Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 318. Kekuatan Giok Naga Merah

Share

318. Kekuatan Giok Naga Merah

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 16:37:58

Di ruang rapat yang remang dengan suasana serius, tatapan Rendy masih tak lepas dari proyeksi Giok Naga Merah. Cahaya merah menyala dari batu giok itu seolah menembus layar, memancarkan aura Qi yang begitu kuat hingga udara di sekitar terasa lebih berat.

Rasa panas yang menyengat dirasakan oleh Rendy padahal mereka berada di dalam ruangan bersuhu dingin dengan AC yang menyala 24 jam.

Selina juga menyadari perubahan suhu ruangan secara tiba-tiba saat gambar Giok Naga Merah muncul di layar proyektor. Langsung gadis ini mematikan proyektor dan menyalakan lampu ruangan kembali.

"Menarik," gumam Rendy, suaranya nyaris tak terdengar. Namun Selina, yang berdiri di sisinya, menangkap perubahan di wajahnya—campuran rasa ingin tahu dan kehati-hatian.

"Tuan Muda," Selina berkata, mencoba memecah kesunyian. "Giok Naga Merah memang terkenal dengan kekuatannya yang destruktif. Banyak yang mencoba memilikinya, tapi hampir semuanya gagal mengendalikannya. Legenda bahkan menyebutkan giok ini pernah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   319. Penjelasan Felicia Shang

    Rendy berdiri di balkon ruang VIP gedung Dragon Construction, menikmati hembusan angin malam yang membawa aroma hujan. Matanya menatap jauh ke arah horizon kota metropolitan yang berkilauan seperti lautan bintang. Di belakangnya, suara langkah lembut terdengar, dan ia tahu siapa yang datang. "Felicia," katanya tanpa menoleh."Bagaimana kamu bisa muncul di dunia nyata? Bukankah tempatmu hanya di dalam Lembah Roh Kultivator?" tanya Rendy yang merasa heran dengan kemunculan salah satu roh kultivator kuat dari Nisan Pedang Spiritual.Felicia Shang, wanita berambut hitam panjang dengan sorot mata setajam pedang, berjalan mendekat. Gaun panjangnya berkibar tertiup angin. Meski wajahnya terlihat tenang, ada kekhawatiran yang sulit disembunyikan dalam tatapannya."Aku bisa kemana saja sesuai keinginanku, Rendy. ... aku mendengar tentang rencanamu untuk menghadiri lelang di Lotus Biru," katanya pelan, namun penuh penekanan. "Dan juga tentang ketertarikanmu pada Giok Naga Merah." Rendy hanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kebangkitan Naga Perang   320. Kenyamanan Resort Matahari Senja

    Langit sore berwarna jingga keemasan, memeluk bangunan megah Resort Matahari Senja yang berdiri anggun di tepi pantai berpasir putih. Angin laut membawa aroma garam dan bunga tropis, menyatu dengan gemerisik dedaunan kebun tropis yang mengelilingi tempat itu. Bangunan utama resort memadukan gaya modern minimalis dengan elemen tradisional: kayu ukir, dinding kaca yang memantulkan panorama, dan lampu gantung rotan yang menambah suasana hangat.Rendy melangkah keluar dari mobil mewah yang diatur Selina. Udara sore yang sejuk menyambutnya, bersama seorang butler berseragam rapi yang membungkuk sopan."Selamat datang di Resort Matahari Senja, Tuan Rendy," sapanya, menyodorkan segelas jus markisa segar dengan sentuhan daun mint.Rendy mengambil gelas itu, mencicipi sedikit. Kesegaran jus langsung meluncur di tenggorokannya, membangkitkan kembali semangat yang terkuras. Ia hanya mengangguk singkat, lalu mengikuti langkah butler menuju vila pribadinya.Vila itu terletak di sudut paling terpen

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kebangkitan Naga Perang   321. Suatu Pagi di Resort Matahari Senja

    Hari dimulai dengan kelembutan khas Resort Matahari Senja. Sinar matahari pagi menerobos tirai tipis jendela vila, menciptakan pola-pola cahaya hangat di dinding marmer. Aroma kopi segar dan roti panggang perlahan memenuhi udara, membangunkan Rendy dengan lembut.Ia membuka pintu kaca besar yang menghadap ke laut dan melangkah ke balkon vila. Pemandangan laut biru yang membentang tanpa batas menyambutnya, diiringi suara ombak kecil yang pecah di pantai dan kicauan burung camar.Di dek vila, butler telah menyiapkan sarapan yang indah. Meja dihiasi taplak linen putih bersih, lengkap dengan vas kecil berisi bunga tropis segar. Menu sarapan terdiri dari croissant renyah, telur Benediktus dengan saus hollandaise, buah-buahan tropis yang disusun artistik, dan jus jeruk dingin."Tuan Rendy, apakah semuanya sesuai dengan selera Anda?" tanya butler dengan sopan, menuangkan kopi hitam ke dalam cangkir porselen.Rendy mengangguk, mengambil croissant sambil memandang laut. "Semua ini sempurna. Te

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Kebangkitan Naga Perang   322. Pengemis Aneh Metropolis

    Setelah meninggalkan kenyamanan Resort Matahari Senja, Rendy memutuskan untuk berjalan-jalan menikmati Kota Metropolis, ibu kota Negara Cakrawala. Kota ini adalah perwujudan harmoni antara tradisi dan modernitas. Gedung pencakar langit berdiri megah, terbuat dari kaca yang memantulkan sinar matahari seperti kristal raksasa, sementara jalanan dihiasi dengan lampion tradisional berwarna merah yang menggantung di antara pepohonan hijau.Beberapa pohon palem yang diselingi pohon Trembesi menghiasi jalan raya ibukota Negara Cakrawala ini.Di sepanjang trotoar yang bersih dan lebar, berbagai kafe dan restoran berjajar, menyajikan aroma masakan lokal yang menggoda. Di sudut-sudut jalan, seniman jalanan memamerkan keahlian mereka—melukis, bermain alat musik tradisional, hingga pertunjukan akrobat yang memukau.Jalanan sangat bersih menunjukkan betapa oedulinya warga negara Cakrawala akan kebersihan kota dan negaranya.Rendy melangkah santai, menikmati pemandangan dan hiruk-pikuk kota. Namun,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   323. Organisasi Pengemis Metropolis

    "Sudah cukup," ujar seorang wanita berusia 40-an yang tampak anggun namun penuh kekuatan. Dia mengenakan jubah sederhana, tetapi auranya memancarkan wibawa yang tidak terbantahkan.Tentu saja Rendy sudah mencari informasi tentang Negara Cakrawala sebelum mengunjunginya."Lucinda Reagen," gumam Rendy, mengenali wanita itu sebagai Presiden Negara Cakrawala."Benar, Tuan Muda Rendy," jawab Lucinda, melangkah maju. "Anak itu adalah putriku, dan Organisasi Pengemis adalah bagian dari tugas rahasia kami untuk menjaga keamanan negeri ini.""Pengemis? Kenapa memilih profesi pengemis? Bukankah setahuku intel sering menyamar sebagai pedangang? Kenapa di negeri ini menyamar sebagai pengemis?" tanya Rendy penasaran."Kami tidak menyamar, Tuan Muda Rendy! Semua penduduk ibukota tahu kalau Organisasi Pengemis Metropolis adalah pelindung Kota Metropolis dari gangguan pendatang asing!" jelas Lucinda Reagen.Rendy menatap Lucinda dengan mata menyipit. "Kau juga menyembunyikan identitasmu sebagai kulti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   324. Tibanya Hari Lelang

    Diskusi mereka terputus oleh kedatangan salah satu anggota organisasi, seorang pria tua dengan janggut putih panjang."Ketua, ada kabar buruk," katanya dengan nada serius. "Kelompok kultivator bayangan dari Negara Khatulistiwa telah memasuki wilayah kita. Mereka mungkin mengincar sesuatu di Balai Lelang Lotus Biru."Rendy langsung memasang ekspresi serius. "Kelompok kultivator bayangan? Apa yang mereka cari?"Lucinda mengangguk. "Giok Naga Merah," jawabnya singkat.Rendy mengepalkan tangannya. "Sepertinya mereka akan menjadi musuh yang harus kita hadapi."Lucinda menatapnya. "Jika kau serius untuk mengambil bagian dalam ini, maka kau harus tahu—Organisasi Pengemis Metropolis tidak akan mundur dari pertempuran ini. Kau siap untuk menghadapi konsekuensinya, Tuan Muda Rendy?"Rendy menghela napas panjang, matanya menyala dengan tekad. "Jika mereka mengincar Giok Naga Merah, maka aku tak punya pilihan lain. Aku akan ikut dalam permainan ini."Dengan demikian, Rendy menemukan dirinya terli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   325. Pemuda Misterius

    Rendy bersama Selina, Lucinda, dan Lyra memasuki Ruang VIP yang berada di lantai atas Balai Lelang Lotus Biru ini. Beberapa kultivator bayangan yang menyamar turut memasuki Ruang VIP. Ada yang berpakaian jas rapi bagai orang kantoran tapi ada juga yang berpakaian kasual santai. Namun semua itu tidak lepas dari pantauan Rendy yang bisa merasakan aura kultivator."Semoga mereka hanya meengincar Giok Naga Merah saja. Kalau mereka mengincar artefak kuno lainnya, maka akan sulit untuk mendapatkannya," bisik Rendy yang dijawab dengan anggukan kepala Selina.Lelang dimulai dengan artefak biasa, tetapi peserta VIP juga turut antusias menawar barang yang ditawarkan. Karena artefak biasa saja bisa berharga ratusan jutabahkan milyaran kalau dijual ke kolektor yang sesuai."Artefak pertama yaitu Peta Artefak. Peta ini diyakini akan menuntun Anda sekalian ke harta karun tak ternilai yaitu Kitab Kultivasi Maksimum dan Pedang Artefak Suci. Kedua artefak kuno ini diyakini bisa ditemukan dengan Peta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   326. Cincin Dimensi

    Petugas lelang yang mengenakan jas biru berkilau kembali mengambil alih perhatian. Di tangannya ada sebuah kotak kecil berlapis kaca, dan di dalamnya tergeletak sebuah cincin dengan desain sederhana, tetapi aura misterius memancar darinya."Berikutnya adalah Cincin Dimensi, artefak kuno yang memungkinkan penggunanya membuka portal ke lokasi mana saja yang diinginkan, asalkan memiliki gambaran jelas akan tempat tersebut. Mulai dari melintasi benua hingga menembus batas antar ruang. Cincin ini dibuka dengan harga dasar lima ratus juta. Silakan dimulai dengan kelipatan minimal lima puluh juta!"Ruangan langsung menjadi riuh dengan bisikan. Semua tahu, artefak seperti ini bisa mengubah nasib siapa pun yang memilikinya. Bahkan beberapa kultivator bayangan yang sebelumnya tenang mulai terlihat gelisah."Enam ratus juta!" seru seorang pria berjubah hitam yang duduk di sudut ruangan. Matanya tajam seperti elang, mengintimidasi siapa saja yang menatapnya terlalu lama."Ah, itu Han Feng dari Al

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   483. Konflik Berlanjut

    Clara menatap tajam ke arah Rendy, matanya menyala dengan amarah yang tak tertahankan. "Jangan kau kira tindakanmu ini akan mengubah kebencianku padamu!" suaranya dingin, nyaris menggigit, tanpa sedikit pun nada terima kasih.Rendy menghela napas panjang, mencoba memahami kekerasan hati Clara. Wajahnya dipenuhi kebingungan, tetapi suaranya tetap tenang. "Aku terus mencarimu, Clara! Buat apa aku membunuhmu? Apa untungnya bagiku?" katanya, menatapnya lekat-lekat, mencari celah di balik tatapan penuh kebencian itu.Clara menyilangkan tangan di dadanya, dagunya sedikit terangkat, menegaskan keangkuhannya. "Aku tidak percaya padamu! Aku datang untuk memperingatimu. Berhenti mencari Kekuatan Tertinggi, atau kami akan menghancurkanmu!" suaranya bergetar, bukan karena takut, melainkan karena tekad yang membaja.Rendy mengernyit. "Kekuatan Tertinggi? Apakah organisasi itu yang membuatmu membenci aku?" tanyanya, mencoba menelisik lebih dalam.Clara tak menjawab. Dengan santai, ia melangkah ke b

  • Kebangkitan Naga Perang   482. Sahabat Atau Musuh Lama?

    Rendy menatap tubuh wanita yang berdiri di tengah kekacauan Klub Red Lotus. Gaun merahnya berkibar pelan, seolah ikut menari bersama cahaya lampu temaram yang berpendar di langit-langit. Aroma alkohol, asap rokok, dan keringat bercampur menjadi satu dalam udara yang berat. Mata Rendy menyipit, mengamati siluet wanita itu."Kenapa aku merasa mengenalnya?" pikirnya, langkahnya perlahan mendekat."Nona, ada masalah apa sampai kamu mengacau di Klub Red Lotus ini?" tanyanya dengan suara tenang namun penuh kewaspadaan.Plok! Plok! Plok!Tepukan tangan menggema, menggantikan hiruk-pikuk yang sempat mereda. Wanita bergaun merah itu tetap membelakanginya, tubuhnya tegak, aura misterius menguar dari setiap gerakannya."Apa kita perlu memanggil bantuan, Tuan Muda?" suara manager klub terdengar penuh kehati-hatian."Tidak perlu! Aku bisa mengatasinya sendiri!" Rendy menjawab, tetap melangkah maju.Sebuah tawa kecil menggema, renyah namun menusuk."Hihihi ... selamat datang, Jendral Wang!"Suara i

  • Kebangkitan Naga Perang   481. Masalah di Klub Red Lotus

    Tok! Tok! Tok!Suara ketukan di pintu menggema di dalam ruangan, menginterupsi atmosfer hangat yang tercipta antara Rendy dan Jessy. Rendy yang duduk di sofa menoleh dengan malas, sementara Jessy menghela napas panjang, kesal karena momennya terganggu."Siapa?" tanya Jessy, suaranya tajam, penuh ketidaksabaran.Pintu terbuka sedikit, memperlihatkan wajah pucat seorang pria berseragam hitam. Ia adalah manager klub, tampak gelisah, peluh mulai bercucuran di pelipisnya."Gawat, Chief! Ada sedikit masalah di Klub!" katanya dengan suara bergetar. Matanya sekilas melirik ke arah Rendy, lalu cepat-cepat menunduk saat melihat ekspresi tajam pria yang dikenal sebagai Naga Perang—sosok legendaris di dunia gelap Khatulistiwa.Jessy melipat tangan di dadanya, wajahnya penuh kejengkelan. "Masalah kecil saja tidak bisa kamu tangani! Bagaimana kamu bisa mempertahankan jabatanmu?"Seakan darahnya terkuras, wajah manager itu semakin pucat. Ia menelan ludah, tidak berani menatap Jessy."Apa yang terjad

  • Kebangkitan Naga Perang   480. Romansa Rendy dan Jessy

    Dalam keheningan yang hanya diisi suara dengungan komputer, Jessy menatap layar dengan penuh konsentrasi. Cahaya biru dari monitor memantul di wajahnya yang tegang, memperlihatkan garis-garis kelelahan yang tersembunyi di balik sorot matanya yang tajam. Jari-jarinya menari di atas keyboard, sesekali berhenti untuk meneliti setiap baris kode dengan seksama. Rendy berdiri di belakangnya, tubuhnya tegang seperti kawat yang ditarik kencang, matanya tak berkedip menatap layar holografik yang terus berubah di hadapan mereka."Aku menemukannya," bisik Jessy, suaranya bergetar oleh ketegangan yang nyaris tak tertahankan. "Ada lokasi yang tersembunyi dalam sistem mereka... Ini bukan sekadar markas biasa, Ketua. Ini pusat dari segalanya."Rendy mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. Ada api yang menyala di matanya, kemarahan yang selama ini ia pendam akhirnya menemukan bentuknya. "Di situlah ibuku disekap?" tanyanya dengan suara yang nyaris bergetar.Jessy menoleh padanya, menatap dalam-dal

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

  • Kebangkitan Naga Perang   475. Hinaan Vera

    HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status