"Ehem."
Juan hampir saja tertawa lepas saat melihat Devi dengan polosnya mengusap sudut bibirnya. Entah darimana Lisa mendapatkan perempuan itu, jika bukan karena Lisa yang ngotot mau punya anak dengan menggunakan perempuan lain. Juan tidak akan mau menikahi perempuan secara kontrak, yah walaupun dia tau bila Devi hanya mau uangnya saja.
Malam itu Juan dan Devi habiskan sepanjang malam hanya untuk bermain di atas kasur, bahkan Juan hampir tidak ingin berhenti bila tidak ingat hari sudah mulai mau pagi dan ia harus istirahat karena pada pukul sembilan nanti akan ada rapat bersama beberapa kliennya.
Juan pun tersenyum puas dalam tidurnya, rasanya baru kali ini ia merasa sangat puas dengan permainan ranjangnya. Walaupun Devi belum berpengalaman, tapi itu malah membuat Juan merasa beda.
Beda karena dulu Lisa sudah tidak perawan saat menikah dengannya.
Juan tidur dengan Devi di pelukannya di balik selimut tanpa busana.
Devi pun terbangun lebih dulu, namun ia tidak berani bergerak karena dekapan Juan yang erat dan ia pun juga tidak berani membangunkan Juan. Padahal kini perutnya sudah sangat keroncongan karena kelaparan.
Tidak lama kemudian, Juan terbangun dan tersenyum melihat Devi yang masih berada di pelukannya. Lalu mengerutkan dahi saat mendengar bunyi perut Devi yang nyaring minta diisi.
Juan pun melepaskan pelukannya, "kamu lapar?" Tanya Juan.
Devi pun mengangguk malu-malu, ia tidak berani menatap wajah Juan lantaran malu akibat apa yang telah mereka lakukan semalam.
Juan pun bangkit dari kasur lalu mandi secepat mungkin, setelah selesai mandi. Juan mengisi bak mandi dengan air hangat untuk Devi berendam.
Devi menatap bingung Juan yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan itu berjalan kearah kasur.
"Aku tau kamu lapar, tapi kamu harus mandi dulu."
Juan menarik selimut yang menutupi tubuh Devi dan langsung mengangkat tubuh Devi dan membawanya ke kamar mandi.
"Eh!"
Devi yang kaget dengan perbuatan Juan pun sontak langsung memeluk leher Juan dengan erat.
Dengan hati-hati Juan pun meletakkan tubuh Devi di dalam bak mandi. "Berendam sebentar sebelum mandi akan meredakan rasa nyerimu." Ucap Juan lalu keluar dari kamar mandi.
Entah apa yang sudah Juan lakukan pada Devi, karena itu terjadi begitu saja. Padahal dulu saat pertama kali melakukan malam pertama dengan Lisa, pagi harinya ia membiarkan Lisa berada di atas kasur dan meninggalkan perempuan itu melakukan semuanya sendiri.
Tidak seperti yang kali ini ia lakukan pada Devi, mungkin karena dulu Lisa sudah tidak perawan dan saat ini Devi masih perawan. Ah sekarang Devi pun sudah tidak perawan lagi.
Sementara itu di dalam kamar mandi, Devi tengah berendam dengan memikirkan kelakuan Juan. 'Mas Juan baik banget, beruntung Mba Lisa punya suami seperti Mas Juan... Ah tapi saat ini pun aku juga istri Mas Juan. Ingat Devi, hanya istri kontrak!' pikir Devi semrawut.
Benar kata Juan, setelah berendam badannya terasa lebih segar. Devi tidak lagi merasakan pegal di seluruh tubuhnya dan bagian intinya pun sudah tidak sesakit tadi.
Devi pikir Juan akan langsung meninggalkannya setelah semalam mereka melakukan hubungan suami istri, namun nyatanya Devi salah karena Juan ikut tidur bersamanya dan bersikap baik padanya.
Setelah membilas badannya dengan air hangat, Devi keluar kamar mandi dengan jubah mandi berwarna merah muda yang dia pikir milik Lisa itu.
Devi kebingungan saat ingat bahwa ia tidak memiliki pakaian lain selain pakaian yang kini tergeletak di lantai, namun Devi tidak mungkin kembali menggunakan pakaian itu karena pakaian itu sudah robek akibat ulah Juan semalam. Ah mengingat hal itu membuat pipi Devi terasa panas.
"Kamu sudah selesai?" Tanya Juan yang baru saja masuk kamar.
Devi mengangguk pelan.
"Aku sudah menyiapkan sarapan untuk kamu, maaf aku tidak bisa menemani kamu sarapan karena aku harus pergi ke kantor sekarang." Ucap Juan sembari mengenakan pakaian kantornya.
Devi hanya diam mematung karena tidak tau harus mengatakan apa, jujur saja dia sangat bingung dengan situasi ini. Dia merasa Juan terlalu baik padanya, padahal Sesa pernah bilang jika menjadi istri kontrak itu hanya dibutuhkan untuk mengandung anak mereka saja.
"Lisa pasti akan datang sebentar lagi, aku pergi dulu." Pamit Juan meninggalkan Devi.
Devi pun melangkah keluar kamar dan melihat asap mengepul dari atas piring berisi nasi goreng. Membuat Devi langsung buru-buru menghampiri meja pantri untuk segera melahap nasi goreng itu.
Saking laparnya Devi pun makan dengan cepat tanpa sadar bahwa Juan ternyata kembali lagi dan memperhatikan caranya makan yang tidak biasa itu.
"Kamu lapar banget ya?" Tanya Juan pelan.
"Eh Mas Juan--"
"Handphone-ku ketinggalan." Ucap Juan lalu mencari ponselnya dan kembali meninggalkan Apartemen.
Devi merasa malu karena Juan sudah melihatnya makan dengan lahap dan berantakan.
Tidak lama kemudian Lisa datang dengan kantong belanjaan di tangannya. Perempuan itu tersenyum senang melihat Devi hanya menggunakan jubah mandi saja. 'malam pertama mereka pasti berhasil, aku tidak sabar menunggu kabar kehamilannya' batinnya riang.
Devi yang melihat Lisa pun langsung buru-buru bangkit menghampiri Lisa.
"Mba Lisa..."
"Hati-hati, jangan berjalan cepat begitu..." Ucap Lisa panik melihat Devi berjalan cepat kearahnya.
"Eh--"
"Mulai sekarang kamu itu harus hati-hati dalam melakukan banyak hal karena jika kamu hamil nanti aku tidak mau bayinya nanti kenapa-napa." Ucap Lisa membantu Devi untuk duduk di sofa, hal itu membuat Devi kikuk sendiri.
"Aku membawakan kamu pakaian dan makanan, tapi sepertinya kamu sudah sarapan."
Lisa membongkar isi kantong belanjaannya dan menyerahkannya pada Devi.
"Cukup untuk seminggu ke depan." Ucap Lisa.
"Mba--"
"Untuk seminggu ke depan kamu dan Mas Juan akan terus di sini."
Devi hanya tersenyum tidak berdaya karena Lisa yang terus mengatakan banyak hal dan tidak membiarkan Devi buka suara.
Bersambung.
Terimakasih sudah mampir membaca dan jangan lupa subscriber dan berikan love-nya yah ;)
Devi yang melihat Juan baru saja pulang dengan wajah lelah pun langsung menghampirinya dan membantu membawakan tas kerjanya dengan cekatan. Bukan hanya itu, ia bahkan membantu Juan melepaskan jas yang pria itu kenakan.Juan merenggangkan tubuhnya dan melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya, sebenarnya pekerjaannya belum selesai, tapi Lisa sudah menerornya dengan telepon agar cepat pulang ke Apartemen. Mau tidak mau Juan pun harus mengalah dan meninggalkan pekerjaannya agar Lisa tidak lagi menerornya.Saking inginnya punya anak, Lisa bahkan sampai menyuruh Juan untuk libur bekerja agar bisa menghabiskan banyak waktunya di Apartemen bersama Devi. Tapi jika ia benar-benar melakukan itu maka pekerjaannya akan terbengkalai semuanya.Bukannya Juan tidak mau cepat memiliki anak, tapi kan tidak semudah itu membuat anak kan?Jika Lisa memang ingin punya anak dengan waktu singkat, Juan sudah merekomendas
Hari ini Juan benar-benar mengambil hari libur, ia pun sudah memberitahukannya pada Lisa, jadi Lisa pun tidak datang ke Apartemen.Pukul setengah tujuh pagi, Devi tengah berkutat pada kompor tengah memasak tentu saja. Dengan bahan makanan seadanya, Devi membuat soap daging sapi, tahu goreng dan sambal balado udang. Entah Juan akan suka atau tidak dengan makanannya, tapi dalam hati sih Devi berdoa semoga Juan suka dengan masakannya.Rasanya Devi merasa seperti seorang istri sungguhan, tapi bukankah walaupun hanya berstatus kontrak, Devi tetaplah seorang istri sungguhan?Setelah selesai memasak, Devi pun membereskan Apartemen. Dari mulai membereskan dapur bekas ia masak tadi, menyapu, mengepel dan mengelap prabotan. Di rumah dia biasa melakukan hal itu jadi semua itu ia lakukan dengan cepat tanpa merasa kelelahan karena Apartemen itu tidak terlalu luas.Selesai beberes, Devi memutuskan untuk mandi kare
Seharian penuh Juan terus menyentuh Devi dan walaupun merasa lelah tapi Devi menyukai sentuhan Juan. Mereka bahkan melupakan makan siang mereka dan baru mengisi perut saat malam hari, setelah itu mereka kembali saling menyentuh. Ya, kali ini bukan hanya Juan yang menyentuh Devi. Tapi Devi juga ikut menyentuh seluruh tubuh Juan dengan tangan dan bibirnya.Devi merasa seperti seorang perempuan penghibur sungguhan saat ini. Tapi dia tidak peduli, toh bagaimana pun dia menyangkal bahwa dia bukan perempuan penghibur, tapi nyatanya itulah dia sekarang."Kamu sungguh hebat Devi, bahkan Lisa pun tidak bisa melakukan apa yang kamu lakukan." Ujar Juan bangga dengan pelayanan Devi.Devi tersenyum lebar, "jangan keterlaluan memuji Mas Juan... Mba Lisa jelas lebih unggul segalanya.""Tidak, kamu lebih hebat daripada Lisa.""Hm Mas Juan mengatakan itu hanya karena saat ini kita sedang bersama
Kini kehamilan Devi sudah berumur satu bulan dan Lisa semakin overprotektif menjaga Devi dan selalu melarang Devi melakukan ini itu. Hal itu membuat Devi agak jengah karena dia tidak bisa bebas melakukan apapun, bahkan saat akan menuruni tangga pun Lisa akan memapah Devi kayaknya anak-anak.Lisa pun melakukan semua itu hanya untuk menjaga Devi tetap dalam kondisi aman. Lisa begitu takut kehilangan bayi dalam kandungan Devi, walaupun dokter sudah mengatakan bahwa kandungan Devi baik-baik saja dan sangat sehat."Selamat tidur sayang, mimpi indah, jangan nakal di dalam sana ya." Ucap Lisa sembari mengusap perut rata Devi. Hal itu selalu Lisa lakukan setiap malam sebelum Devi tidur, Lisa bahkan menunggui Devi di kamar sampai tidur. Perempuan itu akan keluar hanya bisa Devi sudah tidur pulas, seperti saat ini.Lisa keluar kamar Devi dan mendapati Juan yang baru saja pulang."Mas sudah pulang?" Tanya Lisa.
Pagi harinya, Devi bangun begitu pagi dan langsung membereskan seprei yang berantakan. Takut Lisa keburu datang dan bertanya-tanya bagaimana cara tidurnya sampai seprei bisa sebentar akankah itu.Setelah membereskan tempat tidur, Devi pun langsung mandi. Baru saja selesai mandi, Lisa sudah datang ke kamarnya seperti biasa."Mba Lisa." Sapa Devi dengan senyuman seperti hari biasa.Lisa pun balas tersenyum, namun kali ini tidak selebar biasanya. "Kamu sudah mandi, mau kemana?""Em itu kan kemarin aku sudah izin sama Mba Lisa kalau hari ini aku mau ke rumah sakit..."Ya, Devi sudah mengatakan pada Lisa bahwa dia memiliki seorang Nenek yang tengah sakit dan dirawat di rumah sakit."Aku akan menemani kamu." Ucap Lisa."Tapi---""Tidak ada tapi-tapian, aku tidak mau kalau sampai kamu ceroboh dan membahayakan anakku na
"Mama!"Lisa tanpa sadar berseru kaget saat melihat Ibu mertuanya ada di dalam rumahnya dan tengah membantu Mbok Desi masak.Perempuan paruh baya itu tersenyum lalu menyambut menantunya dalam pelukan. "Kamu apa kabar sayang? Sudah lama kamu tidak main ke rumah, Mama merindukanmu."Biasanya, Lisa memang selalu datang ke rumah Ibu mertuanya itu seminggu sekali rutin. Tapi semenjak ia mengetahui bahwa Devi hamil, Lisa jadi melupakan kebiasaannya itu."Em maaf Ma, Lisa agak sibuk akhir-akhir ini.""Ya, tidak apa-apa... Mama mengerti kok, Juan sudah menceritakan semuanya dan Mama sangat bahagia akhirnya kalian akan punya anak." Ungkap perempuan itu antusias.Sebelum datang ke rumah itu, ia sudah lebih dulu menelpon Juan dan menanyakan kenapa Lisa tidak pernah datang ke rumahnya beberapa minggu ini dan Juan berkata bahwa Lisa tengah istirahat di rumah lantaran teng
Juan baru pulang kerumahnya saat tengah malam tiba, rasanya tubuhnya pegal semua karena pekerjaan yang begitu banyak. Kebiasaan Bos bila akhir bulan pasti kerjaan numpuk, jika tidak di kerjakan ya sudah pasti tidak akan kelar. Yah walaupun sebenarnya Juan bisa saja mengandalkan sekretarisnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi Juan bukan orang yang selalu mengandalkan orang lain dan hanya menikmati hasilnya saja.Rumah tentu saja sudah sepi, Devi dan Lisa tentu saja pasti sudah tidur."Mau di siapkan sesuatu Tuan?" Tanya Mbok Desi.Juan menggelengkan kepalanya pelan, "tidak perlu Mbok...""Ya sudah kalau begitu Mbok Desi pamit kembali kebelakang." Pamit Mbok Desi lalu kembali ke kamarnya.Juan pun naik ke lantai atas dan memasuki kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur begitu saja tanpa membersihkan diri terlebih dahulu ia pun langsung tidur.
"Bagaimana keadaan Devi?" Tanya Juan panik.Dia baru saja sampai dirumah sakit karena Devi masuk rumah sakit akibat jatuh dari lantai kamar mandi. Saat ini kehamilan Devi sudah memasuki bulan ke tiga."Tidak tau, dokter masih memeriksanya." Balas Lisa seraya memeluk Juan.Lima menit kemudian, dokter keluar dari ruang UGD."Dokter bagaimana keadaan bayi kami?" Tanya Lisa berbarengan dengan Juan.Dokter itu menghela napas dan tersenyum ramah. "Kalian jangan khawatir, bayi dalam kandungan Ibu Devi sangat kuat. Jadi tidak terjadi apa-apa dengannya."Lisa dan Juan menghela napas lega mendengar ucapan sang dokter."Kami akan memindahkan Ibu Devi ke ruang rawat dulu, setelah itu baru kalian bisa menemuinya." Ujar Dokter itu lagi lalu kembali masuk ruang UGD."Syukurlah Mas, anak kita selamat... Aku sangat takut tadi saat mel
[ Lisa Pov ]"Lisa siapa dia?""Dia adik sepupuku Mba.""Adik sepupumu? Apa dia Devi? Mama Olivia pernah bilang sama aku kalau kamu ajak sepupu jauhmu untuk tinggal di rumahmu selama kamu hamil?" tanya Mba Santika beruntun. Mba Santika adalah kakak pertama dari Mas Juan.Aku tersenyum dan mengangguk lalu membalas. "Iya Mba, itu benar.""Kamu tidak takut nih Lisa, bawa sepupu perempuan tinggal bersamamu?" tanyanya lagi.Aku pun menggelengkan kepalaku. "Tidak Mba, memangnya aku harus takut apa?""Ituloh, sekarang kan jamannya pelakor... Takutnya nanti dia nikung kamu kan." ucapan Mba Santika dengan mata yang melirik Devi di ruang makan.Mba Santika memang datang saat kami tengah makan siang.Aku tersenyum lebar untuk menanggapi ucapan Mba Santika tadi. Walaupun aku juga takut akan hal itu, tapi aku
[ Devi POV ]"Aku menyukaimu."Aku tersenyum masam setiap mendengar Mas Juan mengatakan dua kata itu. 'Aku menyukaimu'. Aku tau, Mas Juan menyukaiku, lebih tepatnya menyukai tubuh ini."Devi.""Aku tau Mas.""Aku benar-benar menyukai kamu Devi.""Mas Juan sudah mengatakan itu berulang-ulang kali loh.""Itu karena kamu tidak percaya kalau aku benar-benar menyukai kamu, Devi.""Aku percaya kok, sebaiknya Mas Juan cepat pergi dari sini sebelum Mba Lisa datang menjemputku."Aku mendorong tubuh Mas Juan keluar dari ruang rawatku. Menghela napas panjang lalu duduk di atas tempat tidur.Tidak terasa kini kandunganku sudah berumur tiga bulan, kurang dari enam bulan lagi akan lahir bayi mungil itu. Aku mengusap perutku lembut, sayang sekali setelah lahir kami harus berpisah karena bayi
"Bagaimana keadaan Devi?" Tanya Juan panik.Dia baru saja sampai dirumah sakit karena Devi masuk rumah sakit akibat jatuh dari lantai kamar mandi. Saat ini kehamilan Devi sudah memasuki bulan ke tiga."Tidak tau, dokter masih memeriksanya." Balas Lisa seraya memeluk Juan.Lima menit kemudian, dokter keluar dari ruang UGD."Dokter bagaimana keadaan bayi kami?" Tanya Lisa berbarengan dengan Juan.Dokter itu menghela napas dan tersenyum ramah. "Kalian jangan khawatir, bayi dalam kandungan Ibu Devi sangat kuat. Jadi tidak terjadi apa-apa dengannya."Lisa dan Juan menghela napas lega mendengar ucapan sang dokter."Kami akan memindahkan Ibu Devi ke ruang rawat dulu, setelah itu baru kalian bisa menemuinya." Ujar Dokter itu lagi lalu kembali masuk ruang UGD."Syukurlah Mas, anak kita selamat... Aku sangat takut tadi saat mel
Juan baru pulang kerumahnya saat tengah malam tiba, rasanya tubuhnya pegal semua karena pekerjaan yang begitu banyak. Kebiasaan Bos bila akhir bulan pasti kerjaan numpuk, jika tidak di kerjakan ya sudah pasti tidak akan kelar. Yah walaupun sebenarnya Juan bisa saja mengandalkan sekretarisnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi Juan bukan orang yang selalu mengandalkan orang lain dan hanya menikmati hasilnya saja.Rumah tentu saja sudah sepi, Devi dan Lisa tentu saja pasti sudah tidur."Mau di siapkan sesuatu Tuan?" Tanya Mbok Desi.Juan menggelengkan kepalanya pelan, "tidak perlu Mbok...""Ya sudah kalau begitu Mbok Desi pamit kembali kebelakang." Pamit Mbok Desi lalu kembali ke kamarnya.Juan pun naik ke lantai atas dan memasuki kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur begitu saja tanpa membersihkan diri terlebih dahulu ia pun langsung tidur.
"Mama!"Lisa tanpa sadar berseru kaget saat melihat Ibu mertuanya ada di dalam rumahnya dan tengah membantu Mbok Desi masak.Perempuan paruh baya itu tersenyum lalu menyambut menantunya dalam pelukan. "Kamu apa kabar sayang? Sudah lama kamu tidak main ke rumah, Mama merindukanmu."Biasanya, Lisa memang selalu datang ke rumah Ibu mertuanya itu seminggu sekali rutin. Tapi semenjak ia mengetahui bahwa Devi hamil, Lisa jadi melupakan kebiasaannya itu."Em maaf Ma, Lisa agak sibuk akhir-akhir ini.""Ya, tidak apa-apa... Mama mengerti kok, Juan sudah menceritakan semuanya dan Mama sangat bahagia akhirnya kalian akan punya anak." Ungkap perempuan itu antusias.Sebelum datang ke rumah itu, ia sudah lebih dulu menelpon Juan dan menanyakan kenapa Lisa tidak pernah datang ke rumahnya beberapa minggu ini dan Juan berkata bahwa Lisa tengah istirahat di rumah lantaran teng
Pagi harinya, Devi bangun begitu pagi dan langsung membereskan seprei yang berantakan. Takut Lisa keburu datang dan bertanya-tanya bagaimana cara tidurnya sampai seprei bisa sebentar akankah itu.Setelah membereskan tempat tidur, Devi pun langsung mandi. Baru saja selesai mandi, Lisa sudah datang ke kamarnya seperti biasa."Mba Lisa." Sapa Devi dengan senyuman seperti hari biasa.Lisa pun balas tersenyum, namun kali ini tidak selebar biasanya. "Kamu sudah mandi, mau kemana?""Em itu kan kemarin aku sudah izin sama Mba Lisa kalau hari ini aku mau ke rumah sakit..."Ya, Devi sudah mengatakan pada Lisa bahwa dia memiliki seorang Nenek yang tengah sakit dan dirawat di rumah sakit."Aku akan menemani kamu." Ucap Lisa."Tapi---""Tidak ada tapi-tapian, aku tidak mau kalau sampai kamu ceroboh dan membahayakan anakku na
Kini kehamilan Devi sudah berumur satu bulan dan Lisa semakin overprotektif menjaga Devi dan selalu melarang Devi melakukan ini itu. Hal itu membuat Devi agak jengah karena dia tidak bisa bebas melakukan apapun, bahkan saat akan menuruni tangga pun Lisa akan memapah Devi kayaknya anak-anak.Lisa pun melakukan semua itu hanya untuk menjaga Devi tetap dalam kondisi aman. Lisa begitu takut kehilangan bayi dalam kandungan Devi, walaupun dokter sudah mengatakan bahwa kandungan Devi baik-baik saja dan sangat sehat."Selamat tidur sayang, mimpi indah, jangan nakal di dalam sana ya." Ucap Lisa sembari mengusap perut rata Devi. Hal itu selalu Lisa lakukan setiap malam sebelum Devi tidur, Lisa bahkan menunggui Devi di kamar sampai tidur. Perempuan itu akan keluar hanya bisa Devi sudah tidur pulas, seperti saat ini.Lisa keluar kamar Devi dan mendapati Juan yang baru saja pulang."Mas sudah pulang?" Tanya Lisa.
Seharian penuh Juan terus menyentuh Devi dan walaupun merasa lelah tapi Devi menyukai sentuhan Juan. Mereka bahkan melupakan makan siang mereka dan baru mengisi perut saat malam hari, setelah itu mereka kembali saling menyentuh. Ya, kali ini bukan hanya Juan yang menyentuh Devi. Tapi Devi juga ikut menyentuh seluruh tubuh Juan dengan tangan dan bibirnya.Devi merasa seperti seorang perempuan penghibur sungguhan saat ini. Tapi dia tidak peduli, toh bagaimana pun dia menyangkal bahwa dia bukan perempuan penghibur, tapi nyatanya itulah dia sekarang."Kamu sungguh hebat Devi, bahkan Lisa pun tidak bisa melakukan apa yang kamu lakukan." Ujar Juan bangga dengan pelayanan Devi.Devi tersenyum lebar, "jangan keterlaluan memuji Mas Juan... Mba Lisa jelas lebih unggul segalanya.""Tidak, kamu lebih hebat daripada Lisa.""Hm Mas Juan mengatakan itu hanya karena saat ini kita sedang bersama
Hari ini Juan benar-benar mengambil hari libur, ia pun sudah memberitahukannya pada Lisa, jadi Lisa pun tidak datang ke Apartemen.Pukul setengah tujuh pagi, Devi tengah berkutat pada kompor tengah memasak tentu saja. Dengan bahan makanan seadanya, Devi membuat soap daging sapi, tahu goreng dan sambal balado udang. Entah Juan akan suka atau tidak dengan makanannya, tapi dalam hati sih Devi berdoa semoga Juan suka dengan masakannya.Rasanya Devi merasa seperti seorang istri sungguhan, tapi bukankah walaupun hanya berstatus kontrak, Devi tetaplah seorang istri sungguhan?Setelah selesai memasak, Devi pun membereskan Apartemen. Dari mulai membereskan dapur bekas ia masak tadi, menyapu, mengepel dan mengelap prabotan. Di rumah dia biasa melakukan hal itu jadi semua itu ia lakukan dengan cepat tanpa merasa kelelahan karena Apartemen itu tidak terlalu luas.Selesai beberes, Devi memutuskan untuk mandi kare