Selamat membaca. Perlahan tapi pasti yah. Aku rutin update di hari libur. Makasih atas support kalian selama ini. Makasih masih mau setia menunggu update perjalanan Wang Songrui.
“Huh!”“Aku tidak percaya tak bisa menemukannya!”Sudah lewat beberapa hari Songrui bergumul dengan tumpukkan buku, tapi tidak juga mendapatkan jawaban.Ia pun kembali ke kamar tidur dan akan melanjutkan pencarian di hari berikutnya.Namun dalam perjalanan tiba-tiba langkahnya terhenti.Wush! Tiupan angin yang tak biasa dirasakannya.Ia berbalik.Menengok ke kiri dan ke kanan—berwaspada.Sekilas di atas langit bayangan hitam terbang cepat ke arah bukit kelima—menuju ke bangunan makam sang guru.Songrui pun berusaha mengejar tanpa memikirkan apapun.Dung!Bedukh!Sayangnya baru saja Songrui terbang dengan pedang kayunya, ia harus terjatuh sebelum keluar dari bukit kedua.Rupanya guru Yizhen telah mengganti formasi perisai di bukit kedua hingga Songrui sendiri tak dapat membukanya dengan cara lama.“Bagaimana bayangan hitam itu bisa dengan bebasnya memasuki perguruan Yuancheng?”“Kenapa tidak ada satupun guru yang menyadarinya?”Memikirkan hal ini, rasa penasaran Songrui men
Krak!Cepatu Lanchu kembali berulah!Bukh!Lutut Songrui tertekuk ke tanah.Genggaman tangan di gagang pedang bergetar!Beriring menahan efek cepatu Lanchu, pedang pusaka yang berapi mulai padam dan kembali seperti semula.Mata Songrui tertegun.Ia akhirnya memahami suatu hal.“Aku mengerti sekarang!”Ternyata keanehan pada cepatu Lanchu yang terjadi akhir-akhir ini hanya untuk menekan pedang api agar tidak aktif.Namun timbul satu pertanyaan lain yang membingungkan.“Xiongrui!”“Dasar murid tak tahu diri!”Guru Yizhen muncul.Bukh!Tubuh Songrui terlempar dihajar guru Yizhen.“Guru, ada yang aneh dengan—““Cukup!”“Cepat keluar!”Guru Yizhen menyeret Songrui keluar dari dalam makam.Namun begitu keluar, keempat guru telah menunggu mereka di depan makam.“Yizhen, apa ini?”“Kau sengaja beralasan tidak enak badan hanya untuk menutupi kesalahan yang muridmu perbuat?!”“Sepertinya Songrui memang telah menyesatkanmu!”Di situasi seperti ini hanya guru Kun yang tidak menyalahkan Songrui, s
“Gu-guru?”“Apa ini benar-benar kau?”Kelopak mata Songrui mulai berkaca-kaca.Ia perlahan berdiri sambil menekan dadanya dengan telapak tangan.“Wang Songrui, muridku yang bodoh.”“Kau tak pantas berada di tempat ini!”“Cepat pergi!”Songrui mengabaikan perkataan guru Liu Yaoshan.Ia yang terlalu merindukan sang guru, berlari dan hendak merangkul gurunya.Namun hal itu justru membuat ia hampir saja terjatuh.Tubuh sang guru tak dapat disentuh.“Ada apa ini, Guru?” Songrui segera berbalik dengan tatapan bingung.“Songrui, yang kau lihat sekarang hanyalah ilusi.”Guru Liu Yaoshan meninggalkan kesadaran dirinya sendiri untuk menjaga ruang kesunyian agar tidak dimasuki oleh siapapun.“Syukurlah kau yang datang kemari, jika orang lain takutnya aku harus menghabisi nyawa mereka!”Songrui tertegun.Ia heran dengan sifat gurunya yang terdengar kejam.“Guru, sebenarnya rahasia apa yang ada di dalam sini?”“Songrui, ingatlah perkataanku ini, siapapun tidak boleh masuk kemari!”“Ini adalah perm
Adanya kejadian aneh berturut-turut itu, perguruan Yuancheng tak lagi tenang. Semua murid diperiksa satu-persatu.Dengan menggunakan sebuah metode yang dapat memunculkan semua jurus yang dikuasai, keempat guru memulai ritual mereka membuat sebuah lingkaran energi agar bisa dilewati semua murid.Setiap murid yang melewati lingkaran energi akan memunculkan semua jurus yang telah mereka kuasai.Namun sayangnya, tidak satupun dari para murid yang menguasai jurus rahasia guru pendiri. Bahkan tidak terkecuali keempat guru.“Hanya ada dua orang lagi yang belum mencobanya.”“Guru agung dan murid Xiongrui!” lanjut guru Yizhen tegas.Semua guru dan murid menyetujui perkataan guru Yizhen. Mereka menemui guru agung dan memintanya untuk membuka gerbang ruang kesunyian agar Xiongrui bisa diperiksa.Akan tetapi hal itu tak bisa dilakukan. Gerbang ruang kesunyian tak dapat terbuka meski telah berkali-kali mencobanya.Semua orang juga tahu, gerbang ruang kesunyian hanya akan terbuka jika ora
Lain halnya dengan Bingwen. Ia menggunakan alasan keberadaan pedang penghakiman di tangan Songrui merupakan hal yang bisa membantu meringankan permasalahan kaisar dan kerajaan. Selain itu, Bingwen juga mengumumkan—mengangkat Songrui menjadi muridnya—seperti yang telah ia janjikan saat Songrui akan memasuki ruang kesunyian. “Karena Songrui adalah muridku, jadi aku yang akan bertanggung jawab!” “Kenapa?” “Kalian tidak mempercayai Songrui, atau tidak mempercayaiku?!” lanjut Bingwen mempertanyakan. Perdebatan itu berakhir melihat sorot mata Bingwen. Semua menyetujui pedang penghakiman berada di tangan Songrui. Setelah melewati situasi menegangkan, pikiran Songrui semakin bertambah. Apalagi saat mengetahui alasan Bingwen membantah para guru tentang pedang penghakiman. Sebenarnya masalah sebesar apa yang dialami kerajaan? Apa rencana Bingwen? Ia semakin ragu dengan pengangkatan murid setelah mengingat kembali Bingwen sengaja keluar dari lingkaran pengujian. “Apa yang kau pikirkan,
Kaisar tentu menolak keras permintaan permaisuri yang ingin melihat Songrui dan selir Hua Rong berduel dengan alasan tubuh selir Hua Rong masih dalam pemulihan. Namun hal itu ditolak. Selir Hua Rong sendiri menerima dan menganggap permintaan permaisuri adalah keberuntungan baginya. Kedua pasang mata Songrui yang terpaku sejak tadi pada selir Hua Rong kini beralih ke arah lain ketika kaisar memintanya untuk berduel. Songrui berdiri dan berjalan ke tengah-tengah ruangan. “Yang mulia, terima kasih atas kehormatan ini, tapi aku tak bisa melakukannya!” Seluruh ruangan menjadi riuh dengan bisikkan komentar atas keputusan yang diambil Songrui. “Kenapa?” “Apa karena aku seorang wanita hingga kau meremehkanku?!” Selir Hua Rong menaikkan nada bicara dengan wajah kesal. “Tidak!” bantah Songrui santai. “Dalam dunia pendekar, lelaki dan wanita setara. Kemampuan yang mulia selir juga sudah diketahui semua orang.” “Tapi yang mulia selir, maaf, aku sedang tidak ingin melakukannya!” BRAK! !
Songrui sendiri merasa aneh.Bukankah saat itu kemampuan permaisuri tidak berpengaruh padaku?Kenapa sekarang….Bingung dengan apa yang terjadi, ia melakukan perlawanan hingga berhasil terlepas dari kendali permaisuri.Namun sesuatu yang lain terjadi bersamaan.“Uhuk! Uhuk!”Permaisuri terenyak seolah mendapat serangan balik, batuknya mengeluarkan bercak darah.Di saat itu murid pertama yang baru saja memasuki ruangan, bergegas masuk dengan membawa semangkuk ramuan.“Yang mulia permaisuri, sehebat apapun ramuanku, tapi jika yang mulia tidak mendengarkan perkataanku maka aku tidak akan sanggup menyembuhkanmu!” tuturnya setelah selesai memeriksa nadi di pergelangan tangan Hua Rong.“Kalau bukan karena mereka berdua yang menguji kesabaranku, hal seperti ini tidak akan terjadi!” balas permaisuri mencoba menenangkan kekesalannya.“Lupakan….” Permaisuri menarik napas panjang lalu lanjut berucap, “sebenarnya ada hal lain yang menjadi beban pikiranku.”“Aku hanya terlalu khawatir dengan keseh
Di sisi lain, kedua pendekar menemui Bo Bingwen dan melaporkan apa yang terjadi pada mereka bertiga.Bo Bingwen begitu geram mendengar laporan dari kedua murid.Kedatangan Gaozhi yang terluka ringan juga membenarkan penjelasan itu.Pembicaraan mereka teralihkan saat Songrui muncul sambil memikul hewan buruan.Semua mata memandang ke arahnya.Ia sedikit bingung dengan situasi apa yang ia hadapi sekarang, hingga akhirnya ia paham saat melihat ketiga murid berdiri di samping Bo Bingwen.“Xiongrui, dari mana saja kau?!”“Guru, ada apa ini? Kenapa kalian menatapku seperti itu?” Songrui balik bertanya sambil memasang wajah bingung.“Xiongrui, katakan apa yang kau lakukan tadi!”“Tentu saja aku sedang berburu.”“Bohong!” sosor Gaozhi dengan suara lantang.“Kau sengaja menjebak kami masuk ke dalam sarang hewan buas!”Tak puas dengan hal itu, Gaozhi bahkan mengatakan kalau Songrui sengaja membiarkannya melawan sekumpulan hewan liar dan mengambil keuntungan darinya.Buukh!Dilemparkan
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran ba
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d