Home / Rumah Tangga / Kebangkitan Istri Yang Lemah / 30. Azizah dan Rencananya

Share

30. Azizah dan Rencananya

Author: Lapini
last update Last Updated: 2024-12-28 15:12:11

Azizah menghela nafasnya perlahan, ia menyugar surai panjangnya lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Sedangkan kedua orangtuanya hanya terdiam sambil memperhatikan putrinya yang sedang lelah.

Azizah datang ke ruang keluarga lima menit yang lalu, setelah Darino kembali ke kamar untuk menjaga Arlin yang sedang tertidur. Ini salah satu alasannya untuk menginap di rumah kedua orangtuanya bersama dengan Darino.

“Darino menceritakan apa yang terjadi hari ini, termasuk saat kamu berteriak tadi sore,” ujar Karisya, dan membuat putrinya itu membuka kedua mata. “Seseorang menghubungi Darino untuk bertemu, kan?” tanyanya, dijawab dengan bergumam.

Azizah menegakkan tubuhnya, memperlihatkan ekspresi serius saat ini. Atensinya menatap kedua orangtuanya silih berganti, lalu berkata, “Aku tahu siapa yang ngirim pesan itu Mas Darino, dan aku melarang Mas Darino untuk bertemu orang itu.”

Januar dan Kariyasa menatap satu sama lain, lalu mengalihkan atensi menjadi fokus memperhatikan Azizah ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   31. Arlin Mengetahuinya?

    Azizah menatap Darino yang sudah bersiap untuk pergi ke kantor dengan pakaian casual, ia tersenyum kepada suaminya yang sedang membalas tatapannya. Pagi ini, Darino ada jadwal mengajar, jadi Darino akan kembali meninggalkan Azizah yang memilih untuk berada di rumah kedua orangtua wanita itu.“Kamu selesai kelasnya siang?” tanya Azizah setelah beberapa menit hanya terdiam, dijawab dengan anggukkan dari sang suami. “Nanti kamu yang jemput Arlin ya berarti?” lanjutnya.Darino tersenyum manis kepada istrinya, mengusap puncak kepala wanita yang sangat ia cintai ini. “Iya, Sayang. Kamu hari ini ikut Mommy ke kantor?” tanyanya dengan suara lembut.“Betul. Nanti Arlin biar aku sama Mommy yang mengantar. Nanti ada guru baru temen Mommy yang akan masuk mengajar di sekolah Arlin, dia juga yang akan menjaga Arlin selama di sekolah,” jelas Azizah, menatap suaminya yang memicingkan mata bingung.“Emangnya harus sejauh ini rencana kamu?” tanya Darino, membuat istrinya menyipitkan kedua mata hingga k

    Last Updated : 2025-01-01
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   32. Paket Dari Siapa?

    Azizah menatap mommynya yang baru saja mengunci pintu kamar, hal itu membuatnya menaikkan sebelah alis tipis. Azizah mengenal mommynya seperti apa, walaupun tidak tinggal bareng selama beberapa tahun ini.“Mom ….”“Kamu tetap di rumah, jangan kemana-mana. Tadi pagi Bi Ina melihat orang mencurigakan yang sedang mantau rumah ini,” ucap Karisya dengan serius, menatap Azizah yang mengerjapkan kedua mata.Azizah kembali mengatupkan bibirnya saat mommynya mendesis, bahkan menempatkan jari telunjuk didepan bibirnya, memberikan isyarat kepadanya untuk tidak berbicara dan membiarkan wanita dihadapannya saat ini yang berbicara. Azizah menganggukkan kepala sebagai respon bahwa dirinya mengerti.“Mommy sama Daddy sudah melihat CCTV. Orang itu memiliki postur tubuh seperti laki-laki, dan menurut Mommy … orang itu bukan orang sembarangan, karena dia tahu rumah ini dan masuk ke area komplek ini,” tambah Karisya.Penuturan yang baru saja diucapkan oleh Karisya membuat Azizah terdiam. Kalau memang lak

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   1. Kehadiran Masalalu

    Azizah menyusuri lorong sekolah yang sunyi, merasakan detak jantungnya semakin kencang. Tangannya menggenggam buku tugas Arlin yang mulai berkeringat. Ketika sampai di depan kelas Arlin, ia melihat seorang wanita dengan rambut panjang kecoklatan berdiri dengan anggun, mata birunya menatap lurus ke arahnya. Wanita itu ialah Carisa Hargantasya, mantan kekasih Darino.Carisa tersenyum tipis, "Azizah, lama tidak berjumpa." Suaranya sehalus sutra, penuh rahasia dan ketegangan. Azizah merasakan ketidaknyamanan sejenak, seolah bayangan masa lalu yang tiba-tiba muncul di antara mereka."Carisa," balas Azizah dengan tegas, meskipun hatinya berdebar. "Apa yang membawamu kemari?" tambahnya.Carisa mengangkat alis, seakan terkejut oleh pertanyaan Azizah. "Aku bekerja disini sebagai guru dan walikelas 1A."Azizah menatap Carisa, mencoba menyelami niat wanita itu. Ia mencoba untuk mencerna apa yang baru saja diucapkan oleh Carisa, lalu tersadar ternyata putrinya berada di kelas 1A.Suasana semakin

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   2. Gara-Gara Pulpen

    Pusat perbelanjaan dipenuhi hiruk-pikuk suara orang ramai, namun perhatian Azizah tertuju pada sosok familiar di depan gerai jam tangan. Darino berdiri di sana, benda pipih dengan casing berwarna hitam itu menempel ditelinga kanan, seperti sedang membicarakan hal serius. Azizah berhenti sejenak, matanya menyipit, mencoba memastikan bahwa yang dilihatnya bukanlah ilusi."Ma, kenapa berhenti?" tanya Arlin dengan mata yang penasaran menatap Azizah.Azizah menarik napas dalam-dalam, memberikan senyuman tipis kepada putrinya. "Tidak apa-apa, Sayang. Mama hanya melihat sesuatu." Tanpa menunggu lebih lama, Azizah menggandeng tangan Arlin dan berjalan menuju Darino, langkahnya tegas namun terjaga.Darino menutup teleponnya, wajahnya menunjukkan sekilas keterkejutan saat melihat Azizah mendekat. "Azizah? Arlin?" suaranya terdengar sedikit tersendat."Darino, kamu sedang apa disini? Bukankah seharusnya kamu ada jadwal kelas sekarang?" suara Azizah lembut namun penuh dengan pertanyaan yang tak

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   3. Kembali Ke Rumah

    Azizah menatap Darino yang mencekal tangannya saat ingin masuk ke dalam mobil setelah mengantar Arlin pergi ke sekolah. Hatinya masih dipenuhi dengan amarah dan kekecewaan. Suara burung berkicau di pagi hari terasa kontras dengan gejolak emosional yang ia rasakan."Sayang, tolong dengarkan aku," suara Darino penuh dengan permohonan, matanya mencari-cari tatapan Azizah. "Aku bisa menjelaskan semua ini. Semua ini hanya kesalahpahaman."Azizah menarik tangannya dengan gerakan cepat, menghindari sentuhan suaminya. "Kesalahpahaman? Kamu sudah memiliki buktinya?" katanya dengan nada suara yang mencoba tetap tenang, namun jelas mengandung kemarahan yang tertahan.Darino menghela napas, jelas merasa frustasi tetapi tidak mau menyerah. "Izinkan aku membuktikan bahwa ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Tolong, aku hanya ingin kamu kembali ke rumah."Azizah menggelengkan kepala, matanya penuh dengan kebingungan dan sakit hati. "Aku butuh waktu untuk sendiri, Darino. Mama juga tidak mengi

    Last Updated : 2024-10-17
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   4. Dihantui Masalalu

    Azizah kembali pulang ke rumah bersama Arlin setelah beberapa hari berlalu. Arlin sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan Darino, wajahnya memancarkan keceriaan yang sudah lama hilang. "Papa!" seru Arlin sambil berlari ke pelukan Darino yang sudah menunggu di ruang tamu dengan wajah penuh harap.Darino merangkul putrinya erat-erat, merasakan kehangatan keluarga yang hampir hilang. "Arlin, Papa rindu sekali padamu," katanya dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca melihat kebahagiaan putrinya. Dia mengecup kedua pipi putrinya dan tersenyum terharu.Azizah berdiri di belakang, menatap momen tersebut dengan hati yang campur aduk. Meski ia masih menyimpan kekecewaan dan kemarahan, ia tahu bahwa pertemuan ini penting bagi Arlin. Setelah beberapa saat, ia mengambil napas dalam-dalam dan melangkah maju. "Darino, kita perlu bicara," katanya dengan nada tegas tapi tenang.Darino menatap Azizah dengan tatapan penuh harap. "Tentu, Azizah. Aku siap menjelaskan semuanya." Mereka berdua duduk

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   5. Siapa itu CH?

    Pada malam ini, Carisa mengenakan pakaian super ketat dan seksi, sementara Darino mengenakan kemeja hitam yang kontras dengan suasana hatinya yang gelap. Mereka berada di sebuah restoran, di dalam ruangan VIP yang dipesan oleh Carisa. Darino merasa dijebak, suasana ruangan yang seharusnya mewah terasa menyesakkan.Carisa menghela napas panjang, matanya menatap Darino dengan tatapan yang sulit diartikan. "Silakan duduk, Darino," katanya dengan nada suara yang berusaha terdengar santai, namun ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan.Darino tetap berdiri sejenak, menimbang-nimbang situasi sebelum akhirnya duduk dengan enggan. Ia merasakan dinginnya kursi di bawahnya, seolah mencerminkan suasana hatinya yang penuh kecurigaan. Carisa duduk di seberangnya, senyum tipis menghiasi wajahnya yang penuh riasan."Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Darino, suaranya datar namun tegas, mencoba mengendalikan situasi.Carisa mengangkat bahu, memainkan rambutnya dengan jari-jari yang lentik

    Last Updated : 2024-10-18
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   6. Kepercayaan Azizah Memudar?

    “Mas ….”Azizah menatap suaminya yang memakai jam tangan dihadapannya saat ini, perasaannya bimbang, antara ingin bertanya dan melupakan. Bukan hal mudah untuknya membahas kontak nama CH yang ada di ponsel sang suami.Darino yang sudah selesai memakai jam tangannya pun menatap Azizah yang sedang menatapnya dengan tatapan penuh arti, sehingga membuatnya sulit untuk memahaminya.“Kenapa, Sayang?” tanya Darino dengan suara yang lembut, ia mengusap puncak kepala sang istri. Salah satu cara untuk menenangkan Azizah yang mungkin sedang banyak fikiran, sementara itu Azizah hanya bergeming memperhatikan Darino.Azizah menggelengkan kepala dengan senyum manisnya, “Tidak jadi, Mas,” tuturnya dengan suara yang lembut. Ia merapihkan rambut sang suami yang sedikit berantakan dengan jari lentiknya.“Hari ini cuma satu kelas?” tanya wanita itu, dijawab dengan anggukkan kepala.“Tapi aku pulangnya telat. Selesai kelas jam dua belas, lanjut acara makan-makan sama dosen lainnya. Ada yang nikah, terus n

    Last Updated : 2024-11-13

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   32. Paket Dari Siapa?

    Azizah menatap mommynya yang baru saja mengunci pintu kamar, hal itu membuatnya menaikkan sebelah alis tipis. Azizah mengenal mommynya seperti apa, walaupun tidak tinggal bareng selama beberapa tahun ini.“Mom ….”“Kamu tetap di rumah, jangan kemana-mana. Tadi pagi Bi Ina melihat orang mencurigakan yang sedang mantau rumah ini,” ucap Karisya dengan serius, menatap Azizah yang mengerjapkan kedua mata.Azizah kembali mengatupkan bibirnya saat mommynya mendesis, bahkan menempatkan jari telunjuk didepan bibirnya, memberikan isyarat kepadanya untuk tidak berbicara dan membiarkan wanita dihadapannya saat ini yang berbicara. Azizah menganggukkan kepala sebagai respon bahwa dirinya mengerti.“Mommy sama Daddy sudah melihat CCTV. Orang itu memiliki postur tubuh seperti laki-laki, dan menurut Mommy … orang itu bukan orang sembarangan, karena dia tahu rumah ini dan masuk ke area komplek ini,” tambah Karisya.Penuturan yang baru saja diucapkan oleh Karisya membuat Azizah terdiam. Kalau memang lak

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   31. Arlin Mengetahuinya?

    Azizah menatap Darino yang sudah bersiap untuk pergi ke kantor dengan pakaian casual, ia tersenyum kepada suaminya yang sedang membalas tatapannya. Pagi ini, Darino ada jadwal mengajar, jadi Darino akan kembali meninggalkan Azizah yang memilih untuk berada di rumah kedua orangtua wanita itu.“Kamu selesai kelasnya siang?” tanya Azizah setelah beberapa menit hanya terdiam, dijawab dengan anggukkan dari sang suami. “Nanti kamu yang jemput Arlin ya berarti?” lanjutnya.Darino tersenyum manis kepada istrinya, mengusap puncak kepala wanita yang sangat ia cintai ini. “Iya, Sayang. Kamu hari ini ikut Mommy ke kantor?” tanyanya dengan suara lembut.“Betul. Nanti Arlin biar aku sama Mommy yang mengantar. Nanti ada guru baru temen Mommy yang akan masuk mengajar di sekolah Arlin, dia juga yang akan menjaga Arlin selama di sekolah,” jelas Azizah, menatap suaminya yang memicingkan mata bingung.“Emangnya harus sejauh ini rencana kamu?” tanya Darino, membuat istrinya menyipitkan kedua mata hingga k

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   30. Azizah dan Rencananya

    Azizah menghela nafasnya perlahan, ia menyugar surai panjangnya lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Sedangkan kedua orangtuanya hanya terdiam sambil memperhatikan putrinya yang sedang lelah.Azizah datang ke ruang keluarga lima menit yang lalu, setelah Darino kembali ke kamar untuk menjaga Arlin yang sedang tertidur. Ini salah satu alasannya untuk menginap di rumah kedua orangtuanya bersama dengan Darino.“Darino menceritakan apa yang terjadi hari ini, termasuk saat kamu berteriak tadi sore,” ujar Karisya, dan membuat putrinya itu membuka kedua mata. “Seseorang menghubungi Darino untuk bertemu, kan?” tanyanya, dijawab dengan bergumam.Azizah menegakkan tubuhnya, memperlihatkan ekspresi serius saat ini. Atensinya menatap kedua orangtuanya silih berganti, lalu berkata, “Aku tahu siapa yang ngirim pesan itu Mas Darino, dan aku melarang Mas Darino untuk bertemu orang itu.”Januar dan Kariyasa menatap satu sama lain, lalu mengalihkan atensi menjadi fokus memperhatikan Azizah ya

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   29. Kemarahan Azizah

    “Mas,” panggil Azizah saat melihat suaminya yang datang dengan membawa coklat dan bunga. “Terimakasih,” imbuhnya setelah kedua tangannya menerima pemberian dari sang suami.Darino tersenyum manis kepada istrinya, mengusap puncak kepala wanita yang sangat disayang olehnya, lalu mengecup kening Azizah cukup lama sehingga Azizah merasakan kehangatan dan ketenangan yang diberikan olehnya melalui kecupan.“Aku tidak sempat untuk membeli makanan yang kamu suka, jadi maaf yaa cuma itu doang yang bisa aku berikan,” ujar Darino dengan suaranya yang lembut, dan tatapan yang penuh cinta kepada sang istri yang memeluknya cukup erat.“Ini juga sudah lebih dari cukup,” ucap Azizah, tersenyum manis kepada suaminya yang menunduk supaya bisa tatapan. “Yang aku tunggu itu kehadiranmu disini,” imbuhnya, kembali mengeratkan pelukannya dengan Darino yang terkekeh pelan dan membalas pelukannya.Beberapa detik kemudian, terdengar suara berdeham dibelakang Azizah, sehingga membuat sepasang suami istri itu me

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   28. Azizah Bertemu Kedua Orangtuanya

    “GRANDMAA!!”Azizah ingin menahan putrinya yang akan berlari ke arah kedua orangtuanya yang sudah menunggu di teras rumah dengan kedua tangan yang terbuka lebar, ia mendapatkan tatapan dari mommynya yang menggelengkan kepala.“Halo, Cucu Grandma,” sapa Karisya Harimtala, mommy Azizah dan Nenek dari gadis kecil yang berada dalam gendongannya. Ia mengecup gemas pipi Arlin yang tertawa pelan karena kegelian.Azizah mendekati, menyalimi kedua orangtuanya. Dirinya tersenyum kepada Daddynya yang sedang menatapnya. Pria berbadan proporsional diusia yang tidak lagi muda itu mengernyit alis saat melihat putrinya memakai jaket disiang hari.“Kamu sedang sakit?” tanya Januar Andrisata, sebagai Daddy Azizah dan Kakek Arlin, menatap Azizah yang menganggukkan kepala singkat. “Kenapa dipaksa? Daddy sama Mommy kan bisa datang ke rumahmu,” imbuhnya.Azizah mengulas senyum kecil, “Aku yang memang yang ingin jalan-jalan. Bosan cuma di rumah.”Arlin memperhatikan kakeknya yang bergeming. “Grandpaaa,” pan

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   27. Satu Persatu Terungkap

    Azizah menatap datar layar ponselnya yang memperlihatkan dua insan yang sedang berdiri berhadapan di parkiran, Darino dan Carisa. Ia menghela nafasnya perlahan, tidak ada orang lain selain dirinya saat ini.Wanita itu membuka kontak nomor, mencari nomor seseorang lalu menghubungi nomor yang dinamai ‘Mommy’. Azizah menunggu panggilan suaranya diterima oleh seseorang disebrang sana.“Halo, anakku sayang. Sepertinya keadaanmu tidak baik-baik saja,” ucap seorang perempuan disebrang sana, Azizah me-loudspeaker panggilan suara tersebut.Azizah tersenyum tipis, menghela nafas beratnya. “Capek aku, Mom. Perempuan itu menyebalkan,” ocehnya, ditanggapi dengan tertawa dan membuatnya kesal. “Mommy ….” panggilnya dengan suara merajuk.Mommynya berdeham, “Kamu pulang ke tempatnya Mbak?”Azizah menganggukkan kepala, “Ya … lagian kemana lagi tempat aku berlari selain tempat Bunda?” “Ke rumah Mommy dan Daddy. Kamu tidak rindu dengan kami?” sahut seorang pria yang tiba-tiba hadir. Suara berat itu memb

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   26. Kehidupan Penuh Teka-Teki

    Arlin menatap mamanya dengan tatapan nanar, hatinya mencelos saat melihat mama tercintanya terpeleset karena air dari gelasnya tumpah ketika Arlin ingin turun dari kursi makan. Wajah kecilnya dipenuhi kekhawatiran, namun Azizah segera tersenyum, mengusap puncak kepala putrinya dengan lembut dan mengecup keningnya."Tidak apa-apa, Sayang. Mama baik-baik saja," kata Azizah dengan suara menenangkan. "Kamu jangan khawatir, ya," tambahnya supaya lebih meyakinkan putri kecilnya bahwa dirinya benar-benar dalam kondisi yang sangat baik.Arlin mengangguk pelan, matanya masih berkaca-kaca. Azizah berusaha untuk tetap tersenyum, meskipun tubuhnya terasa sedikit sakit akibat jatuh tadi."Arlin, hari ini Nenek yang akan mengantar kamu ke sekolah," ujar Azizah, sambil melihat ke arah Mama Darino yang datang menghampiri mereka bersama dengan seorang pria yang memakai pakaian formal.Mama Darino mengangguk, menunjukkan dukungannya. "Jangan khawatir, Arlin. Nenek akan pastikan kamu sampai di sekolah d

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   25. Azizah Kecewa?

    Azizah membuka pintu dengan tidak santai, langkahnya cepat menuju pantry. Darino mengikuti dari belakang, melihat kekhawatiran di wajah istrinya. Ketika tiba di pantry, Azizah mengatur nafasnya yang terengah-engah, mendekati Carlinta yang menoleh dengan senyum manis."Azizah, tenang … aku baik-baik saja," kata Carlinta sambil tersenyum menenangkan.Azizah memeriksa tubuh Carlinta dengan cermat, memastikan sahabatnya itu benar-benar tidak terluka. "Kamu yakin? Aku sangat panik tadi," katanya, suaranya penuh kekhawatiran.Carlinta mengangguk, mencoba meyakinkan Azizah. "Aku baik-baik saja, sumpah. Carisa tidak bisa menyakitiku. Suamiku datang tepat waktu dan menarik paksa Carisa keluar dari toko," jelasnya.Darino yang berdiri tidak jauh dari mereka, mendengar percakapan itu dengan perasaan lega. Azizah menghela napas panjang, merasakan beban besar terangkat dari pundaknya. "Aku sangat takut Carisa akan menyakitimu. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika terjadi sesuatu padamu,” u

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   24. Carlinta - Carisa?

    “Sayang, kok kamu disini?” tanya Darino, dirinya sedikit terkejut dengan kehadiran istrinya disini. Ia menarik Azizah untuk duduk di kursi yang berhadapan dengannya, dan menatap serius sang istri yang seperti sedang mencari seseorang.“Kamu janjian sama Carlinta?” tanya Darino, dijawab dengan gelengan kepala. Jawaban dari wanitanya membuatnya menaikkan sebelah alis, “Terus kamu kesini mau ketemu siapa?” tanyanya, lagi. Kali ini lebih lembut dibandingkan sebelumnya.“Kamu,” jawab Azizh, lalu menaruh ponselnya di meja. “Itu Carisa atau bukan?” tanyanya to the point, menatap Darino yang bergeming memperhatikan foto yang terlihat jelas di layar ponsel miliknya.Darino menaikkan pandangannya, kedua mtanya bertemu dengan kedua mata Azizah yang seperti sedang menyiratkan emosi. Berusaha untuk tetap tenang disaat dirinnya ingin sekali mencari orang yang sudah diam-diam mengambil fotonya dan Carisa, lebih parahnya orang itu mengirimkannya kepada Azizah, sehingga membuat istrinya itu datang ke

DMCA.com Protection Status