Share

Kabar Bahagia

Author: Brata Yudha
last update Last Updated: 2025-01-12 15:44:16

Ibunya Bening berusaha membantu sang anak yang tumbang dan duduk di lantai sambil memegangi perutnya. Beliau tampak sangat khawatir dengan kondisi Bening. Apalagi, wajah sang anak mendadak pucat pasi dan berkeringat dingin.

“Bening… Bening… ya Allah, Nak. Kamu kenapa?”

Ibunya Bening berjongkok di depan Bening dan menyentuh wajah sang anak, berusaha memastikan apakah suhu tubuhnya stabil atau tidak. Ketika meraba wajah Bening, ibunya sadar bahwa sang anak tremor.

“Kamu tremor, Ning. Tapi badanmu enggak panas. Kamu kenapa sebenarnya? Capek ya?”

Bening meringis menahan sakit dan terus meremas perutnya. Rasanya aneh sekali. Perut Bening terasa melilit.

“Sini Ibu bantu bangun.”

Ibunya Bening pun membantunya bangun dan memapah Bening sampai duduk di pinggiran ranjang. Bening sendiri sebenarnya juga tidak tahu mengapa tiba-tiba merasa lemas dan mual, karena sejak tadi pun ia merasa baik-baik saja.

“Coba senderan dulu, Ning. Ibu ke belakang dulu ambil air buat kamu.”

Ibunya Bening langsung
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Imah Sitiso
GK taubat,,ni si Wildan
goodnovel comment avatar
emonn
lanjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Hilang Kabar

    Kelompok berbahaya yang beberapa waktu terakhir semakin sering mengacau menjadi perhatian khusus bagi Kalingga dan anggotanya. Mereka memperketat penjagaan terutama di area yang seringkali dilalui oleh warga setempat. Kelompok berbahaya itu tidak pandang bulu. Bahkan warga sipil yang tidak berse njata pun bisa dil ukai kalau dianggap mengganggu. Hari ini, Kalingga sedang berjaga seperti biasa di posnya. Ia sendirian sekarang sebab rekan jaganya sedang berkeliling untuk memeriksa satu area kebun warga yang katanya seringkali dilalui oleh anggota kelompok berbahaya itu di kala malam hari. Ditemukan jejak-jejak langkah yang sama selama kurun waktu beberapa hari ini. Demi keamanan, dan karena warga juga merasa resah, akhirnya penjagaan di sekitar kebun itu ditingkatkan untuk antisipasi kalau-kalau ada warga yang tidak sengaja bertemu dengan anggota kelompok berbahaya ini.Secara tiba-tiba, Wildan datang dengan langkah tergesa-gesa menghampiri Kalingga. Meskipun mereka berdua bermasalah s

    Last Updated : 2025-01-13
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Mulai Curiga

    Ketika di teras, panggilan Maya sudah mati. Namun, hanya berselang beberapa detik setelah panggilan itu mati, Maya menghubungi Damar lagi. Kali ini, Damar baru bisa menerima panggilan itu karena sudah berada di teras dan tidak akan berisiko didengar oleh Kinan. “Halo,” ucap Damar.“Lama banget jawabnya, lagi ke mana sih?” seru Maya kesal. “Aku ada urusan. Nggak 24 jam merhatiin hape,” balas Damar. Ia kesal juga baru menerima telepon malah langsung disemprot oleh Maya.“Aku ngidam rujak buah tau. Dari tadi telepon Bang Damar malah dianggurin. Beliin dong, ini ‘kan anak kamu. Aku males keluar, capek.”Damar menghela napas panjang. “Bisa tenang sedikit, nggak? Keluargaku lagi kena musibah, jangan nambah-nambah beban lah.”Maya di seberang panggilan terkejut. “Musibah? Musibah apa?”“Bang Lingga hilang di Papua sana. Ada masalah sama kelompok berbahaya yang meneror warga. Sekarang belum diketahui di mana keberadaan Bang Lingga atau bagaimana nasibnya,” jelas Damar. Maya syok berat mend

    Last Updated : 2025-01-13
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Balik Menyindir

    “Argh!” Si algojo ambruk. Kalingga langsung menutupi wajahnya menggunakan kain hitam yang sebelumnya dipakai sebagai penutup wajah Kalingga. Si algojo tak sadarkan diri karena Kalingga memukul tepat di bagian tengkuknya. Kalingga segera bangkit. Ia sudah melepaskan tali yang mengikat tubuhnya sejak tadi, susah payah ia membuka seluruh tali yang menahan segala pergerakan tubuhnya. Untunglah, Kalingga sudah pernah belajar bagaimana cara melepaskan diri di situasi yang membuat tubuh terbatas dalam bergerak. Setelah memastikan pergerakannya tidak terbatasi, Kalingga berpura-pura masih pingsan dan terikat. Lalu saat si algojo lengah, Kalingga mengambil kesempatan itu untuk menghantam tengkuk si algojo dengan satu serangan telak.Kalingga berdiri dan melihat algojo yang tak sadarkan diri di lantai kumuh itu. Suara-suara di luar masih terdengar, dan sudah pasti ada banyak orang yang berjaga di bangunan tua ini. “Aku harus segera keluar dari sini bagaimana pun caranya,” gumam Kalingga. Ia

    Last Updated : 2025-01-14
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Jatuh Ke Jurang

    Maya tidak bisa menjawab. Ia malah kelihatan ketakutan dan kebingungan bagaimana harus menjawab pertanyaan Bening. Hal tersebut tergambar di wajah Maya, dan itu justru membuat Bening curiga. Apa iya yang ia lihat di klinik waktu itu memang Damar? Maksudnya, Bening bahkan saat itu masih tidak yakin. Ia pikir, mungkin hanya salah lihat. Sangat wajar melihat orang lain memiliki kemiripan dengan orang lainnya. Dan waktu itu, Bening juga berpikir demikian. Sekarang, Maya malah bereaksi seperti ini. Bibir perempuan itu sedikit bergetar, dan Bening juga melihat bagaimana kedua bola mata Maya seperti bergerak-gerak gelisah. Bening maju selangkah dengan dagu terangkat. Sorot matanya tajam, menatap lurus pada kedua mata Maya yang tampak resah luar biasa. “Bener Damar, ‘kan?” ucap Bening. Maya masih tidak mau menjawab—atau mungkin tidak bisa? Entahlah, yang jelas Bening semakin yakin kalau ada yang aneh dengan Maya serta fakta kehamilannya itu. “Jangan bilang kamu jadi pelakor di rumah tang

    Last Updated : 2025-01-14
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kita Bercerai Saja

    Wildan puas. Usai melihat sendiri bagaimana anggota kelompok berbahaya itu membawa Kalingga ke bangunan tua yang menjadi area penyekapan. Memang agak susah untuknya menyelinap bertemu dengan kelompok itu. Apalagi, sekarang Kalingga sudah dinyatakan statusnya hilang dan seluruh anggota yang ikut satgas di sana juga diperintahkan untuk mencari keberadaan pria itu.Setelah setor muka ke Pos, Wildan harus kembali ke tempat penyekapan itu demi memeriksa situasi. Ia juga harus melihat sendiri bagaimana kondisi Kalingga sekarang. Berhubung prajurit yang lain juga memiliki tugas masing-masing, Wildan selalu berhasil menyelinap.Setelah hujan gerimis mereda, Wildan kembali ke bangunan tua itu lagi untuk memeriksa kondisi Kalingga. Sampai di sana, ia masuk ke ruangan yang menjadi tempat penyekapan Kalingga. Ia tersenyum puas kala melihat Kalingga masih tak sadarkan diri di lantai dengan wajah tertutup kain hitam. “Hahaha… Sekarang kamu nggak akan pernah bisa ketemu Bening lagi,” gumam Wildan.

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Aku Mau Cinta dan Dicintai

    “Apa maksud kamu ngomong gitu, May?” tanya Damar. Maya berusaha kelihatan biasa. Padahal, isi hatinya juga sedang berantakan. “Aku udah mikirin ulang soal ini, dan aku memutuskan untuk besarin anakku sendiri aja.”“Itu juga anakku, May.”Maya mendengkus pelan kemudian terkekeh sinis. “Loh? Bukannya pas awal itu Bang Damar bahkan minta aku gugurin kandungan ini?”Damar membelalak. Iya, ia mengaku salah atas hal itu. Ia panik, saat itu. Bayangkan saja, di situasi yang sedang tidak baik-baik saja, ia malah khilaf meni duri sepupunya sendiri sementara ia sudah punya istri. Damar kira, malam itu akan berakhir menjadi sebatas one night stand saja, tetapi ternyata Maya malah hamil. Apa lagi yang bisa Damar pikirkan selain menggugurkan kandungan itu saja? Pikirannya saat itu masih belum berjalan dengan baik karena masih terkejut. “Iya, aku salah waktu itu. Tapi aku ‘kan udah menjalankan apa yang kamu minta untuk tanggung jawab? Aku udah nikahin kamu, May. Anak itu juga anakku, jadi kamu ngg

    Last Updated : 2025-01-15
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Anak Penolong

    “Tante!”Susan yang hampir saja mendorong punggung Bening seketika menarik tangannya. Jantungnya berdebar kencang, dan napasnya seketika tercekat.Seorang anak kecil pedagang gorengan berlari ke arah Susan dan Bening. Saat itu juga, Bening menoleh dan kaget melihat ada Susan di sana.“Susan?”Susan kebingungan. Ia sampai refleks menyembunyikan kedua tangannya ke belakang tubuhnya sendiri saking paniknya. Wajahnya pucat pasi. Padahal hanya tinggal sekian senti saja sampai tangannya bisa menjangkau punggung Bening kemudian mendorongnya ke jalan raya yang sedang ramai di depan mereka.Sementara Bening menatap Susan dengan ekspresi heran. Ia ganti melirik si anak kecil pedagang gorengan yang menghampiri mereka.“Tante! Tante! Orang ini mau dorong Tante!” seru anak kecil itu.Bening mengernyit dan langsung menatap Susan. “Orang ini?” Bening menunjuk Susan, dan anak itu mengkonfirmasinya dengan anggukan.Susan melotot melihat itu. “Hah?! Apaan sih? Ngawur kamu, bocah.”“Tapi tadi aku lihat

    Last Updated : 2025-01-16
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Semoga Dugaanku Salah

    Bening tidak tahu mana yang lebih menyebalkan, Susan yang terus meminta agar Bening membujuk Wildan supaya mau menikahinya, atau Wildan yang tidak mau berhenti mengganggu kehidupan Bening. Sungguh, Bening tidak paham dengan kedua orang itu. Mereka pernah menjadi orang yang dekat dengan Bening, siapa sangka malah sekarang dua-duanya menjadi sosok paling mengganggu dalam hidupnya. Apa sih sebenarnya yang ada di otak Wildan sampai ia santai sekali berkata seperti itu? membercandai seseorang yang saat ini mungkin sedang mempertaruhkan nyawa bukanlah hal yang etis. Lebih-lebih, Kalingga itu jelas adalah atasan Wildan sendiri. Di mana sebenarnya akal sehat pria itu?“Dengar ya Mas, ngelihat wajah kamu aja aku jijik, jadi jangan ngarep apa-apa! Mas Lingga pasti masih hidup, aku yakin itu,” tegas Bening.Wildan malah terkekeh menyebalkan di seberang panggilan. “Oh ya? Hm… ya ini hanya untuk jaga-jaga aja sih. Kan nggak mungkin ya wanita secantik kamu dibiarin menjanda gitu aja. Makanya aku s

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dikira Tamtama Ternyata Anak Panglima

    Yudha tidak langsung datang ke alamat Pak Harjo. Meskipun ia khawatir dengan Vina dan ingin secepatnya mengambil gadis itu kembali, bukan berarti ia akan bertindak gegabah. Yudha jelas tahu Pak Harjo yang dimaksud oleh bapaknya Vina bukan orang biasa. Ia butuh persiapan untuk bisa menyelamatkan Vina. Kalau tidak ada persiapan, salah-salah nanti ia sendiri yang celaka. Yudha menghubungi dua temannya, menjelaskan secara singkat apa yang terjadi kemudian meminta bantuan mereka untuk menjalankan rencana ini. Yudha tidak bisa sendirian masuk ke sarang musuh berbahaya. Tak lama setelah ia menghubungi dua temannya, mereka langsung datang ke lokasi yang dikirimkan oleh Yudha. Saat ini, Yudha berhenti tak jauh dari area tanah milik Pak Harjo. Mobilnya berhenti di sana sambil menunggu kedua temannya datang. “Kapten!” Kedua teman Yudha datang bersamaan. Mereka mengendarai motor berboncengan berdua. Yudha langsung keluar dari mobil.“Ada apa sebenarnya ini, Kapten? Ada situasi darurat apa?” ta

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Tunggu Saya, Vina

    Bersama orang tua Wulan, Vina akhirnya sampai di kediaman mewah Pak Harjo. Vina sendiri tahu tentang Pak Harjo, tetapi ia tidak kenal secara personal. Vina hanya tahu sebatas dari kata tetangga-tetangga saja kalau sudah membicarakan mengenai harta Pak Harjo yang tidak ada habisnya dari keturunan-keturunan sebelumnya. Selain informasi umum seperti itu, Vina tidak tahu apapun. Malahan, ia baru tahu kalau Pak Harjo menawakan bantuan kepada yang membutuhkan. Itu juga karena bapaknya Wulan yang menginformasikan. Mobil yang dikendarai Vina beserta orang tua Wulan masuk ke pelataran rumah Pak Harjo. Mobil itu berhenti ketika seorang anak buah Pak Harjo mencegatnya. Bapaknya Wulan langsung melepas seatbelt dan menoleh ke kursi belakang.“Vin, jangan turun dulu. Om dan Bibi mau ngomong sama anak buahnya Pak Harjo sebentar.”Vina mengangguk saja. Orang tua Wulan pun turun dari mobil kemudian bicara dengan anak buah Pak Harjo. Dari posisi Vina di dalam mobil, ia sama sekali tidak bisa mendenga

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kecurigaan Yudha

    Niat hati, Vina tidak mau mengabari Yudha dahulu sebelum ia memastikan sudah ada biaya untuk operasi bapaknya. Kalau sampai Yudha tahu bahwa bapaknya harus operasi tulang dan butuh biaya banyak, Yudha pasti akan berusaha membantu. Vina tidak ingin merepotkan Yudha lagi. Ia sudah cukup banyak menerima kebaikan Yudha, dan tak satu pun kebaikan itu ada yang sudah ia balas. Vina hanya enggan menjadi beban. Makanya, kali ini ia ingin berusaha sendiri. Namun, Yudha malah sudah datang ke rumah sakit bahkan sebelum Vina mengabari kondisi bapaknya. “Ibu yang ngabarin Nak Yudha, Vin,” sahut ibunya.Vina menghela napas panjang. Ia tidak memperingatkan apa-apa kepada ibunya. Siapa sangka kalau ibunya akan langsung terpikir mengabari Yudha?“Oh iya,” jawab Vina pelan.Yudha mendekati Vina. “Kenapa kamu nggak ngabarin saya, Vin?” tanyanya.“Oh, maaf ya, Om.”Yudha mendesah. “Saya kaget pas Ibu kamu telepon katanya Bapak kamu kecelakaan. Harusnya kamu langsung kabari saya supaya saya segera nyusul

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Hampir Berhasil

    Vina menatap bapak Wulan dengan ekspresi penuh tanya. Imbalan? Imbalan semacam apa sebenarnya yang dimaksud oleh omnya itu?“Maksudnya imbalan apa ya Om? Vina harus kerja sama orang itu kah?”Bapak Wulan melirik ibunya Vina yang duduk di kursi tunggu sambil menangis. Ia tidak bisa bicara di depan ibunya Vina, atau rencana ini akan gagal. “Vin, bisa kita bicara berdua dulu? Om nggak enak sama ibumu, kayaknya dia lagi sedih banget.”Vina mengangguk. Sementara ibunya Vina ditemani oleh ibunya Wulan, Vina pergi menjauh bersama bapaknya Wulan untuk mendiskusikan soal bantuan pembayaran operasi bapaknya yang kecelakaan. Setelah merasa bahwa posisi mereka sudah cukup aman, barulah bapaknya Wulan mulai bermanis-manis menjelaskan mengenai seseorang yang akan membantunya. “Jadi gini Vin, Om tau orang yang bisa bantu bayar biaya operasi bapakmu.”“Siapa, Om?” tanya Vina.“Pak Harjo, juragan tembakau di kelurahan sebelah itu. Yang rumahnya tiga lantai dan punya sawah di mana-mana itu.”Pak Har

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dengan Sebuah Syarat

    Yudha dan Vina diantar oleh pelayan dari toko Amethys itu ke belakang. Ada sebuah etalase kaca bening yang tampak mewah. Di dalamnya, terdapat berbagai bentuk cincin pernikahan yang menarik dan pastinya elegan. Tidak ada label harga dari perhiasan itu, tetapi Vina sudah bisa membayangkan kalau harganya pasti tidak murah.“Om, kenapa kita beli cincin di sini?” bisik Vina.Yudha menoleh. “Kenapa? Kamu nggak suka?”‘Mana mungkin aku nggak suka!’ seru Vina dalam hati. Ini bukan soal suka atau tidak suka. Masalahnya, toko ini kelihatan sekali bukan toko perhiasan biasa. Vina khawatir dengan harganya.“Kalau memang nggak suka, kita bisa pindah ke tempat lain. Kebetulan, ini toko yang direkomendasikan oleh Papa saya.”Vina membelalak. “Om Kalingga?”Yudha mengangguk. Vina menelan ludahnya dengan susah payah. Semakin banyak ia tahu mengenai keluarga Yudha, semakin terkejut pula dirinya. Sebelumnya, ia baru tahu kalau Bening berlangganan pada sebuah butik mewah, sekarang toko perhiasan rekome

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Rencana Jahat

    Wulan dan bapaknya saling berpandangan pasca menyebut nama Vina. Bapak Wulan mengernyit, ia tidak paham apa maksudnya. “Maksud kamu apa bawa-bawa anak miskin itu?”Wulan sebenarnya tidak ada niatan sama sekali membawa-bawa nama Vina. Lidahnya terselip dan nama Vina malah yang pertama kali ia sebut karena sudah terdesak. Wulan akan melakukan apapun asalkan ia tidak harus menikah dengan si bandot tua juragan tembakau itu. Ia tidak peduli meskipun hidupnya akan bergelimang harta kalau menikah dengan si juragan tembakau tersebut. Yang jelas, Wulan tidak sudi menjadi istrinya. “Coba Bapak pikir, karena Vina itu miskin, jadinya ‘kan lebih mudah buat dinikahin. Dia nggak akan ngelawan.”Bapak Wulan mengernyit. “Tapi Pak Harjo udah tau soal kamu. Dia mau kamu jadi istrinya, mana bisa diganti seenaknya.”Wulan mengepalkan telapak tangannya. Ia tahu pasti, tipikal juragan kaya raya seperti Pak Harjo itu menikah bukan bukan karena cinta melainkan hanya untuk memuaskan napsu. Sekalian, menunjuk

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kejutan

    Ibu dan bapaknya Vina tersenyum melihat Vina membelalak dan menganga karena terkejut. Yang datang adalah Yudha beserta Bening dan Kalingga. Mereka juga berdandan rapi, benar-benar seperti sudah mempersiapkan segalanya demi acara ini.Vina yang masih kebingungan menatap bapak dan ibunya. Pandangannya mengisyaratkan tanya, tetapi orang tuanya malah hanya mesam-mesem lucu kepadanya.“Gimana, Vin? Bener ‘kan apa yang Ibu bilang? Calonmu itu sangat cocok untuk kamu ‘kan?” kata ibunya.Vina seketika cemberut. “Ibu sama Bapak mau ngerjain Vina, ya?” Jujur saja, Vina tidak tahu bagaimana kondisi hatinya sekarang. Senang? Tentu saja. Siapa sangka calon yang katanya cocok dengan Vina itu ternyata adalah Yudha sendiri. Padahal, sudah sejak semalam Vina kepikiran karena pertemuan dadakan ini. Namun meski ia senang, tetap saja Vina merasa kaget dan tidak menyangka. Sebuah pertanyaan muncul di benak Vina sekarang, sejak kapan orang tuanya merencanakan pertemuan ini bersama dengan keluarga Yudha?

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Terkejut

    Vina masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan gelisah. Baru saja ia merasa senang karena akhirnya hubungan dengan Yudha membaik. Mereka sudah sama-sama saling mengakui kalau perasaan mereka mutual satu sama lain. Vina tidak cinta sendirian, pun dengan Yudha sendiri, ia juga mencintai Vina. Ia pikir, setelah ini hubungan mereka bisa melangkah ke jenjang selanjutnya setelah berbicara dengan kedua keluarga, tetapi mengapa tiba-tiba ibunya berniat mengenalkan Vina dengan pria lain?Vina menghela napas panjang. “Padahal aku sama Om Yudha baru aja damai,” gumamnya lesu. Vina mencoba untuk menghubungi nomor Yudha. Ia rasa, hal ini tidak seharusnya disimpan sendiri. Lebih baik dikomunikasikan saja daripada nanti urusannya malah runyam.Panggilan pertama, sama sekali tidak ada jawaban. Vina semakin resah. “Apa Om Yudha belum sampai rumah ya makanya nggak diangkat?”Vina menunggu sebentar lagi. Ia berusaha berpikir positif, sebab nomor Yudha aktif, hanya panggilannya saja yang tidak terjawab. B

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Hujan Jadi Saksinya

    Vina tertegun atas pelukan tiba-tiba tersebut. Ia membeku, diam, dan tidak tahu harus melakukan apa. Guyuran hujan deras dan embusan angin kencang begitu dingin menusuk tulang. Vina seharusnya sudah menggigil gara-gara situasi hujan angin deras tersebut, tetapi entah mengapa tubuhnya merasa biasa saja. Mungkinkah dekapan Yudha melindunginya dari hawa dingin tersebut? entahlah, yang jelas, Vina merasa nyaman. Selama beberapa saat, Vina tidak melakukan apa-apa. Ia biarkan saja lengan kekar Yudha mendekapnya dengan begitu erat. Secara refleks, Vina malah menyandarkan kepalanya pada dada Yudha, tetapi kedua lengannya tidak melakukan apa-apa. Ia tidak balas memeluk, sebab situasi ini terlalu mengejutkan untuk Vina. Sampai kemudian, ia tersadar bahwa apa yang mereka lakukan itu salah. Yudha akan menikah dengan wanita lain. Tak seharusnya Vina terlalu dekat dengan Yudha bahkan sampai melakukan kontak fisik seperti ini. Vina yang tersadar bahwa hal ini tak seharusnya dilakukan segera mendo

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status