Bab 113Mata Siti berbinar senang saat melihat nominal yang baru saja masuk ke dalam rekeningnya."Masya Allah, ini banyak banget," lirihnya tak percaya.Uang lima puluh juta merupakan nominal yang sangat besar bagi Siti karena selama ini wanita itu hampir tak pernah memegang uang lebih dari 10 juta rupiah.Tak pernah sekalipun terbayangkan bahwa dia akan bisa menghasilkan uang dari memanfaatkan hobi serta meluangkan waktu sejenak seusai bekerja."Uang ini akan aku simpan sebagai tabungan Putri," lirihnya lagi sembari melihat putri kecilnya yang masih tertidur.Ada banyak hal yang harus dipikirkannya mulai sekarang karena Siti menjadi orang tua tunggal. Membesarkan seorang anak sendiri yang tentu saja membutuhkan biaya yang besar apalagi saat anak tersebut mulai beranjak tumbuh karena kebutuhan tentunya akan bertambah setiap harinya.Saat ini uang gajinya menjadi seorang asisten rumah tangga lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Putri. Baik pokok maupun sekunder telah terpenuhi.T
Bab 114Sepanjang perjalanan menuju rumah, Handi hanya diam sambil memandang ke arah buket bunga yang terletak tepat di sampingnya. Entah mendapatkan ide dari mana pria itu memutuskan untuk membeli hadiah kecil yang nantinya akan diberikan pada Siti. Handi sendiri sejujurnya tak tahu hal ataupun benda yang disukai oleh Siti. Namun setidaknya dia membeli sebuah barang yang kemungkinan besar akan diterima oleh Siti.Rasanya dia ingin membuat wanita itu bahagia dan melupakan sedikit rasa sakit karena pernikahannya yang gagal. Handi tahu kalau sebuah buket bunga tak akan pernah cukup untuk membuat hati seseorang yang tengah terluka bisa sembuh.Tapi dia ingin mencoba, demi Siti dan demi melihat wanita itu tersenyum kembali.Tak perlu waktu lama mobil yang tengah ditumpanginya itu sampai tepat di depan rumah.Tatang menghentikan mobilnya tepat di halaman rumah sang majikan. Pria itu tampak melirik ke arah kaca kecil yang berada tepat di atasnya dan mengamati sosok sang majikan yang hanya
Bab 115"Kenapa aku malah mengatakan omong kosong padanya, sih?!" gerutunya kesal setelah menutup pintu kamar.Handi menyesal karena telah melakukan hal bodoh dan membuat orang lain menjadi salah paham. Padahal pria itu hanya tak ingin membuat suasana jadi canggung. Tapi ternyata dia justru melakukan kesalahan besar."Bodoh ... aku bodoh!" Pria itu mengacak-acak rambutnya dengan kasar.Kita peduli seberapa besar rasa penyesalan yang mulai muncul di dalam hatinya, Handi hanya bisa menyalahkan diri sendiri.Pria itu duduk di samping tempat tidur. Biasanya dia akan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tapi entah mengapa dia kini telah kehilangan begitu banyak semangat."Ha ... seharusnya aku jujur padanya," lirihnya lagi.Handi menatap pintu kamarnya yang kini tertutup rapat. Dia masih ingat dengan jelas ekspresi wajah Siti, wanita itu terlihat muram setelah tahu alasannya membawa buket bunga."Apa dia sedih?" Wajah Siti terlihat begitu muram dan Handi makin menyesal.
Bab 116Setelah Siti bercerai dengan Adi, wanita itu hampir tak pernah lagi menghadapi masalah. Seolah semua hal yang sempat membelenggu telah hilang dengan sempurna.Wanita itu mulai menjalani hidupnya dengan tenang bersama dengan Putri. Gadis kecil itu juga mulai terbiasa tanpa mempertanyakan kehadiran sang ayah.Tapi, Siti juga sadar bahwa dia harus tetap menjelaskan segalanya pada Putri. Siti melirik ke arah gadis kecilnya yang kini tengah belajar. Wanita itu tampak tersenyum tipis seraya mengelus pelan puncak kepala gadis kecilnya dengan lembut."Put, Ibu mau bicara. Bisa dengerin dulu dan tutup bukunya sebentar?"Putri menoleh sekilas dan gadis kecil itu langsung mengangguk dengan cepat."Bicara apa, Bu?" tanyanya sambil menutup buku tulisnya.Siti meremas tangannya sendiri sambil menarik nafas panjang. "Ibu dan Ayah sudah tak bersama lagi. Ibu nggak akan bisa tinggal lagi sama Ayah, begitu juga sebaliknya. Tapi, Putri masih bisa kok sesekali ketemu Ayah atau nginap di rumahnya
Bab 117"Aamiin ya rabbal'alamin," Siti mengusap wajahnya dengan kedua tangan setelah wanita itu selesai berdoa. Perlahan Siti mulai melepaskan mukena yang tengah dikenakan dan melipatnya dengan rapi serta menaruhnya tepat di atas sajadah.Setiap kali selesai beribadah dia merasa begitu tenang karena bisa mencurahkan seluruh isi hatinya pada Sang Pencipta. Baginya tak ada tempat yang paling nyaman untuk berkeluh kesah selain kepada Tuhan.Pandangan wanita itu kini beralih menatap ponsel yang tergeletak tepat di atas meja. Dia lantas meraihnya dan mulai membuka akun sosial media.Seketika matanya terlihat membulat dengan sempurna. Rasanya dia begitu senang sekaligus terkejut."Ya Allah, Alhamdulillah karyaku kali ini juga dapat respon yang bagus," ujarnya penuh syukur.Mata Siti terlihat berbinar senang kala melihat notifikasi di akun media sosialnya. Beberapa penggemar memberi dukungan setelah membaca karya terbarunya.Padahal Siti baru memposting satu BAB saja, tapi nyatanya rezeki m
Bab 118Handi membuka pintu ruang kerja setelah selesai membersihkan dirinya. Siang tadi dia baru saja membeli sebuah novel yang tengah booming karena menjadi best seller selama satu bulan belakangan."Cinta diatas Luka ... judul yang bagus, aku harap isinya juga begitu." Cukup mengherankan bagi pria dingin seperti dirinya karena menyukai novel atau film romansa. Apalagi Handi selama ini terkenal sebagai pria yang dingin dan terlihat begitu acuh soal masalah percintaan.Ada satu hal yang selalu disembunyikan oleh Handi. Sejujurnya dia memang mempercayai cinta, tapi tidak dalam dunia nyata karena menurutmu cinta yang paling tulus dan juga sempurna hanya berasal dari seorang ibu. Itulah sebabnya dia hampir tak pernah membuka hati untuk siapapun. Terlebih lagi dia tahu kalau beberapa wanita yang mencoba untuk mendekat hanya memikirkan soal uang dan juga kedudukan. Tak ada yang tulus ataupun benar-benar mencintai nya."Ya ... semua itu hanya angan belaka," lirihnya.Handi duduk di sofa
Bab 119"Apa ada sesuatu yang salah?"Siti menggelengkan kepalanya dengan cepat saat mendapatkan tatapan tajam dari sang majikan. Dia tak bermaksud untuk membuat majikannya merasa malu. Hanya saja dia terlalu terkejut karena melihat novel buatannya ternyata tengah dibaca oleh Handi."Enggak ada yang salah kok, Pak. Saya cuma kaget karena melihat novel yang lagi dibaca sama Bapak," ujarnya.Wajah Handi kini terlihat dihiasi dengan sedikit semburat merah merona karena salah tingkah sebab salah satu kelemahannya telah diketahui oleh orang lain.Pria itu sendiri takut akan dinilai aneh karena membaca novel bergenre romansa."Cuma iseng aja," kilahnya.Siti tersenyum tipis sambil mendekati sang majikan dan meletakkan sepiring makan malam ke atas meja."Nggak ada salahnya jika seorang pria membaca novel bertema romansa apalagi rumah tangga, Pak. Itu wajar saja karena setiap orang pasti memiliki selera yang berbeda."Ucapan Siti barusan terasa seperti angin segar bagi Handi. Padahal pria itu
Bab 120Selama masa iddah, Siti menjalaninya dengan hikmat dan juga mencoba untuk memberikan sedikit jarak dengan sang majikan agar tak terlalu dekat.Tapi beberapa kali mereka sempat menjalin diskusi mengenai tentang novel yang tengah booming. Putri juga tak lagi menanyakan soal ayahnya karena gadis kecil itu sudah tahu tentang hubungan Siti dan Adi.Siang ini gadis kecil itu baru saja pulang dari sekolah. Putri terlihat cukup lucu karena anak kecil memang sering kali mengotori seragamnya sendiri."Assalamualaikum, Putri pulang!"Sumi yang baru saja keluar dari kamarnya itu tampak tersenyum tipis setelah melihat Putri."Waalaikumsalam ... Kayaknya lagi seneng, nih! Ada apaan, Put? Cerita dong!"Seperti biasanya hubungan mereka berdua memang dekat layaknya sahabat. Tak peduli seberapa jauh umur Putri dan Sumi, keduanya tetap menjadi teman karena Sumi memang pandai dalam ngemong anak kecil.Siti tersenyum tipis. "Put, ganti bajunya dulu baru cerita sama Mbak Sumi."Gadis kecil itu men
EndingAdi berlari sejauh mungkin ketika pria itu menyadari ada sebuah mobil yang sejak tadi mengikutinya dari belakang."Sial! Masa aku gagal lagi?!"Putri terlihat sangat ketakutan dan gadis kecil itu juga kelelahan karena sejak tadi ditarik dengan paksa oleh Adi. Mereka berdua terus berlari tanpa memperhatikan apapun.Handi menginjak pedal gasnya dan mengemudikan mobilnya jauh lebih cepat dari biasanya ketika melihat sosok Adi. Kemarahan yang ada di dalam hatinya itu semakin memuncak ketika melihat pria itu menarik anaknya."Aku nggak akan pernah melepaskanmu Adi!" Dengan cepat, dia langsung mengerem mobilnya ketika berada tepat di hadapan Adi dan berhasil menghadangnya.Adi terjatuh karena terkejut. Begitu juga dengan Putri. Handi tanpa basa-basi langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan mendekat dengan perasaan yang begitu marah."Kamu sudah sangat keterlaluan dan melewati batas dari kesabaranku, Adi. Kamu sudah berani mengusik keluargaku!"Adi tercengang dan merasakan nyalinya
Bab 326Setelah Eva berhasil diamankan oleh polisi, Siti berlalu pergi untuk menemui mantan ibu mertuanya. Wanita itu telah mendapatkan kabar dan juga bukti begitu banyak dari sang suami bahwa sebenarnya orang-orang terdekatnya terlibat soal anaknya yang menghilang.Siti tak ingin diam saja. Selama suaminya kini berjuang untuk menemukan anaknya, dia akan menangkap orang-orang yang terlibat dari masalah ini.Sumi dan Bi Yati yang ikut menemani juga merasa kaget karena Siti terlihat begitu berubah seolah menjadi wanita lain."Mbak," panggil Sumi dengan perasaan yang sedikit takut.Siti tampak menoleh sekilas dan wanita itu tersenyum tipis seolah memberikan kode bahwa dia baik-baik saja."Ti, Bibi harap masalah ini segera selesai dan Putri bisa ditemukan dalam keadaan yang baik-baik saja."Siti menganggukkan kepalanya perlahan. "Aku juga berharap begitu, Bi. Aku tidak akan diam saja jika ada satu luka di kulit Putri."Hanya butuh waktu sekitar 10 menit saja hingga wanita itu sampai tepat
Bab 325Handi dan Selina telah masuk ke rumah dan mendapati keadaan yang begitu berantakan. Mereka lantas berkeliling untuk mencari bukti lebih banyak.Handi menemukan seragam sekolah anaknya dan pria itu bisa yakin bahwa wanita yang sempat memberikan informasi itu tak berbohong sama sekali.Selina menghela napas perlahan. "Maaf, Pak. Sepertinya karena tindakan saya yang terlalu ceroboh, Adi jadi kabur begitu saja dan membawa semua bukti-buktinya."Handi terdiam. Tiba-tiba saja dia mendengar suara ponsel yang berdering.Dua orang yang tengah ada di dalam ruang tamu itu tampak menoleh dengan terkejut. Mereka kini berusaha untuk menemukan ponsel yang berdering karena sadar itu bukan milik dari mereka masing-masing.Selina menyingkirkan salah satu bantal dan menemukan ponsel. Dia sadar kalau ini adalah milik Adi."Pak, saya menemukannya! Ini ponsel milik Adi dan sepertinya karena terburu-buru dia jadi meninggalkannya."Handi dengan cepat langsung merebutnya. "Ini ... darimana dia bisa me
Bab 324Handi telah sampai di tempat yang baru saja dikatakan oleh sosok wanita misterius. Dia juga telah menghubungi pihak kepolisian untuk ikut datang.Pria itu bergegas turun sambil mengedarkan pandangannya ke sekitar. Padahal sosok wanita itu mengajaknya bertemu di tempat ini, tapi dia tak melihat sosoknya sama sekali."Apa jangan-jangan wanita itu hanya berbohong dan mencoba untuk mengecohku?"Dia merasa takut kalau informasi yang sempat didengarnya itu hanyalah palsu dan membuatnya jadi terkecoh hingga tak jadi pergi ke kantor polisi.Handi mengusap wajahnya dengan kasar. Dia merasa kesal dan berniat untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi sayup-sayup telinganya mendengar suara rintihan seorang perempuan. Dia lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling lagi dan memicingkan matanya ketika melihat sosok wanita yang ada di kejauhan tergeletak di jalanan."Itu ... Hah? Jangan-jangan itu dia!"Tanpa basa-basi sedikit pun dia langsung berlari mendekat. Dilihatnya sosok wanita ya
Bab 323Selina dengan cepat langsung pergi keluar meski rencana awalnya tak berhasil. Tapi wanita itu akan tetap berusaha untuk menyelamatkan Putri.Wanita itu bergegas pergi ke salah satu tempat yang cukup sepi agar bisa menelepon dengan nyaman.Wanita itu meraih salah satu ponsel rahasia miliknya dan langsung mencoba untuk menelepon seseorang. Cukup lama hingga panggilannya itu akhirnya diangkat."Halo, siapa ini?""Pak, saya yakin anda tahu. Beberapa kali saya mencoba untuk mengirimkan bukti-bukti mengenai kejahatan Adi dan Yayuk.""Kamu ...""Ya, benar. Tapi ada hal lain yang jauh lebih penting. Putri, anak anda diculik."Mata pria yang ada di ujung telepon sana tampak terbelalak kaget. Dia yang tengah mengemudikan mobilnya itu sontak langsung mengerem secara mendadak."Bagaimana kau tahu soal anakku yang diculik?" Tak bisa dipungkiri saat ini dia merasa sangat curiga.Selina menghela napas berat. "Ini tak penting sama sekali. Tapi saya tahu di mana keberadaan Putri dan jika Bapa
Bab 322Handi bergegas meraih jaketnya setelah pria itu mendapatkan panggilan penting dari pihak kepolisian.Siti yang tengah duduk itu sontak langsung menatap suaminya dengan tatapan heran."Mas, kamu mau pergi ke mana?"Pria itu tampak menoleh dan diam sejenak. "Mas akan pergi ke kantor polisi karena tadi baru saja mendapatkan panggilan dan katanya ada sedikit titik terang mengenai keberadaan Putri."Mata Siti seketika terbelalak lebar setelah mendengar penjelasan suaminya. "Apa benar, Mas? Kalau begitu aku juga ikut denganmu."Pria itu dengan cepat langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu di rumah aja, Ti. Biar Mas yang akan menyelesaikan semua masalah ini."Pri itu tahu dengan jelas kalau kondisi tubuh istrinya sedang tak baik-baik saja sebab wanita itu terus saja memikirkan berbagai kemungkinan buruk mengenai Putri. Dia tak ingin membuat suasana jadi jauh lebih buruk.Siti merasa sedikit kecewa karena takut ijinkan untuk ikut pergi ke kantor polisi. Namun wanita itu juga tak bisa
Bab 321Siti menoleh ke arah suaminya dengan cepat. "Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang, Mas?""Tenang dulu." Pria itu lantas mengulurkan segelas air putih pada istrinya. Siti dengan cepat langsung meminumnya, namun dia tetap saja merasa khawatir."Mas, kita nggak mungkin diam saja seperti ini. Apa yang diinginkan oleh penculik? Uang? Berapa banyak? A-aku punya uang jadi--""Stop, Siti!" Wanita itu langsung diam. Dia yang tadinya tengah merasa sangat kebingungan itu kini perlahan mulai menangis. Dia benar-benar hampir gila karena masalah ini.Handi dengan cepat langsung memeluk agar bisa menenangkannya."Ti, tenang ... kita akan cari solusinya sama-sama."Baik Sumi, Bi Yati, Tatang dan Dadang bisa merasakan kesedihan yang begitu mendalam di sepasang suami istri ini.Padahal mereka belum lama menikah namun telah dipertemukan oleh banyak masalah yang berat dan juga rumit.Setelah merasa istrinya sedikit tenang, pria itu langsung melepaskan pelukannya. Dia kembali beralih menatap
Bab 320Siti melipat mungkin ada juga sajadahnya setelah wanita itu selesai menunaikan salat. Matanya terlihat begitu sembab karena sampai sore ini pun masih belum ada kabar mengenai keberadaan anaknya.Namun dia tak ingin larut dalam kesedihan dan wanita itu akhirnya memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Dia tak mungkin membuat orang-orang di rumah ini merasa khawatir terus menerus padanya.Perlahan wanita itu mulai menapaki tangga setelah keluar dari kamarnya. Tapi entah mengapa dia merasakan atmosfer yang cukup berbeda seolah-olah semua orang yang ada di rumah ini tengah merasa tegang.Siti mengerikan pening ketika melihat sosok suaminya kini berada tepat di ruang tamu. Sumi dan Bi Yati juga ada di sana. Bahkan Tatang dan Dadang juga secara kebetulan berada tepat di dalam rumah."Ada apa ini?"Suara Siti telah berhasilkan mengejutkan semua orang dan mereka kini terlihat sangat kikuk.Siti semakin merasa heran, dia mendekat sambil mengerutkan keningnya."Kok malah pada diem aja? A
Bab 319Selina membuka pintu kamarnya dan benar saja, pria yang tak lebih dari benalu itu kini masih tertidur lelap seolah dia tak pernah melakukan kesalahan apapun.Selina menghela napas berat. Apa dia tak sadar kalau belum memberi makan anaknya sendiri?Dia masih tak menyangka karena ada sosok ayah yang begitu tega seperti Adi.Namun marah-marah seperti ini juga tak ada gunanya sama sekali karena pria itu tak mungkin mau mendengarkannya. Dibandingkan harus meluangkan waktu untuk marah-marah, dia memutuskan untuk segera pergi ke lemari bajunya dan mencari pakaian yang pas dikenakan Putri.Cukup lama dia berkutat untuk mencari pakaian, namun tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya dari belakang dan berhasil membuatnya terpekik kaget."Kamu kaget, ya?" suara berat seorang pria telah berhasil menggetarkan gendang Selina.Wanita itu kini tampak tersenyum kikuk. "Ah, Mas ... kamu kenapa malah ngagetin aku, sih?"Adi hanya diam. Pria itu merasa seolah-olah berada di awan karena memili