Share

146. Tidak Merasa Bersalah

Seperti apa yang aku dengar tadi di telepon wanita itu, Yahya tidak pulang. Ini berarti suamiku bermalam di rumah Salma. Hatiku kini semakin kosong dan dingin. Hanya sebagai kodratku saja yang masih aku jalani yaitu sebagai istri dan ibu. Zahra pun kulihat juga sudah biasa akan tidak pulang abahnya.

Malam telah terlewat, pagi pun tiba tepat jam enam pagi suamiku pulang. Dia menunggu di depan kebetulan Zahra sedang memakai sepatu jadi Yahya menawarkan diri untuk mengantar Zahra. Anakku itu pun menyetujui niat abahnya.

Aku merasa lega, setelah kepergian Zahra segera kulanjutkan kerjaan di warung, semua aku bersihkan juga mulai memanasi ayam rebusan. Saat mau angkat ayam setelah aku panasi sebuah tangan ikut membantu. Aku tahu itu milik siapa. Akhirnya panci itu pun terangkat dengan dua tangan yang berbeda.

"Aku ingin bicara sama, Umi!" kata Yahya.

"Iya nunggu Bulan sampai dulu," jawabku.

"Tinggal saja warungnya, sekalian kita sarapan bareng. Aku tadi beli nasi padang kesukaan kamu, Lho
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Joko Tripuji Santoso
ini yang ceritanya lucu ya?????
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status