Home / Romansa / Kau milikku! / 1. Musim semi kelabu

Share

Kau milikku!
Kau milikku!
Author: Vieneze

1. Musim semi kelabu

Author: Vieneze
last update Last Updated: 2021-04-29 23:52:08

Seorang gadis berambut panjang terlihat tengah memukul wajah seorang pria di sebuah kedai makan. Gadis tangguh itu adalah Hanna. Waiters baru di restoran itu.

”Aku akan menghajarmu berkali-kali sampai wajahmu biru.” Teriak Hanna sembari mendorong pria itu hingga tersungkur di atas lantai.

Sang pria meringis kesakitan memegangi pipinya yang lebam. Lima menit sebelum kejadian, Hanna sedang mengantar makanan ke meja pria bertubuh kurus itu. Namun kali ini Hanna kurang beruntung. Si pelanggan ternyata seorang yang mesum. Dengan santainya lelaki buaya darat itu memegang bokong montok Hanna. Sontak saja Hanna melayangkan tinjunya. Jiwa bar-barnya keluar. 

Pria manapun pasti tidak tahan melihat kemolekan tubuh Hanna. Wajah yang cantik dihiasi mata coklat dengan sedikit semburat emas ditengah. Pria itu sangat malang. Dia memilih mangsa yang salah. Mau untung malah jadi buntung. Kerumunan pelanggan yang menyaksikan pertunjukan gratis itu, mengundang kemarahan sang manajer. Dengan kasar sang manajer menghardik Hanna.

 ”Hei kau! Baru sehari bekerja di sini sudah memukul pelanggan. Kau tahu, tuan ini pelanggan VIP. Apa yang akan orang katakan. Restoran ini akan terlihat buruk di mata pelanggan.” Si Manajer mengacak-acak rambutnya merasa kesal dengan tindakan Hanna.

Hanna meletakkan kedua tangannya di pinggangnya. Dengan tatapan sinis dan sedikit mengangkat kepalanya menantang si Manajer. 

”Cih! Lebih mementingkan pelanggan mesum. Pelanggan VIP kesayangan bapak ini, sudah kurang ajar padaku.” Sanggah Hanna sembari menunjuk pria mesum itu.

Sang Manajer menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. 

”Baiklah. Kau dipecat. Aku tidak ingin mengambil resiko dengan memperkerjakanmu disini. Melihat tingkahmu yang seperti ini akan banyak pelanggan yang jadi korbanmu.” Ujar sang Manajer lalu ia membantu si pria mesum itu berdiri.

Hanna yang melihat itu tersenyum sinis. Ia segera melucuti apronnya dan mencampakkannya ke wajah sang Manajer.

”Kau kira aku akan mengemis setelah kau mengatakan itu. Aku berhenti. Aku yang memecatmu jadi bosku bukan kau yang memecatku.” Hanna melangkahkan kakinya dengan hentakan yang keras keluar dari restauran itu. 

Gadis tangguh itu adalah Hanna, gadis yang bar-bar namun berhati emas. Dengan sifatnya yang sedikit liar, tentu siapa pun tidak akan tahan. Sebelumnya ia juga dipecat dari swalayan dekat rumahnya. Kala itu ia memberi sebungkus roti kepada anak yang kelaparan di depan swalayan. Mungkin orang akan mengira ia membeli roti itu. Padahal ia mengambilnya dari rak tanpa sepengetahuan bosnya yang pelit.

Hanna paling benci melihat ketidakadilan. Selayaknya ia diacungi jempol. Tapi kebanyakan orang tidak senang melihatnya. Hanya ibunya yang selalu mendukung Hanna. 

Hanna menghentikan langkahnya di depan sebuah toko. Ia melihat bayangan dirinya yang dipantulkan dari jendela kaca. Rambut coklatnya menari-nari di hembus angin. Lama ia mematung di sana menatap dirinya sendiri. Ia bisa melihat matanya yang mulai penuh dengan air asin.

Dibalik sifat 'tangguhnya' itu, sebenarnya ia wanita yang gampang menangis. Ia bingung bagaimana ia akan mengatakannya pada ibunya nanti. Selama ini, ibunya yang membiayai kehidupan mereka dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Hujan deras tiba-tiba turun membasahi Hanna dan semuanya yang ada diatas tanah. Langit seakan ikut menangis dengan Hanna. Sampai minggu lalu pun, cuaca di Trueveland tidak menentu. Terkadang sangat dingin juga kadang terasa panas.

Kemudian cuaca mulai menghangat begitu Hanna menghentikan tangisannya. Taman yang dilalui Hanna berubah menjadi berwarna hijau yang sejuk dan bunga-bunga bermekaran dengan indah ketika cahaya matahari menyiramnya dari celah-celah awan itu. Wangi tanah dan rerumputan menyatu dengan udara yang lembab.

Setelah melewati belokan di ujung jalan, ia sampai di depan rumahnya. Bangunan kecil yang terjepit diantara hiruk pikuknya kemegahan Trueveland.

Sementara itu disebuah gedung pertunjukan termegah di Trueveland, sedang terjadi huru-hara dari penggemar wanita yang meneriaki nama idolanya. Seorang pria tinggi bertubuh atletis berdiri di tengah panggung sambil menyanyikan lagu cinta yang menggugah hati. Siapa saja yang melihatnya akan terbuai. Rambut yang kemerahan sangat kontras dengan kulitnya yang putih pucat. 

”Will... Aku mencintaimu!” Teriak seorang dari kerumuman itu.

Ada juga yang menangis histeris saat Will meletakkan jarinya di bibirnya dan membuat ciuman jauh kepada penggemarnya.

”Will Greyson, kami menyayangimu!” Teriak mereka bersamaan.

Will Greyson seorang penyanyi pendatang baru yang berhasil meraih ketenarannya di usianya yang baru menginjak 27 tahun. Menyanyi adalah hasrat jiwanya. Sedari ia kecil, Will sering mengungkapkan kesedihannya lewat lagu. Setelah menyelesaikan lagu terakhir, ia berpamitan kepada penggemarnya.

”Terima kasih. Tanpa kalian aku tidak bisa berdiri disini. Aku menyayangi kalian semua.” Will melambaikan tangannya.

Lautan para gadis itu berteriak histeria mendengar perkataan Will Greyson. Membuat seluruh gedung bergemuruh. Ada juga beberapa gadis yang berusaha naik ke atas panggung sekedar memeluk idolanya.

”Will..Will..Will...” Teriak mereka. 

Will Greyson memberikan senyuman renyah sebelum ia turun dari panggung. Di belakang panggung seorang pria paruh baya memberikan air mineral kepada Will. Dia adalah Ryan Oneil manajernya.

”Tadi itu pertunjukan yang bagus. Aku ingin kau seperti itu setiap konser. Aku suka mendengar histeria para gadis itu.” Ungkap Ryan berapi-api. Matanya bersinar saat menyatakan itu.

Will tidak menggubrisnya. Tanpa berbicara ia mengambil air mineral dari tangan Ryan dan menenggak sampai habis. Kemudian menjatuhkan bokong tipisnya diatas sofa. Ia terlihat sangat lelah. Will meluruskan kaki jenjangnya dan menyadarkan kepalanya ke bahu sofa. Ryan duduk disampingnya dan mulai bercuap-cuap yang membuat Will kesal.

”Kau tahu, aku sangat lelah. Aku ingin istirahat. Bisakah kau menghentikan ocehanmu itu.” Ujar Will dengan ketus.

Ryan membulatkan matanya. Ia terlihat tidak senang dengan ucapan Will.

”Baiklah. Aku tidak akan mengganggumu.” Ryan bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Will sendirian.

Sedetik kemudian ponsel Will berdering. Raut wajah Will yang tadinya terlihat masam berubah cerah. Ternyata si penelepon adalah Kimberley, temannya sedari ia masih kanak-kanak.

”Aku melihat konsermu dari televisi. Kau sangat menawan. Pantas saja semua gadis-gadis itu keringat dingin melihat penampilanmu.” Ujar Kimberley dari seberang.

”Sungguh? Aku senang kau menonton konserku walau hanya dari layar kaca.” Ungkap Will bersemangat. ”Besok aku tidak ada jadwal. Bagaimana kalau kita makan siang bersama?” tanya Will.

”Ya, aku juga tidak ada kegiatan besok. Kalau begitu, kita bertemu di sky restoran.” 

”Baiklah. Sampai jumpa besok. Aku mau pulang kerumah dulu ya.” Sambung Will.

”Kau pasti kelelahan. Ya, sudah sampai besok.” 

Will mengakhiri percakapan mereka. Ia tersenyum manis sekali melihat nama Kimberley di layar ponselnya. Baginya Kimberley adalah orang istimewa di hatinya. Pertemanan mereka selama bertahun-tahun membuahkan rasa cinta di hati Will Greyson.

Tapi, Will tidak memiliki keberanian untuk menyatakan rasa yang dihatinya kepada Kimberley. Selain itu, Will juga memiliki trauma masa kecil yang membuatnya takut akan hubungan antara pria dan wanita. 

Will menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil merenggangkan otot tangannya. Kemudian ia pergi keluar dari pintu belakang gedung. Di luar kerumunan para gadis berdiri di depan mobil Will. Mereka menunggu Will sekadar meminta tanda tangan dan mengambil gambar.

Will Greyson yang sudah merasa kelelahan memilih menghindari kerumunan itu. Ia berjalan diam-diam sambil menarik topinya semakin dalam. Ketika ia sampai di pertigaan jalan, Will menelpon Ryan untuk menjemputnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mrs.Gao
Menarik dan seru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kau milikku!   2. Kenangan buruk Will Greyson

    Sebelum Hanna masuk kedalam rumah, ia menghirup napasnya dalam-dalam. Seakan mengumpulkan keberanian untuk bercerita kepada ibunya. Pintu kayu yang sudah usang itu ia buka perlahan yang menimbulkan suara berdecit. Mery Jolie, ibunya Hanna terlihat sibuk dengan penggorengan dan ikan tuna yang baru ia beli. Hanna memeluk ibunya dari belakang. Ia sandarkan kepalanya di punggung ibunya. Seolah sudah mengerti gelagat Hanna, Nyonya Mery membalikan badannya dan memegang kedua pipi Hanna. Ia selidiki mata coklat itu. Lalu nyonya Mery tersenyum. ”Dipecat lagi?” suaranya terdengar lembut. Hanna menganggukkan kepalanya dan sedikit memanyunkan bibir mungilnya. Ia mulai membasahi pipinya dengan air asin yang keluar dari pelupuk matanya. ”Ibu, mengapa aku tidak bisa bekerja dengan benar? Aku hanya memukul pria mesum itu, karena dia telah meraba bokongku. Aku malah berakhir dipecat. Apa yang harus kul

    Last Updated : 2021-05-01
  • Kau milikku!   3. Tak sengaja bertemu denganmu

    Senin yang sibuk datang lagi. Hanna tengah bercermin mencoba pakaian yang akan ia kenakan hari ini. Ia memilih memakai rok plisket putih pendek dan memadukannya dengan blouse pink transparan berenda. Rambut coklat yang indah itu, ia biarkan terurai. Sentuhan akhir lipbalm pink yang menggoda ia poles di bibir seksi itu.Selama semalam ia menulis iklan di selebaran. Yah, Hanna mulai menyerah bekerja pada orang lain. Ia mencoba menawarkan jasa apa saja yang bisa dilakukannya. Entah itu bersih-bersih, mengantar barang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan jasa.Ia masukkan lembaran kertas itu kedalam tas besar. Sebelum pergi Hanna menyempatkan mengganggu Nyonya Mery yang sedang asik mengganti gorden jendela.”Booo!” Hanna dengan sengaja mengusili Nyonya Mery.”Haah!" Sontak Nyonya Mery berteriak kaget hampir terjatuh.”Hannaa.... Dasar gadis nakal. Jika ibu terkena serangan jantung bagaimana?” Hardik Nyonya Mery semba

    Last Updated : 2021-05-04
  • Kau milikku!   4. Lagi, tak sengaja bertemu denganmu

    ”Will, kau baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kau terlihat kurang sehat?” Kimberley menyusul Will. ”Aku tidak apa-apa Kim. Makan siang hari ini kita batalkan saja ya.” Will melirik Kimberley. Bibir Kimberley melengkung kebawah. Ia merasa kecewa. Padahal dari semalam ia sudah membayangkan hari ini ia dan Will berlovey dovey. Yah, apa mau dikata Will sudah bilang batal ya batal. Bahkan Kimberley pun tidak bisa berbuat apa-apa. ”Ya, kita masih bisa atur ulang besok atau lusa. Kau mau pulang? Biar aku antar.” Tawar Kimberley. Will tersenyum. Sejenak ia menepuk-nepuk lengannya yang kotor terkena pasir saat terjatuh tadi. ”Kau yang terbaik. Aku bisa pulang sendiri. Kau tidak marah, kan?” ”Enggak kok.” Kimberley melirik siku tangan Will yang lecet. ”Tanganmu tergores. Mari aku bersihkan lukanya.” Bibir Will mengembang. ”Ini bukan apa-apa. Aku

    Last Updated : 2021-05-10
  • Kau milikku!   5. Dasar gadis gila!

    Hanna secepat kilat berlari meninggalkan Will yang tengah bergelut dengan rasa perih yang menyayat di bawah sana. Sampai terbungkuk-bungkuk Will mengerang jerit kesakitan.”Aku akan membalasmu gadis gila!” Pekik Will, tangannya mengepal keras buku-buku jarinya. ”Mimpi apa aku semalam, harus mengalami kesialan ini.” Will menggerutu.Hanna tidak menggubris ancaman Will. Ia teruskan berlari, tangannya memeluk erat-erat kertas selebaran agar tetap pada tempatnya. Sesaat kemudian, ia menghentikan langkahnya di bawah pohon besar. Ia hempaskan dengan kasar bokongnya ke atas kursi, yang ada di samping pohon itu. Kaki yang lelah berlari itu, ia luruskan ke depan.Sejenak ia beristirahat di bawah pohon itu. Napasnya masih tersengal-sengal. Tiba-tiba ia terusik dengan suara bunyi dering ponselnya. Dengan malas ia ambil ponsel itu dari dalam tas.”George.” Batin Ha

    Last Updated : 2021-05-13
  • Kau milikku!   6. Bertarung dengan logika

    Sore itu, Will Greyson mengunjungi dokter George, psikolog yang selama ini melakukan terapis pada Will. Pria manis itu duduk di depan Will. Ia memegang selembar kertas di tangannya. Alisnya yang tebal itu sedikit naik, aura bahagia terpancar dari wajah tirus itu.”Kulihat, kau sedikit mengalami perubahan. Emosi dan kecemasanmu sedikit terkontrol. Aku jadi penasaran dengan gadis itu.” Ujar George sembari meletakkan kertas itu di atas meja.Will yang sedari tadi duduk bersandar sambil melipat kedua tangannya di depan dada, mengubah posisi duduknya. Raut wajahnya berubah masam. Ia masih memendam rasa kesalnya kepada Hanna.”Dia itu gadis tergila yang pernah kutemui. Sangat kuat seperti pria saja. Sedikit pun tidak anggun seperti Kimberley. Tapi, kau tahu sekalipun ia gadis yang bar-bar, ada pria yang berlutut mengemis cinta padanya.” Will bangkit berdiri, berjalan menuju jendela.Ia perhatikan sejenak pemandangan di luar. Pandangan Ge

    Last Updated : 2021-05-19
  • Kau milikku!   7. Tawaran yang meragukan

    'Will, pada akhirnya kau menjatuhkan harga dirimu, demi kimberley.' Ucap Will pada diri sendiri.Kemudian ia mengambil ponselnya dan menekan nomor yang tertera di kertas itu. Will menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar. Beberapa detik kemudian, panggilan itu tersambung.Hanna yang tengah menyantap barbeque-nya terusik dengan dering ponselnya. Ia menyipitkan mata bulat itu ketika melihat nomor tidak di kenal menghubunginya. Dengan malas ia menjawab panggilan itu.”Ya, halo. Hanna di sini.” Suara Hanna terdengar kurang jelas sebab mulutnya masih penuh dengan barbeque.[ Hai gadis gila. Apa kau mengingat aku? ]Sesaat mulut Hanna berhenti mengunyah. Ia tengah mengingat suara si penelepon itu. Ketika ia menyadari suara itu milik Will Greyson, Hanna membelalakkan mata dan tersedak. George segera berdiri dan menyodorkan air mineral. Hanna mengangkat tangannya, memberikan isyarat kepada George untuk tetap di kursin

    Last Updated : 2021-05-21
  • Kau milikku!   8. Wawancara terburuk si bar-bar dengan si angkuh

    Semalam Hanna tidak bisa tidur dengan nyenyak. Pikirannya dipenuhi dengan tawaran pekerjaan Will. Kadang keningnya mengkerut dan kadang juga alisnya terangkat. Tak perlu dijelaskan, ia pasti sedang mengalami kesulitan dalam mengatasi pikiran anehnya itu. Ia melirik jam yang berdiri tegak di atas meja riasnya, sudah pukul 10 pagi. Terdengar suara gemeretak ketika jarinya mengetuk meja. 'Apa salahnya mencoba. Mungkin ia serius.' Ia berbicara dengan dirinya sendiri. Saat Hanna keluar dari peraduannya, ia mendapati ibunya tidak ada di rumah. Nyonya Mery sudah berangkat kerja pagi-pagi sekali. Lalu ia mengambil tas selempang pink-nya dari sofa depan. Setelah menyandang tasnya itu, Hanna pergi keluar. Kunci rumah itu, ia sembunyikan di bawah pot bunga yang berada di dekat pintu. Sebab kuncinya hanya ada satu, jadi kalau ibunya pulang bisa masuk ke rumah tanpa harus menunggu Hanna. Ia berjalan keluar gang, sesampainya di jalan besar Hanna menunggu bus

    Last Updated : 2021-05-22
  • Kau milikku!   9. Lamaran pernikahan dari orang asing

    ”What????” Hanna membelalakkan matanya.Hampir semenit mereka berdua hening. Bola mata Hanna membara. Ucapan Will membuat tekanan darah Hanna naik, hingga sedikit terasa menegang di punuknya. Saat ini Hanna ingin sekali meloncati meja itu dan menghajar Will."Apa tadi kau menghabiskan sarapanmu?" Tanya Hanna dengan wajah kesal.Will mengernyitkan dahinya, "Hmm, tidak. Aku hanya minum jus wortel dan tomat saja. Mengapa?"Sudut bibir Hanna naik sebelah, "Pantas saja otakmu tidak bekerja dengan baik. Terapi sentuhan katamu?" Hanna memalingkan wajahnya ke luar kaca, "Cih! Dasar pria mesum gila. Hampir saja aku mempercayai omonganmu. Aku memang membutuhkan pekerjaan tapi tidak jika itu harus memberi kau sentuhan. Maaf aku tidak mau. Kau cari saja wanita lain. Di luar sana banyak tuh yang menjajakan di pinggir jalan, kau ambil saja mereka. Aku masih memiliki harga diri." Hanna menolak mentah-mentah tawaran Will. Raut wajahnya terlihat serius d

    Last Updated : 2021-05-25

Latest chapter

  • Kau milikku!   47. Aku menyukaimu, Hanna

    ”Bukankah kau merindukan ibumu? Dia sudah datang, bahkan mengakui kesalahannya. Bagaimanapun, dia masih ibumu. Hubungan darah tidak bisa diputus. Saat aku berbicara dengannya tadi, aku melihat ketulusan dalam sorot matanya. Dia juga sedih, tapi dia menyembunyikan perasaannya dalam senyuman yang dia berikan padaku tadi. Cobalah untuk berdamai dengan masa lalumu, Will. Aku tahu, aku tidak berhak mengatakan ini, tapi aku juga tahu— kau juga sama tersiksanya dengan ibumu. Lantas, mengapa kau harus mempersulit diri?”Will melirik Hanna, sorot matanya tampak berkaca-kaca. ”Aku ... aku tidak tahu harus bagaimana. Dia tiba-tiba datang di saat aku sudah melupakannya, mengapa dia harus kembali? Jika ingin pergi, seharusnya jangan datang lagi.”Tangisan Will pecah. Tentang Rose adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidup Will. Jika saja Rose kembali saat Will masih kecil, mungkin saja ia akan memaafkan segala perbuatan Rose. ”Aku mengerti perasaanmu, tapi dia tetap ibumu. Aku yakin dia juga

  • Kau milikku!   46. Seseorang dari masa lalu

    ”Kim, aku–” Will terdiam. ”Tubuhku masih terasa sakit. Aku ingin istirahat. Bisakah …””Huh! Aku tahu kau cuma ingin menghindar. Tetapi, aku tidak akan memaksa. Lagipula aku juga ada urusan. Istirahatlah.””Terima kasih, Kim.”Kimberley pergi dengan perasaaan hampir marah. Ia menutup pintu dengan suara yang sedikit keras. Sedangkan Will Greyson, ia menatap pintu itu. Kali ini, ia tidak merasakan apa-apa, dan itu mengganggu pikirannya. Kimberley adalah gadis yang ia sukai sejak lama, dan perasaan itu seolah tidak bersisa sedikit pun di dalam hatinya.Lagi-lagi ia memikirkan Hanna dan Will menjadi kesal ketika ia membayangkan Hanna dan George bersama. Will cukup sadar bahwa dirinya yang sekarang tidak lagi dirinya yang dulu.'Aku tidak menyukai Hanna.'Meskipun Will sudah menyangkal itu, tetap saja ia masih kesal.Hanna tiba di rumah sakit terlambat. Dia merasa bersalah telah membuat anak-anak itu menunggunya. Namun, ketika ia mendapati George menunggunya di depan, Hanna menjadi lega.”

  • Kau milikku!   45. Aku atau dia?

    ”Dasar pria aneh.” Hanna bergegas menutup pintu. ”Sikapnya itu semakin menjadi-jadi. Ah, sudahlah. Aku harus bergegas pergi, jika tidak nanti tuan acara akan marah.”Saat Hanna kembali ke ruang makan, tidak ada ibunya di sana. Hanna mencari Nyonya Mery di setiap ruangan sembari memakan anggur yang baru saja dia comot dari meja makan.”Ibu! Ibu di mana?””Di sini! Aku di halaman belakang!” sahut Nyonya Mery dengan suara keras.Segera Hanna beranjak ke halaman belakang. Di sana, Nyonya Mery tengah menggunting daun-daun bunga yang kering. Juga merapikan beberapa tanamanan anggrek dan mawar.”Lihatlah anak nakal ini. Bunga-bunga ini seharusnya kau perhatikan. Aduh! Anggrek yang malang. Tuanmu sakit dan tid

  • Kau milikku!   44. Malu-malu kucing

    Sejak kecelakaan, Will tidak serewel dulu. Kini ia lebih banyak diam dan sangat penurut. Mungkin efek kepalanya yang terbentur keras. Baguslah. Hanna mendorong kursi roda ke luar ruangan. Mereka menuju lobby untuk menemui Ryan. Ketika mereka tiba di sana, Ryan dengan sigap memapah Will naik ke mobil. ”Aku senang kau sudah lebih baik sekarang,” kata Ryan penuh antusias. Will melirik sekilas ke arah Ryan dan menyahut, ”hmm.” Di dalam mobil yang dikemudikan Ryan, Will diam seribu bahasa memandang jalanan melalui jendela mobil. Untuk mencairkan suasana, Ryan menyalahkan radio. Berita tentang kepulangan Will terdengar dari radio. Seketika Will Greyson melirik tajam Ryan melalui kaca kecil yang menggantung di depan. Mata mereka bertemu. Walau hanya melalui tatapan, tetapi Ryan paham dengan maksud Will. Ryan segera mematikan benda kecil berisik i

  • Kau milikku!   43. Sang pemilik paket ternyata...!

    ”Tidak ada namanya. Aneh. Belakangan ini banyak sekali paket untuk Will tapi tak ada pengirimannya. Hmm, bisa saja itu dari penggemarnya,” gumam Hanna sembari meletakkan buket bunga di atas meja. Pintu kamar tetiba diketuk dari luar. Seorang pria tampan masuk sambil membawa buket bunga. Ia mematung di ambang pintu saat tatapannya bertemu dengan mata Hanna. Ada rindu yang terpendam dari setiap cahaya yang terpancar dari matanya. ”George?” ”Hai, emm… aku ingin menjenguk Will. Tadi aku melihat berita Will di televisi. Bagaimana kondisinya sekarang?” George melangkah lebih dekat dengan Hanna hingga jarak yang tersisa hanya satu meter saja. ”Seperti yang kau lihat dia masih terbaring. Belum sadar.” Mereka berdua terlihat canggung. Tentu saja. Siapa pun pas

  • Kau milikku!   42. Buket bunga tanpa nama

    ”Ia masih belum sadar. Saat ini Will masih mengalami trauma di bagian kepalanya. Dan kemungkinan ia tidak akan bangun beberapa hari ini.” ”Apa? Will—” ujar Hanna lirih, ”tapi, Will bisa sehat kembali kan, dok?” ”ya, semoga saja ia bisa melewati masa kritisnya. Kalau begitu saya permisi dulu.” Ryan tiba-tiba berbicara, ”aku akan mengurus administrasinya, Hanna kau jenguklah Will.” Hanna mengangguk sambil berkata, ”hmm, terima kasih Ryan.” Tiga puluh menit kemudian, beberapa perawat keluar dari ruang operasi sambil mendorong ranjang tempat Will terbaring. Pria itu belum sadar, ia masih terpejam. Beberapa selang terpasang di hidung dan mulutnya. Juga di lehernya dipasang alat penyangga. Kimberley tersedu-sedu sambil menyerukan nama Will Greyson.

  • Kau milikku!   41. Patah dan tenggelam

    ”Mobil Will Greyson terperosok ke dalam jurang. Saat ini beberapa petugas polisi sudah turun ke bawah dan berusaha menyelamatkan Will yang sudah tak sadarkan diri. Situasi di sini juga ramai dari kerumunan orang-orang yang penasaran. Saya Gracia Belle melaporkan dari tempat kejadian.”Berita tentang kecelakaan Will wara-wiri di seluruh saluran televisi. Sendok yang sedari tadi Hanna pegang berdentang di atas piring. Berita itu berhasil membuatnya bergeming.”Will—” ucapnya dengan lirih.Tetiba ponsel Hanna berdering. Nomor asing terpampang di layar ponselnya. Hanna sempat ragu untuk menjawab, tapi bisa saja itu kabar tentang Will.[”Ya, halo.””Aku Ryan manajernya Will. Hmm, Will kec

  • Kau milikku!   40. Sebuah awal yang buruk

    ”Kau—” Hanna tertegun melihat sosok wanita yang di hadapannya, lalu ia menimpali, ”Ya, mungkin karena aku tidak bermulut tajam seperti dirimu. Apa di rumahmu tidak ada jam? Ini masih pukul 7 pagi dan kau sudah bertamu ke rumah orang lain dengan penampilan seperti itu,” Hanna menggeleng-geleng kepala melihat Kimberley yang lebih terlihat seperti menghadiri pesta. Untuk apa Kimberley bertamu sepagi ini dan sudah bermulut jahat kepada Hanna. Seketika Kimberley menggigit bibirnya, ia begitu kesal dengan Hanna. Tidak pernah ia dibuat tak berkutik seperti ini. Namun, Kimberley tetap menunjukkan keangkuhannya dan bersikap bak putri raja menyelonong masuk sambil mengangkat dagunya . ”Will tidak ada di rumah.” ”Aku tahu. Aku datang kesini untuk menemui dirimu, bukan Will,” sahut Kimberley ketus.

  • Kau milikku!   39. Paket Misterius

    ”Aku tahu, kau ingin melakukan sesuatu yang licik dan kotor terhadapku, kan?” Hanna menyipitkan matanya.Will gelagapan lalu berkilah, ”bukan. Kau dan hayalanmu terlalu liar. Ah, sudahlah. Aku sudah ngantuk, kita pulang saja.”Dengan tergesa-gesa Will masuk ke dalam mobil. Apa yang kau pikirkan,Will? Kau tertangkap basah. Kini Will hanya perlu bermuka tebal, walaupun ia sangat canggung. Sedikit lagi bibirnya akan merasakan bibir Hanna. Benar-benar memalukan.Perasaan aneh dan penuh ketegangan menyelimuti keduanya. Hanna tidak hentinya berpikir kalau Will akan menciumnya. Sedangkan Will mengutuki dirinya yang begitu ceroboh menyosor bibir orang lain. Tidak bisa dibiarkan. Benar, pria harus punya harga diri.Saat mereka tiba di rumah, sebuah kotak kecil ber

DMCA.com Protection Status