Share

nekat

Author: Maey Angel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Kaisar kembali berusaha tenang dan menjawab kekepoan Wisnu.

"Saya sedang menunggu Arin pulang tapi sepertinya dia sudah terlalu lama di dalam. Saya akan memanggilnya untuk pulang dia sedang sakit."

"Oh, anda ini kekasih baru Arin? Mau saja dijadikan kacungnya. Ck! Tampan tapi bodoh!" Wisnu berlalu dan membiarkan Kaisar dengan wajah kesalnya. Terlanjur kehadirannya diketahui, Kaisar memilih masuk.

"Rin, ayo pulang." Bayu langsung menatap sinis kehadiran Kaisar dan Arin yang melihatnya menjadi gusar

"Anda kenapa ikut ke dalam? Kacung seharusnya di luar, bukan di dalam menemani majikannya!" ucap Bayu berdiri dan mengacungkan jari di depan muka Kaisar. Tentu kata-kata ini sungguh tak pantas dilontarkan dan Kaisar hampir saja naik pitam karenanya.

"Ayo pulang!" Kaisar menarik lengan Arin dan hendak membawanya keluar tetapi Bayu mencegahnya.

"Tidak sopan sekali anda membawa Arin keluar dari rumah saya? Anda pikir anda siapa?"

Arin kembali bingung dan kepalanya kembali berdenyut ketika men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Doris Atik
semangatt thorr...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kaya Setelah Dibuang    seram

    "Aku memilih mantan mertuaku, Bu Narsih. Dia hanya wanita yang tak berguna dalam kehidupan aku dan Arin. Dia juga wanita yang hanya akan membuatku kesusahan karena masih menentang kehadiran dan kebersamaanku dengan Arin. Bagaimana? Apakah bisa?" tanya Bayu memastikan."Yakin?" "Yakin, mana mungkin aku mengorbankan keluargaku.""Jika nanti tak berjalan dengan baik, bisa jadi akan berbalik ke keluargamu atau juga keluargaku. Karena ini khodam milikku, maka syarat yang diajukan harus lebih berat. Aku atau kamu, harus siap kehilangan keluarga jika nantinya berhasil.""Ya, Narsih akan juga merasakan imbasnya karena sudah menentangku."Keduanya kini dalam ruang ritual. Sambil mengucapkan mantra-mantra yang Ucup hafalkan dari Mbah Ramos.Bayu yang tak tahu apa yang sedang diucapkan oleh Ucup memilih melihat sahabatnya itu meletakkan sebuah boneka di atas bara berbau kemenyan.***Ditempat lain, Arin yang sedang terlelap tidur ditemani Narsih histeris. Dia seperti orang kehilangan kewarasan

  • Kaya Setelah Dibuang    malam penghabisan

    Deni, Joni dan Ahmad yang baru datang di kamar Arin mencoba membantu Kaisar melepaskan genggaman tangan Arin. Kaisar sudah tak bisa lagi melawan, tenaga Arin benar-benar kuat. "Rin, M-mas …"Ketiga karyawan tak bisa menolong. Saat hendak menyentuh entah tangan maupun kaki bergerak dengan cepat. Ketiganya terpelanting ke dinding dan lantai sama seperti Narsih."Assalamualaikum," salam Ustadz Khairul dan juga Kenzi. Akhirnya mereka datang dan dalam satu sabetan sorban yang Ustad Khairul hempaskan pada wajah Arin, dis melepaskan cekikan di leher Kaisar.Kaisar melemah, begitu juga Arin. Narsih yang sudah pingsan karena menghantam tembok membuat Kenzi semakin khawatir."Taz, kita terlambat," ucap Kenzi."Belum, mereka masih disini. Kamu ambilkan garam dan air satu gelas," ucap Ustad Khairul. Kenzi langsung bergegas untuk mengambil sesuatu yang dibutuhkan Ustad Khairul sedangkan karyawan gudang berusaha bangkit dan membantu Kaisar dan Narsih berbaring."Bawa mereka keluar kamar ini. Biar

  • Kaya Setelah Dibuang    awal

    Bayu melihat Ucup yang mulai berkeringat. Matanya terpejam dan juga tangannya yang sedang melempar kemenyan di atas bara membuat Bayu tak berani bertanya.Boneka yang ada di tangan Ucup terpental. Ucup juga terbatuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya."Cup." Bayu semakin khawatir ketika melihat Ucup semakin banyak mengeluarkan darah dan ia kemudian berteriak keras."Argh!!"Karena takut, Bayu memilih pergi dari ruangan Ucup dan pulang ke rumahnya. Hatinya ketar-ketir, ada rasa bersalah karena memilih mendatangi Ucup.Bayu merasakan gelisah. Tiba-tiba perasaannya tak enak, ada sesuatu yang terjadi pada Ucup tadi dan Bayu yakin itu semua menyangkut ritual ilmu hitam yang sedang Ucup coba untuk membantunya."Gawat ini. Bagaimana kalau benar-benar Ucup kalah?" batin Bayu was-was. Mobil Bayu sampai di depan rumah. Wisnu langsung membukakan pintu dan menyambut Bayu dengan wajah khawatir dan panik."Kak, Ibu .…""Ada apa dengan Ibu?" tanya Bayu ikut panik."Ibu_"Bayu langsung bergegas ke

  • Kaya Setelah Dibuang    sesal

    "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi, Pak?" tanya Bayu penasaran."Maaf, Nak Bayu. Bapak ingin bertanya, tadi kamu habis dari mana?" tanya Ustad Zaki."A-ku ti-dak da-ri manapun. Hanya ke rumah teman," ucap Bayu gugup."Temanmu dukun?" Bayu sontak kaget dengan tuduhan Ustad Zaki yang bisa tahu kepergiannya tadi.Bayu diam membuat Ustad Zaki menyimpulkan sendiri jika perkataan dan pertanyaannya tadi benar."Astaghfirullohal'adim. Bayu-bayu. Kamu tahu dosa seseorang yang menyekutukan Allah? Neraka jahanam dan abadi di dalamnya. Perbuatanmu ini, membuat Ibumu hampir saja kehilangan nyawanya. Siapa yang kamu kirimkan makhluk gaib tadi?" Bayu bingung hendak mengatakan hal apa. Jujur, sekarang ia sangat takut ditanyai hal seperti ini."Iya. Bayu sadar sudah salah jalan, Bayu menyesal Pak Ustad." Bayu tak ingin bicara jujur jika dia meminta Ucup mengganggu keluarga Arin dan juga Kaisar."Syukurlah kalau menyesal. Kalau tidak kamu akan kehilangan semuanya. Makhluk tadi meminta imbalan nyawa da

  • Kaya Setelah Dibuang    Maaf

    Bayu datang ke rumah Arin di saat hari masih gelap namun sudah menjelang pagi. Niat hati ingin meminta maaf namun saat baru sampai di sana ternyata Arin tak berada di rumah. Justru Bayu hanya bertemu para karyawan Arin dan mengatakan jika Arin dan Ibunya dilarikan ke rumah sakit. Bayu sempat membuat para karyawan kaget karena kedatangannya tiba-tiba di saat langit masih gelap dan sangat masih belum layak untuk bertamu.Bayu langsung bergegas ke rumah sakit untuk melihat keadaan Arin. Terselip rasa bersalah karena semuanya jadi seperti ini. Dengan langkah tergesa, akhirnya Bayu mendapatkan informasi mengenai ruangan tempat Arin dirawat."Kamu lagi?!" Wajah Kenzi mengeras mendapati Bayu ada di rumah sakit."Saya ingin bertemu Arin.""Kamu ingin bertemu Arin? Tak puaskah sudah membuat kekacauan di rumah Arin semalam?" sentak Kenzi."Maaf, saya tak ada urusan padamu anak muda. Saya hanya ingin bertemu Arin," sergah Bayu.Dengan tatapan tajamnya, Kenzi sudah mengepalkan tangan hendak memu

  • Kaya Setelah Dibuang    permintaan

    "Mas, sudah bangun? Jangan banyak bergerak. Mas Bayu, tolong panggilkan dokter," perintah Arin pada Bayu. Bayu mengangguk dan segera keluar dari ruangan Arin."Mas, jangan paksakan berdiri. Arin juga nggak kuat kalau bangun, rebahan saja sepertinya lebih baik. Mas kepalanya pusing ya?" tanya Arin cemas. Sejatinya ia juga bingung kenapa ada di rumah sakit. Tadi hendak bertanya pada Kenzi namun ia belum memiliki daya."Kita di rumah sakit, Rin.""Iya."Kaisar melihat Arin dengan tangan yang diperban. Dia hendak bangun tapi lagi-lagi bagian kepalanya sangat sakit terutama di lehernya. Ia ingat kejadian tadi malam saat Arin terlihat begitu kacau dan mungkin ini akibat kejadian itu."Rin, tanganmu masih sakit?" Arin menggeleng. Ia lalu tersenyum lalu keduanya saling berpandangan.Dokter yang berjaga malam tadi masuk. Dokter lalu memeriksa keadaan keduanya. Kenzi juga terlihat ikut masuk ke ruangan Arin dan Kaisar."Kak? Alhamdulillah, sudah bangun. Bagaimana keadaan Kakak dan pacar saya, D

  • Kaya Setelah Dibuang    Mati

    Bayu akhirnya dapat bernafas lega. Kedatangannya kali ini ke rumah sakit tak sia-sia. Bahkan meski Narsih memaafkannya dengan terpaksa, namun Bayu bisa segera kembali ke rumah dengan tenang.Mobil sampai di pelataran. Bayu melihat bendera kuning berkibar di sisi jalan depan rumahnya. Rumahnya juga dipenuhi orang datang, hatinya mulai takut. Bayu terpatung di dalam mobil, enggan turun dan airmata deras membanjiri.Kaca mobil diketuk membuat Bayu tersadar dan akhirnya keluar dengan badan yang melemah. Pak Suradi tetangganya sampai membantu Bayu berjalan masuk ke rumah.Badan Reni yang tertutup kain jarik diatas ranjang membuat tangis Bayu pecah. Wisnu yang juga sama terpukulnya hanya bisa memandangi tubuh ibunya tanpa bisa berkata-kata."Sabar, Bay. Semoga Allah memberi tempat terbaik untuk Ibumu, semua sudah atas kehendakNya. Ikhlaskan, ini yang terbaik dan jangan sampai meratap seperti itu," ucap Ustad Zaki memberi nasihat."Ibu!! Bayu sudah minta maaf sama Arin, dia udah maafin kita,

  • Kaya Setelah Dibuang    kematian

    "Pakai ponsel, hubungi mereka. Alangkah baiknya kabar duka ini kamu sampaikan lebih awal agar bisa mereka mengikhlaskan dan memberi maaf jika ibumu ada salah. Kita tidak tahu, perkataan mana yang bikin mereka sakit hati. Sebaiknya sekarang hubungi mereka semua.""Baik, Tad."Bayu mengambil ponsel yang sejak kemarin tak ia sentuh. Kematian ibunya membuat Bayu rapuh dan tak bisa menahan kesedihan.Panggilan pada orangtua Desti tersambung. Namun, lima panggilan tak terjawab dan setelah panggilan ke enam barulah diangkat."Assalamualaikum, Bah.""Waalaikumsalam, kenapa Bay telepon malam-malam?""Maaf, Bah kalau Bayu mengganggu tidur Abah. Bayu hanya ingin mengabarkan berita duka. Ibu meninggal tadi pagi dan Bayu mohon maaf jika selama ini ada perkataan mau perbuatan ibu yang menyakiti Abah dan Umi.""Innalillahiwainnailaihirojiun, Abah turut berduka ya, Bay. Semoga beliau dilapangkan kuburnya dan husnul khotimah, insyaAllah Abah dan Umi memaafkan.""Terimakasih, Bah. Agam sudah tidur ya,

Latest chapter

  • Kaya Setelah Dibuang    pelajaran

    Tentu saja sikap Arin yang mencegah Kaisar untuk mencari tahu mengenai kejadian jatuhnya Arin di kamar mandi sekolah itu membuat Kaisar semakin penasaran. Sekolah yang memiliki biaya cukup mahal untuk bisa mengenyam pendidikan di sana itu sangat mustahil jika memiliki kloset yang licin. Tanpa sepengetahuan Arin, Kaisar pun mendatangi sekolah Shaka. Sengaja hari ini Arin tidak diperbolehkan untuk berangkat ke sekolah dan istirahat di rumah ditemani oleh Shaka. Ibunya—Narsih—juga diminta Kaisar untuk menemani Arin di rumah karena Arin menolak untuk dibawa ke rumah sakit.Kaisar langsung datang menemui kepala sekolah. Dia datang untuk menanyakan perihal kualitas sekolah yang dijadikan tempat menuntut ilmu anaknya itu. Kaisar merasa heran karena Shaka tiba-tiba terlihat tidak nyaman bersekolah di sana."Selamat pagi, Pak.""Pagi Pak Kaisar. Silahkan duduk!" titah Pujiono–kepala sekolah itu."Ada perlu apa ini? Tumben datang ke sekolah seorang diri.""Hari ini saya ingin meminta izin untuk

  • Kaya Setelah Dibuang    sakit

    “Mas.”Malam ini Arin ingin sekali bercerita mengenai alasan ia mengajak Shaka pulang lebih awal. Kaisar yang masih sibuk dengan pekerjaannya pun menghentikan sementara.“Kenapa, Rin?”“Kayaknya keputusan Mas untuk pindahin Shaka itu betul deh.”“Kenapa emangnya? APa tadi ada masalah lagi yang terjadi di sekolah.”Arin mengembuskan napasnya kasar. Bukan perihal yang mudah untuk bercerita hal mengenai mantan suaminya itu pada suaminya kini yang notabene super protektif pada keluarganya.“Aku pikir, semua yang kita bicarakan saat itu adalah suatu hal yang harus kita lakukan sekarang.”“Kenapa?”“Tadi aku ketemu Mas Bayu. Dia …”“Dia kenapa?”Arin bingung mau mengatakan hal ini atau tidak, namun ia juga tak mau direndahkan sampai dibuat kasar dengan cara yang tidak patut oleh lelaki yang sudah menjadi mantan. Jika dulu saja ia bisa marah saat Bayu memukulnya, seharusnya ia sekarang lebih marah dari pada itu. Namun, ia kembali berpikir mengenai bisnis sang suami yang sedang dianggap sedan

  • Kaya Setelah Dibuang    lagi lagi

    Arin tak menyangka bakal bertemu Bayu di sekolah Shaka. Ia sangat menyesali kenapa harus menyekolahkan anaknya di tempat yang sama. Arin pun semakin yakin memindahkan Shaka setelah ini dan memilih sekolah di tempat lain yang berbeda dengan Bayu.Jam istirahat dimulai. Para murid keluar dan berhambur bermain di taman bermain yang ada di sekolah itu. Shaka mendekat ke arah Arin dengan wajah yang ditekuk.“Kenapa, Sayang? Kenapa nggak main sama teman teman?”“Nggak mau ah, Ma. Satria nakal lagi. Tadi buku Shaka dicoret coret dan disobek. Ma, Shaka mau pulang aja. Nggak mau sekolah,” rengek Shaka.Arin yang melihat anaknya menangis pun memilih untuk memangkunya dan memeluknya hangat. Memberi pengertian agar Shaka tidak sedih lagi setelah dikerjai Satria.“Ada anak Mami! Ada anak mami! Hahaha.”Suara Satria yang meledek Shaka membuat Arin geram. Namun, Arin bukan memarahi Satria melainkan mendatangi Bayu yang sibuk bermain gadget sendiri tanpa memperhatikan anaknya.Brak!Arin menggebrak m

  • Kaya Setelah Dibuang    tak patut

    “Gatsu.”“Nggak usah. Nanti langsung ke rumah aja, istirahat. Kasihan SHaka diajak kerja juga.”“Nggak kerja lah, cuma temani doang.”“Baiklah. Terserah kamu saja. MAs pergi dulu.”Arin kembali turun setelah bersalaman dengan Kaisar lalu melambaikan tangan melepas kepergian suaminya bekerja. Faktor keuangan yang sedang menurun, membuat Arin harus banyak banyak berdoa dan berusaha. Makanya dia akan menyusul nanti jika sekolah Shaka sudah selesai. Hitung hitung membantu suaminya bekerja. Tentunya dia niatkan beribadah. Biar tidak menimbulkan pertengkaran dan perdebatan jika hasilnya tidak memuaskan.Suara klakson mengagetkan Arin yang sedang berjalan masuk ke dalam ruang tunggu wali murid. Sebenarnya tidak disarankan masuk dan menunggu anaknya, tetapi Arin masih ingin memastikan baik baik saja. Tin!Lagi lagi Arin dibuat kesal karena mobil itu justru membuntutinya jalan ke halaman sekolah, hingga Arin bertambah kesal saat ada Bayu yang di dalamnya“Hai, Rin.” Bayu menyapa dengan senyum

  • Kaya Setelah Dibuang    kesombongan

    “Kenapa dengan Satria? Siapa dia?” tanya Narsih."Teman Shaka, Bu. Dia biasa jahilin Shaka. Nggak hanya saka, yang lain juga. Emang dasar anaknya gitu. Mau marahin juga percuma. Gak bakalan mudeng. Orangtuanya aja gak tahu etitut," adu Arin."Sudah sudah. Kita bicarakan nanti saja. Udah siang ini Shakanya," sela Kaisar yang tidak ingin membahas tentang keburukan orang lain di depan anaknya.Kaisar benar benar mengantar Shaka. Dia meminta Arin untuk menunggu Shaka masuk dan meminta Arin untuk kembali ke mobil."Ada apa sih, Mas?" tanya Arin heran melihat gelagat suaminya yang aneh."Nggak. Shaka udah masuk?""Udah. Barusan udah masuk. Hari ini Satria nggak datang. Aman."Arin mengembuskan napasnya perlahan lalu tersenyum di depan Kaisar."Mas mau tanya apa?""Memang Mas mau tanya?""Hiz! Serius. Mau nanya kali ini sama Arin nggak?""Mau sih. Tapi, kamu harus jawab jujur.""Apa?" tanya Arin serius mendengarkan."Mas mau tanya. Wajah kamu pake formalin ya? Kok awet cantiknya?" kelakar Ka

  • Kaya Setelah Dibuang    Sarapan

    “Kenapa kamu bangunkan Mas kesiangan, Rin? Hari ini Mas akan ke gudang buat cek data yang semalam belum Mas selesaikan,” tanya Kaisar panik saat dibangunkan Arin kesiangan.“Tenang aja. File udah aku cek dan memang ada keanehan di Mellynya. Bukan salah toko atau gudang. Jadi Mas hanya perlu tanyai Melly, kenapa dia sampai berlaku demikian. Kita butuh penjelasan dia mengenai hal ini. Dia harus bertanggung jawab dan Mas harus bisa bertindak bijak. OKe?”Arin memang sudah menyelesaikannya semalam. Dia hanya membereskan beberapa dan itu cukup sangat membantu membuat Kaisar lelap tidur dan puas istirahat sampai pagi.“Ya ampun, begini ini yang kadang bikin Mas nggak mau tidur dulu kalau kerjaan sudah beres. Kamu pasti yang selesaikan. Ya sudah, aku mau mandi dulu. Kamu pasti udah siapkan sarapan, ya?” “Belum. Aku mau sarapan di rumah Ibu bareng kamu.”“Tumben?” tanya Kiasar heran.“Lagi pengin aja. Yuk ah, buruan! Mas mandi, aku mandiin Shaka.”Keduanya gegas beranjak sebelum melakukan ak

  • Kaya Setelah Dibuang    3. pengertian

    “Mas,” panggil Arin.Kaisar yang sedang memeriksa laporan keuangan tempatnya bekerja, menengok sekilas. Wajahnya nampak serius, membuat Arin untung untuk mengatakan perihal kejadian di sekolah tadi.“Kenapa, Rin?” tanya Kaisar saat ia sudah kembali melihat berkas berkasnya dan merasa Arin tidak berkata apapun setelah itu.“Arin bantu ya pekerjaannya?” Arin pun memikirkan untuk membantu saja, daripada mengeluhkan ini itu.“Shaka udah tidur?”“Udah. Boleh ya?”“Ini itu bentar lagi selesai. Ada sedikit perbedaan antara income di aplikasi sama yang Mely tulis.”“Kok bisa?” tanya Arin kaget.Akhir akhir ini memang usahanya agak bermasalah. Selain bisnis yang kian menjamur, juga adanya pesaing yang memakai cara kotor, akhirnya perusahaan pun banyak yang terancam. Meski dalam hal bisnis ini adalah hal yang biasa, tetap saja Arin merasa sedih dan ingin kembali ikut membantu suaminya.“Itulah. Kalau percetakan yang di Gatsu itu nggak lagi beromset banyak, kemungkinan pengurangan karyawan pun h

  • Kaya Setelah Dibuang    3. Mewanti wanti

    “Ma,” panggil Shaka saat kini sudah mulai jam istirahat sekolah.“Udah istirahat, Sayang?”“Udah. Mom nungguin Shaka?” tanya Shaka heran karena melihat Arin yang ada di sekolah. Biasanya Arin akan meninggalkan Shaka di kelas dan Arin akan menyusul Kaisar bekerja. Namun, kali ini ia memang ingin menunggui anaknya itu untuk menjamin keselamatannya.“Iya. Sengaja Mom tunggu, biar nggak ada yang bisa gangguin kamu.”“Hai Shaka, main yuk!” ajak bocah kecil bernama Gendis.“Ma, Shaka main sama Gendis di perosotan sana ya?” tunjuk Shaka pada mainan yang ramai dipenuhi oleh anak anak yang asyik bermain.“Iya. Hati-hati ya, Nak.”Arin melihat dari kejauhan, apa yang sedang dilakukan Shaka. Dia nampak senang anaknya itu punya banyak kawan di sekolah ini. Meski kebanyakan yang berteman dengan Shaka adalah anak-anak perempuan, ia tak masalah. Justru ia merasa lega karena berteman dengan anak perempuan membuatnya merasa aman karena terhindar dari perkelahian antar teman nantinya.Satria mendekati

  • Kaya Setelah Dibuang    aduan

    Ternyata Prameswari hanya mengantar Satria saja. Anak bawaan Bayu itu tidak ditunggui oleh ibunya dan itu adalah hal yang cukup mengagetkan karena setalah Prameswari keluar ruangan, Arin diminta untuk masuk ke dalam ruangan kepala sekolah."Sebenarnya ada hal apa saja yang dipanggil ke ruangan ini?" Tanya Arin heran sekaligus bingung."Maaf jika saya memanggil Ibu secara mendadak dan tiba tiba. Tetapi pas kebetulan ibu berada di sini untuk mengantar, jadi saya berpikir untuk meminta ibu langsung menemui saya di sini.""Tidak masalah. Apa yang sudah terjadi, Pak?""Justru itu hal yang ingin saya tanyakan kepada Ibu Arin. Sebenarnya ada masalah apa ibu dengan orang tua Satria?""Orang tua Satria? Siapa yang sedang Bapak maksud itu?""Bu Prameswari. Beliau tadi melaporkan bahwa, katanya Ibu sudah membuat beliau kesal dengan kata-kata yang tidak patut dan tidak sopan. Jadi, Saya ingin mengetahui masalah apa yang sedang terjadi antara Bu Arin dan Prameswari? Apakah ini karena pertengkar

DMCA.com Protection Status