Sandy tidak memiliki maksud apa-apa saat mengatakan itu. Kemudian, dia menatap Bella sembari berkata, "Kalau pelakunya memang Nona Kedua Keluarga Nodum, sebaiknya jangan menuntutnya.""Pertama karena insiden ini sudah berlalu 6 bulan lebih, ayahmu juga sudah dimakamkan. Saat itu, dia dinyatakan meninggal karena kecelakaan dan tidak dilakukan tes luka apa pun. Rekaman ini juga tidak bisa menjadi bukti yang kuat. Intinya, hal ini sangat sulit," jelas Sandy.Kemudian, Sandy menambahkan, "Sekarang, pelakunya ternyata adalah Nona Kedua Keluarga Nodum yang baru bertunangan dengan Alex. Dengan status Alex ini, dia memiliki tim pengacara yang andal .... Nona Bella, kusarankan kamu mencari Keluarga Nodum secara pribadi dan membahas masalah ganti rugi. Begini akan lebih mudah."Bella menolak, "Pak Sandy, aku tidak butuh uang. Aku hanya ingin Nona Abby mendapatkan hukuman yang setimpal. Jika dia tidak kabur dan membawa ayahku ke rumah sakit, mungkin ayahku masih bisa selamat. Tindakannya ini jela
Abby menyingkirkan keegoisannya, tetapi tidak banyak. Dengan sikap yang tidak terlalu tulus, dia berkata, "Nona Bella, aku tidak tahu orang itu adalah ayahmu. Selain itu, dia yang tiba-tiba menerjang dan mencoba menghalangi mobilku. Aku kira aku bertemu orang jahat, makanya begitu terkejut. Tapi, aku tetap meminta maaf padamu."Bella menatap Abby yang sama sekali tidak merasa bersalah, lalu membalas, "Kamu benar-benar telah menyadari kesalahanmu? Nona Abby, kamu berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan tinggi. Apa kamu tidak tahu ayahku mungkin akan selamat kalau kamu membawanya ke rumah sakit? Apa kamu tahu tindakanmu ini sama dengan membahayakan nyawa orang lain?"Mata Bella tampak merah. Dia bertanya dengan dingin, "Kenapa kamu bersikap kejam seperti itu? Itu jelas-jelas adalah nyawa manusia! Asal kamu tahu saja, ayahku masih hidup setelah kamu pergi! Dia bersimbah darah, berusaha keras untuk bertahan hidup. Dia merangkak di tengah-tengah hujan untuk mencoba mencari pertolongan!
Chad pergi ke kantor polisi untuk memahami apa yang terjadi. Dia sangat terkejut saat mengetahui bahwa Bella tidak mati. Menurut informasi yang diberikan Bella kepada polisi, dia menemukan semua dengan cepat.Tok tok tok .... Chad mengetuk pintu ruang kantor direktur. Setelah masuk, dia melapor, "Pak, memang Nona Abby yang menabrak ayah tiri Bella. Setengah tahun lalu, dia melarikan diri setelah menabrak. Orang yang mengajukan tuntutan tidak lain adalah Bella!"Alex sontak menegakkan tubuhnya yang gemetaran. Dia menatap Chad seraya bertanya, "Apa katamu? Benar-benar wanita itu? Dia masih hidup?""Ya," jawab Chad. Kemudian, dia melanjutkan, "Bella telah bekerja 3 bulan di Runner Group. Sekarang, dia menjabat sebagai sekretaris Bryan.""Apa?" Alex murka mendengarnya. Wanita ini masih hidup, tetapi tidak kembali ke sisinya. Dia malah bersembunyi dan menjadi sekretaris orang lain!"Di mana dia sekarang?" tanya Alex.Chad menjawab, "Masih belum diketahui."Tatapan Alex tampak muram. Dia mem
Alex berkata, "Kamu bisa mendiskusikan detail proyeknya lagi dengan Pak Tristan nanti. Hari ini, aku ingin mengenal Pak Bryan lebih dalam. Ayo, kita makan bersama."Bryan tidak bisa menolak, jadi hanya tersenyum seraya membalas, "Aku sudah lama ingin mengenal Pak Alex, tapi tidak punya kesempatan."Tristan yang bertanggung jawab atas perusahaan cabang adalah orang cerdas. Dia segera tergelak dan berkata, "Haha, sekarang kesempatan sudah datang."Tristan mengangkat gelasnya, lalu menambahkan, "Kita berjodoh karena bisa bertemu. Pak Alex, Pak Bryan, Pak Chad, dan Nona ...."Tatapan Tristan tertuju pada Bella. Sebagai penanggung jawab perusahaan, dia tentu pernah melihat Bella dan tahu bahwa wanita ini adalah mantan sekretaris utama direktur. Dia juga pernah mendengar tentang skandal antara Alex dan Bella.Bagaimanapun, masalah Freya waktu itu sangatlah heboh. Akan tetapi, Alex malah berpura-pura tidak mengenal Bella sehingga Tristan hanya bisa mengikuti permainan mereka. Kini, dia tidak
Alex memaki lagi, "Sialan!" Dia mengulurkan tangan untuk mencekik Bella, lalu menatapnya dengan sorot mata marah bak singa yang mengamuk."Bella, kamu benar-benar hebat! Kamu berpacaran dengan Bryan dan tinggal setengah tahun bersama Jerry. Kamu bilang semua ini bukan urusanku, 'kan? Biar kulihat apa semua ini benar atau tidak!" ujar Alex.Usai berbicara, wajah tampan Alex langsung mendekat. Dia mencium bibir Bella dengan kasar. Sudah setengah tahun dia tidak menyentuh Bella, tetapi hasrat yang bergelora masih tetap sama. Ditambah dengan amarah yang berkecamuk, Alex ingin sekali langsung menyetubuhinya.Alex benar-benar melakukannya. Dia ingin membuktikan kebenarannya sekarang juga. Di sisi lain, Bella hanya bisa terus meronta-ronta. Dia mendorong Alex dengan sekuat mungkin, tetapi tenaga Alex jauh lebih besar. Bella hanya bisa menerima ciuman gila dari pria ini ....Tempat ini adalah jalur darurat. Meskipun tidak ada yang kemari, ini tetap tempat umum. Pintu yang tidak jauh dari sana
Dengan tatapan dingin, Bella berkata, "Pak Alex, tolong jaga sikapmu! Perilakumu sebelumnya dan sekarang bisa dianggap sebagai penyerangan fisik! Kalau kamu terus begitu, aku bisa menggugatmu!" Bella tetap berusaha untuk tetap tenang, agar ketakutannya tidak terlihat oleh Alex."Haha." Alex tersenyum. Dia menatap wanita di depannya dengan dingin, "Seorang wanita yang telah bersamaku selama empat tahun dan kubiayai, ingin menggugatku sekarang?"Alex kembali mendekatinya dan menekan tubuh mungil Bella ke dinding. Wajah tampannya mendekati telinga Bella, lalu berbicara dengan lembut, "Kenapa? Kamu mau menggugatku karena mencoba menodaimu?"Bella terdiam seribu bahasa. Wajahnya kini terlihat merah padam dan dia meremas tangannya dengan erat. Kemudian, Bella berkata, "Bisa juga seperti itu. Pak Alex, perilakumu saat ini sudah bisa dianggap sebagai percobaan pemerkosaan!""Kamu adalah Direktur Lee Group. Tentu saja kamu tidak ingin diinterogasi di kantor polisi karena tuduhan seperti ini, ya
Bella tidak ingin lagi kembali ke sisi Alex ataupun berhubungan dengannya. Dia hanya ingin memulai hidup barunya yang sederhana. Alex merasa getir dalam hati. Kehidupan sederhana seperti apa yang diinginkan Bella? Jika Bella memulai hidup baru, lalu bagaimana dengan hidup Alex?Bagaimanapun, Alex tidak akan menyerah terhadap Bella! Bella adalah miliknya! Alex akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan kembali Bella. Setelah berpikir demikian, Alex pun kembali ke mobilnya. Sampai ketika mobilnya melaju pergi, pikiran Alex masih berada pada wanita itu.Saat ini, Alex tidak yakin apakah Bella adalah putri dari Tracy. Dia merasa bahwa Bella kemungkinan besar adalah putri Tracy, tetapi Tracy melahirkan sepasang bayi kembar dan kemudian mengirim salah satu dari mereka ke Keluarga Nodum. Bella mungkin adalah salah satu dari kembaran tersebut, yang tertinggal bersama Tracy.Namun, Alex juga mempertimbangkan kemungkinan bahwa Tracy melahirkan anak haram bersama Kayne. Salah satunya dibawa K
Sandy menolak dengan lembut. Dia mengatakan kepada Bella, "Ayahmu sudah dikremasi dan berubah menjadi abu. Tidak ada yang bisa kita selidiki lagi. Selain itu, Nona Bella, polisi sangat sibuk. Ketua kami telah memberi tugas yang lebih mendesak dan menyuruh kami untuk segera menyelidikinya." Setelah itu, Sandy pun mengakhiri panggilan tersebut.Bella seketika lemas. Dia memikirkan apa yang dikatakan oleh Alex saat itu, bahwa dia akan melindungi orang-orangnya. Pada saat itu, Bella mengira Alex tidak akan bisa melakukan apa pun karena Abby memang telah melanggar hukum. Namun, dia lupa betapa kerasnya realita sosial ini. Alex adalah orang yang berkuasa di Kota Yules. Jika pria itu tidak menginginkan Abby dituntut, Bella bahkan tidak bisa membawa kasus ini ke pengadilan.Tidak ada pengadilan yang akan menerima kasus ini. Sekarang, Inspektur Sandy juga menolak untuk membantu.Bella merasa tidak punya pilihan. Pada saat-saat seperti ini, Lee Group juga telah menghentikan semua kerja sama deng
Ally tertawa, kaget dengan tanggapan Abby. "Kenapa nggak mau tes DNA kalau kamu yakin aku bukan kakakmu, penipu?" tanya Ally. Abby terdiam, wajahnya merah padam. Dia hanya bisa menatap dengan marah, balik berkata, "Nggak perlu. Buat aku sudah jelas, kamu bukan kakakku!" Abby tampak ingin menambahkan sesuatu lagi, tetapi terhenti.Pada saat itu, Sabrina, yang sedang berbaring di rumah sakit, menyela dengan nada tidak senang, "Abby, ada apa dengan kamu? Dia memang Ally, anak Mama. Mama nggak mungkin salah mengenalinya!" Sabrina menambahkan, "Seharusnya kamu senang kakakmu pulang. Kenapa kamu malah bersikap seperti ini?"Dalam situasi tersebut, Kayne, sebagai kepala keluarga, dengan tatapan tajam dan nada keras memperingatkan Abby, "Sudah cukup, Abby! Atau jika tidak, Papa usir kamu!” Dengan pulangnya Ally, kondisi Sabrina tampak membaik. Dia juga tampak semakin bersemangat. Sabrina meminta Kayne untuk segera membawa dirinya pulang dari rumah sakit untuk berkumpul dengan putrinya.Di
Jari-jari Sabrina bergerak-gerak. Kelopak matanya bergetar menunjukkan ia berjuang untuk terjaga. Ally memperhatikan ini. Kayne juga melihat perubahan tersebut dan dengan perasaan haru mendekati Sabrina, sambil terbata berkata, "Sabrina, kamu sadar, ‘kan?" Dengan kegirangan dia menambahkan, "Ayo, buka mata dan lihat, anak kita sudah pulang!"Sabrina perlahan membuka matanya dan saat melihat Ally, air matanya langsung mengalir. Dengan suara lemah yang penuh dengan kebahagiaan yang tak tersembunyikan, ia bertanya, "Ally, itu kamu?" "Apa anakku sudah pulang? Atau ini cuma mimpi?" Ally menggeleng, menahan air mata dan menjawab, "Ini nyata, Mama. Aku sudah pulang, anakmu Ally ada di sini!" Sabrina mulai menangis, air matanya mengalir deras. "Ally, Mama tahu kamu belum meninggal!" ucapnya. "Sejak kecelakaanmu, Mama selalu berusaha menahan tangis karena aku merasa kamu masih hidup!" Sabrina menyembunyikan tangisnya selama ini, menangis diam-diam agar tidak terdengar. Dia membasahi ban
Alex merasa sangat sakit hati ketika melihat Ally bersama Jerry. Bayangan Ally yang bermesraan dengan Jerry di kantor terus menghantui pikirannya. “Uhuk!”Alex tiba-tiba terbatuk darah karena rasa sakit yang tak tertahankan.Sementara itu, Jerry membawa Ally kembali ke rumah keluarga Nodum di Kota Yules. Ally merasa aneh ketika melihat rumah yang asing namun terasa akrab. Hatinya bergejolak dengan rasa sakit yang halus di dadanya.Jerry memegang tangan Ally dan berkata, "Ini rumahmu. Meskipun orang tuamu nggak setuju kita bersama, tapi mereka sangat menyayangimu. Tapi, jauhi adikmu, Abby." Jerry mencurigai Abby bertanggung jawab atas kecelakaan Ally. Saat Ally kecelakaan, hanya Jerry dan Abby yang ada di lokasi kejadian. Mengiyakan, Ally hendak merespon ketika seorang pelayan di vila itu melihatnya dari kejauhan dan terkejut. Pelayan tersebut, Bi Jum, yang telah merawatnya sejak kecil, segera mendekati dan dengan mata berkaca-kaca serta tangan gemetar, memegang tangan Ally, "Ini No
Benny memberikan pandangan tajam. Pada saat itu, aura yang ia pancarkan dan kata-katanya tentang menampar Abby sama sekali bukan candaan. Abby jelas kesal.Dia menegur Benny, "Heh, kamu harus ngerti. Aku yang seharusnya kamu panggil Kakak!"Benny mengernyit, bingung. "Maksudmu apa?"Ia menoleh mencari penjelasan dari Tracy, "Mama, apa maksudnya?"Di dalam benak Benny, ia tahu Mamanya tidak pernah akrab dengan Bella sang Kakak, tapi selalu bersikap lembut kepada Abby. Semua yang terdengar dalam pertengkaran itu membuat Benny berspekulasi ….Benny tak percaya pada pikirannya sendiri, dia bertanya pada Tracy, "Mama, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Benar dia anak kandung Mama?"Sebelum Tracy menjawab, Benny buru-buru menyatakan, "Meski itu benar, aku nggak mau ngakui dia jadi kakakku! Aku hanya punya satu Kakak, dan itu Bella! Nggak ada yang lain yang pantas mendapat gelar itu dari aku!"Tracy menghela napas, lalu menjelaskan langkah demi langkah, "Abby sangat menyayangi Mama dan ingi
Matanya menatap Abby dengan ejekan, "Kalau memang begitu, kenapa kamu kelihatan ketakutan akan kemungkinan aku muncul lagi di hadapan lelaki itu?""Bahkan empat tahun lalu Alex sudah jelas-jelas bilang betapa dia merasa muak saat lihat kamu, loh. Kayaknya nggak mungkin dia akan menjadikan kamu istrinya!"Sudut bibir Bella membentuk sebuah senyum sinis. Ia memandang Abby dan berkata, "Jadi, apa dia sekarang sudah jadi suamimu? Hanya karena kejadian malam itu ketika dia mabuk dan menidurimu, apa itu membuat Alex jadi menikahimu?"Rasa marah terpancar dari wajah Abby, seolah-olah dia ingin memuntahkan darah.Abby melontarkan sumpah serapah, "Wanita rendahan, nggak tahu malu! Semua ini karena ulahmu, kalau tidak, aku dan Alex nggak akan berakhir seperti ini!"Bella mengernyit, berpikir, sepertinya dia sudah terlalu sabar menghadapi cemoohan Abby yang tiada henti.Setelah merenung sejenak, Bella menegaskan wajahnya dan tanpa peringatan, tangannya bergerak cepat, "PLAK!" - sebuah tamparan me
Tracy dengan panik mendekati Abby, "Non, nggak apa-apa? Luka, nggak?""Tenang saja, aku nggak apa-apa," jawab Abby.Dengan tatapan yang intens, Abby berkata kepada Tracy, "Bantu aku! Wanita itu harus kita habisi!"Tracy terdiam, suaranya pelan, "Jangan, lah. Ini rumahku. Kalau dia mati di sini dan ketahuan polisi, kita berabe ....""Takut apa, sih?" potong Abby dengan mata yang bersinar tajam, "Dia nggak boleh hidup melewati hari ini!"Dengan mata yang terbakar kemarahan, Abby bangkit dan sekali lagi meraih pisau buahnya, berlari ke arah Bella.Pada saat itu juga, Benny menyadari ada kegaduhan dari luar. Ia bergegas membuka pintu dan terkejut melihat Abby bersenjatakan pisau hendak menyerang Bella."Berhenti! Jangan sakiti Kakak!" Benny berteriak sambil melindungi Bella.Tracy berteriak panik, "Non, berhenti! Jangan sampai Benny terluka!"Abby menatap Benny, "Minggir!"Namun, Benny tetap teguh di tempatnya.Dia bersikeras tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti kakaknya.Dalam ketega
Bella bertanya, "Bukannya Mama yang kasih tahu Abby tentang rencanaku untuk pergi, bantu dia untuk membunuhku?""Gimana mungkin dia kasih Mama begitu banyak uang kalau bukan karena itu?"Tracy diam. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa Abby memberinya begitu banyak uang. Dia juga tidak ingin menjelaskan!Karena, dibandingkan dengan membuka kebenaran terbesar yang Tracy sembunyikan, lebih baik Bella mengira bahwa semua yang dia lakukan hanyalah demi uang."Terserah apa yang kamu pikir!"Tracy tak peduli, tapi dengan tegas berkata, "Apa yang nggak pernah aku lakukan, ya itu memang nggak pernah aku lakukan!"Hati Bella membeku. Dia merasa seperti berada di dalam gua es dan tubuhnya terendam dalam air es. Begitu dingin hingga tubuhnya menggigil, hatinya seolah-olah juga membeku."Mama menjualku sekali, mencoba membunuhku sekali.""Aku ini anak yang Mama lahirkan, yang Mama besarkan dari kecil, ‘kan?""Tapi sejak aku masih sangat kecil, Mama nggak pernah kayak ibu dari teman-teman
Hari itu, Bella merasa terhimpit dengan pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Benny tentang kejadian-kejadian yang telah dilaluinya? Bagaimana cara mengatakan padanya bahwa ia tidak pernah pulang, dan alasannya mereka tidak pernah bisa dihubungi selama bertahun-tahun.Namun, sebelum Bella bisa berkata apa-apa, Benny dengan cepat menyela, "Ah, sudah lah. Nggak perlu diungkit lagi. Pasti ada alasan kuat kenapa kakak nggak bisa pulang. Yang penting sekarang kakak masih hidup dan sehat, itu sudah lebih dari cukup!"Benny kemudian membawa Bella ke rumah baru yang Tracy beli di suatu kawasan elit. Bella hanya bisa mengerutkan kening saat melihat betapa mewah dan lengkapnya rumah tersebut. "Mama sekarang di mana?" tanyanya penasaran. "Kok bisa Mama mendadak kaya dan memiliki rumah semewah ini? Dia ...?"Bella menduga bahwa Tracy mungkin telah bertemu dengan seorang pria kaya raya, yang membuatnya bisa hidup dalam kemewahan. Tapi kenyataannya lain. "Mama
Abby meraih majalah yang dipegang Sabrina dengan mata terbelalak, "Itu Bella! Mustahil dia kakakku!"Tracy terlihat terkejut saat dia memperhatikan lebih dekat gadis yang tercetak di majalah di tangan Sabrina. "Bella!" ucapnya.Memanfaatkan momen tersebut, Abby berkata kepada orang tuanya, "Kalian mendengar itu, ‘kan?" Dia bergegas menyampaikan argumennya, "Perempuan di majalah ini bukan kakakku. Mustahil dia kakakku!"Namun, di lubuk hati Kayne dan Sabrina, mereka yakin bahwa gadis di majalah itu adalah Ally, putri mereka yang telah lama menghilang. "Abby, cukup berhenti bertingkah konyol!" Kayne berkata dengan tegas, mengingatkan Abby, "Itu adalah kakakmu, Papa dan Mama nggak mungkin salah."Abby menolak, "Tapi, dia bukan kakakku!" Abby berusaha keras untuk menyangkal bahwa sosok di majalah itu adalah Ally, berupaya menghalangi orang tuanya untuk bertemu dengan wanita bernama Zoe di majalah tersebut. "Pa, Ma, kalian nggak ingat? Bella itu mirip kakak, bahkan mirip dengan aku juga .