Mohon maaf sebelumnya. jaringanku tdi sempat error, dan gk tau kenapa sdh terpublish 2 bab dgn isi yg sama. Udah hubungin editor buat mau hapus bab terakhir yg terdouble tpi editor sedang libur, dan utk menghapus bab itu harus dri editornya langsung. mohon maaf sebesar-besarnya atas masalah ini. Terima kasih.
Mendengar hal itu Bingwen dengan cepat menyanggah permintaan Gaozhi.“Yang mulia, saat itu muridku tidak sengaja melukaiku. Aku akan memberikan—”“Guru agung,” sela Gaozhi, “jadi kau membenarkan bahwa muridmu ini telah melukaimu?”“Jika begitu, maka tidak perlu penjelasan lagi!”Lelaki itu dengan keberanian menyudutkan Bingwen.“Sebagai prajurit yang ditugaskan kaisar, bukankah seharusnya ia mematuhi hukum kerajaan dan peraturan militer?” tegasnya.Seluruh pejabat yang hadir di istana menyetujui perkataan Gaozhi bahkan memohon kepada kaisar agar menjalankan peraturan yang sudah lama digunakan kerajaan tanpa memandang bulu.“MOHON YANG MULIA MENGHUKUM XIONGRUI!”“Yang mulia!” Bingwen menaikkan nada bicara.“Ini semua salah paham. Muridku hanya tidak sengaja melukaiku, aku sebagai gurunya memiliki hak untuk menghukum sendiri muridku!”Sayangnya, usaha Bingwen untuk melindungi Songrui sia-sia. Sebab Gaozhi meminta para pendekar yang ada di medan perang untuk bersaksi tentang apa yang mere
“Tuan Donghai?”“Lama tak bertemu, Tuan Donghai masih seperti dulu.”Pintu penjara dibukakan, kedua pengawal penjara masuk ke dalam dan segera membuka rantai yang membelenggu tangan serta kaki Songrui.Songrui menatap bingung, “apa maksudnya ini?”“Keluarlah dulu, akan aku jelaskan dalam perjalanan.”“Tidak bisa! Masa hukumanku belum selesai.” Songrui membantah.“Dasar bodoh! Kau pikir aku punya kekuatan seperti apa untuk mengeluarkanmu selain titah dari kaisar sendiri!”“Kenapa diam? Ayo keluar!”Mendengar keyakinan Donghai dalam perkataannya, Songrui pun keluar dari dalam ruang penjara.Dalam perjalanan Donghai memberitahukan alasan Songrui dibebaskan dari masa tahanan.Permaisuri yang meminta kaisar secara langsung untuk membebaskan Songrui sebagai ucapan terima kasih.Awalnya ia masih bingung hal besar apa yang dilakukannya sehingga permaisuri harus berterima kasih padanya.Hingga akhirnya pertanyaan itu terjawab saat ia bertemu langsung dengan kaisar dan permaisuri.Kebahagiaan te
“Yang mulia, ada satu hal lagi ingin aku tanyakan, tapi tak tahu apakah pantas atau tidak?”Songrui mempertanyakan tentang selir Hua Rong saat permaisuri mengijinkannya.“Bagaimana selir Hua Rong bisa menikah dengan kaisar?”Pertanyaan Songrui membuat wajah permaisuri menjadi murung. Seluruh kerajaan mengetahui seberapa besar cinta kaisar terhadap permaisuri. Bahkan setelah belasan tahun menolak menikahi seorang selir yang diajukan para menteri, tapi pada akhirnya justru memilih seorang selir.“Hal ini tentu saja akan terjadi. Sebagai seorang penguasa, sudah kewajiban kaisar untuk meneruskan garis keturunannya,” permaisuri tersenyum kecil.“Awalnya kupikir selir Hua Rong benar-benar telah jatuh cinta pada kaisar, tapi tak kusangka ternyata ia memiliki ambisi yang sangat besar!”Permaisuri menceritakan kejadian di masa lalu dimana ia mengetahui kejadian besar di malam pernikahan.Selir Hua Rong dikunjungi oleh jenderal perang Wang Songrui, dan ia mendengarkan satu kalimat penting, bahwa
“Murid Jiangwu memohon untuk bertemu dengan para guru!”Perdebatan mereka terhenti.Jiangwu diijinkan masuk ke dalam ruangan.“Para guru, ada hal penting yang ingin saya beritahukan.”“Kudengar sesuatu telah terjadi di medan perang terhadap guru agung, tapi saya tahu Adik Xiongrui tidak sengaja melakukannya,” Jiangwu melirik Songrui dengan senyuman licik.“Jiangwu!” sela guru Yan kesal, “kau tidak diijinkan ikut campur dalam hal ini. Keluar!”“Bukan begitu, Guru.” Jiangwu membantah.Ia menjelaskan sesuatu hal yang didengarkan dari para murid yang ikut dalam pertempuran itu, bahwa Songrui tidak sengaja melukai guru agung.“Dik Xiongrui telah terpengaruh dengan energi jahat yang diserap pedang penghakiman. Itu sebabnya dia kehilangan kendali!”Semua guru tercengang mendengar hal itu.Songrui menarik napas dalam.Penjelasan Jiangwu memang terdengar seperti sedang membelanya, tapi ternyata memiliki tujuan lain.“Ini lebih tak boleh dibiarkan!” ungkap guru Yan.Para guru semakin khawatir ji
“Kak Haoyun, bantu aku mengawasi guru agung!”“Hah?” Haoyun memasang wajah mengeluh, “lagi?”“Segera beritahu aku jika ia telah ke istana!”Lelaki itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Songrui.Usai kepergian kedua kakaknya, ia lanjut menjalankan hukuman.Beberapa jam berlalu, murid pertama kembali menemui Xiongrui dan memberikan informasi bahwa pesan yang ingin disampaikan pada permaisuri telah diambil oleh Yueling.Malam harinya juga Haoyun menemui Songrui dan menyampaikan bahwa Bo Bingwen telah keluar dari perguruan dengan tujuan menuju ke istana.Songrui menggunakan kesempatan ini untuk keluar diam-diam dari istana dan meminta bantuan murid pertama dan Haoyun untuk membantu merahasiakan tindakkannya.“Kami akan membantumu, tapi kau harus menjelaskan tujuanmu!” murid pertama memasang wajah tegas.“Dik Xiongrui, kami hanya mengkhawatirkan keselamatanmu,“ sambung Haoyun.Melihat wajah kedua kakaknya iapun menjelaskan secara singkat.Masalah keracunan para prajurit di benteng perbatas
Sekian jauh mengikuti para pengawal itu, perjalanan mereka terhenti.Salah satu pengawal yang memegang kain hitam kecil mendekati Songrui dan mengikatkan kain itu sebagai penutup mata.Perjalanan dilanjutkan kembali, hingga akhirnya mereka berhenti.“Tuan, orangnya sudah datang.”Kreeek!Suara pintu terbuka.BUGH!Tendangan kuat mendarat di punggung Songrui hingga ia terdorong ke depan.Kreeek!Bum!Mendengar suara pintu tertutup, Songrui melepas sendiri kain yang menutupi mata.Ia menyipitkan matanya sembari mendekatkan telapak tangan di depan wajah.“Kupikir kau tak akan menemuiku lagi, Xiongrui.”Sadar dengan suara tuan pasar gelap, Songrui mencoba membiasakan matanya dengan cahaya di dalam ruangan.Di depan sana terlihat tuan pasar gelap berdiri di depan balok batu besar, dan di atasnya terbaring seorang wanita cantik yang tak sadarkan diri.“Kemarilah dan lihatlah, Xiongrui.”Songrui tertegun begitu tuan pasar gelap berbalik.Wajah lelaki itu terlihat pucat dan tubuhnya terlihat k
Lagi-lagi seseorang di luar pintu berteriak-teriak mengucapkan sesuatu.Kali ini teriakkan itu semakin kuat dan terdengar jelas.“POT PEMBAKARAN DEWA ADA DI SINI!”Songrui tertegun begitu mengenali suara yang jelas terdengar.Hal itu membuat tuan pasar gelap tersadar kembali.Kreek!Pintu di depan Songrui terbuka.Kedua matanya masih tak percaya bayangan murid pertama berlari cepat ke arahnya.“Songrui!”“Apa kau terluka?”Belum sempat Songrui merespon pertanyaan murid pertama, sebuah batu besar terlempar ke arah mereka.Braak!Batu yang hampir mengenai mereka berdua disingkirkan oleh tuan pasar gelap.“Kenapa diam saja! Ruangan ini akan hancur, cepat keluar!” lanjutnya bergegas menggendong kekasihnya dan keluar dari dalam sana.Songrui dan murid pertama bergegas mengikuti tuan pasar gelap hingga akhirnya mereka berhasil keluar.Namun kenyataan kehadiran murid pertama merupakan suatu masalah besar baginya.“Kak, seharusnya kau tak kemari!”“Tidak!” bantah murid pertama, “keputusanku ta
“Orang yang memberitahuku tentang keberadaan pot pembakaran dewa dan orang yang kumaksud dalam istana adalah orang yang sama!”Kedua mata Songrui memaku—menunggu perkataan selanjutnya.“Bo Bingwen!”DEG!Rahang Songrui mengeras begitu mendengar nama Bo Bingwen.Selama ini Bo Bingwen selalu bertransaksi dengannya.Setiap petarung yang kalah dalam arena dibelinya dengan harga yang mahal.Bahkan Bingwen pernah meminjam sebuah benda berharga darinya dengan bayaran yang tak terduga.Di antara semua informasi yang ia dengarkan, Songrui lebih tertarik dengan benda yang dipinjam Bingwen.“Benda apa yang dipinjam dan apa keistimewaannya?“Tuan pasar gelap terdiam dengan senyuman licik.“Kau tahu sendiri, aku tidak akan memberikan informasi dengan cuma-cuma.”“Informasi yang kuberikan sudah sangat banyak, aku tidak mau merugi,” lanjutnya membuang pandangan.“Katakan saja, kau ingin menukarnya dengan apa?” sosor Songrui menatap kesal.“Siapa kau sebenarnya?”DEG!Songrui terdiam.“Ternyata Tuan p
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran ba
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d