Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 324. Tibanya Hari Lelang

Share

324. Tibanya Hari Lelang

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-01-04 21:49:45

Diskusi mereka terputus oleh kedatangan salah satu anggota organisasi, seorang pria tua dengan janggut putih panjang.

"Ketua, ada kabar buruk," katanya dengan nada serius. "Kelompok kultivator bayangan dari Negara Khatulistiwa telah memasuki wilayah kita. Mereka mungkin mengincar sesuatu di Balai Lelang Lotus Biru."

Rendy langsung memasang ekspresi serius. "Kelompok kultivator bayangan? Apa yang mereka cari?"

Lucinda mengangguk. "Giok Naga Merah," jawabnya singkat.

Rendy mengepalkan tangannya. "Sepertinya mereka akan menjadi musuh yang harus kita hadapi."

Lucinda menatapnya. "Jika kau serius untuk mengambil bagian dalam ini, maka kau harus tahu—Organisasi Pengemis Metropolis tidak akan mundur dari pertempuran ini. Kau siap untuk menghadapi konsekuensinya, Tuan Muda Rendy?"

Rendy menghela napas panjang, matanya menyala dengan tekad. "Jika mereka mengincar Giok Naga Merah, maka aku tak punya pilihan lain. Aku akan ikut dalam permainan ini."

Dengan demikian, Rendy menemukan dirinya terli
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   325. Pemuda Misterius

    Rendy bersama Selina, Lucinda, dan Lyra memasuki Ruang VIP yang berada di lantai atas Balai Lelang Lotus Biru ini. Beberapa kultivator bayangan yang menyamar turut memasuki Ruang VIP. Ada yang berpakaian jas rapi bagai orang kantoran tapi ada juga yang berpakaian kasual santai. Namun semua itu tidak lepas dari pantauan Rendy yang bisa merasakan aura kultivator."Semoga mereka hanya meengincar Giok Naga Merah saja. Kalau mereka mengincar artefak kuno lainnya, maka akan sulit untuk mendapatkannya," bisik Rendy yang dijawab dengan anggukan kepala Selina.Lelang dimulai dengan artefak biasa, tetapi peserta VIP juga turut antusias menawar barang yang ditawarkan. Karena artefak biasa saja bisa berharga ratusan jutabahkan milyaran kalau dijual ke kolektor yang sesuai."Artefak pertama yaitu Peta Artefak. Peta ini diyakini akan menuntun Anda sekalian ke harta karun tak ternilai yaitu Kitab Kultivasi Maksimum dan Pedang Artefak Suci. Kedua artefak kuno ini diyakini bisa ditemukan dengan Peta

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   326. Cincin Dimensi

    Petugas lelang yang mengenakan jas biru berkilau kembali mengambil alih perhatian. Di tangannya ada sebuah kotak kecil berlapis kaca, dan di dalamnya tergeletak sebuah cincin dengan desain sederhana, tetapi aura misterius memancar darinya."Berikutnya adalah Cincin Dimensi, artefak kuno yang memungkinkan penggunanya membuka portal ke lokasi mana saja yang diinginkan, asalkan memiliki gambaran jelas akan tempat tersebut. Mulai dari melintasi benua hingga menembus batas antar ruang. Cincin ini dibuka dengan harga dasar lima ratus juta. Silakan dimulai dengan kelipatan minimal lima puluh juta!"Ruangan langsung menjadi riuh dengan bisikan. Semua tahu, artefak seperti ini bisa mengubah nasib siapa pun yang memilikinya. Bahkan beberapa kultivator bayangan yang sebelumnya tenang mulai terlihat gelisah."Enam ratus juta!" seru seorang pria berjubah hitam yang duduk di sudut ruangan. Matanya tajam seperti elang, mengintimidasi siapa saja yang menatapnya terlalu lama."Ah, itu Han Feng dari Al

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   327. Tas Ruang Hampa

    Petugas lelang kembali berdiri di podium. Kali ini, dia membawa sebuah tas kecil berwarna hitam legam dengan desain sederhana, namun memancarkan aura misterius yang membuat semua mata terpaku padanya."Artefak berikutnya adalah Tas Ruang Hampa. Artefak ini memungkinkan Anda menyimpan barang dalam jumlah besar, termasuk barang kultivasi langka, tanpa menambah berat atau mengubah bentuk tas. Harganya dimulai dari satu miliar, dengan kelipatan minimal seratus juta."Riuh bisikan langsung memenuhi ruangan. Semua tahu bahwa tas ini sangat langka dan praktis, cocok untuk perjalanan panjang atau menyembunyikan barang berharga."Ini akan lebih sulit dari tadi," gumam Rendy. "Semua orang di ruangan ini pasti ingin tas itu.""Kau yakin masih ingin menawarnya?" tanya Selina dengan nada cemas."Tidak ada pilihan lain," jawab Rendy tegas.Tiba-tiba suara pertama datang dari seorang pria jangkung berpakaian serba putih, lengkap dengan jubah yang berkibar seperti angin selalu mengikutinya. "Satu set

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kebangkitan Naga Perang   328. Tungku Alkemis Kuno

    Setelah serangkaian lelang yang mendebarkan, suara petugas lelang kembali menggema, menandakan dimulainya puncak acara. "Hadirin sekalian, kita kini memasuki sesi lelang artefak kuno. Barang pertama yang ditawarkan adalah Tungku Alkemis Kuno!"Para peserta VIP yang sebelumnya tenang mendadak penuh antusiasme. Tungku itu diletakkan di tengah podium, terlihat megah meski usianya tampak sangat tua. Ukiran rumit berbentuk naga melilit tubuh tungku, sementara aura spiritual samar memancar dari permukaannya."Tungku ini konon berasal dari era Raja Alkemis Pertama dan dapat digunakan untuk membuat pil-pil yang sangat kuat, termasuk Pil Kultivator Tingkat Tinggi yang dapat membantu Anda menerobos batas level kultivasi. Barang ini dibuka dengan harga dasar dua miliar! Kelipatan penawaran minimal dua ratus juta."Rendy menatap tungku itu dengan mata berbinar. "Ini adalah kunci untuk meningkatkan kultivasiku. Jika aku bisa memenangkannya, aku bisa mempercepat latihanku hingga melampaui lawan-law

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kebangkitan Naga Perang   329. Pedang Pembunuh Naga

    Setelah sesi lelang Tungku Alkemis yang mendebarkan, petugas lelang kembali ke podium dengan senyum misterius. Di belakangnya, dua asisten membawa sebuah kotak panjang berukir emas, dengan segel spiritual yang memancar terang. Aura tajam terasa menyelimuti seluruh ruangan, membuat beberapa peserta menahan napas."Para hadirin sekalian, barang berikutnya adalah salah satu artefak kuno paling legendaris, Pedang Pembunuh Naga!" suara petugas lelang menggema, membuat ruangan mendadak ramai dengan bisikan.Dia melanjutkan, "Pedang ini konon ditempa oleh pandai besi agung yang menggunakan darah naga sebagai katalisnya. Selain memiliki kekuatan serangan yang dahsyat, pedang ini juga memiliki kemampuan untuk menghancurkan formasi spiritual dan pelindung Qi. Harga awal adalah lima miliar, dengan kelipatan penawaran minimal setengah miliar."Para peserta langsung terlihat antusias. Ini bukan hanya pedang biasa, melainkan simbol kekuatan dan otoritas.Rendy melirik Lucinda, yang diam-diam mengan

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kebangkitan Naga Perang   330. Pil Seribu Tahun

    Setelah Pedang Pembunuh Naga berhasil dimenangkan, suasana di Balai Lelang Lotus Biru belum juga mereda. Para peserta masih terlihat waspada, dan beberapa bahkan saling memandang dengan penuh perhitungan.Petugas lelang kembali ke podium dengan sebuah kotak kristal kecil di tangannya. Di dalamnya terdapat pil bulat berwarna emas dengan pola seperti akar pohon kuno. Aroma spiritual yang sangat kuat menyebar ke seluruh ruangan, membuat para kultivator langsung terpaku."Barang berikutnya adalah Pil Seribu Tahun, sebuah artefak langka yang hanya dapat dibuat oleh Alkemis Peringkat Suci. Pil ini mampu meningkatkan ranah kultivasi hingga satu tingkat penuh bagi pengguna, asalkan tubuh mereka mampu menahan energi spiritualnya. Harganya dibuka dengan tiga miliar, dengan kelipatan penawaran minimal tiga ratus juta!"Riuh rendah langsung memenuhi ruangan. Pil ini adalah harta karun yang diidamkan setiap kultivator, terutama mereka yang merasa terhambat dalam perjalanan kultivasi.Rendy melirik

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kebangkitan Naga Perang   331. Giok Naga Merah

    Setelah Pil Seribu Tahun berhasil dimenangkan, suasana di Balai Lelang Lotus Biru menjadi semakin tegang. Semua orang tahu bahwa puncak acara sudah tiba. Giok Naga Merah akan segera dilelang, dan seluruh peserta yang hadir, baik bangsawan, kultivator, maupun kolektor, bersiap untuk perang penawaran besar-besaran.Petugas lelang berjalan dengan langkah penuh percaya diri. Di tangannya, sebuah kotak kayu hitam berukir naga yang terbuat dari kayu langka. Ketika dia membukanya, cahaya merah menyala langsung memenuhi ruangan, memancarkan aura yang megah sekaligus menekan."Para hadirin sekalian, ini adalah puncak acara kita malam ini! Giok Naga Merah, artefak legendaris yang dipercaya memiliki energi spiritual yang sangat besar. Artefak ini tidak hanya mampu memperkuat Qi pengguna, tetapi juga memiliki kekuatan misterius untuk memanipulasi formasi dan membuka portal dimensi tersembunyi. Harganya dibuka dengan lima puluh miliar, dengan kelipatan minimal lima miliar!"Ruangan mendadak hening

    Last Updated : 2025-01-05
  • Kebangkitan Naga Perang   332. Giok Naga Merah - II

    Saat tangan Rendy mendekati Giok Naga Merah, sebuah dorongan energi yang dahsyat tiba-tiba meledak dari batu itu, memaksa semua orang di ruangan mundur. Aura merahnya mengamuk, menciptakan angin badai kecil di dalam balai lelang. “Rendy! Jangan ceroboh!” teriak Lucinda sambil membentangkan tangannya, menciptakan penghalang Qi yang melindungi dirinya dan Lyra. Rendy menggertakkan giginya, berusaha melawan tekanan yang seolah mencoba menundukkannya. Matanya menatap tajam ke arah Giok itu, lalu ia berteriak, “Aku tidak akan kalah darimu!” Dia mulai memusatkan Qi-nya, menciptakan medan energi yang melawan aura Giok. Benturan energi antara keduanya membuat lantai bergetar, sementara tamu lain yang masih di dalam balai lari tunggang langgang. Namun, di tengah kekacauan itu, salah satu kultivator bayangan melihat peluang. Dengan kecepatan luar biasa, ia melompat ke podium, mencoba merebut Giok Naga Merah dari Rendy. “Jangan berani-berani!” bentak Lyra sambil melontarkan serangan ki

    Last Updated : 2025-01-05

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   452. Menaklukan Formasi Kutub Es Ketiga

    Angin berputar makin kencang, menciptakan pusaran es yang berputar liar di sekeliling mereka. Rendy tetap berdiri tegap, matanya tajam menatap sosok terakhir yang kini berdiri di hadapannya. Pria tanpa senjata itu mengangkat tangannya, dan dengan satu gerakan halus, formasi es di sekitarnya mulai bergerak, membentuk tombak-tombak runcing yang melayang di udara, siap menghujam ke arah Rendy kapan saja."Kau memang berbeda dari yang lain," ucapnya, nada suaranya masih setenang sebelumnya. "Tapi apakah bara kecil itu cukup untuk menghadapi kehampaan ini?"Rendy tidak menjawab. Ia hanya menarik napas dalam, merasakan aliran panas yang mengalir dalam tubuhnya. Tidak ada lagi nyala api yang membakar, tidak ada semburan liar yang menghanguskan. Yang ada hanyalah kehangatan yang menyatu dengan dirinya, mengalir dalam setiap gerakan dan nafasnya.Dalam sekejap, tombak-tombak es itu meluncur ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan. Rendy melompat ke samping, tubuhnya berputar di udara, meng

  • Kebangkitan Naga Perang   451. Pertarungan Strategi

    Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan

  • Kebangkitan Naga Perang   450. Formasi Kutub Es Ketiga

    Rendy melangkah mantap ke dalam pusaran badai es yang berputar liar di belakangnya. Setiap pijakan kakinya menghasilkan bunyi berderak, merambat ke seluruh permukaan es yang retak seperti suara tulang yang patah. Angin dingin menampar wajahnya dengan kasar, membekukan tiap tarikan napas yang keluar dari bibirnya. Butiran salju yang tajam seperti pecahan kaca menari di udara, menyayat kulitnya hingga perih. Namun, di balik semua itu, tekadnya tetap membara.Di hadapannya, Formasi Kutub Es Ketiga berdiri menjulang, dinding-dindingnya yang runcing seolah hendak menusuk langit kelam. Bayangannya yang megah dan menyeramkan menebarkan aura dingin yang membuat dada Rendy terasa sesak. Setiap langkah yang ia ambil semakin menegaskan keberadaannya di tempat terlarang ini. Suara samar bergema di udara, entah dari mana asalnya, seolah ada sesuatu yang mengamati setiap gerak-geriknya dengan mata tak terlihat.Saat ujung kakinya melewati batas wilayah beku itu, tanah di bawahnya mendadak memancark

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status