The Wayout Club London
"Sean Alios Schwarzenegger!"
Teriak teman-teman Sean saat melihat pria itu datang ke klab mendatangi mereka.
"Dimana Grey?"
"Grey sudah menikah di Jerman!" jawab Sean singkat.
"What? Grey menikah dengan Jane di Jerman?"
Sean menggeleng. "Grey menikahi orang yang dia cintai dan Jane menikah denganku!"
Yang mana membuat teman-temannya terbelalak mendengarnya. "Jadi kalian melakukan pertukaran perjodohan begitu?"
"I think so....," Sean malas menanggapi pertanyaan teman-temannya karena bagi Sean pernikahannya dengan Jane hanya sebatas status.
Sean mengambil gelas berisi wine dan langsung meneguknya. "Damn it!"
Dia benar-benar merasakan minuman itu menembus kerongkongannya. Sebelumnya dia menderita Analgesia membuatnya tidak bisa merasakan apapun setelah kembali dari Jerman perlahan semua panca inderanya mulai kembali normal.
"What happen, Dude? Kau biasanya tidak pernah mabuk walaupun menghabiskan beberapa botol minuman!"
"Rasanya aku sudah lama tidak merasakan rasa ini!" jawab Sean. "Apa ada barang bagus? Aku sudah lama tidak terbang ke nirwana!"
"Bukankah kau sudah menikah? Kami pikir kau sudah berubah, ternyata kau memang masih jadi kambing mesum!"
"Jika aku kemari berarti statusku single! Jangan bahas pasangan atau apapun!" ketus Sean.
"Arah jam 12, seorang model!"
Sean langsung mengarahkan pandangannya kesana dan benar saja ada seorang wanita cantik yang duduk sendirian di meja bartender.
Sebagai seorang pemain kelas kakap, Sean segera mendatangi wanita itu. "Hei, beautiful. Oh God! You is Letty, right?"
Letty tersenyum manja melihat Sean mendekatinya. "And you, Mr. Schwarzenegger! Right?"
"Ck, ternyata wajahku terlalu pasaran!" decak Sean disana.
"Disini tidak ada yang tidak mengenalimu, tuan tampan!"
"Bagaimana kalau kita lanjutkan obrolan kita ke hotel?" ajak Sean sambil melihat belahan dada Letty yang menggoda.
Letty menyeringai. "Dengan senang hati!"
Disisi lain, Jane yang ada di apartemennya terus memandangi dokumen pernikahannya dengan Sean. Dia menghela nafasnya panjang sambil memikirkan bagaimana nasibnya dengan anaknya nanti.
Jane menghubungi managernya mengingat tawaran brandambasador sebelumnya.
"Marilyn, aku mau menerima kerjasama itu!" ucap Jane saat panggilannya tersambung.
"Jadi, kau yakin akan kembali di dunia hiburan?"
"Aku yakin, apa ada tawaran film untukku lagi?" tanya Jane penuh harap.
"Ada tawaran film tapi bergenre action, apa aku sanggup?"
"Bukankah ada stuntwoman yang menggantikan jika ada adegan berbahaya?"
"Tentu saja, tapi apa kau yakin? biasanya kau mengambil genre romance kan? walaupun bayarannya cukup tinggi tapi banyak adegan berbahaya karena mengisahkan seorang mafia!" jelas Marylin mulai bersahabat.
"Aku akan mengambilnya!" jawab Jane mantap.
Jane akan bekerja keras sebelum perutnya membesar dan melahirkan setidaknya dia harus mempunyai banyak tabungan untuk masa depan anaknya nanti. Tak bisa dipungkiri Jane juga punya naluri keibuan.
Dia tidak ingin anaknya akan bernasib sama seperti dirinya, ditinggal kedua orangtuanya. Hidup sebatang kara di panti asuhan. Untuk itu, Jane mempunyai cita-cita tinggi dari kecil. Dia ingin menjadi artis terkenal, dia ingin disanjung dipuji dan disayangi para fansnya.
Walaupun pada kenyataannya, dia harus tidur dengan produsernya sendiri untuk mewujudkan itu semua.
Seharusnya dia bahagia mimpinya terwujud tapi pada kenyataannya hidupnya masih hampa.
Tapi semua berubah setelah setahun dia berhubungan dengan Grey, pria itu mampu menerima segala kekurangannya tapi jerat dari produser itu tidak bisa dia lepaskan. Hingga dia hamil anak darinya yang membuat Grey meninggalkannya.
"Sungguh menyedihkan," gumam Jane sambil mengusap perutnya yang masih rata. "Kau tidak boleh bernasib sama denganku!"
*****
Sean meminum wine untuk kesekian kalinya agar dirinya rileks, saat dirinya mulai mabuk dia pasti akan menikmati percintaan panasnya.
Sementara Letty baru saja keluar dari kamar mandi hotel dengan hanya memakai bathrobe dan merangkak keatas ranjang dimana Sean sudah menunggunya dengan bertelanjang dada.
"Come on, Baby!" ucap Sean dengan suara parau.
Letty semakin mendekat dan mereka mulai berciuman tapi sedetik kemudian pintu kamar hotel itu didobrak paksa.
BRAK!
Terdengar pintu itu sudah terbuka dan segerombolan pria berbadan kekar dengan baju serba hitam mengepung mereka.
"Ada apa ini?" pekik Sean disana.
Letty buru-buru berlari ke kamar mandi untuk memakai bajunya kembali meninggalkan Sean yang ditodong senjata ditempatnya.
Dan tak lama pemimpin dari gerombolan itu muncul membuat mata Sean membulat setelah tahu siapa yang datang.
"Dad...," panggil Sean.
Danny Schwarzenegger yang menyuruh orang untuk mengintai Sean mendapat laporan jika anaknya bermain wanita lagi. Yang mana membuatnya geram, dia datang bersama para anak buahnya untuk menggrebek Sean dengan wanita satu malamnya.
"Jadi kau tidak berubah juga, hah! Jadi saat istrimu hamil kau tidur dengan wanita lain begitu? Katanya kau mencintai pacar artismu itu, apa kau menipuku!" bentak Danny dengan suara beratnya.
Sean menelan salivanya susah payah melihat daddynya murka sambil memikirkan alasan yang tepat.
"Jane tidak bisa melayaniku karena kandungannya masih lemah, Dad! Jadi, aku butuh pelampiasan!" ucap Sean memberi alasan.
Yang mana membuat Danny semakin murka mendengar jawaban dari Sean. "Dasar anak tidak tahu diuntung!"
Lalu Danny menatap satu persatu anak buahnya. "Seret dia keluar!"
"Ampun Dad....," protes Sean saat dirinya diseret dan dipaksa keluar dari kamar hotel itu, menampilkan dirinya yang hanya memakai boxer pendek saja.
Tidak sampai disitu, dia sekarang menjadi pusat perhatian oleh seluruh pengunjung hotel membuatnya sangat malu. Rasanya dia ingin melompat dari gedung paling atas di hotel itu.
Danny membawa Sean untuk menemui Jane di apartemennya. Saat itu, Jane di apartemen sudah bersiap untuk tidur tapi baru saja dia memejamkan matanya bell apartemen berbunyi tanpa jeda.
Mau tidak mau, Jane membuka pintu apartemennya dan alangkah terkejutnya mendapati Sean yang hanya memakai boxer tengah dicekal seperti seorang maling.
Dan fokusnya teralihkan oleh Danny yang menatapnya tajam.
"Ada apa ini, Daddy mertua?" tanya Jane memberanikan diri.
"Tanya pada suamimu itu! Dia berselingkuh darimu!"
Mendengar itu, Jane tampak biasa saja sampai Sean memberinya kode untuk berakting.
Jane yang melihat kode dari Sean langsung berdehem dan mulai berakting.
"Apa? Suamiku selingkuh!" pekik Jane histeris. Dia sudah mulai mengeluarkan airmatanya sambil memegang perutnya. "Kau tega, Sean!"
"Apa kau tidak ingat anak kita?"
"Maafkan aku, Jane. Aku khilaf!" Sean juga ikut berakting.
Jane menggeleng. "Cukup Sean, cukup!"
"Jangan sentuh aku lagi, aku jijik, aku benci!"
Jane berkata dengan derai air mata dan dari ekspresinya tampak frustasi dan menghayati perannya sebagai istri yang teraniaya.
"Wah, Jane harus dapat nominasi award kalau begini," gumam Sean dalam hati.
Akhirnya Danny menyuruh mereka menyelesaikan masalah mereka berdua.
"Aku belum merestui pernikahan kalian tapi aku tidak suka jika diantara kalian ada yang berselingkuh," ucap Danny sebelum pergi.
Sementara Sean dan Jane hanya bisa pasrah menerima keadaan mereka karena ini salah satu resiko menggantungkan pernikahan.
"Jane, sepertinya kita harus tinggal bersama!" ucap Sean kemudian.
"What?"
Sesuai dengan perkataan Sean sebelumnya akhirnya pria itu tinggal bersama dengan Jane sang istri gantungnya. Dia mengemasi baju-baju di apartemennya dan membawanya ke apartemen Jane.Sementara Jane mau tidak mau harus menyetujui itu semua karena dia juga masih membutuhkan Sean sebagai suami walaupun hanya sebagai status saja."Kau bisa memakai kamar kosong disini, di apartemenku tidak ada aturan hanya saja aku minta kau tidak JOROK!" pekik Jane yang melihat Sean tengah mengupil di depannya dan itu membuatnya mual."Hm," jawab Sean dengan santainya sambil memlintir upil membentuk bola kecil lalu mengusapkannya pada sofa yang didudukinya saat ini."Oh my God!" Jane semakin geram melihat sofa kesayangannya terkena upil Sean.Jane mendekati Sean dan mencoba menghentikan tangan joroknya itu menyentuh sofa kesayangannya dengan upilnya itu. "Stop it!"Tapi karena Sean terlalu kuat dia oleng dan jatuh dibadan Sean."Kau mau menggodaku ya, Jan
"Aku menemukan tespeck dengan hasil positif di apartemenmu! Aku bisa tebak itu bukan anak Grey dan karena itu Grey meninggalkanmu kan!" jawab Marilyn kemudian.Jane hanya bisa memejamkan matanya, dia tidak tahu harus menjawab apa karena kenyataannya benar adanya."Dan itu pasti anak tua bangka itu kan! Lalu kau menikah dengan Sean sekarang? untuk menutupi skandalmu?""Lalu aku harus bagaimana?" lirih Jane."Aku tidak bisa berkata banyak tapi semakin hari perutmu semakin besar dan public pasti bertanya-tanya siapa ayahnya siapa suamimu dan kau memang bisa menjawab Sean adalah suamimu dan ayah dari anakmu tapi apa kau lupa tua bangka itu tidak selamanya di penjara!""Bagaimana jika dia kembali dan menghancurkanmu?"Mendengar itu, Jane menjadi gelisah perutnya terasa keram yang mana membuat Marylin panik akhirnya dia meminta bantuan crew yang ada di studio untuk menggendong Jane kedalam mobil, karena dia akan membawa Jane ke rumah sakit.
"Kau gila! Aku tidak mau!" tolak Jane yang masih berusaha lepas dari kungkungan Sean tapi tenaganya tentu saja tidak bisa mengimbangi pria bermata biru itu. Sean menulikan telinganya, dia berusaha melepaskan pakaian yang Jane kenakan. BRET! Sean merobek pakaian Jane hingga kini Jane hanya memakai pakaian dalam saja. "Kau memperkosaku, Sean!" ronta Jane yang melihat Sean begitu bernafsu melihat tubuhnya. "Memperkosa istri sendiri, tidak salah kan?" ucap Sean tanpa dosa. Hari itu Sean melakukan apa yang dia mau, sementara Jane kalah melawan Sean hanya bisa pasrah saat suaminya itu melakukan penyatuan mereka. ***** Jane yang sudah membersihkan dirinya segera menuju dapur untuk menyusun belanjaannya sebelumnya. Setelah itu, dia mulai memasak untuk mempersiapkan makan malam. Jane memang sudah mandiri sejak kecil, jadi untuk urusan masak memasak adalah urusan kecil baginya. Dia memang jarang memesan makanan fast
Akhirnya Sean tidak jadi pergi dan dia makan malam di apartemen Jane. Mereka berdua makan dalam diam, ada rasa canggung menghampiri mereka setelah sebelumnya mereka melakukan hubungan badan apalagi Sean yang mengajak Jane menikah lagi secara agama.Jane berpikir jika Sean hanya bercanda, dia berfikir pria seperti Sean tidak akan pernah serius menjalani suatu hubungan dengan wanita. Oleh karena itu, dia lebih baik konsen dengan pekerjaannya dan memikirkan masa depannya dengan anaknya nanti.Sementara Sean terus saja memandangi wajah Jane yang sedang makan, dia juga belum mengerti apa yang dia rasakan tapi dia sangat ingin melindungi Jane dan bayinya. Untuk itu dia bertekad akan membuat Jane percaya jika dia memang serius ingin menjalani pernikahan yang sesungguhnya dengan artis itu.Setelah keduanya selesai makan, Jane segera membersihkan piring kotor lalu dia kembali ke kamarnya untuk mempelajari naskah film yang akan dia perankan nanti.Saat melihat ranj
"Schwarzenegger?""Mereka salah satu keluarga terkaya di Inggris kan?""Nenek moyang mereka seorang astronom yang melegenda itu kan?"Mendengar nama suami dari Jane, semua crew tampak berbisik satu sama lain. Dan hal itu, membuat Jane tidak nyaman. Dia berpamitan pulang duluan tapi sebelum pulang, Jane ke toilet sebentar karena menahan rasa mualnya sedari tadi.Aroma parfum yang bercampur-campur dari crew film itu sangat menyengat di indera penciuman Jane dan itu membuatnya sangat mual.Jane memuntahkan semua isi perutnya, badannya mulai melemah tapi dia menghela nafasnya panjang dan segera keluar dari bilik toilet.Saat keluar ternyata ada Letty yang menunggunya. Seperti biasa wanita itu selalu menatap Jane dengan tatapan cemoohnya."Bagaimana jika media tahu jika kau dengan Sean hanya menikah gantung?" sindir Letty kemudian.Jane hanya tersenyum kecut. "Kau bisa membuktikannya?""Dilihat dari segi apapun kalian itu tid
London, Inggris"Argh.... " teriakan Jane menggema di apartemennya.Jane gagal menikah dengan tunangannya karena kebodohan dirinya sendiri. Dia memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya lalu Jane melepas cincin itu dan melemparnya begitu saja."Ini semua karena kau, sialan!" Jane berkata dengan memukul perutnya sendiri.Lalu fokus Jane teralihkan pada lembaran kertas dimeja. Jane meraih kertas itu yang tak lain adalah tawaran kerjasama untuk menjadi brandambasador sebuah merk kosmetik lipstik.Sebelumnya dia memutuskan untuk berhenti dari dunia perfilman tapi kali ini dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Dia tidak ingin karirnya hancur begitu saja, dengan susah payah dia membangun karirnya bahkan harus sampai jadi seorang jalang dengan produsernya sendiri.Dan sekarang karena kelalaiannya dia harus mengandung anak si tua bangka itu yang saat ini mendekam di penjara."Kau harus pergi dari dunia ini," gumam Jane yang lagi-
"Schwarzenegger?""Mereka salah satu keluarga terkaya di Inggris kan?""Nenek moyang mereka seorang astronom yang melegenda itu kan?"Mendengar nama suami dari Jane, semua crew tampak berbisik satu sama lain. Dan hal itu, membuat Jane tidak nyaman. Dia berpamitan pulang duluan tapi sebelum pulang, Jane ke toilet sebentar karena menahan rasa mualnya sedari tadi.Aroma parfum yang bercampur-campur dari crew film itu sangat menyengat di indera penciuman Jane dan itu membuatnya sangat mual.Jane memuntahkan semua isi perutnya, badannya mulai melemah tapi dia menghela nafasnya panjang dan segera keluar dari bilik toilet.Saat keluar ternyata ada Letty yang menunggunya. Seperti biasa wanita itu selalu menatap Jane dengan tatapan cemoohnya."Bagaimana jika media tahu jika kau dengan Sean hanya menikah gantung?" sindir Letty kemudian.Jane hanya tersenyum kecut. "Kau bisa membuktikannya?""Dilihat dari segi apapun kalian itu tid
Akhirnya Sean tidak jadi pergi dan dia makan malam di apartemen Jane. Mereka berdua makan dalam diam, ada rasa canggung menghampiri mereka setelah sebelumnya mereka melakukan hubungan badan apalagi Sean yang mengajak Jane menikah lagi secara agama.Jane berpikir jika Sean hanya bercanda, dia berfikir pria seperti Sean tidak akan pernah serius menjalani suatu hubungan dengan wanita. Oleh karena itu, dia lebih baik konsen dengan pekerjaannya dan memikirkan masa depannya dengan anaknya nanti.Sementara Sean terus saja memandangi wajah Jane yang sedang makan, dia juga belum mengerti apa yang dia rasakan tapi dia sangat ingin melindungi Jane dan bayinya. Untuk itu dia bertekad akan membuat Jane percaya jika dia memang serius ingin menjalani pernikahan yang sesungguhnya dengan artis itu.Setelah keduanya selesai makan, Jane segera membersihkan piring kotor lalu dia kembali ke kamarnya untuk mempelajari naskah film yang akan dia perankan nanti.Saat melihat ranj
"Kau gila! Aku tidak mau!" tolak Jane yang masih berusaha lepas dari kungkungan Sean tapi tenaganya tentu saja tidak bisa mengimbangi pria bermata biru itu. Sean menulikan telinganya, dia berusaha melepaskan pakaian yang Jane kenakan. BRET! Sean merobek pakaian Jane hingga kini Jane hanya memakai pakaian dalam saja. "Kau memperkosaku, Sean!" ronta Jane yang melihat Sean begitu bernafsu melihat tubuhnya. "Memperkosa istri sendiri, tidak salah kan?" ucap Sean tanpa dosa. Hari itu Sean melakukan apa yang dia mau, sementara Jane kalah melawan Sean hanya bisa pasrah saat suaminya itu melakukan penyatuan mereka. ***** Jane yang sudah membersihkan dirinya segera menuju dapur untuk menyusun belanjaannya sebelumnya. Setelah itu, dia mulai memasak untuk mempersiapkan makan malam. Jane memang sudah mandiri sejak kecil, jadi untuk urusan masak memasak adalah urusan kecil baginya. Dia memang jarang memesan makanan fast
"Aku menemukan tespeck dengan hasil positif di apartemenmu! Aku bisa tebak itu bukan anak Grey dan karena itu Grey meninggalkanmu kan!" jawab Marilyn kemudian.Jane hanya bisa memejamkan matanya, dia tidak tahu harus menjawab apa karena kenyataannya benar adanya."Dan itu pasti anak tua bangka itu kan! Lalu kau menikah dengan Sean sekarang? untuk menutupi skandalmu?""Lalu aku harus bagaimana?" lirih Jane."Aku tidak bisa berkata banyak tapi semakin hari perutmu semakin besar dan public pasti bertanya-tanya siapa ayahnya siapa suamimu dan kau memang bisa menjawab Sean adalah suamimu dan ayah dari anakmu tapi apa kau lupa tua bangka itu tidak selamanya di penjara!""Bagaimana jika dia kembali dan menghancurkanmu?"Mendengar itu, Jane menjadi gelisah perutnya terasa keram yang mana membuat Marylin panik akhirnya dia meminta bantuan crew yang ada di studio untuk menggendong Jane kedalam mobil, karena dia akan membawa Jane ke rumah sakit.
Sesuai dengan perkataan Sean sebelumnya akhirnya pria itu tinggal bersama dengan Jane sang istri gantungnya. Dia mengemasi baju-baju di apartemennya dan membawanya ke apartemen Jane.Sementara Jane mau tidak mau harus menyetujui itu semua karena dia juga masih membutuhkan Sean sebagai suami walaupun hanya sebagai status saja."Kau bisa memakai kamar kosong disini, di apartemenku tidak ada aturan hanya saja aku minta kau tidak JOROK!" pekik Jane yang melihat Sean tengah mengupil di depannya dan itu membuatnya mual."Hm," jawab Sean dengan santainya sambil memlintir upil membentuk bola kecil lalu mengusapkannya pada sofa yang didudukinya saat ini."Oh my God!" Jane semakin geram melihat sofa kesayangannya terkena upil Sean.Jane mendekati Sean dan mencoba menghentikan tangan joroknya itu menyentuh sofa kesayangannya dengan upilnya itu. "Stop it!"Tapi karena Sean terlalu kuat dia oleng dan jatuh dibadan Sean."Kau mau menggodaku ya, Jan
The Wayout Club London"Sean Alios Schwarzenegger!"Teriak teman-teman Sean saat melihat pria itu datang ke klab mendatangi mereka."Dimana Grey?""Grey sudah menikah di Jerman!" jawab Sean singkat."What? Grey menikah dengan Jane di Jerman?"Sean menggeleng. "Grey menikahi orang yang dia cintai dan Jane menikah denganku!"Yang mana membuat teman-temannya terbelalak mendengarnya. "Jadi kalian melakukan pertukaran perjodohan begitu?""I think so....," Sean malas menanggapi pertanyaan teman-temannya karena bagi Sean pernikahannya dengan Jane hanya sebatas status.Sean mengambil gelas berisi wine dan langsung meneguknya. "Damn it!"Dia benar-benar merasakan minuman itu menembus kerongkongannya. Sebelumnya dia menderita Analgesia membuatnya tidak bisa merasakan apapun setelah kembali dari Jerman perlahan semua panca inderanya mulai kembali normal."What happen, Dude? Kau biasanya tidak pernah mabuk walaupun men
London, Inggris"Argh.... " teriakan Jane menggema di apartemennya.Jane gagal menikah dengan tunangannya karena kebodohan dirinya sendiri. Dia memandangi cincin yang melingkar di jari manisnya lalu Jane melepas cincin itu dan melemparnya begitu saja."Ini semua karena kau, sialan!" Jane berkata dengan memukul perutnya sendiri.Lalu fokus Jane teralihkan pada lembaran kertas dimeja. Jane meraih kertas itu yang tak lain adalah tawaran kerjasama untuk menjadi brandambasador sebuah merk kosmetik lipstik.Sebelumnya dia memutuskan untuk berhenti dari dunia perfilman tapi kali ini dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Dia tidak ingin karirnya hancur begitu saja, dengan susah payah dia membangun karirnya bahkan harus sampai jadi seorang jalang dengan produsernya sendiri.Dan sekarang karena kelalaiannya dia harus mengandung anak si tua bangka itu yang saat ini mendekam di penjara."Kau harus pergi dari dunia ini," gumam Jane yang lagi-