Share

Part 157. Kejadian Naas

"Pak, semuanya udah pada bubar!" ucap seseorang seraya memukul pelan pundak Bram yang masih bergeming.

Bram tersentak dari lamunannya. Menyisir ballroom yang hanya ada hitungan orang saja.

"Oke, nggak perlu aku pikirkan mereka itu. Mungkin ini salah satu cara mereka mengambil muka di depan para klien yang diundang. Atau bisa jadi … Nggak! Aku harus mawas diri." Bram membatin.

"Dan, untuk urusan Ratna dan Devina akan aku temui esok hari. Semoga saja mereka sudah pulang ke rumah."

"Ini bukan akhir segalanya."

Bram berpura-pura memperbaiki dasi yang tak rusak, serta tampak mengatur napasnya. Tak berapa lama, Bram pun ikut meninggalkan ballroom yang menjadi saksi prestasi terbesarnya, malah sebaliknya, menjadi saksi kehancuran dirinya secara langsung. Meskipun tak ada satupun sikap arogan ataupun cacian dari Jayanto dan Arjuna.

***

"Saya ingin Bram dihabisi saat itu juga. Setidaknya, sebuah tamparan berhak dia terima," ucap Jayanto menggebu.

"Jangan, Pak. Tangan Anda terlalu berharga jika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status