Kini kehamilan Devi sudah berumur satu bulan dan Lisa semakin overprotektif menjaga Devi dan selalu melarang Devi melakukan ini itu. Hal itu membuat Devi agak jengah karena dia tidak bisa bebas melakukan apapun, bahkan saat akan menuruni tangga pun Lisa akan memapah Devi kayaknya anak-anak.
Lisa pun melakukan semua itu hanya untuk menjaga Devi tetap dalam kondisi aman. Lisa begitu takut kehilangan bayi dalam kandungan Devi, walaupun dokter sudah mengatakan bahwa kandungan Devi baik-baik saja dan sangat sehat.
"Selamat tidur sayang, mimpi indah, jangan nakal di dalam sana ya." Ucap Lisa sembari mengusap perut rata Devi. Hal itu selalu Lisa lakukan setiap malam sebelum Devi tidur, Lisa bahkan menunggui Devi di kamar sampai tidur. Perempuan itu akan keluar hanya bisa Devi sudah tidur pulas, seperti saat ini.
Lisa keluar kamar Devi dan mendapati Juan yang baru saja pulang.
"Mas sudah pulang?" Tanya Lisa.
Juan mengangguk, "Devi sudah tidur?" Tanya Juan balik.
Lisa tersenyum lebar, "ya Mas... Dia baru saja tidur. Kamu harus lihat hasil USG bayi kita tadi Mas."
Juan hanya pasrah saat Lisa menariknya masuk ke dalam kamar mereka untuk menunjukkan hasil USG kandungan Devi tadi siang.
Sejak Devi dinyatakan hamil anaknya, Juan pikir Lisa menjadi sangat antusias dan bersemangat. Padahal Devi baru hamil satu bulan, tapi sudah banyak daster Ibu hamil yang Lisa beli untuk Devi.
°°°
Devi terbangun di tengah malam karena kehausan, ia pun memutuskan untuk keluar kamar dan turun ke lantai dasar untuk mengambil air minum.
Devi mengambil gelas dari rak khusus tempat menyimpan gelas dan berjalan santai menuju dispenser untuk mengambil minum. Setelah selesai minum, Devi pun kembali naik ke lantai atas untuk kembali ke kamarnya.
Baru saja ia merebahkan dirinya di atas kasur dan memejamkan matanya, ia tiba-tiba mendengar bunyi pintu kamar yang kembali dibuka. Ya, dia memang tidak pernah sekali pun mengunci pintu kamarnya saat tidur karena itu dilarang oleh Lisa.
Devi pikir itu adalah Lisa, namun anehnya kenapa perempuan itu tidak bersuara dan untuk apa pula Lisa datang ke dalam kamarnya di tengah malam begini?
Apa perempuan itu tau bila ia tadi turun ke lantai dasar untuk mengambil air minum?
"Aku tau kamu belum tidur Devi."
Sontak Devi langsung membuka matanya saat mendengar suara Juan di samping kasurnya.
"Mas Juan ngapain disini? Aku pikir Mba Lisa tadi." Ucap Devi.
"Aku kangen sama kamu, memangnya kamu tidak kangen sama aku? Sejak Lisa tau kamu hamil, aku tidak di perbolehkan lagi untuk menyentuhmu... Padahal aku sangat ingin menyentuhmu seperti ini..." Ungkap Juan sembari meremas kasar dada Devi.
"Ugh Mas Juan jangan aneh aneh deh, kalau Mba Lisa tau Mas Juan disini bagaimana?" Tanya Devi. Memang sejak pindah ke rumah besar Juan, pria itu tidak lagi menyentuhnya.
"Mas Juan mau ngapain?!" Tanya Devi panik saat Juan tiba-tiba saja merangkak naik keatas tubuhnya dan menindihnya, bisa Devi rasakan sesuatu yang keras menusuk perutnya saat ini.
Juan memegang tangan Devi, "tentu saja melakukan yang aku inginkan." Balas Juan santai.
"Mas Juan tidak boleh melakukan itu, aku kan sudah hamil." Ucap Devi. Lagi pula dalam surat perjanjian itu di jelaskan bahwa Juan hanya akan menyentuhnya sampai Devi hamil saja.
"Memangnya kenapa kalau kamu sudah hamil?" Tanya Juan.
"Mas Juan lupa sama isi surat perjanjian kontrak kita?" Tanya Devi balik.
Juan menggelengkan kepalanya. "Aku ingat, tapi aku tidak peduli. Selama kamu masih menjadi istriku, maka kamu wajib melayaniku dengan baik."
"Tapi Mas--"
Devi tidak jadi melanjutkan ucapannya saat Juan langsung mendaratkan ciuman di bibirnya.
Yah, Juan benar. Selama Devi masih istri Juan walaupun hanya sekedar kontrak, tapi dia tidak berhak menolak melayani Juan. Tapi bagaimana dengan surat perjanjian itu?
"Mas--"
Devi pun pasrah dan memilih menikmati sentuhan Juan di setiap inci tubuhnya. Devi sebenarnya juga mendambakan sentuhan Juan, bahkan hampir setiap malam ia akan bermimpi di sentuh oleh Juan.
"Kamu juga menginginkan ini kan?" Tanya Juan.
"Mas kalau Mba Lisa bangun dan mencarimu bagaimana?" Tanya Devi tanpa membalas pertanyaan Juan karena ia akan malu jika berkata jujur.
"Dia itu tidurnya mirip kerbau, jadi tidak akan bangun bila belum pagi." Balas Juan.
"Ugh Mas--- lebih cepat aku mau sampai." Desah Devi.
Juan pun menuruti kemauan Devi dengan mempercepat permainannya karena dirinya pun akan mendapatkan pelepasannya. Setelah keduanya sama-sama mendapatkan pelepasan bersama, Juan menjatuhkan diri disebelah Devi sembari mengatur napasnya.
"Kamu selalu bisa mengimbangi aku, Devi. Berbeda dengan Lisa yang cepat datang." Gumam Juan tersenyum puas akhirnya ia bisa menyentuh Devi juga setelah tiga Minggu menginginkan perempuan itu.
"Kalau saja kamu saat ini sedang tidak hamil anakku, aku pasti sudah kembali memasukimu lagi." Lanjut Juan sembari meraba milik Devi.
"Mas, sebaiknya kamu kembali ke kamarmu sana... Nanti Mba Lisa bangun dan sadar kamu tidak ada." Ucap Devi.
Juan sebenarnya tidak mau kembali ke kamarnya, tapi dia tetap harus kembali walaupun tidak ingin.
Tanpa mereka sadari, Lisa mengetahui apa yang sudah Juan dan Devi lakukan. Seperti Devi, Lisa juga terbangun karena kehausan dan kebingungan saat mendapati dirinya tidur seorang diri. Lisa pun mencari Juan di kamar mandi dan lantai dasar, tapi tidak menemukan Juan dan saat akan kembali ke kamarnya. Lisa tidak sengaja mendengar suara desahan Juan, dengan pelan dia membuka pintu kamar Devi dan mendapati mereka tengah berhubungan badan.
Padahal dalam perjanjian surat kontrak perjanjian mereka tertera jelas bahwa mereka tidak lagi boleh melakukan hubungan suami istri setelah Devi hamil?
Tapi apa ini?
Dan ini semua berawal dari Lisa yang sangat ingin punya anak dari perempuan lain kan?
Bersambung dulu yah ;)
Terimakasih sudah mampir membaca cerita 'Kawin Kontrak'
Jangan lupa subscriber dan berikan love untuk bab ini yah ;)
Pagi harinya, Devi bangun begitu pagi dan langsung membereskan seprei yang berantakan. Takut Lisa keburu datang dan bertanya-tanya bagaimana cara tidurnya sampai seprei bisa sebentar akankah itu.Setelah membereskan tempat tidur, Devi pun langsung mandi. Baru saja selesai mandi, Lisa sudah datang ke kamarnya seperti biasa."Mba Lisa." Sapa Devi dengan senyuman seperti hari biasa.Lisa pun balas tersenyum, namun kali ini tidak selebar biasanya. "Kamu sudah mandi, mau kemana?""Em itu kan kemarin aku sudah izin sama Mba Lisa kalau hari ini aku mau ke rumah sakit..."Ya, Devi sudah mengatakan pada Lisa bahwa dia memiliki seorang Nenek yang tengah sakit dan dirawat di rumah sakit."Aku akan menemani kamu." Ucap Lisa."Tapi---""Tidak ada tapi-tapian, aku tidak mau kalau sampai kamu ceroboh dan membahayakan anakku na
"Mama!"Lisa tanpa sadar berseru kaget saat melihat Ibu mertuanya ada di dalam rumahnya dan tengah membantu Mbok Desi masak.Perempuan paruh baya itu tersenyum lalu menyambut menantunya dalam pelukan. "Kamu apa kabar sayang? Sudah lama kamu tidak main ke rumah, Mama merindukanmu."Biasanya, Lisa memang selalu datang ke rumah Ibu mertuanya itu seminggu sekali rutin. Tapi semenjak ia mengetahui bahwa Devi hamil, Lisa jadi melupakan kebiasaannya itu."Em maaf Ma, Lisa agak sibuk akhir-akhir ini.""Ya, tidak apa-apa... Mama mengerti kok, Juan sudah menceritakan semuanya dan Mama sangat bahagia akhirnya kalian akan punya anak." Ungkap perempuan itu antusias.Sebelum datang ke rumah itu, ia sudah lebih dulu menelpon Juan dan menanyakan kenapa Lisa tidak pernah datang ke rumahnya beberapa minggu ini dan Juan berkata bahwa Lisa tengah istirahat di rumah lantaran teng
Juan baru pulang kerumahnya saat tengah malam tiba, rasanya tubuhnya pegal semua karena pekerjaan yang begitu banyak. Kebiasaan Bos bila akhir bulan pasti kerjaan numpuk, jika tidak di kerjakan ya sudah pasti tidak akan kelar. Yah walaupun sebenarnya Juan bisa saja mengandalkan sekretarisnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi Juan bukan orang yang selalu mengandalkan orang lain dan hanya menikmati hasilnya saja.Rumah tentu saja sudah sepi, Devi dan Lisa tentu saja pasti sudah tidur."Mau di siapkan sesuatu Tuan?" Tanya Mbok Desi.Juan menggelengkan kepalanya pelan, "tidak perlu Mbok...""Ya sudah kalau begitu Mbok Desi pamit kembali kebelakang." Pamit Mbok Desi lalu kembali ke kamarnya.Juan pun naik ke lantai atas dan memasuki kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur begitu saja tanpa membersihkan diri terlebih dahulu ia pun langsung tidur.
"Bagaimana keadaan Devi?" Tanya Juan panik.Dia baru saja sampai dirumah sakit karena Devi masuk rumah sakit akibat jatuh dari lantai kamar mandi. Saat ini kehamilan Devi sudah memasuki bulan ke tiga."Tidak tau, dokter masih memeriksanya." Balas Lisa seraya memeluk Juan.Lima menit kemudian, dokter keluar dari ruang UGD."Dokter bagaimana keadaan bayi kami?" Tanya Lisa berbarengan dengan Juan.Dokter itu menghela napas dan tersenyum ramah. "Kalian jangan khawatir, bayi dalam kandungan Ibu Devi sangat kuat. Jadi tidak terjadi apa-apa dengannya."Lisa dan Juan menghela napas lega mendengar ucapan sang dokter."Kami akan memindahkan Ibu Devi ke ruang rawat dulu, setelah itu baru kalian bisa menemuinya." Ujar Dokter itu lagi lalu kembali masuk ruang UGD."Syukurlah Mas, anak kita selamat... Aku sangat takut tadi saat mel
[ Devi POV ]"Aku menyukaimu."Aku tersenyum masam setiap mendengar Mas Juan mengatakan dua kata itu. 'Aku menyukaimu'. Aku tau, Mas Juan menyukaiku, lebih tepatnya menyukai tubuh ini."Devi.""Aku tau Mas.""Aku benar-benar menyukai kamu Devi.""Mas Juan sudah mengatakan itu berulang-ulang kali loh.""Itu karena kamu tidak percaya kalau aku benar-benar menyukai kamu, Devi.""Aku percaya kok, sebaiknya Mas Juan cepat pergi dari sini sebelum Mba Lisa datang menjemputku."Aku mendorong tubuh Mas Juan keluar dari ruang rawatku. Menghela napas panjang lalu duduk di atas tempat tidur.Tidak terasa kini kandunganku sudah berumur tiga bulan, kurang dari enam bulan lagi akan lahir bayi mungil itu. Aku mengusap perutku lembut, sayang sekali setelah lahir kami harus berpisah karena bayi
[ Lisa Pov ]"Lisa siapa dia?""Dia adik sepupuku Mba.""Adik sepupumu? Apa dia Devi? Mama Olivia pernah bilang sama aku kalau kamu ajak sepupu jauhmu untuk tinggal di rumahmu selama kamu hamil?" tanya Mba Santika beruntun. Mba Santika adalah kakak pertama dari Mas Juan.Aku tersenyum dan mengangguk lalu membalas. "Iya Mba, itu benar.""Kamu tidak takut nih Lisa, bawa sepupu perempuan tinggal bersamamu?" tanyanya lagi.Aku pun menggelengkan kepalaku. "Tidak Mba, memangnya aku harus takut apa?""Ituloh, sekarang kan jamannya pelakor... Takutnya nanti dia nikung kamu kan." ucapan Mba Santika dengan mata yang melirik Devi di ruang makan.Mba Santika memang datang saat kami tengah makan siang.Aku tersenyum lebar untuk menanggapi ucapan Mba Santika tadi. Walaupun aku juga takut akan hal itu, tapi aku
Kawin kontrak Bab 1, Cek kesehatan "Kamu yakin mau melakukan kawin kontrak ini?" Devi mengangguk tanpa ragu sekali pun, ia sudah memikirkan matang-matang bahwa ia akan melakukan apa pun itu untuk kesembuhan neneknya yang saat ini tengah sakit. Nenek Sumi adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki, ah maksudnya satu-satunya keluarga yang masih peduli dengan Devi. Karena semenjak Ibu dan Ayahnya bercerai, hanya Nenek Sumilah yang peduli dan merawat Devi. "Tapi Dev, kamu itu belum berpengalaman loh..." Devi tersenyum masam menatap temannya yang dia kenal beberapa bulan yang lalu itu. Dia tau maksud dari temannya itu, tapi dia sudah putus asa lantaran susahnya mencari pekerjaan dengan modal ijazah SMA. Devi menghela napas, tidak apalah ia mengorbankan masa depannya untuk orang yang sangat dia sayangi. Menikah dengan orang asing memang bukan perkara mudah, apalagi
Devi mengecek ponselnya dengan gelisah, ia berdiri tidak nyaman di tepi jalan menunggu Lisa menjemputnya. Setelah Lisa menghubunginya bahwa semuanya baik-baik saja dan pernikahan kontrak itu akan segera dilakukan, Devi langsung menghubungi Sesa untuk mengatakan kabar itu dan Sesa pun senang dengan hasilnya dan menyemangati Devi.Kini sudah dua hari sejak hari itu dan pernikahan kontrak itu akan dilakukan pada hari ini juga."Semua akan baik-baik saja Devi, kamu hanya perlu menikah lalu melahirkan anaknya... Setelah itu aku akan bebas kembali." Ujar Devi menyemangati dirinya sendiri.Walaupun sebenarnya dia merasa agak takut, ah ketimbang takut, Devi lebih merasa gugup. Dia sadar, itu bukan pernikahan sungguhan, tapi Devi tetap merasa gugup.Sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya lalu sang pemilik mobil itu pun membuka kaca mobilnya dan berkata. "Devi ayo naik, penghulu sudah menunggu."&nbs
[ Lisa Pov ]"Lisa siapa dia?""Dia adik sepupuku Mba.""Adik sepupumu? Apa dia Devi? Mama Olivia pernah bilang sama aku kalau kamu ajak sepupu jauhmu untuk tinggal di rumahmu selama kamu hamil?" tanya Mba Santika beruntun. Mba Santika adalah kakak pertama dari Mas Juan.Aku tersenyum dan mengangguk lalu membalas. "Iya Mba, itu benar.""Kamu tidak takut nih Lisa, bawa sepupu perempuan tinggal bersamamu?" tanyanya lagi.Aku pun menggelengkan kepalaku. "Tidak Mba, memangnya aku harus takut apa?""Ituloh, sekarang kan jamannya pelakor... Takutnya nanti dia nikung kamu kan." ucapan Mba Santika dengan mata yang melirik Devi di ruang makan.Mba Santika memang datang saat kami tengah makan siang.Aku tersenyum lebar untuk menanggapi ucapan Mba Santika tadi. Walaupun aku juga takut akan hal itu, tapi aku
[ Devi POV ]"Aku menyukaimu."Aku tersenyum masam setiap mendengar Mas Juan mengatakan dua kata itu. 'Aku menyukaimu'. Aku tau, Mas Juan menyukaiku, lebih tepatnya menyukai tubuh ini."Devi.""Aku tau Mas.""Aku benar-benar menyukai kamu Devi.""Mas Juan sudah mengatakan itu berulang-ulang kali loh.""Itu karena kamu tidak percaya kalau aku benar-benar menyukai kamu, Devi.""Aku percaya kok, sebaiknya Mas Juan cepat pergi dari sini sebelum Mba Lisa datang menjemputku."Aku mendorong tubuh Mas Juan keluar dari ruang rawatku. Menghela napas panjang lalu duduk di atas tempat tidur.Tidak terasa kini kandunganku sudah berumur tiga bulan, kurang dari enam bulan lagi akan lahir bayi mungil itu. Aku mengusap perutku lembut, sayang sekali setelah lahir kami harus berpisah karena bayi
"Bagaimana keadaan Devi?" Tanya Juan panik.Dia baru saja sampai dirumah sakit karena Devi masuk rumah sakit akibat jatuh dari lantai kamar mandi. Saat ini kehamilan Devi sudah memasuki bulan ke tiga."Tidak tau, dokter masih memeriksanya." Balas Lisa seraya memeluk Juan.Lima menit kemudian, dokter keluar dari ruang UGD."Dokter bagaimana keadaan bayi kami?" Tanya Lisa berbarengan dengan Juan.Dokter itu menghela napas dan tersenyum ramah. "Kalian jangan khawatir, bayi dalam kandungan Ibu Devi sangat kuat. Jadi tidak terjadi apa-apa dengannya."Lisa dan Juan menghela napas lega mendengar ucapan sang dokter."Kami akan memindahkan Ibu Devi ke ruang rawat dulu, setelah itu baru kalian bisa menemuinya." Ujar Dokter itu lagi lalu kembali masuk ruang UGD."Syukurlah Mas, anak kita selamat... Aku sangat takut tadi saat mel
Juan baru pulang kerumahnya saat tengah malam tiba, rasanya tubuhnya pegal semua karena pekerjaan yang begitu banyak. Kebiasaan Bos bila akhir bulan pasti kerjaan numpuk, jika tidak di kerjakan ya sudah pasti tidak akan kelar. Yah walaupun sebenarnya Juan bisa saja mengandalkan sekretarisnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tapi Juan bukan orang yang selalu mengandalkan orang lain dan hanya menikmati hasilnya saja.Rumah tentu saja sudah sepi, Devi dan Lisa tentu saja pasti sudah tidur."Mau di siapkan sesuatu Tuan?" Tanya Mbok Desi.Juan menggelengkan kepalanya pelan, "tidak perlu Mbok...""Ya sudah kalau begitu Mbok Desi pamit kembali kebelakang." Pamit Mbok Desi lalu kembali ke kamarnya.Juan pun naik ke lantai atas dan memasuki kamarnya dan langsung merebahkan dirinya di atas kasur begitu saja tanpa membersihkan diri terlebih dahulu ia pun langsung tidur.
"Mama!"Lisa tanpa sadar berseru kaget saat melihat Ibu mertuanya ada di dalam rumahnya dan tengah membantu Mbok Desi masak.Perempuan paruh baya itu tersenyum lalu menyambut menantunya dalam pelukan. "Kamu apa kabar sayang? Sudah lama kamu tidak main ke rumah, Mama merindukanmu."Biasanya, Lisa memang selalu datang ke rumah Ibu mertuanya itu seminggu sekali rutin. Tapi semenjak ia mengetahui bahwa Devi hamil, Lisa jadi melupakan kebiasaannya itu."Em maaf Ma, Lisa agak sibuk akhir-akhir ini.""Ya, tidak apa-apa... Mama mengerti kok, Juan sudah menceritakan semuanya dan Mama sangat bahagia akhirnya kalian akan punya anak." Ungkap perempuan itu antusias.Sebelum datang ke rumah itu, ia sudah lebih dulu menelpon Juan dan menanyakan kenapa Lisa tidak pernah datang ke rumahnya beberapa minggu ini dan Juan berkata bahwa Lisa tengah istirahat di rumah lantaran teng
Pagi harinya, Devi bangun begitu pagi dan langsung membereskan seprei yang berantakan. Takut Lisa keburu datang dan bertanya-tanya bagaimana cara tidurnya sampai seprei bisa sebentar akankah itu.Setelah membereskan tempat tidur, Devi pun langsung mandi. Baru saja selesai mandi, Lisa sudah datang ke kamarnya seperti biasa."Mba Lisa." Sapa Devi dengan senyuman seperti hari biasa.Lisa pun balas tersenyum, namun kali ini tidak selebar biasanya. "Kamu sudah mandi, mau kemana?""Em itu kan kemarin aku sudah izin sama Mba Lisa kalau hari ini aku mau ke rumah sakit..."Ya, Devi sudah mengatakan pada Lisa bahwa dia memiliki seorang Nenek yang tengah sakit dan dirawat di rumah sakit."Aku akan menemani kamu." Ucap Lisa."Tapi---""Tidak ada tapi-tapian, aku tidak mau kalau sampai kamu ceroboh dan membahayakan anakku na
Kini kehamilan Devi sudah berumur satu bulan dan Lisa semakin overprotektif menjaga Devi dan selalu melarang Devi melakukan ini itu. Hal itu membuat Devi agak jengah karena dia tidak bisa bebas melakukan apapun, bahkan saat akan menuruni tangga pun Lisa akan memapah Devi kayaknya anak-anak.Lisa pun melakukan semua itu hanya untuk menjaga Devi tetap dalam kondisi aman. Lisa begitu takut kehilangan bayi dalam kandungan Devi, walaupun dokter sudah mengatakan bahwa kandungan Devi baik-baik saja dan sangat sehat."Selamat tidur sayang, mimpi indah, jangan nakal di dalam sana ya." Ucap Lisa sembari mengusap perut rata Devi. Hal itu selalu Lisa lakukan setiap malam sebelum Devi tidur, Lisa bahkan menunggui Devi di kamar sampai tidur. Perempuan itu akan keluar hanya bisa Devi sudah tidur pulas, seperti saat ini.Lisa keluar kamar Devi dan mendapati Juan yang baru saja pulang."Mas sudah pulang?" Tanya Lisa.
Seharian penuh Juan terus menyentuh Devi dan walaupun merasa lelah tapi Devi menyukai sentuhan Juan. Mereka bahkan melupakan makan siang mereka dan baru mengisi perut saat malam hari, setelah itu mereka kembali saling menyentuh. Ya, kali ini bukan hanya Juan yang menyentuh Devi. Tapi Devi juga ikut menyentuh seluruh tubuh Juan dengan tangan dan bibirnya.Devi merasa seperti seorang perempuan penghibur sungguhan saat ini. Tapi dia tidak peduli, toh bagaimana pun dia menyangkal bahwa dia bukan perempuan penghibur, tapi nyatanya itulah dia sekarang."Kamu sungguh hebat Devi, bahkan Lisa pun tidak bisa melakukan apa yang kamu lakukan." Ujar Juan bangga dengan pelayanan Devi.Devi tersenyum lebar, "jangan keterlaluan memuji Mas Juan... Mba Lisa jelas lebih unggul segalanya.""Tidak, kamu lebih hebat daripada Lisa.""Hm Mas Juan mengatakan itu hanya karena saat ini kita sedang bersama
Hari ini Juan benar-benar mengambil hari libur, ia pun sudah memberitahukannya pada Lisa, jadi Lisa pun tidak datang ke Apartemen.Pukul setengah tujuh pagi, Devi tengah berkutat pada kompor tengah memasak tentu saja. Dengan bahan makanan seadanya, Devi membuat soap daging sapi, tahu goreng dan sambal balado udang. Entah Juan akan suka atau tidak dengan makanannya, tapi dalam hati sih Devi berdoa semoga Juan suka dengan masakannya.Rasanya Devi merasa seperti seorang istri sungguhan, tapi bukankah walaupun hanya berstatus kontrak, Devi tetaplah seorang istri sungguhan?Setelah selesai memasak, Devi pun membereskan Apartemen. Dari mulai membereskan dapur bekas ia masak tadi, menyapu, mengepel dan mengelap prabotan. Di rumah dia biasa melakukan hal itu jadi semua itu ia lakukan dengan cepat tanpa merasa kelelahan karena Apartemen itu tidak terlalu luas.Selesai beberes, Devi memutuskan untuk mandi kare