Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 232. Naga Api dan Naga Kegelapan

Share

232. Naga Api dan Naga Kegelapan

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 07:02:14

Naga Api mengaum keras, suaranya seperti gemuruh petir. “Apa yang membuatmu berpikir kau bisa mengendalikan kami, manusia?” raungnya, menyemburkan api ke langit.

Tubuh Naga api diselimuti api yang panasnya membara, membuat keringat Rendy bercucuran di sepanjang tubuhnya.

Naga Kegelapan berbicara dengan suara bergetar yang dalam. “Kau adalah makhluk fana yang lemah. Buktikan bahwa kau pantas, atau hancur oleh kekuatan kami.”

Sebaliknya dengan Naga Kegelapan, Rendy merasakan energi dingin yang menusuk tubuhnya bagaikan mata pedang dingin.

Rendy menggenggam kedua tangannya erat. Ia tahu ini adalah momen penentuan. Dengan napas tegas, ia maju selangkah. “Aku tidak akan mengendalikan kalian untuk diriku sendiri. Aku ingin melindungi orang-orang yang aku cintai dan mengakhiri ancaman yang menghancurkan dunia ini!”

Naga Api mengerutkan dahi, sementara Naga Kegelapan berputar mengitari Rendy, matanya menyipit tajam. “Kau harus membuktikannya dalam Pertarungan Tantangan Jiwa,” kata mereka bers
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   233. Tiga Tahun Lagi

    Shen Lao menatapnya tajam. “Kita harus menghentikan Master Tsung sebelum dia membuka Gerbang Kegelapan dan membangkitkan kekuatan yang jauh lebih berbahaya dari yang kau bayangkan. Kau tidak bisa melakukannya sendiri. Kita membutuhkan sekutu, termasuk dari dunia atas.”Shen Lao berdiri dengan tangan di belakang punggungnya, menatap keluar jendela besar yang menghadap ke lembah di bawah. Malam telah tiba, dan bintang-bintang berkilauan di langit, tetapi suasana di dalam ruangan terasa tegang. Rendy duduk di kursi kayu yang diukir indah, mendengarkan dengan penuh perhatian penjelasan Shen Lao.“Master Tsung bukan hanya sekadar ancaman pribadi bagimu, Rendy,” ujar Shen Lao dengan suara berat. “Dia adalah pemimpin utama Sekte Gerbang Api Neraka, sebuah sekte yang telah menjadi musuh bebuyutan kami selama ribuan tahun. Sekte Gerbang Api Neraka mempercayai bahwa kekuatan tertinggi hanya dapat diperoleh melalui kehancuran total dan penderitaan umat manusia. Mereka ingin menciptakan dunia yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Kebangkitan Naga Perang   234. Ancaman Sekte Gerbang Api Neraka

    Pagi berikutnya, di halaman luas rumah Shen Lao yang kini menjadi tempat pelatihan, Rendy berdiri di tengah lingkaran simbol kuno yang berpendar lembut. Shen Lao berdiri di depannya, mengenakan jubah putih berornamen emas yang melambangkan kedudukannya sebagai pemimpin Sekte Gerbang Awan Langit.“Latihan ini akan menguji batas kekuatanmu, Rendy,” kata Shen Lao sambil melangkah maju. “Kau tidak hanya akan berlatih fisik dan teknik, tetapi juga mental dan spiritual. Hanya dengan menguasai keselarasan antara api dan kegelapan, kau akan mampu menghadapi Master Tsung.”"Tapi, aku telah berhasil mengalahkannya dengan kemampuanku sebelumnya, kenapa aku harus repot lagi belajar teknik kultivasi?"Wajah Rendy tampak sedikit bingung dengan keinginan Shen Lao meningkatkan ilmu bela dirinya, padahal Master Tsung bisa dikalahkan oleh dirinya.Namun, Jawaban Shen Lao mengejutkan dirinya.Shen Lao mengangkat tangan, dan aura emas menyelimuti sekelilingnya. “Hari ini, kau akan mempelajari Teknik Kese

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kebangkitan Naga Perang   235. Menghilangkan Ingatan

    Setelah kepergian Liang Feng, Shen Lao mengamati ekspresi Rendy yang penuh tekad namun menyimpan kegelisahan di baliknya. Ia tahu ancaman Sekte Gerbang Api Neraka bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.“Rendy, kau perlu tahu sesuatu yang belum aku ceritakan,” Shen Lao berkata perlahan. “Pertempuran ini lebih dari sekadar duel fisik. Ada satu elemen penting yang menjadi inti dari kemenangan Sekte Gerbang Awan Langit di masa lalu yaitu Kristal Kehidupan Surgawi.”Rendy mengernyit. “Kristal Kehidupan Surgawi? Apa itu?”“Kristal ini adalah sumber energi murni yang berasal dari alam semesta, tersimpan di sebuah tempat rahasia yang hanya bisa diakses oleh pewaris sejati dari Sekte Gerbang Awan Langit. Kristal ini tidak hanya memperkuat kekuatan seorang kultivator, tetapi juga memperkuat jiwa mereka. Tanpa Kristal ini, kita akan berada dalam posisi lemah saat Duel Surgawi tiba.”“Jadi, kita harus menemukannya,” tegas Rendy. “Di mana tempat rahasia itu?”Shen Lao menatap langit dengan pandan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kebangkitan Naga Perang   236. Menuju Hidden Sky Temple

    Saat fajar menyingsing, Rendy dan Shen Lao berangkat dari rumah besar Shen Lao, meninggalkan Cindy yang masih terlelap. Mereka melangkah keluar ke dunia yang penuh tantangan, menuju Pegunungan Tianyi, tempat tersembunyinya Kuil Langit Tersembunyi."Aku akan mengutus orang kepercayaanku untuk mengantarkan Cindy selamat sampai di Paradise Hill ... kamu tidak perlu khawatir," ucap Shen Lao melihat kegelisahan di wajah Rendy."Terima kasih, Master Sheng! Aku hanya khawatir kalau musuh-musuh lamaku masih mengincar Cindy. Oh ya, kita akan kemana?""Pegunungan Tianyi di Negeri Chun Kuo. Ada portal disana yang menuju Dunia Atas Negeri Falling Sky, tempat sekte Gerbang Awan langit dan sekte Gerbang Api Neraka berada.""Kenapa aku memiliki dualisme bela diri dan kultivasi? Apa aku berasal dari Dunia Atas juga?" tanya Rendy penasaran.Naga Perang kehilangan ingatan masa kecilnya. Ingatan yang ada padanya hanyalah ingatan saat dirinya sudah remaja dan menjelang dewasa, saat ia mengikuti wajib mil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kebangkitan Naga Perang   237. Tantangan Kristal Kehidupan Surgawi

    Rendy melangkah melewati gerbang batu raksasa yang kini terbuka, memasuki Kuil Langit Tersembunyi. Suasana di dalam kuil sangat berbeda dari dunia luar. Cahaya lembut berwarna keemasan menyinari seluruh ruangan, sementara pilar-pilar tinggi menjulang, dipenuhi ukiran naga yang tampak hidup. Aura damai dan kekuatan besar memenuhi udara, tetapi juga menyiratkan ujian berat yang menanti.Di tengah aula utama, sebuah altar besar berdiri, dikelilingi oleh tujuh lingkaran energi bercahaya. Di atas altar itu, sebuah kristal berukuran kepalan tangan melayang, bersinar dengan cahaya yang terus berubah warna. Kristal Kehidupan Surgawi.Namun, sebelum Rendy sempat melangkah mendekat, suara berat bergema di seluruh ruangan. “Hanya mereka yang layak, yang telah menaklukkan hati mereka sendiri, dapat menyentuh Kristal Kehidupan Surgawi.”Dari bayangan di sudut ruangan, muncul tiga sosok penjaga kuno. Mereka berbentuk manusia, tetapi tubuh mereka memancarkan energi naga, dengan sisik-sisik keemasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Kebangkitan Naga Perang   238. Dunia Atas Falling Sky

    Udara di ruang meditasi Shen Lao terasa berat, seolah-olah setiap molekul mengandung energi tak kasatmata yang berdesir di kulit. Cahaya temaram dari lentera kristal di sudut ruangan memantulkan warna biru lembut pada Kristal Kehidupan Surgawi yang kini tergenggam di tangan Rendy. Kilauan kristal itu seperti denyut jantung yang hidup, memancar dengan irama yang nyaris hipnotis. Rendy menatapnya dengan campuran kekaguman dan kehati-hatian, seakan memahami bahwa benda kecil ini memegang nasib masa depannya."Rendy," suara Shen Lao terdengar dalam, seperti gemuruh halus di kedalaman gua, "kekuatan yang kau peroleh dari Kristal Kehidupan Surgawi bukan sekadar hadiah, melainkan ujian. Untuk menguasainya, kau harus mengasah tubuh, pikiran, dan jiwamu. Dan tempat terbaik untuk itu adalah Dunia Atas Falling Sky."Rendy mengangkat pandangannya, menatap Shen Lao yang berdiri tegap dengan aura keagungan. Jubah putih panjang lelaki tua itu bergoyang lembut meski tidak ada angin.“Dunia Atas Falli

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Kebangkitan Naga Perang   239. Tantangan di Falling Sky

    “Aku Pemandu Pertama,” jawab pria itu singkat. “Di Falling Sky, kau akan dipandu oleh penjaga. Aku adalah yang pertama, dan tugasku adalah membawamu memahami dasar dari apa yang akan kau hadapi.”Rendy mengangguk, merasa kecil di hadapan pria ini. Namun, ia tidak boleh terlihat ragu. Ia merapatkan genggamannya pada Kristal Kehidupan Surgawi di saku pakaiannya, merasakan denyut energinya yang menenangkan.“Baik. Apa yang harus kulakukan?” tanyanya mantap.Pria tua itu tersenyum tipis, lalu melangkah maju. Dengan satu gerakan tangannya, udara di sekitar mereka berubah. Kabut yang sebelumnya melayang kini menggumpal, membentuk sosok-sosok bayangan yang perlahan bergerak mengelilingi Rendy.“Musuhmu bukan hanya yang kau lihat, tapi juga yang kau rasakan,” kata Pemandu Pertama. “Cobalah bertahan.”Bayangan itu mendekat, dan Rendy bisa merasakan energi dingin merayap di kulitnya. Satu sosok melompat, mencakar ke arah lehernya. Refleks, ia berguling dan menghindar, tetapi yang lain datang me

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Kebangkitan Naga Perang   240. Kekuatan Api

    Rendy menghapus keringat yang menetes di dahinya, tubuhnya terasa seperti habis dihantam badai. Namun, ada sesuatu yang berbeda—energi dari Kristal Kehidupan Surgawi kini terasa lebih menyatu dengan dirinya, seperti aliran sungai yang mengalir tanpa hambatan. Pemandu Pertama menatapnya dengan tatapan tajam yang penuh arti.“Ujian berikutnya tidak hanya tentang kekuatan,” ujar Pemandu Pertama, suaranya rendah namun menggema. “Falling Sky adalah tempat di mana jiwa dan pikiranmu diuji hingga batas. Kau sudah merasakan elemen udara, tetapi sekarang kau akan menghadapi elemen yang paling berbahaya bagi manusia.”Sebelum Rendy sempat bertanya, tanah di bawahnya bergetar. Retakan kecil muncul, memancarkan cahaya merah menyala yang menyilaukan. Suhu di sekitarnya naik dengan cepat, membuat udara terasa berat dan sulit dihirup. Dalam sekejap, api menjalar dari retakan itu, membentuk lingkaran besar yang mengelilingi Rendy.“Api?” gumam Rendy, merasakan panas menyengat yang hampir membakar kul

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   514. Penyergapan The Killer

    Namun, di tengah keheningan yang sakral, di antara debu-debu yang melayang pelan bagai abu dupa, sebuah aura kelam menyusup perlahan. Tak seperti kebencian Azerith yang membara dan membuncah, aura ini dingin… nyaris tak terdeteksi, namun menyusup ke dalam setiap pori-pori dunia, seperti kabut maut yang tak menyuarakan langkahnya.Rendy jatuh berlutut. Pedang Kabut Darah tertancap lemah di sampingnya, menahan tubuhnya yang gemetar karena kelelahan. Luka-lukanya belum sembuh, dan energi spiritualnya hampir habis, terkuras oleh Segel Jiwa dan tebasan terakhir yang nyaris membelah dunia.Tiba-tiba, udara di belakangnya bergetar—bukan oleh angin, melainkan oleh kehadiran yang tidak seharusnya ada.Sebuah bisikan lirih mengalir di antara angin.“Akhirnya… saatnya menuai bayangan terakhir dari Naga Perang.”Rendy mengangkat kepala, pelan.Dari balik kegelapan yang masih menyelimuti sebagian Negeri Malam, muncul sosok yang menyatu dengan bayangannya sendiri. Hitam pekat tanpa bentuk jelas, wa

  • Kebangkitan Naga Perang   513. Segel Jiwa

    Azerith terdorong mundur, wajahnya kini lebih menyerupai bayangan iblis daripada manusia. Dengan tatapan penuh amarah dan kebencian, ia memutar tubuhnya. Pedang Iblis Merah ditebaskan dalam gerakan spiral yang nyaris mustahil ditangkap mata telanjang. Setiap sabetan memotong udara, menciptakan bilah-bilah energi merah gelap yang melesat seperti anak panah roh—menyasar bukan tubuh, tapi langsung pada jiwa.Namun, Rendy tak mundur.Dengan satu putaran cepat, Pedang Kabut Darah menyapu seluruh bilah serangan. Dalam sekejap, tercipta pusaran merah-putih yang menghisap dan membelokkan serangan itu, meledakkannya menjadi hujan cahaya yang luruh ke tanah seperti bintang jatuh yang kehabisan nyala.Azerith tertegun. Napasnya berat, jiwanya tergerus perlahan.Rendy berdiri di tengah pusaran cahaya yang perlahan mereda, tubuhnya luka namun tak gentar. Ia menatap lawannya—mata yang tak lagi menyimpan rasa benci, hanya keteguhan.“Aku tidak akan melawan kutukanmu dengan sihir,” gumamnya pelan namu

  • Kebangkitan Naga Perang   512. Pedang Iblis Merah Azerith

    Angin terhenti begitu saja, seperti makhluk hidup yang menahan napas. Debu menggantung di udara, tak sempat jatuh. Waktu—biasanya tak terbendung—kini seperti dipaksa berhenti, membeku dalam ketegangan yang mencekam.Dari balik semburan cahaya yang menyilaukan mata, dan langit yang retak seperti kaca dihantam palu raksasa, dua sosok berdiri. Tak sempurna. Tak utuh. Namun masih tegak—meski dunia seolah menolak keberadaan mereka.Rendy terhuyung, nafasnya tersengal seolah paru-parunya terbakar dari dalam. Darah mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya, menggurat merah pekat di wajah yang dipenuhi luka dan debu pertempuran. Namun, cahaya merah menyala di sekeliling tubuhnya, tak padam sedikit pun. Justru semakin membara.Aura naga itu bukan lagi sekadar energi—ia menjadi bagian dari dirinya. Sisik merah menyala terbentuk dari cahaya murni, mengilap seperti batu rubi. Tanduk melengkung memanjang dari pelipisnya, sementara sayap raksasa perlahan mekar dari punggungnya, mengepak pelan seperti

  • Kebangkitan Naga Perang   511. Pertarungan Negeri Malam - II

    “Jangan menyerah!” Suara itu meluncur membelah senyap, nyaring dan penuh nyawa. Gaungnya memantul di tebing-tebing gelap Negeri Malam, menghentak dada siapa pun yang mendengarnya. Tegas. Tak tergoyahkan. “Kekuatan mereka memang besar… tapi bukan tak terbatas! Jika kita mampu bertahan, maka mereka akan tumbang—oleh kesombongan dan kekuatan mereka sendiri!”Laras berdiri terpaku. Nafasnya berat, terseret di antara angin dingin dan aroma darah yang menggantung di udara. Kepalanya menunduk perlahan, bayangan luka dan kehilangan berkecamuk di matanya. Dengan gerakan lirih, ia membuka payung ungu kesayangannya—gerakan kecil yang mengandung ribuan kutukan.“Ini sudah melewati batas…” ucapnya, suara nyaris tak lebih dari bisikan yang terbawa angin. Lalu, dengan ketenangan yang menakutkan, ia menancapkan payung itu ke tanah.KRAAAK ...Begitu ujung payung menyentuh tanah, suara retakan halus terdengar—seolah bumi sendiri merintih. Aura ungu merembes keluar dari celah tanah, melilit udara sepert

  • Kebangkitan Naga Perang   510. Pertarungan Negeri Malam

    Langit Negeri Malam seakan telah robek.Azerith melesat keluar dari kawah api yang ia ciptakan sendiri. Tubuhnya diselimuti aura hitam pekat, berkilauan seperti logam cair yang mendidih. Sayap iblis terbuka lebar di punggungnya—bukan sayap biasa, tapi sayap yang terbuat dari bayangan penderitaan ribuan jiwa. Di belakangnya, dua mata raksasa tanpa kelopak muncul di langit, menatap ke segala arah.“Rendy…” suara Azerith menggema seperti jeritan dari dasar neraka, “Aku sudah mati... berkali-kali... untuk negeri ini. Tapi ayah kami—ayahku—dibunuh olehmu. Kau dan ambisimu untuk perdamaian, hanya menyisakan pembantaian!”Rendy tak menjawab. Sorot matanya tajam, dan api merah dari Pedang Kabut Darah makin membara. Aura spiritual di sekeliling tubuhnya membentuk cincin cahaya merah tua yang berdenyut seirama dengan detak jantungnya.“Kau ingin kebenaran, Azerith?” seru Rendy, melayang perlahan maju. “Bukankah aku sudah bilang kalau ayahmu ingin menghancurkan dunia dan bersekutu dengann kekuata

  • Kebangkitan Naga Perang   509. Kehebatan Empat Penjuru Angin

    Tak jauh dari situ, Lintang mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. Tongkat itu memancarkan cahaya biru langit, lalu menyala terang seperti bintang meledak.“Wahai semesta! Beri aku kekuatan!”Lintang menghentak tanah dengan ujung tongkat. Seketika, dari bawah tanah muncul jaring akar-akar bercahaya yang menjulur dan menyambar para prajurit tanpa jiwa, menarik mereka masuk ke dalam bumi yang menganga. Suara jeritan mengerikan bergema ketika tubuh-tubuh itu ditelan tanah.Tiga prajurit melompat dari sisi kanan—Lintang memutar tongkatnya, mengubahnya menjadi cambuk cahaya. Dengan gerakan cepat dan presisi, cambuk itu membelit leher dan tangan lawan-lawannya, lalu ditarik ke satu arah hingga mereka saling bertabrakan dan meledak menjadi abu.*****Dari atas reruntuhan, melayanglah Lily, gaunnya mengepak, kipas giok di tangan kanannya terbuka perlahan.“Jangan meremehkan kelembutan…”Ia mengibaskan kipas sekali. Angin yang keluar bukan sekadar angin—ia adalah gelombang serangan berbentuk kelo

  • Kebangkitan Naga Perang   508. Kekuatan Naga Perang

    Rendy tak bergeming. Ia melangkah ke depan, dan setiap langkahnya seperti membangunkan tanah yang tertidur. Aura panas merambat dari tubuhnya, membuat udara di sekitarnya bergetar samar. Lalu, suara hatinya menggema—keras, tegas, mengguncang lebih dari sekadar suara.“Aku tidak takut pada mereka!” serunya, dan dalam sekejap, tubuhnya diselimuti oleh cahaya merah yang membakar. Dari balik punggung dan dadanya, muncul siluet seekor naga—merah membara, melingkar seperti pusaran petir yang hendak menerkam. Matanya menyala, dan setiap sisiknya memantulkan kilatan kekuatan purba.Lintang membeku. Matanya membelalak tak percaya. Di sebelahnya, Laras mundur satu langkah, tubuhnya bergetar hebat.“Mustahil…” bisiknya dengan suara tercekat. “Ras Naga sudah punah… jutaan tahun yang lalu…”Rendy menatap lurus ke mata Azerith. Tak ada keraguan. Tak ada gentar. Hanya kepercayaan yang tak tergoyahkan.“Ini bukan tentang balas dendam,” katanya pelan, namun suaranya mengandung kekuatan yang tak bisa di

  • Kebangkitan Naga Perang   507. Rahasia Keluarga Tanoto

    Kilatan petir terakhir mencabik langit, menyambar reruntuhan yang hangus di belakang Azerith. Sekilas, cahaya itu memahat siluet sosoknya yang menjulang tinggi, berdiri laksana dewa penghancur dengan pedang terangkat ke langit. Dari bilah senjata itu, lidah-lidah api neraka melompat liar, memekik dalam nyala yang bukan hanya membakar udara, tapi juga jiwa. Tangisan lirih bergema dari logamnya—jeritan ribuan roh yang terperangkap di dalam, merintih antara harapan akan kebebasan… atau kehancuran abadi.Sheila tersentak. Tumitnya bergeser ke belakang, satu langkah kecil yang nyaris tak terdengar. Bukan ketakutan yang membuatnya mundur, tapi sesuatu yang lebih kompleks—kesadaran akan kekuatan yang berdiri di hadapannya.“Rendy…” bisiknya, tangan refleks terangkat. Tapi sebelum ia bergerak lebih jauh, sebuah tangan menggenggam pergelangannya.“Jangan,” ujar Rendy pelan, suaranya rendah tapi tegas, nyaris seperti bisikan petir sebelum badai.Tatapannya tertuju penuh pada Azerith, dan di mata

  • Kebangkitan Naga Perang   506. Satria Tanpa Jiwa

    Azerith melangkah maju, jubahnya berkibar perlahan seiring gerakannya. Suhu ruangan turun drastis. Nafas menjadi uap putih.“Itu semua hanya... umpan. Seleksi alam, Sheila. Dunia Bawah tidak butuh simpati. Ia menuntut kekuatan. Yang lemah... hilang. Yang kuat... bertahan. Itu hukum satu-satunya di sini.”Ia berhenti tepat di depan Sheila. Mereka hanya dipisahkan oleh helai napas.“Tapi kau... masih terlalu naif untuk mengerti.”Sheila menggertakkan gigi, menahan amarah. Tapi matanya tidak berpaling.“Kau bukan Tuhan, Azerith. Dan aku di sini... untuk menjatuhkan dewa palsu.”Langkah Rendy menggema di antara debu dan reruntuhan menara tua. Bayangan dari nyala obor menari di wajahnya yang tegang, rahangnya mengeras. Matanya tajam, penuh kemarahan yang tak bisa lagi ditahan.“Kau menyebut kehancuran sebagai seleksi?” suaranya memotong keheningan seperti kilatan petir. “Kau buang anak-anak, wanita, dan turis tak berdosa hanya untuk eksperimen sosial?”Angin mendesis, membawa aroma tanah ba

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status