, tetapi juga ancaman.Lucinda sudah kembali ke istananya, mengemban tugas sebagai Presiden Negara Cakrawala. Selina, seperti biasa, sibuk dengan bisnisnya yang berkembang pesat. Namun, Rendy tahu perjalanan ini adalah miliknya sendiri.Keputusan Rendy sudah bulat. Untuk memahami rahasia Giok Naga Merah, ia harus pergi ke Lembah Roh Kultivator, tempat yang dikatakan memiliki kekuatan spiritual yang tak tertandingi. Lembah ini berada jauh di pegunungan terpencil, sebuah tempat di mana energi Qi murni melimpah, tetapi juga penuh denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Kebangkitan Naga Perang   342.Perjalanan Spiritual

    Sosok di balik kabut melangkah maju, perlahan, hingga wajahnya mulai terlihat. Itu adalah seorang pria tua berjubah putih dengan rambut dan janggut panjang berwarna perak. Matanya bercahaya, seperti memandang jauh ke dalam jiwa Rendy. Di tangan kirinya tergenggam tongkat kayu yang dipenuhi ukiran kuno, sedangkan tangan kanannya mengeluarkan energi Qi yang menggetarkan udara di sekitarnya. “Siapa kau?” tanya Rendy, suaranya penuh kehati-hatian namun tetap tegas. Pedang Elixir di tangannya bersinar lembut, bersiap untuk segala kemungkinan. Pria tua itu tersenyum tipis, tetapi senyumnya tidak menghilangkan aura misterius yang mengelilinginya. “Aku hanyalah seorang penjaga. Kau bisa memanggilku Penatua Langit.” “Penjaga apa?” Rendy mengerutkan kening, mencoba membaca gerakan lawannya. "Setahuku sebelumnya tidak ada penjaga di Lembah Roh Kultivator ini." “Penjaga keseimbangan,” jawab Penatua Langit. “Kekuatan yang baru saja kau bangkitkan, Nisan Pedang Spiritual, dan juga Giok Naga Mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Kebangkitan Naga Perang   343. Rune Talisman dan Alkimia

    Begitu Rendy kembali dari dimensi Giok Naga Merah, atmosfer di sekitar Lembah Roh Kultivator berubah secara drastis. Langit yang sebelumnya cerah tiba-tiba diselimuti oleh energi Qi yang mendalam dan menggetarkan, seolah alam semesta merespons sesuatu yang monumental. Rendy memegang Giok Naga Merah yang kini berpendar lembut di tangannya. Namun, sebelum ia sempat merenung lebih jauh, Pedang Elixir di punggungnya mulai bergetar hebat, memancarkan cahaya biru cemerlang. Dalam sekejap, dua pancaran cahaya muncul dari horizon yang berbeda, melesat dengan kecepatan luar biasa ke arah Rendy. Pancaran pertama datang dari arah timur. Cahaya keemasan yang memancar membawa aura kuno, penuh dengan simbol dan rune yang berkilauan di udara. Cahaya itu berhenti beberapa meter di depan Rendy, dan dari sana muncul seorang pria muda dengan jubah panjang berwarna biru gelap yang dihiasi dengan simbol rune talisman. “Aku merasa ada panggilan mendalam,” ucap pria itu sambil menatap Rendy dengan mata t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Kebangkitan Naga Perang   344. Pemilik Nisan Pedang Spiritual Kelima

    Setelah pelatihan intens bersama Aiden Lee dan Abigail Jones, Rendy terus merenungkan pertanyaan besar yang menggantung di benaknya: jika Aiden dan Abigail adalah Nisan Pedang Spiritual keenam dan ketujuh, lalu siapa pemilik Nisan Pedang Spiritual kelima?Saat malam menjelang di Lembah Roh Kultivator, Rendy duduk termenung di bawah sinar bulan. Energi kuno yang ia rasakan saat menghadapi Duke Alastair kembali terlintas di pikirannya. Itu adalah momen ketika Pedang Elixir tampak lebih hidup, lebih kuat dari sebelumnya. Tetapi tidak ada sosok roh kultivator yang muncul seperti Aiden dan Abigail.“Aiden, Abigail,” panggilnya, memecah kesunyian. “Aku merasa sesuatu yang aneh. Nisan Pedang Spiritual kelima… aku tidak pernah benar-benar melihat siapa pemiliknya. Apa kalian tahu sesuatu tentang ini?”Abigail dan Aiden saling pandang sebelum akhirnya Aiden menjawab dengan hati-hati. “Nisan Pedang Spiritual kelima tidak seperti kami, Rendy. Tidak semua Nisan berbentuk roh kultivator yang terwu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Kebangkitan Naga Perang   345. Pedang Naga Elixir

    Malam itu, di bawah langit pekat yang berhiaskan taburan bintang, Rendy berdiri di tengah lingkaran energi yang berdenyut halus di sekelilingnya. Udara malam terasa hangat bercampur aroma tanah basah, seolah semesta ikut menyaksikan perjuangannya. Cahaya redup dari Giok Naga Merah di tangannya memancarkan kilauan merah yang memantul pada permukaan Pedang Elixir yang ramping dan tajam."Fokus, Rendy," suara Aiden terdengar tegas namun tenang. Ia melangkah mendekat, posturnya tegap dengan mata yang memancarkan kebijaksanaan seorang pelatih berpengalaman. "Biarkan energimu menyatu dengan Giok Naga Merah. Jangan melawan, tetapi selaraslah dengannya."Di sisi lain, Abigail berdiri dengan anggun, tangannya bersilang di dada. "Ingat, Rendy. Pedang Elixir bukan hanya senjata. Ia hidup. Rasakan setiap getaran, setiap napasnya. Jika kau tidak bisa mendengarnya, kau tidak akan pernah mampu mengendalikannya."Rendy menarik napas dalam, membiarkan udara dingin malam memenuhi paru-parunya. Tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   452. Menaklukan Formasi Kutub Es Ketiga

    Angin berputar makin kencang, menciptakan pusaran es yang berputar liar di sekeliling mereka. Rendy tetap berdiri tegap, matanya tajam menatap sosok terakhir yang kini berdiri di hadapannya. Pria tanpa senjata itu mengangkat tangannya, dan dengan satu gerakan halus, formasi es di sekitarnya mulai bergerak, membentuk tombak-tombak runcing yang melayang di udara, siap menghujam ke arah Rendy kapan saja."Kau memang berbeda dari yang lain," ucapnya, nada suaranya masih setenang sebelumnya. "Tapi apakah bara kecil itu cukup untuk menghadapi kehampaan ini?"Rendy tidak menjawab. Ia hanya menarik napas dalam, merasakan aliran panas yang mengalir dalam tubuhnya. Tidak ada lagi nyala api yang membakar, tidak ada semburan liar yang menghanguskan. Yang ada hanyalah kehangatan yang menyatu dengan dirinya, mengalir dalam setiap gerakan dan nafasnya.Dalam sekejap, tombak-tombak es itu meluncur ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan. Rendy melompat ke samping, tubuhnya berputar di udara, meng

  • Kebangkitan Naga Perang   451. Pertarungan Strategi

    Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan

  • Kebangkitan Naga Perang   450. Formasi Kutub Es Ketiga

    Rendy melangkah mantap ke dalam pusaran badai es yang berputar liar di belakangnya. Setiap pijakan kakinya menghasilkan bunyi berderak, merambat ke seluruh permukaan es yang retak seperti suara tulang yang patah. Angin dingin menampar wajahnya dengan kasar, membekukan tiap tarikan napas yang keluar dari bibirnya. Butiran salju yang tajam seperti pecahan kaca menari di udara, menyayat kulitnya hingga perih. Namun, di balik semua itu, tekadnya tetap membara.Di hadapannya, Formasi Kutub Es Ketiga berdiri menjulang, dinding-dindingnya yang runcing seolah hendak menusuk langit kelam. Bayangannya yang megah dan menyeramkan menebarkan aura dingin yang membuat dada Rendy terasa sesak. Setiap langkah yang ia ambil semakin menegaskan keberadaannya di tempat terlarang ini. Suara samar bergema di udara, entah dari mana asalnya, seolah ada sesuatu yang mengamati setiap gerak-geriknya dengan mata tak terlihat.Saat ujung kakinya melewati batas wilayah beku itu, tanah di bawahnya mendadak memancark

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status