Beranda / Romansa / Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu / Bab 20 Aku Calon Suami Rania

Share

Bab 20 Aku Calon Suami Rania

Penulis: Rose_roshella
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku terkejut saat mendengar apa yang dikatakan oleh mama Pak Attala saat ini, seolah-olah jantungku mau copot setelah mendengar pernyataan itu.

"Iya, Ran. Maaf, jika ini membuat dirimu terkejut, tapi sebenarnya kami ingin membuat sebuah kejutan untuk dirimu," sahut Pak Attala dengan nada santainya.

Aku hanya mematung dan tak tau lagi apa yang harus aku jawab. Sungguh, aku belum siap jika keluarga Pak Attala datang ke rumahku untuk bertemu dengan ibuku.

Bukan hanya itu saja, aku takut akan gunjingan dari tetangga yang akan membenarkan fitnahan dari Mas Raka kepadaku.

"Tapi Pak, apakah ini tidak terlalu mendadak? Ibu juga belum tau soal ini, aku takut kedatangan Bapak dan keluarga, malah akan menjadi gunjingan para tetangga, mengingat saya yang masih belum selesai masa Iddah." Aku mencoba untuk menjelaskan ini kepada mereka, agar tidak salah paham dengan penolakanku.

"Kami mengerti maksudmu dan apa yang saat ini sedang kamu risaukan, kedatangan kami bukan untuk melamar, hanya silaturrah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 21 Bayar Hutang dengan Mahar

    Aku terkejut dengan pernyataan Pak Attala yang mengatakan jika dia adalah calon suami aku. Dalam sekejap, detak jantungku seperti berhenti sejenak dan rasa panik mulai menyebar ke seluruh tubuh. Kurasakan wajah Mas Raka mulai berubah, dia tampaknya sedang menatap wajahku dengan tatapan penuh amarah. Aku bisa merasakan perubahan suasana di sekitar kami. Namun, entah mengapa aku terpaku dan tidak bisa bergerak. "Mengapa Pak Attala mengatakan itu kepada Mas Raka? Jika yang dikatakannya hanya bercanda saja, lantas apa yang harus aku lakukan sekarang? Apalagi dia ke sini hanya untuk silaturahmi saja," batin ku mulai resah.Entah apa yang dia pikirkan saat ini, tapi aku yakin saat ini dirinya sedang tidak terima dengan pernyataan Pak Attala. "Apa? Calon suami? Hahaha ..., jangan membual kamu!" seru Mas Raka yang menolak dengan pernyataan dari Pak Attala. Namun aku bisa merasakan betapa hatinya juga terluka."Aku tidak membual, aku memang calon suami Rania," ujar Pak Attala dengan perca

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 22 Menerima Lamaran

    Mas Raka menatapku dengan sorot mata tajam, wajahnya seolah memanas saat menerima mahar yang aku berikan kepadanya untuk membayar ganti rugi atas rumah yang kuhancurkan saat itu.Ada rasa tak percaya dalam pandangannya saat melihat wajahku yang memperlihatkan penyesalan, serta benda satu-satunya yang tersisa dari kenangan pernikahan kami kini harus kukembalikan."Kau benar-benar keterlaluan, ini adalah mahar yang aku berikan dulu waktu aku menikah denganmu," ucap Mas Raka dengan nada marah.Aku mencoba menenangkan diri, sambil berkata dalam hati, "Kau memang berhak marah, karena aku tidak punya pilihan lain selain aku memberikan ini . Tapi, apa boleh buat, aku harus bertanggung jawab atas perbuatanku, karena kau sudah menuntut diriku untuk melunasinya," gumamku dalam hati."Iya, itu memang benar mahar yang kamu berikan untuk diriku, saat kita menikah, Mas. Tapi sebaiknya memang aku kembalikan lagi kepadamu. Aku anggap ini sebagai pembayaran cicilanku," balasku dengan nada tegas.Aku

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 23 Mas Raka Cemburu

    Aku benar-benar dikejutkan oleh berbagai kejadian dalam hidupku, terutama setelah apa yang baru saja aku lalui. Melihat Mas Raka menikah dengan sahabatku sendiri, benar-benar menusuk hatiku hingga berdarah dan sulit aku lupakan kejadian menyakitkan itu. Tak hanya itu, bangunan yang kubangun dengan jerih payahku pun diatas namakan dengan nama mantan ibu mertuaku. Betapa tersiksa perasaanku saat itu. "Apakah aku layak mendapatkan ini semua? Setelah pengorbanan yang aku berikan kepada keluarga mereka? Bahkan semua hasil jerih payahku sudah terkuras habis oleh laki-laki yang tidak bertanggung jawab itu." Tanya hatiku dalam isak. Kejadian demi kejadian buruk seperti bergulir, meninggalkan luka di hati yang sulit kubendung. Akan tetapi, ketidakadilan masih terus berlanjut. Mas Raka menuntut ganti rugi atas rumah yang kuhancurkan, dan bahkan sekarang, dia memfitnahku dengan menyebarkan berita viral yang mencemarkan nama baikku. "Cukup sudah! Kenapa dia begitu kejam terhadapku? Apa lagi

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 24 Olokan Keluarga Mas Raka

    Aku merasa sangat terkejut saat menyadari Pak Attala berada di kamarku dan menyaksikan perlakuan Mas Raka terhadap diriku.Hatiku hancur, malu, dan terpukul oleh situasi yang terjadi."Kenapa Mas Raka tega melakukan ini kepadaku? Mengapa harus aku yang mengalami ini?" desis hatiku pilu.Namun, ada rasa bersyukur yang timbul ketika Pak Attala datang tepat waktu, seakan ingin melindungiku dari tindakan bejat yang hendak dilakukan oleh Mas Raka saat itu kepadaku."Alhamdulillah ya Allah, Engkau sudah melindungimu dengan mengirimkan Pak Attala datang ke sini tepat waktu. Aku harus kuat, agar bisa memberikan pelajaran untuk Mas Raka atas apa yang dia lakukan kepadaku," batinku dengan tekad yang bulat.Sementara Pak Attala dengan penuh amarah melayangkan pukulan demi pukulan ke arah tubuh dan wajah Mas Raka, aku berusaha bangkit dan menghindar dari dua lelaki yang saat itu tengah terlibat konflik keras.Dalam sekejap, rasa takut dan trauma bercampur aduk dalam dadaku, menyesakkan napasku.S

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 25 Mempermalukan Mas Raka dan Keluarganya

    Aku melihat mantan ibu mertuaku dan Kalea, histeris, ketika polisi akan segera membawa Mas Raka pergi dari rumahku.Kemarahan tersirat tegas di wajah ibu Mas Raka. Adegan di hadapanku terasa begitu nyata, membuatku tersenyum puas, menyaksikan bagaimana Mas Raka dipermalukan oleh dirinya sendiri.petugas yang berusaha membawa Mas Raka, tampak dihalangi oleh Kalea dan Ibu Mas Raka saat petugas itu hendak membawanya ke mobil polisiJeritan dan teriakan mereka sungguh menyayat hati, tapi tidak sedikit pun aku merasa bersimpati. Aku menikmati menyaksikan adegan itu, sebagai pembalasan rasa sakit hatiku yang dilakukan oleh Mas Raka kepadaku selema ini."Jangan bawa suami saya, dia tidak bersalah. Ini fitnah! Wanita itu yang mencoba untuk menggoda suami saya," Kalea mencoba menghalangi petugas itu membawa Mas Raka dan menuduhku menggoda suaminya.Aku hanya terdiam dan menyaksikan tangisan mereka yang semakin pilu ketika berusaha melepaskan Mas Raka.Namun, tak lama kemudian, aku pun berjalan

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 26 Melihat Kehancuran Mas Raka

    Ketika mendengar ucapan Mas Raka, aku seperti disambar petir. Tubuhku terasa lemas saat dia berlutut di depanku dan mengungkapkan isi hatinya. Seolah-olah seketika semua rasa marah dan sakit hati hilang sejenak. Namun, waktu berhenti sejenak ketika tanpa sadar, Kalea dan ibunya datang dan mendengar ucapan Mas Raka.Aku bisa melihat raut wajah Kalea yang penuh amarah, dia tak terima dengan pengakuan suaminya. Dalam sekejap, dia menghampiri Mas Raka dan memukulinya. Aku tak tahu harus merasa apa, sebagian diriku merasa puas melihat pertengkaran mereka. Namun, sebagian yang lain bingung apakah ini yang sebenarnya aku inginkan. "Apa kamu bilang, Mas? Kau akan menceraikan aku demi wanita ini? Apa kamu sudah tidak waras? Aku sedang mengandung anakmu! Tega kamu, Mas!" Kalea tampak menghardik Mas Raka dan terus memukuli dirinya.Mas Raka hanya diam terdiam, sambil menghalau pukulan Kalea yang ditujukan ke arah wajahnya berkali-kali.Sementara ibu Mas Raka kini menghampiri diriku dan seolah

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 27 Melepaskan Status Janda

    Baru saja aku melangkahkan kakiku, tiba-tiba terdengar Ibu Mirna memanggil namaku."Tunggu, Rania!" seru wanita paruh baya itu, menghentikan langkah kakiku.Aku pun tersenyum menyeringai, membiarkan rasa penasaran mengusik pikiranku. "Apa yang membuat Ibu Mirna begitu gelisah? Kenapa dia menahan langkahku? Mungkinkah kali ini dirinya sudah menentukan pilihannya? Apakah dia akan memilih Mas Raka dari pada tuntutan ganti ruginya? Rasanya aku sudah tak sabar ingin tau apa yang kali ini dia putuskan," gumamku dalam hati.Saat aku membalikkan tubuhku ke arahnya, kudengar tapak langkah kakinya berjalan mendekatiku. Kuputuskan untuk menunggu dan melihat apa yang ingin Ibu Mirna sampaikan padaku. "Jangan pergi, Rania?" kata Ibu Mirna dengan tatapan penuh kegelisahan, seolah dia kesulitan menemukan kata-kata yang tepat.Aku mencoba untuk tetap sabar, walaupun rasa penasaran kian menyiksa. "Ada apa, Bu?" tanyaku, berusaha untuk memberikan kesempatan padanya agar mengungkapkan isi hatinya. B

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 28 Mas Raka Patah Hati

    Setelah melakukan ijab qobul, kini aku dan Pak Attala menikmati pesta pernikahan kami.Bagaikan sebuah mimpi, aku di ajak Pak Attala untuk berdansa dengan memakai gaun pengantin mewah.Sungguh, aku tidak pernah menyangka jika semua ini akan aku alami seperti saat ini.Dulu, aku menikah dengan Mas Raka, hanya dibawa tangan dan itupun ibuku yang banyak membantu Mas Raka dalam mengurus semuanya.Saat itu, himpitan ekonomi memang sedang dialami keluarga kami, terutama oleh keluargaku yang saat itu jatuh bangkrut setelah ayahku meninggal. Oleh karena itu, dia enggan mengeluarkan banyak uang untuk sekadar menyumbang pesta kecil-kecilan dalam pernikahan kami. "Tidak perlu pesta, ini hanya buang-buang uang, karena kamu dan Raka menikah di bawah tangan, aku tidak mau teman-temanku tau, jika aku memiliki menantu seperti dirimu, mau ditaruh di mana mukaku ini?" kata-kata Bu Mirna sampai sekarang masih terngiang-ngiang di telingaku. Aku mengingat semua kata-kata bekas mantan mertuaku saat dia m

Bab terbaru

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 134 TAMAT

    Setelah pemakaman ibuku, aku hanya duduk di dekat pusaranya, memandangi gundukan tanah yang masih basah. Airmataku tak tertahankan jatuh mengalir deras dari pelupuk mataku. "Mama... kenapa harus sekarang mama meninggalkan Raka sendirian? Raka masih butuh mama," bisik hatiku, tenggelam dalam kepedihan. Aku meratapi semua kenangan yang kulewati bersama ibuku, mengingat betapa besar pengorbanannya untukku.Meskipun ibuku memiliki sifat jahat. Namun, kasih sayang dan perhatian yang dia berikan kepadaku tidak lekang oleh waktu."Kenapa mama meninggalkan aku saat aku seperti ini?" tanyaku pada pusara mamaku yang masih basah, mencari jawaban yang tidak akan pernah kudapat. Seiring berjalannya waktu, aku tetap enggan beranjak dari sisi pusara ibuku. Hingga akhirnya, Attala datang menghampiriku, menepuk pundakku pelan. "Bersedih boleh, Raka, tapi jangan kamu sampai meratapi kematian ibumu di tanah yang masih basah," ucapnya, mencoba membawaku kembali ke kenyataan. Merasa sakit yang tidak

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 133 Bu Mirna Meninggal

    Suasana menjadi semakin haru saat aku melihat ibuku meneteskan air mata, tanda penyesalan yang begitu dalam. Saat aku mendengar ucapan ibuku yang seolah sedang memberikan sebuah pesan terakhir untuk semua orang, seketika membuat tubuhku merinding.Entah mengapa aku merasa sesuatu yang tak enak di sana.Tak lama kemudian, ibuku kembali berkata pada Kalea, "Ibu minta maaf atas apa yang sudah ibu lakukan kepadamu, Kalea. Ibu telah menyakiti dirimu dan membuatmu menerima fitnah yang sengaja ibu buat bersama Andini demi memisahkan kalian berdua." Isak tangis ibuku semakin keras, seiring dengan penyesalan yang saat ini dia rasakan.Hatiku terenyuh, teriris oleh kesedihan yang kini harus ibu rasakan. Tapi apa boleh buat, semua ini akibat perbuatan ibuku sendiri di masa lalu.Namun, aku mencoba memahami apa yang sebenarnya ibu rasakan saat ini. Ibuku melanjutkan, "Ibu tahu bahwa kesalahan yang sudah ibu lakukan tidak pantas untuk mendapatkan maaf. Namun, saat ini ibu sudah menerima hukuman a

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 132 Permainan Maaf Bu Mirna

    Aku terkejut saat mendengar apa yang diucapkan oleh mamaku, seolah apa yang dikatakannya itu adalah sebuah pesan terakhir untuk diriku. "Mama, jangan bicara aneh-aneh. Mama pasti akan sembuh setelah ini," ucapku, mencoba menguatkan mamaku yang tampak lemah.Mama menatapku dengan sorot mata yang berkaca-kaca, dan tangisan tak mampu lagi ditahannya. Ia bahkan meminta maaf kepadaku, membuat hatiku sangat terharu dan sedih. Aku pun larut dalam suasana kesedihan ketika mamaku mengatakan itu dengan penuh penyesalan."Maafkan Mama, Raka. Mama sudah membuat keluargamu hancur, dan kini kamu telah kehilangan semuanya. Mungkin ini balasan yang seharusnya Mama terima," ujar mamaku dengan isak tangis yang membuatku seketika larut dalam tangisan."Tidak, Ma. Jangan bicara begitu lagi. Raka juga bersalah dalam hal ini, semuanya karena Raka yang terlalu egois dan terlalu mengejar dunia hingga Raka menjadi orang tampak," ungkapku, tak mampu menahan air mata. Aku mencium punggung ibuku, mencoba untu

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 131 Penyesalan Bu Mirna

    Aku terdiam sejenak, mencerna apa yang Arif katakan kepadaku. Saat ini, ekonomi benar-benar menurun drastis dan tawaran Arif terasa sangat aku butuhkan saat-saat seperti ini."Apakah dia mau membantuku? Tapi, bagaimana kalau Rania menolak membantu?" gumamku penuh kekhawatiran.Arif tampak tahu apa yang ada di benakku, dia tahu jika saat ini aku ragu akan Rania dan Attala mau membantuku.Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi antara diriku, Kalea dan Rania di masa lalu."Aku sedikit ragu jika dia akan membantuku setelah apa yang aku lakukan di masa lalu. Kesalahan yang aku lakukan benar-benar sangat fatal, hingga aku membuat dirinya benar-benar kubuat sangat menderita. Entah mengapa aku tidak yakin jika dia mau membantu diriku saat ini," ungkapku penuh penyesalan.Arif menatap simpati kepadaku, dia berusaha untuk meyakinkan diriku saat ini, meskipun aku masih ragu jika Rania dan Attala mau memberikan bantuannya kepadaku."Jangan berpikiran buruk soal Rania dan Pak Attala. Mereka orang

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 130 Penyesalan Mas Raka

    Aku merasa terkejut sekaligus bingung saat mendengar tawaran yang diberikan Arif. Sebenarnya, dalam diriku ingin menolak tawaran tersebut. Namun, situasi yang sedang aku alami saat ini membuatku merasa tidak punya pilihan lain. "Benarkah ini satu-satunya jalan untuk keluar dari kondisi ini? Aku harus menerima tawaran Arif untuk bekerja menjadi sopir kantor Attala, suami Rania? Apa yang mereka pikirkan setelah tahu aku mau melamar bekerja di sana? Apakah mereka akan mentertawakan nasibku?" batinku sedih sekaligus bingung menentukan pilihanku. Tapi aku berpikir kembali, sudah seminggu ini aku lelah menjadi tukang parkir yang harus selalu bersaing dengan preman-preman untuk mendapatkan lahan. "Jika aku tidak menerima tawaran ini, aku akan menjadi tukang parkir dengan penghasilan tak menentu dan aku akan mengecewakan ibuku," pikirku lagi penuh kebimbangan.Akhirnya, dengan perasaan berat, aku menerima tawaran Arif. "Baiklah, aku mau, kapan aku bisa bekerja?" tanyaku dengan tatapan ma

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 129 Perubahan Nasib Raka

    Aku merasa bingung saat melihat ibuku yang tampak sangat gugup ketika aku memintanya untuk meminta maaf kepada Kalea. "Mama belum siap, Raka. Mama takut jika dia tidak akan memaafkan Mama," ujar mamaku sambil menatap wajahku bingung.Aku pun berusaha untuk mengerti perasaan ibuku, tapi aku tak bisa menahan rasa ingin tahu, apa yang sebenarnya membuatnya begitu takut. "Apa yang membuat Mama takut? Apakah ini karena dia merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan?" gumamku dalam hati. Mungkin aku memang harus memberikan waktu untuk ibuku meminta maaf kepada Kalea. Akhirnya, setelah kami berbicara cukup lama, aku putuskan untuk mencari kos yang murah di dekat sini. Namun, sayangnya kos yang ada di depan rumahku harganya cukup mahal. Seolah tak ada pilihan lain, aku terpaksa mencari kos di dekat rumah yang sekarang sudah kujual kepada Arif. Saat kami tiba di depan tempat kos tersebut, beberapa tetangga yang mengenal kami tampak terkejut melihat kami di sana.Mereka sepertinya sedang

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 128 Penyesalan Bu Mirna

    Aku mencoba menenangkan perasaanku ketika melihat ibuku sudah mulai gugup dan terlihat dia sedang menyembunyikan sesuatu. Mungkinkah saat ini ibuku mulai cemas saat Nadia mengatakan itu kepada ibuku?Apakah ibuku saat ini mulai merasa bersalah dengan apa yang dia lakukan kepada Nadia? Aku benar-benar sangat malu dan menyesal ketika tahu ibuku sendiri yang tega melakukan itu kepada Nadia.Demi memisahkan diriku dengan Nadia, dia rela berbuat fitnah dan membuatku percaya dengan apa yang dia katakan.Nadia tampak menatap penuh amarah, ketika dia baru saja mengatakan sesuatu yang membuat ibuku menjadi sangat gugup. Hatiku semakin percaya jika selama ini ibu yang berperan dalam penderitaan Nadia.Apakah benar ibuku telah membuat Nadia merasa seolah-olah kehilangan rahimnya karena bekerja sama dengan Andien waktu itu?Ketika kesadaran itu menerjang benakku, rasa menyesal pun menyusul, membuatku ingin segera meminta maaf kepada Nadia. "Nadia," kataku dengan suara serak,"Sebenarnya aku i

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 127 Bertemu Nadia

    Aku, Raka, saat itu mendengar sekilas tentang Arif yang sedang menelpon seseorang. Entah mengapa, perasaan aneh muncul di benakku, seolah yang dia telpon adalah Attala, suami Rania.Aku ingin sekali mengonfirmasi perasaan ini, ingin menanyakan kepada Arif siapa sebenarnya yang sedang dia telpon. Namun, aku ragu. Aku takut jika nanti Arif tersinggung dan membuat diriku kehilangan kesempatan untuk bekerja di perusahaan tempat Arif bekerja saat ini. Apakah benar yang dia telpon adalah suami Rania? Ataukah ini hanya perasaanku saja? Arif mulai berpamitan kepadaku. "Maaf Raka, aku harus kembali ke tempat kerja, bosku sedang menelpon," ujarnya. Aku tersenyum tipis, menahan rasa penasaran yang mengusik hatiku.Tak lama kemudian Arif pergi meninggalkanku. Aku terdiam, melihat punggung Arif yang semakin menjauh. Entah apa yang harus kulakukan, mungkinkah aku salah? Aku tersentak dari lamunan, sejenak melupakan perasaan cemas yang tadi menggangguku. Kemudian aku kembali untuk menyusul ibuku,

  • Kau Nikahi Sahabatku, Kunikahi Bosmu    Bab 126 Sesal Arif

    Aku, Raka, terperangah saat mendengar pengakuan yang Arif sampaikan kepadaku. Betapa tidak, kebenaran mengenai rahim Kalea yang sebenarnya tidak diangkat membuatku terpukul dan sulit untuk mempercayainya.Ternyata selama ini, ibuku telah berbohong kepadaku. Bagaimana mungkin aku bisa begitu percaya dengan ucapan ibuku yang, waktu itu, bersekongkol dengan seorang dokter yang menggantikan dokter Ridwan di rumah sakit itu. Aku merasa frustrasi dan hampir tak bisa menerima kenyataan saat Arif mengungkapkan semua itu kepadaku. "Mengapa Mama begitu tega melakukan ini padaku dan Kalea? Apakah ini memang rencananya sejak awal?" gumamku dalam hati, merasa tertipu oleh orang yang seharusnya paling aku percayai. Arif menceritakan secara detail kejadian saat itu, tak ada yang dia sembunyikan ketika dia mengungkapkan semuanya. Di dalam hati, aku merasa semakin hancur mendengar kebenaran ini. "Bagaimana aku bisa memaafkan Mama setelah kejadian ini? Apakah Kalea akan mampu melupakan semuanya d

DMCA.com Protection Status