Halo-halo. Terima kasih masih setia menunggu update bab dari Songrui yang sangat lelet. Mohon maaf sebesar-besarnya dari authornya Songrui. Hanya bisa mencuri waktu dan mencari mood yang baik untuk melanjutkan perjalanan Songrui. Tantangan di dunia nyata memang sangat berpengaruh bagi author untuk melanjutkan kisah Songrui, jadi mohon memakluminya, yah. Semoga para pembaca setia Songrui selalu diberkahi kesehatan, kekuatan, kesabaran, serta dibuat berhasil setiap usaha dan pekerjaan yang dilakukan. Amin. Dan maaf terlambat mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi pembaca muslim. Tetap jaga kesahatan dan jaga kebersihan hati yah.
Alis kening Songrui mengerut ketika kedua bola matanya menatap ke lembaran kertas. “Ada apa, Dik Xiongrui?” tanya murid pertama merespon ekspresi Songrui. Songrui menggelengkan kepala lalu berucap, “tidak apa-apa.” “Oh iya, bagaimana keadaan para prajurit? Apa Kakak pertama bisa mengobati mereka?” Wajah murid pertama menjadi ragu. “Tidak bisa!” “Ini bukan penyakit, tapi racun!” “Ramuan yang kubuat hanya bisa menyelamatkan nyawa mereka untuk sementara waktu.” Songrui terbungkam. Pikirnya jika memang tidak ada jalan lain, maka ia harus memenuhi keinginan tuan pasar gelap. “Maaf, Dik Xiongrui. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.” “Kakak pertama tidak perlu minta maaf, ini bukan kesalahanmu, tapi termasuk kesalahanku.” “Apa maksudmu?” murid pertama bertanya bingung. Songrui menjelaskan tentang masalah keracunan para prajurit dan hubungan dengan tuan pasar gelap. Ia bahkan menyinggung masalah tungku pembakaran dewa. Traang! Mangkuk yang dipegang murid pertama tiba-tiba terjatuh.
Meski kejadian ini terlalu kebetulan, tapi melalui hal inilah Songrui menyimpulkan satu hal.Ia berencana membawa beberapa pendekar untuk menghambat perjalanan pasukan musuh.Dengan begitu, semua prajurit yang terkena penyakit memiliki sedikit waktu untuk memulihkan kesehatan mereka.“Baik!”“Lakukanlah yang terbaik. Sebisa mungkin kau harus menghambat mereka!”Usai menyampaikan rencana, Songrui memilih beberapa pendekar untuk ikut bersamanya.Jenderal juga ikut membantu—memberikan beberapa kuda tercepat dan sehat untuk mereka gunakan.“Kakak pertama, bagaimana keadaan….”Ucapan Songrui terhenti.Kedua matanya memaku.Melihat sosok lelaki di depannya sedikit berubah.Rambut yang terikat acak tampak beruban. Ditambah lagi dengan wajah sedikit pucat.“Kakak pertama, kau sakit?”“Ada apa dengan rambutmu?”Murid pertama tersenyum kaku, “oh itu … tidak apa-apa.”“Kak … kau menyembunyikan sesuatu dariku?”Songrui menatap dalam.“Apa yang kau pikirkan, Anak bodoh?”“Aku hanya terlalu banyak
Meski energi dalam Songrui terkuras, tapi ia berhasil menghentikan setengah dari pasukan pangeran kedua belas. “Mustahil!” “Bagaimana bisa kau memiliki energi yang begitu besar seperti ini!?” Merasa pasukannya akan dikendalikan oleh Songrui, pangeran kedua belas berusaha memerintahkan semua pasukan yang tersisa untuk membunuh Songrui. Namun hal itu sama sekali tidak terjadi. Prajurit yang datang menyerang justru mengikuti lainnya—tak dapat bergerak sedikitpun. Kali ini, energi yang keluar dari dalam tubuh Songrui membuatnya hampir tak mampu bertahan. Apalagi setiap prajurit musuh yang mencoba untuk melawan energi yang mengontrol tubuh mereka mengakibatkan Songrui harus kehilangan banyak energi. Meski mengandalkan cepatu Lanchu untuk penyerapan energi, sayangnya harus memakan waktu. “Dasar gila!” “Ternyata ini penyebabnya tuanku sangat menyukaimu, Xiongrui!” “Ha ha ha!” Songrui tertawa keras merespon perkataan pangeran kedua belas. Ia berusaha mengulur waktu dengan berbicara
Semua pendekar tertidur pulas seolah tak menyadari kedatangan lelaki yang perlahan berjalan mendekati Songrui. “Tuan pasar gelap, kau!” “Tujuanku memang bukan mereka, tapi aku tak mau seorangpun menggangguku!” “Apa yang kau lakukan?” ia berdiri cepat lalu memeriksa salah satu dari pendekar yang terbaring tak jauh darinya. “Jangan khawatir. Mereka hanya kubuat tidur.” Setelah memastikan tidak terjadi apa-apa pada beberapa pendekar itu, Songrui kembali menegakkan badannya—menatap lelaki bertopeng setengah wajah. “Apalagi yang kau inginkan?” “Xiongrui-xiongrui … kau pikir masalahmu sudah selesai? Nyatanya kau justru telah masuk dalam perangkapnya.” Songrui terdiam—mencoba memahami maksud dari perkataan itu. “Jangan salahkan aku, karena aku telah memperingatimu. Sekarang, biar aku menyelesaikan tujuanku!” lagi ucap tuan pasar gelap. Wush! Usai berucap lelaki itu dengan tiba-tiba menyerang Songrui. Kali ini kurangnya kewaspadaan Songrui hampir membuat serangan itu mengenai tubuh
Melalui beberapa hari akhirnya Songrui tiba di benteng perbatasan. Namun baru saja melewati pintu gerbang, murid pertama menghampirinya dengan wajah khawatir. “Xiongrui! Cepat kau temui Haoyun, takutnya ia dalam bahaya!” “Apa yang terjadi?!” “Dimana Kak Haoyun sekarang?” “Dalam penjara!” DEG! Jantung Songrui terpukul! Ia melangkah cepat menuju ke penjara. “Ceritakan apa yang terjadi!” Murid pertama dengan singkat menjelaskan bahwa Haoyun dituduh menyerang jenderal hingga tak sadarkan diri. Mendengar penjelasan murid pertama, Songrui merasa ada yang tak beres dengan kejadian itu. “Berhenti!” Dua orang penjaga penjara menghadang Songrui dengan kedua tombak yang menyilang di depannya. “Guru agung sudah berpesan, siapapun tidak boleh diijinkan masuk menemui Haoyun!” Rahang Songrui mengeras. Pandangannya menjadi dingin. “Menyingkir!” “Pendekar Xiongrui, jangan mempersulit kami. Kami hanya menjalankan tugas!” “Emm, Dik Xiongrui, bagaimana kalau kita menemui guru agung saja
Atas ijin dari Bo Bingwen, murid pertama mulai merawat jenderal. Sedetikpun tidak terlewatkan dari pengawasan pengawal pribadi jenderal. Kondisi kesehatan jenderal sedikit ada perkembangan. Hal itu membuat semangat para prajurit bangkit. Usaha Songrui untuk berjaga-jaga demi membuat pelaku sebenarnya khawatir akhirnya berhasil saat ia melihat seorang lelaki yang menutupi penampilannya bertindak secara misterius. “Ada pembunuh!” Teriakan itu mengalihkan perhatian Songrui. Ditambah lagi keributan yang terdengar berasal dari arah ruangan jenderal beristirahat. “Tidak!” imbuhnya. Merasa telah masuk dalam jebakkan, Songrui dan murid pertama membiarkan lelaki misterius yang mereka awasi lalu bergegas menuju ke tempat jenderal. Begitu masuk ke dalam ruangan ia mendapati pengawal pribadi jenderal telah terluka. “Ce-cepat, selamatkan jenderal!” dengan suara berat lelaki itu menoleh ke arah tempat tidur. Melihat jenderal yang tergeletak di lantai dengan noda darah pada pakaian di bagian
Pertempuran terus berlanjut.Pedang penghakiman semakin banyak menyerap energi jahat yang telah dibinasakan.Hasrat membunuhnya semakin bertambah besar.Wush!Sling!Songrui mulai merasakan keanehan pada cepatu Lanchu.Cengkeraman di kaki seakan ingin meremukkan tulang.Pedang penghakiman melayang.Menebas satu persatu prajurit musuh yang menggila menyerangnya.Krak!DEG!AAKKH!Ada apa ini?Seluruh tubuh Songrui seperti ingin meledak!Cepatu Lanchu yang digunakannya telah menghilang.Sementara hampir semua pasukan musuh dibantainya.Pedang penghakiman banyak menyerap energi jahat hingga membuat Songrui tak dapat menghentikan tubuhnya sendiri.Ia kesulitan mengendalikan pengaruh energi jahat yang diserap pedang penghakiman.Di saat sedang bergumul dengan diri sendiri, pangeran kedua belas menyerang secara tiba-tiba.Namun demikian, meski pangeran kedua belas telah berusaha menggunakan semua kemampuan, naasnya ia berakhir di ujung pedang Songrui.Kali ini Songrui berakhir mengakhiri per
“Ha ha ha!” Sambil tertawa Haoyun menggelengkan kepalanya.“Lihatlah kau ini, bagaimana bisa aku membohongimu?”Songrui diam—memandang Haoyun dalam.Hingga pada akhirnya tawa Haoyun terhenti. Ia lalu menggaruk kepalanya sambil tersenyum kaku.“Aku akui waktu itu hanya salah paham, tapi bukan berarti aku berbohong,” lanjut Haoyun menepuk pundak Songrui.“Dik Xiongrui, percayalah padaku kali ini saja.”Wajah memelas Haoyun memaksa Songrui untuk percaya, meskipun hati kecilnya merasa ada keanehan.Lagipula ia sangat yakin Haoyun tidak mungkin berbohong ataupun menyembunyikan sesuatu di belakangnya yang bertujuan merugikan.“Kak Haoyun, kau dan Kakak pertama adalah orang terdekat dan orang yang paling mempedulikanku, bagaimana mungkin aku tidak mempercayai kalian?”Songrui menatap haru kedua lelaki yang ada di depannya.“Sudah-sudah!” murid pertama membuang pandangannya ke samping—sebisa mungkin ia menyembunyikan wajahnya lalu menyapukan jemari tangan di area mata.“Ada hal yang sangat pen
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran ba
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d