Share

Booster

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 08:23:26

“Anya … kamu pinjam uang ke siapa untuk bayar pengobatan ibu? Hutang kita ke bu RT aja belum dibayar.”

Zevanya yang sedang memasukan barang-barang ibunya ke dalam tas kemudian membatu.

Dia lantas menoleh menatap ibu Nina yang masih duduk di atas ranjang rumah sakit.

Mereka tinggal menunggu perawat membawakan obat untuk ibu Nina yang akan dibawa pulang.

“Anya dapet pinjaman dari mas Raga, Bu … ibu inget enggak mas Raga yang dulu murid ayah? Rumahnya di perumahan elit dekat komplek kita dulu, Bu.”

Zevanya memang tidak bohong tapi tidak jujur juga kalau sebenarnya dia sempat ingin menjual diri untuk membayar pengobatan ibu Nina.

Jangan sampai ibu Nina tahu karena bisa-bisa nanti beliau masuk rumah sakit lagi tapi dengan diagnosa stroke.

“Oh … anaknya pak Adhitama?” Ternyata ibu Nina masih ingat.

“Iya, Bu.”

“Kok bisa kamu pinjam uang sama dia? Kalian udah lama enggak ketemu, kan?”

Ibu Nina jadi curiga.

“Anya pernah ketemu sama mas Raga beberapa kali di tempat kerja, Bu … terus waktu ketemu mas Raga lagi, Anya coba-coba minta tolong … dan ternyata mas Raga mau bantuin Anya kasih pinjaman uang jadi Anya bisa bayar rumah sakit dan hutan ke Bu RT.”

Ibu Nina mengembuskan napasnya, raut wajah beliau berubah sendu.

“Memangnya kamu mau bayar pake apa? Gaji kamu cuma cukup bayar kontrakan, bayar kuliah sama makan kita sehari-hari.”

Ibu Nina salah, gaji Zevanya tidak cukup untuk membayar uang kuliah.

Gaji dari bekerja di night club tanpa mendapat tip tidak lah besar.

Teman-temannya yang lain sering dapat tip tapi Zevanya tidak, kenapa?

Karena dia tidak mau disentuh atau melayani keinginan mesum para tamu pria.

Dia benar-benar bekerja membawa minuman saja.

Dan, ibu Nina tidak tahu kalau Zevanya bekerja di night club.

Setau ibu Nina, putrinya bekerja menjadi kasir sebuah minimarket.

“Anya bayarnya pakai tenaga, Bu … sekarang mas Raga tinggal di apartemen … jadi setiap hari pulang kuliah, Anya ke apartemen mas Raga beres-beres apartemennya, nyapu sama nyuci baju … kebetulan tempat kerja Anya sama apartemen mas Raga deket jadi Anya enggak perlu pulang dulu sehabis kuliah kalau mau kerja ….” Zevanya menjelaskan dan alasannya itu masuk akal bagi ibu Nina.

“Nak Raga baik ya, Nya … sampaikan salam ibu sama nak Raga nanti ya.”

Zevanya tersenyum lega, ibunya percaya. “Iya, Bu.”

Keduanya pun menoleh saat seorang perawat datang membawakan obat-obatan untuk ibu Nina.

Perawat muda itu juga memberikan surat kontrol yang harus dilakukan ibu Nina seminggu lagi.

Setelah selesai urusan dengan pihak rumah sakit, Zevanya bisa membawa ibunya pulang.

“Bu, Anya pesen taksi online dulu ya … Ibu duduk di sini.” Zevanya menuntun ibu Nina ke kursi di depan loby.

Dia juga menyimpan tas ibu Nina di lantai di dekat kaki ibu lalu mengotak-ngatik ponselnya.

“Kenapa enggak pake motor aja, Nya? Pakai taksi online ‘kan mahal.”

“Ya masa Anya bawa Ibu naik motor, bisa kebuka itu jaitan Ibu.”

Ibu Nina tertawa dan demi apa, Zevanya rela memberikan apapun hanya agar bisa melihat ibunya tersenyum dan tertawa.

“Itu taksinya, Bu ….”

“Wah cepet ya Nya datangnya.”

“Anya ‘kan bestian sama supirnya, Bu.”

Zevanya menanggapi asal ucapan ibunya sambil memapah beliau masuk ke dalam taksi online.

Empat puluh lima menit kemudian mereka tiba di depan mulut gang rumah kontrakan.

Keduanya harus berjalan kurang lebih sejauh seratus meter untuk tiba di rumah.

Ibu Nina memegangi lengan putrinya begitu erat, dia masih lemas tapi tidak mungkin meminta Zevanya menggendongnya.

“Ibu mau naik ojeg?”

Zevanya bertanya ketika melihat wajah pucat ibu Nina.

“Enggak usah lah, udah dekat.” Ibu Nina menolak.

Jarak dari mulut gang memang dekat, kalau ibu sedang tidak sakit seperti ini.

Bu Nina langsung merebahkan tubuhnya di sofa panjang di ruang tamu yang bersatu dengan ruang televisi begitu sampai di rumahnya.

“Haduuuuh, ibu rindu rumah … enggak enak tidur di rumah sakit tuh … berisik, bau obat ….” Ibu Nina berceloteh dengan mata terpejam, tangannya mengusap-ngusap dudukan sofa.

“Anya beli makan malem dulu untuk ibu ya, soalnya Anya harus ke apartemen mas Raga ….”

“Enggak usah, Nya … ibu makan telur aja nanti, masih ada telur di kulkas, kan?”

“Ada Bu, ya udah … Anya masakin nasi dulu ya.”

“Biar Ibu aja, Nya.”

Zevanya hanya tersenyum, dia tidak mengindahkan ucapan ibu Nina.

Langsung pergi ke dapur untuk memasak nasi.

“Nya … nanti nak Raga keburu pulang dari kantor terus lihat apartemennya masih berantakan, gimana? Udah … ibu bisa masak nasi sendiri.”

“Enggak apa-apa, Bu … mas Raga baik kok ….”

Zevanya tetap memasak nasi untuk ibunya.

Ibu Nina menatap punggung Zevanya yang sedang mencuci beras dengan mata basah oleh buliran kristal.

Dia merasa telah menjadi beban Zevanya padahal semestinya dia yang mengurus dan membiayai sang putri.

“Makasih ya, Nya.”

Zevanya membalikan badan mendengar ibu Nina berucap demikian, kebetulan dia baru selesai mencuci beras tinggal memasukannya ke dalam magicom.

“Terimakasih untuk apa, Bu?” Zevanya bertanya, telunjuknya menekan tombol cook pada magicom.

“Karena udah bekerja keras merawat dan membiayai Ibu … maafkan Ibu ya, Nya … setelah pulih, Ibu akan berjualan nasi kuning lagi untuk bantu bayar biaya kuliah kamu.” Ibu Nina mengatakannya di sela isak tangis.

“Buuuu, Anya yang harus berterimakasih sama Ibu karena udah melahirkan Anya ….” Zevanya memeluk ibu Nina.

Wanita yang telah melahirkan Zevanya itu memang melankolis.

Sesungguhnya Zevanya juga bukan gadis tangguh, dia terpaksa.

Mental Zevanya ditempa oleh keadaan, dia tidak boleh menangis, dia tidak boleh lemah karena hanya akan membuatnya kehilangan fokus.

Dia harus kuat untuk bisa bertahan hidup.

“Mau Anya buatin telur dadar, Bu?”

Zevanya mengurai pelukan.

“Enggak usah, kamu pergi aja … ibu belum laper, kok … hati-hati di jalan ya … semoga Tuhan melindungi kamu ya, Nak.”

Kedua tangan ibu Nina merangkum pipi Zevanya kemudian mengecup kening putrinya.

Zevanya memejamkan mata saat bibir ibu menempel di keningnya.

Kecupan ibu seperti booster yang membuat Zevanya kuat dan merasa kalau dia akan baik-baik saja, dia bisa melewati setiap kesulitan dan dia akan menjadi orang sukses nanti.

Setelah pamit dengan mengecup punggung tangan ibu, Zevanya memakai jaket juga helm.

Dia mengendarai motornya dengan kecepatan sedang ke apartemen Raga.

Bab terkait

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Dipaksa Menikah

    “Eh … anak Bunda udah pulang, tumben pulang cepet.” Suara bunda terdengar begitu hangat saat Davanka menginjakan kaki di ruang makan.Kedua orang tuanya sudah duduk di sana, baru akan memulai makan malam.“Biar bisa makan malam bareng Bunda sama ayah.” Davanka menjawab setelah mengecup pipi kiri dan kanan sang bunda.Dia beralih pada ayah, mengecup bagian punggung tangannya lalu duduk di samping kiri ayah yang menempati ujung meja.Davanka jadi bisa berhadapan dengan Bunda.Selama makan malam tidak ada perbincangan serius.Bunda bercerita kalau ketiga adiknya yang berkuliah di New York akan pulang untuk berlibur.Sampai ayah mengatakan atau lebih tepatnya meminta ijin kepada bunda untuk pergi golf. “Loh … kita ‘kan mau kedatangan tamunya Abang,” kata bunda saat ayah meminta ijin untuk golf besok pagi.Davanka mengangkat pandangannya menatap bunda.Dia seperti bingung mendengar ucapan sang bunda.“Abang ‘kan janji sama bunda mau bawa cewek yang akan Abang jadiin istri.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Luka Lama

    Suasana rumah ayah dan bunda sekarang terasa ramai dan hangat, ketiga anaknya pulang ke Indonesia dalam rangka liburan.Si kembar Kanaya dan Kaluna langsung memeluk Davanka ketika baru saja pria itu menjejakkan kakinya di ruang tamu.Sedangkan Zyandru si bungsu hanya mengulurkan kepalan tangan dan Davankan mengadukan kepalan tangannya dengan sang adik.“Abang katanya mau nikah?” tanya Kaluna yang menggelayuti lengan Davanka.Sedangkan Kanaya sudah kembali duduk di sofa bersama ayah.Davanka sempat melirik Kanaya yang kini merebahkan kepala di pundak ayah.Adiknya pasti sedang merajuk agar tidak dijodohkan dengan pria pilihan ayah.“Enggak ….” Davanka menjawab pertanyaan Kaluna namun seketika sang bunda menoleh dramatis bersama kerutan di kening menatap tajam Davanka.“Eh … iya.” Davanka pun meralat dari pada durhaka.“Iya … apa enggak?” Zyandru bertanya memastikan.“Iya,” jawab Davanka menjatuhkan bokongnya di sofa. “Abang udah makan?” Bunda bertanya dengan suara lembut..

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Rencana Kanaya

    “Kamu beneran mau nikah sama Ryley?” Adalah pertanyaan pertama yang Davanka yang dia lontarkan saat akhirnya mereka bisa berdua saja.Bunda meminta Kanaya ditemani Davanka membeli kue untuk diantarkan ke rumah sahabat bunda yang anaknya sedang sakit.Kebetulan Kanaya dan anak dari sahabat bunda adalah teman semasa sekolah dulu. Davanka yang tidak ada kegiatan di hari Sabtu yang cerah ini pun mau saja mengikuti perintah bunda karena kebahagiaan bunda adalah harga mati buat mereka.Kalau bunda kesal dan marah, rumah akan seperti di Neraka.“Enggak lah, gila aja … mana sudi aku nikah sama Playboy kelas ikan paus gitu.” Kanaya bergidik dengan tampang judes.“Tapi Ryley itu menantu able banget.” Davanka tidak ada maksud mempengaruhi, dia hanya berpendapat.Dia sudah mengetahui siapa Ryley Alterio.“Tapi enggak suami able … dia itu sering gonta-ganti cewek … dia enggak mungkin setia.” Kanaya memberitahu rahasia umum tentang Ryley dan sesungguhnya ayah juga Davanka mengetahuinya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Cewek Gila

    Setelah membeli kue, kakak beradik itu mengunjungi rumah sahabat bunda yang bernama tante Lussy.“Eeeeh … Abang Dava,” Tante Lussy menyapa hangat.Beliau memeluk Davanka sekilas.“Kanaya lagi liburan di Jakarta ya?” Tante Lussy beralih pada Kanaya.“Iya Tante.” Kanaya menyahut dengan senyum tipis.“Ini kita bawa kue buat Cecil.” Kanaya menyerahkan paperbag besar berisi kue kepada tante Lussy.“Waah, jadi ngerepotin tapi Cecil pasti suka … apalagi ada Abang Dava.” Tante Lussy meminta asisten rumah tangganya menerima kue tersebut.Kalimat terakhir tante Lussy itu mengganjal di hati Davanka, dia tidak mengerti kenapa Cecil harus suka dengan kedatangannya?“Ayo … kita ke kamarnya Cecil … Cecil masih lemes jadi enggak bisa keluar kamar dulu.”Tante Lussy menuntun Kanaya dan Davanka menaiki tangga mewah yang berada di tengah-tengah rumah besar itu.Ketiganya melangkah cukup jauh melewati lorong panjang untuk tiba di depan pintu kamar Cecil.“Cecil … ada Kanaya sama abang Dava.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Cewek Aneh

    Zevanya sepertinya tidak pernah merasakan lelah, siang hari dia harus kuliah, sorenya membersihkan apartemen Raga dan malamnya bekerja di night club.Tapi, hari Sabtu ini dia hanya memiliki satu jadwal kuliah saja jadi waktu luangnya bisa dia habiskan untuk mengerjakan tugas.Rencananya, Zevanya akan mengerjakan tugas di apartemen Raga.Siapa tahu pria itu bisa membantunya.Zevanya sudah tiba di basement apartemen Raga paling bawah di mana tempat parkir motor berada.Setelah membuka helm dan jaket, Zevanya masuk ke dalam lift yang kemudian membawanya ke lantai di mana unit apartemen Raga berada.Dia melangkah riang hingga depan pintu unit apartemen Raga kemudian menekan digit-digit angka untuk membuka kunci.Suasana apartemen Raga terang benderang saat Zevanya masuk, dindingnya yang sebagian besar kaca itu membuat setiap ruangan bermandikan cahaya.“Mas Raga,” panggil Zevanya yang melangkah lebih jauh ke dalam apartemen itu. Matanya lang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Gadis Pelayan

    “Gilaaaa!! Si Aya memang gila, psikopat dia ….” Raga sampai harus berteriak untuk menyaingi suara musik kencang yang sedang dimainkan DJ.“Adek gue ituu!” ujar Davanka nyolot dan Raga malah tertawa sambil menggelengkan kepalanya.Davanka baru saja menceritakan tentang tuntutan ayah bunda yang memintanya mencari calon istri juga rencana Kanaya untuk menggagalkan perjodohannya dengan pria pilihan ayah.Dan sekarang, Raga dan Davanka sedang berada di night club.Awalnya tidak ada niat mengunjungi tempat ini tapi ketika Raga tiba di apartemen sehabis kencan dengan kekasihnya, dia bertemu Zevanya yang hendak pamit untuk pergi bekerja jadi Raga mencetuskan ide mengajak Davanka ke night club sekalian mengantar Zevanya bekerja.Sebetulnya Zevanya sudah menolak karena membawa sepeda motor tapi Raga berjanji kalau dia akan mengantar Zevanya pulang ke rumah dan besok pagi sepeda motor Zevanya di antar ke rumah oleh supirnya.Kita lihat saja nanti apakah ucapan pria lucknut itu bisa diperca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Membela Anya

    “Dari tadi gue perhatiin si Anya, dia marah setiap dilecehkan para tamu … padahal kalau dia murahan, dia bisa dapet tip buat bayar uang kuliahnya … mungkin dia sebenarnya enggak suka menjual dirinya untuk dilecehkan … tapi coba lo tawarin dia kontrak bisnis untuk pura-pura jadi pacar lo dalam menjalankan plan A si Aya dan kalau plan A si Aya enggak berhasil lalu dia menjalankan plan B … lo bisa lanjutkan kontrak bisnis dengan Anya sampai menikah juga tapi dengan jangka waktu satu atau dua tahun sampai si Aya berhasil menjalankan plan B-nya … dan kalau pait-paitnya si Aya ternyata gagal juga menjalankan plan B … lo bisa tenang karena memang lo akan tetap bercerai dengan Anya sesuai dengan kontrak bisnis yang kalian sepakati … si Anya lagi butuh duit, gue yakin dia pasti mau.” Ide gila itu dituturkan dengan lancar dan lugas oleh si lucknut Raga.Davanka tercenung sambil mengamati gerak-gerik Zevanya, dia sedang mencerna ide gila Raga barusan dan memikirkan apakah ide gila sahabat luc

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Sial

    “Enggak bisa! Si Anya harus dipecat, gue rugi banyak! Tamu tadi minta gue ganti rugi berobat ke rumah sakit dengan jumlah yang enggak masuk akal … lagian risiko kerja di night club ya kaya gitu, suruh siapa anak ustad kerja di night club … kenapa enggak pesantren aja sekalian.” Satria-Manager night club itu berteriak saat Raga meminta agar dia tidak memecat Zevanya.Padahal Raga sudah menjelaskan kalau Zevanya dilecehkan dengan kasar dan terang-terangan tapi Satria tidak peduli.Baginya uang yang utama dan malam ini, dia kehilangan sejumlah uang karena sikap impulsif Zevanya.Pihak night club menyelesaikan urusan dengan para pria tua tadi setelah pria yang menganiaya Zevanya kalah duel dengan Davanka di lantai dansa.Satria memberikan sejumlah uang yang pria tua itu minta agar masalah cepat selesai tidak perlu berurusan dengan pihak berwajib apalagi media.Zevanya yang dibaringkan di sofa panjang kemudian mengerjap, dia siuman karena suara Satria yang membah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 10

    Matahari terbenam di atas horizon, memancarkan warna keemasan yang indah di langit Hawai. Di tepi pantai yang tenang, Davanka dan Zevanya berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam erat. Di depan mereka, Aksara dan Ashera sedang bermain dengan gembira di pasir, membangun istana pasir dan tertawa riang. Davanka tersenyum menatap ke arah Aksara dan Ashera, sambil mengeratkan genggaman tangannya. “By, lihat betapa bahagianya mereka. Abang rasa mereka enggak akan pernah melupakan liburan ini.” Zevanya mengangguk, matanya menatap putra dan putrinya penuh cinta. “Liburan ini memang sempurna. Terima kasih karena telah memilih tempat yang indah ini, Abang.” Davanka tersenyum, menatap laut dengan mata penuh kebahagiaan. “Kakek selalu mengatakan kalau tempat ini adalah tempat terbaik untuk menciptakan kenangan keluarga. Abang ingin anak-anak kita tumbuh dengan kenangan indah seperti ini.” Aksara berlari mendekat, ekspresi di wajahnya penuh semangat. “Ayah, B

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 9

    Di sebuah rumah sakit bersalin yang mewah nyaman, Davanka berjalan mondar-mandir di koridor seperti ayam jago yang kebingungan. Wajahnya pucat, tangan kanan memegang ponsel, tangan kiri mengacung gelas kopi yang isinya sudah habis sejak sejam lalu.Dari dalam kamar bersalin, suara Zevanya terdengar berteriak-teriak, membuat Davanka berkeringat lebih banyak daripada saat jogging pagi.“Abang! Kalau kamu cuma mau mondar-mandir, sini gantikan Anya dulu!” teriak Zevanya dengan nada bercampur emosi dan kesakitan.“Gantikan? Gantikan apa, Anya? Abang enggak mungkin melahirkan untuk kamu, sayang …,” jawab Davanka gugup sambil setengah membuka pintu.Zevanya menatapnya dengan mata menyala. “Ya kalau enggak bisa bantu melahirkan, minimal kasih Anya semangat! Abang itu suami atau figuran sih di sini?”“Semangat, sayang! Kamu pasti bisa!” seru Davanka, setengah meloncat sambil mengepalkan tangan seperti cheerleader yang salah tempat.“Abang, serius! Duduk di sini, pegang tangan Anya! Kalau Anya

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 8

    Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi ketika suara aneh terdengar dari kamar tidur. Suara itu datang dari sisi tempat tidur, tempat di mana Zevanya biasa tertidur dengan tenang. Namun malam ini, situasinya berbeda.Zevanya tiba-tiba terbangun, matanya yang bulat terbelalak seperti baru tersadar dari mimpi buruk. Dengan suara terengah-engah, dia menoleh ke arah suaminya, Davanka, yang sedang terbaring di sampingnya."Abang ...." Zevanya bergumam dengan wajah setengah bingung. "Anya ngidam."Davanka mengerutkan kening, mengira istrinya hanya terjaga karena mimpi. "Ngidam? Anya, ini ‘kan sudah hampir jam tiga pagi, kamu yakin?"Zevanya duduk, memegangi perutnya yang mulai membesar, matanya tetap terjaga. "Iya, Anya ngidam banget, Abang … Anya pengen makan ... nasi goreng dengan buah durian!" Suaranya penuh dengan keyakinan, seolah itu adalah hal yang paling masuk akal di dunia ini.Davanka terdiam sejenak, mencoba mencerna permintaan itu. "Nasi goreng ... durian

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 7

    “Aksaraaaa ….” Bunda Arshavina memanggil dengan suara mendayu dari arah pintu utama. Aksara langsung berlarian menuju ke sana tanpa menggunakan celana. “Eh … ke mana celananya?” Ayah Kama bertanya. “Abis pipis.” Aksara memberitahu sembari menepuk bokong. “Iiiih belum sunat.” Bunda menunjuk bagian bawah Aksara yang langsung ditutupi bocah laki-laki itu sembari cekikikan. “Aksaraaaa, pakai celana dulu!” Zevanya berseru dari dalam rumah. “Eh … Ayah … Bunda.” Zevanya baru menyadari kedatangan kedua mertuanya dan langsung menyalami mereka. “Abang pakai celana dulu ya,” kata Zevanya tapi Aksara malah lari ke dalam gendongan sang kakek. “Aduuuuh, cucu kakek sudah berat.” “Kakek! Abang enggak mau pakai celana.” Aksara meronta-ronta dalam gendongan sang kakek saat bundanya berusaha memakaikan celana. “Ayo pakai dulu celananya atau nanti Nenek sunat? Mana gunting? Mana gunting?” Bunda Arshavina pura-pura mencari gunting. “Enggak mau!” Aksara menjerit sambil terta

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 6

    Davanka benar-benar menjadi bapak-bapak sekarang, tapi bukan bapak-bapak biasa.Pria itu pantas diberi julukan hot daddy dengan perawakan tinggi dan tubuhnya yang atletis serta ketampanan bak Dewa Yunani yang dia miliki membuat para gadis, janda dan istri orang tidak bisa melepaskan tatapan setiap kali melihat Davanka.Seperti saat ini, para papa yang lain seolah tidak memiliki harga diri karena para mama yang menemani putra dan putri mereka di play ground mall ternama di Jakarta terus menatap Davanka yang tengah menemani Aksara bermain sementara Zevanya sedang melakukan perawatan rambut di salon yang masih ada di mall tersebut.Kegiatan rutin di saat weekend yang dilakukan Davanka sekeluarga adalah ngemall karena Aksara masih berusia tiga tahun yang kalau diajak jalan-jalan keluar kota atau keluar Negri masih sering tantrum.Jadi ketika Davanka ada perjalanan bisnis saja baru Zevanya dan Aksara ikut.“Ma … itu liatin anaknya, jangan liatin suami orang terus!” tegur salah seorang

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 5

    “Pak, malam ini ada acara charity sama komunitas Pengusaha Muda … Mentri Perdagangan dan Mentri Investasi juga jadi tamunya, kesempatan yang bagus mendekati mereka untuk proyek baru yang akan mulai dikembangkan oleh AG Group.” Arman mencetuskan sebuah ide brilliant. “Kamu yang datang temani ayah, ya!” Davanka bukan sedang bertanya tapi memerintah. Pria itu bangkit dari kursi kebesarannya bergerak ke sudut ruangan meraih jas yang tergantung di sana lalu memakainya. “Laporkan hasil yang kamu dapat dari acara itu.” Davanka memberi instruksi pada sekertarisnya. “Ta-tapi, Pak …,” sergah Arman saat Davanka melewatinya. Davanka menghentikan langkah membalikan badannya menatap Arman tanpa ekspresi. “Kamu enggak mampu?” Pertanyaan Davanka adalah sebuah tekanan agar Arman menjawab sebaliknya. “Mampu, Pak!” Arman menjawab lugas. Davanka membalikan badannya lagi. “Saya pulang duluan ya, Man.” Pria itu mengangkat tangan sembari melangkah keluar dari ruangannya meninggalkan A

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 4

    Davanka lupa mengganti mode hening ke bunyi di ponselnya usai bertemu klien di meeting room sebuah hotel.Selama hampir lima jam lamanya Davanka ditemani sekertaris barunya melakukan pertemuan dengan klien dari Korea untuk menjalin kerjasama bisnis.Tapi tidak sia-sia karena Davanka akhirnya berhasil meyakinkan klien dari Negri ginseng itu untuk bekerja sama dengan perusahaannya.Sekarang Davanka merasakan tubuhnya lelah sekali, kepalanya bersandar pada sandaran jok mobil yang nyaman dengan mata terpejam.“Pak Dava, apa Bapak sudah mengecek ponsel Bapak?” Arman-sang sekertaris berujar dari kursi penumpang depan.“Belum … kenapa, Man?” Davanka menegakan tubuhnya merogoh saku jas mencari ponsel.“Ibu sudah melahirkan, Pak.” Arman berujar hati-hati.Dia juga tidak mengecek ponselnya karena sibuk memperhatikan jalannya rapatu tuk membuat Notulen.“Apa?” Davanka tersentak, matanya terbelalak.

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 3

    “Apa kabar Anya? Perut kamu besar banget.” Adalah Noah yang menyambut Zevanya duluan.Terakhir kali dia bertemu Noah saat ditonjok oleh Davanka di Malaysia sebelum mereka pulang ke Indonesia.“Baik … iya nih, sebentar lagi melahirkan.” Zevanya mengusap perutnya.“Kamu berdua aja? Enggak sama Dava?” Itu Alvaro yang bertanya.“Enggak … Abang enggak tahu kalau Anya ngemall, tadi minta ijin malah dilarang … tapi besok Abang ulang tahun dan Anya harus beli kado.” Zevanya menunjuk paperbag yang di pegang Maria, wajah Maria memucat mendengar pengakuan Zevanya.“Pasti gue yang kena semprot nih.” Maria membatin.“Oh iya, si Dava ulang tahun besok.” Noah seakan diingatkan.“Duduk sini, Nya … makan bareng kita.” Alvaro mempersilahkan.“Enggak usah, Anya cari meja lain aja.” Zevanya takut kalau Davanka tahu lantas mengamuk.“Enggak apa-apa, sini duduk sama kita aja … duduk di sebelah gue, si Dava enggak cemburu sama gue.” Noah menarik tangan Zevanya agar duduk di kursi sebelahnya membuat dia ti

  • Kawin Kontrak Dengan CEO Dingin   Ekstra Chapter 2

    Davanka berjalan menyusuri lorong di kantornya yang dulu, dia belum membuat janji dengan Raga yang sekarang menjabat sebagai CEO di sana tapi kebetulan arah jalan yang ditempuh untuk kembali ke kantor usai mengunjungi suatu proyek melewati kantor ini jadi Davanka putuskan untuk mampir sebentar karena ada yang akan dia bicarakan dengan sahabatnya itu.Dengan sangat kebetulan, seorang wanita yang kini sedang berjalan berlawanan arah dengannya baru saja keluar dari ruangan Raga nyaris membuat Davanka memutar badan mengurungkan niat bertemu sang sahabat.Namun dia tidak ingin wanita itu mengatainya sebagai pengecut sehingga Davanka ayun langkahnya tegas hingga akhirnya mereka berpapasan.Wanita itu mencekal tangan Davanka menghentikan langkahnya.“Mau sampai kapan lo pura-pura enggak kenal sama gue?” Ramona bersarkasme.Davanka masih tetap tenang menatap ke depan.“Sampe lo enggak nyinggung sedikitpun tentang gue dalam cerita Anya,” sambung Ramona lalu tertawa sumbang.Sengaja Davanka tid

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status