Share

Bab 16. Afrodisiak

Author: Liliana3108
last update Huling Na-update: 2025-04-17 20:34:24

Andrew sedang duduk di sofa. Matanya tertuju ke arah pintu masuk rumah yang masih tertutup rapat. Di telinganya ada benda kecil yang menghubungkannya dengan Naren.

"Kalau sudah menemukannya langsung tinggalkan rumahku!"

"Ya tuan muda." jawab Andrew tersenyum.

Saat ini Naren sedang berdiri di depan gedung kantor dengan dua laki-laki besar yang sudah menunggunya sejak lama.

"Tuan besar menyuruh anda pulang!"

Naren tahu, cepat atau lambat Kakeknya pasti akan mencarinya. Itu karena Alina dengan ide liciknya. Malam itu seharusnya ia menghentikan Alina lebih dulu, namun karena kejadian malam itu, Naren jadi terlambat.

"Kamu bicara dengan siapa?"

"Bukan siapa-siapa." jawab Naren mengakhiri panggilannya.

"Beritahu padanya aku tidak akan pulang!" jawab Naren lantang dan tegas. Tidak ada kekhawatiran di wajahnya. Dia cukup tenang dengan situasinya saat ini. Dua orang yang bisa saja melakukan kekerasan padanya jika melangkah sedi
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 17. Rencana Andrew

    "Sial. Aku jadi penasaran. Seharusnya tadi aku taruh CCTV di sana!" gerutu Andrew, begitu penasaran dengan apa yang akan dilakukan Naren dengan Nora yang terpengaruh obat rangsangan yang ia oleskan di seluruh leher gelas kosong milik Nora. Membayangkan sosok Nora yang terpengaruh obat, membuat Andrew menelan ludahnya sendiri. Jika ia diposisi Naren saat ini pastinya dia tidak akan menolak wanita polos cantik itu, yang memiliki nilai tersendiri di dalam dirinya. "Naren harus berterima kasih padaku!" ucap Andrew, percaya dir bahwa apa yang berikan pada Naren adalah sebuah anugerah terbesar bagi Naren. Sekarang dia hanya tinggal menunggu Alina menghubunginya. Tak lama, sebuah nomor yang tak dikenalnya, terlihat di layar handphonenya. Tanpa basa-basi, Andrew langsung menjawab. "Apa ini?" tanya Alina yang sedang berada di dalam mobil. Menyetir mobilnya sendiri. "Bukannya itu yang kamu mau?" "Tentu saja. Tapi orang licik sepertimu tidak mu

    Huling Na-update : 2025-04-18
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 18. Terpaksa Bermalam Bersama

    Sudah tiga puluh menit berlalu dengan Naren yang duduk di sofa. Matanya tertuju ke arah kamarnya menunggu wanita itu yang tak kunjung keluar dari kamarnya. Kesabarannya sudah habis, ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Naren bangun dari tempat duduknya dan melihat wanita itu masih dalam posisi yang sama saat terakhir ia tinggalkan. "Ka-ka-kiku belum bisa digerakkan!" beritahu Nora gelagapan, memalingkan wajahnya yang memerah karena menangis. "Pergilah setelah kakimu bisa digerakkan!" ujar Naren melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sudah terlalu malam untuk ia pergi mencari tempat lain untuk tidur, dia juga terlalu malas untuk keluar. Dia tidak tahu kenapa ia masih memiliki belas kasih yang tak berguna untuk wanita yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Naren mengambil selimut yang ia simpan di dalam lemarinya dan satunya ia lemparkan ke Nora untuk menutupi tubuhnya yang masih t

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 19. Belum Menyerah

    "Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi." Adisty berulang kali menghubungi nomor Danu. Namun jawaban yang diberikan operator tetap sama. Nomor itu tidak dapat dihubungi sama sekali. "Pinjam handphone mu!" "Untuk apa?" "Pinjam saja!" "Di dalam tasku." Adisty mengambilnya sendiri di dalam tas sang manager. Ia ingin membuktikan sesuatu. "Hallo?" sapa Danu lebih dulu, membenarkan dugaan Adisty. Danu memang sudah memblokir nomornya. "Hallo?" sapa suara itu lagi. Adisty tersenyum getir. "Kamu memblokir nomorku?" tanya Adisty, menahan kesal. Danu diam tak menjawab. Suara itu tidak asing lagi di telinganya. Danu tahu siapa itu dan ia tidak ingin berlama-lama bicara dengannya. Baru saja akan mengakhiri panggilan, tangan Danu sontak terhenti saat mendengar pernyataan Adisty. "Jangan matikan! Ini tentang Nora!" Danu diam mendengarkan. "Lima me

    Huling Na-update : 2025-04-22
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 20. Mencari Laki-laki Yang Tidur Dengan Nora

    Thump...thump...thump....Suara musik DJ yang sedang dimainkan terdengar kencang memenuhi seluruh ruangan sampai ke sudut-sudutnya. Semua orang melompat riang sambil mengikuti alunan musik, mereka terlihat seperti tidak ada beban sama sekali. Mereka semua terlihat seperti burung yang sedang terbang bebas. Langkah kaki, suara riuh, musik yang dimainkan, sama sekali tak mengganggu bagi mereka. Menikmati kesenangan yang membuat mereka lupa akan hiruk pikuknya dunia. Nora merasa iri melihatnya. "Ini yang terakhir Nora!" peringati Fera. Setelah mendengar cerita dari versi Vivi, Fera langsung menghubungi Nora untuk bertemu secara langsung dan saat ini mereka sedang dalam misi mencari tahu siapa laki-laki yang sudah tidur dengan Nora. Walau Nora sudah menolaknya, tapi Fera tetap memaksa. Alasannya, Nora harus tahu jika sesuatu yang tidak diinginkan mungkin terjadi pada dirinya. Misalnya jika ia nanti hamil, setidaknya ia tahu ayah dari anak yang ia kandung."Ya. Aku

    Huling Na-update : 2025-04-23
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 21. Bayi Dalam Perut Nora

    Malam itu, Naren didatangi oleh dua orang laki-laki berpakaian hitam rapi. Berbadan atletis dan cukup tinggi. Dua orang yang tidak asing lagi bagi Naren, mereka orang yang sama, yang pernah menunggunya di depan gedung perusahaannya. "Tuan besar bilang anda harus pulang jika ingin rumah sakit Kakak anda tetap beroperasi!" beritahu mereka. Naren diam tanpa jawaban. Ekspresi wajahnya datar dan sangat tenang. "Lakukan saja apa yang kalian mau. Itu bukan urusanku!" balas Naren, menutup pintu apartemennya. Berjalan ke arah kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya, yang penting baginya adalah menutup mata dan mengistirahatkan tubuhnya. ***Nora sudah selesai bersiap-siap. Pakaiannya rapi, simpel, dan sopan. Paduan kemeja berwarna coklat susu dengan trousers berwarna putih. Memperlihatkan jenjang kakinya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Ia juga memakai sepatu berwarna senada dengan celananya, memberikan kesan casual dan formal.

    Huling Na-update : 2025-04-24
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 22. Kekasih Naren Dirgantara

    "Ikut aku!" ajak Naren memperhatikan sekitarnya. Dia tidak terlalu peduli dengan ucapan orang-orang padanya. Dia hanya tidak ingin terlibat masalah. Sayangnya Nora tidak mau mematuhinya. Nora masih berdiri di tempat. Ia tidak mau mengikuti kata Naren yang seperti memerintahkannya. Wajah marah dengan mata melotot, Nora enggan mematuhi Naren. "Kamu mau buat keributan di sini?" balas Naren dengan wajah datarnya. Tatapannya yang dingin itu terasa menusuk sampai ke tulang-tulang. Tapi Nora sudah tidak terlalu peduli akan hal itu. Bagus jika ia buat keributan di sana. Ia bisa menuntut Naren karena sudah memanfaatkan wanita yang sedang mabuk. "Ya. Biar semua orang tahu siapa kamu!" balas Nora dengan percaya diri. "Baiklah kalau itu maumu!" balas Naren masih dengan santainya. Reaksinya, membuat Nora semakin emosi. "Sepertinya kamu tidak punya cermin di rumah!" ucap Naren tanpa ekspresi. Kata-katanya bahkan lebih menusuk dari tatapannya.

    Huling Na-update : 2025-04-25
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 1. Hubungan Danu dan Adisty

    "Aku bisa memberikan apa yang Nora tidak bisa berikan padamu." desis Adisty dengan sura lembut, berbisik pelan di telinga Danu yang mulai memerah bukan karena dinginnya ruangan melainkan karena hasrat laki-lakinya yang secara tanpa sadar menjadi memuncak. Danu termenung dengan kepala terus berpikir. Ini bukan hal yang ia inginkan tapi bukan hal yang bisa ia tolak begitu saja. "Aku janji ini hanya akan menjadi rahasia kita berdua." rayu Adisty kembali. Kali ini dia lebih berinisiatif lagi. Dia tahu Danu tidak akan pernah memulainya jika ia tidak memulai duluan. Adisty memutar tubuh Danu pelan, meraih tangan Danu yang terkepal memegangi ganggang pintu kamarnya, dan menaruhnya di atas bulatan lingkaran dadanya yang empuk. "Kamu menyukainya?" tanya Adisty lembut sedikit menekan tangan Danu hingga bentuk bulatan dadanya berubah. Wajah Danu yang mengetat karena tidak suka perlahan melonggar dengan tatapan yang masih bingung. Pikiran dan hati nuraninya masih tidak sejalan. Baya

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 2. Hal Yang Seharusnya Tidak Dilihat

    "Sekarang giliranku!" ujar Adisty dengan suara terengah-engah. Sudah satu jam lebih berlangsung tak membuat mereka berdua puas untuk melakukan ikatan intim itu. Danu yang tadinya berada di atas memberikan kesempatan pada Adisty untuk menggantikan posisinya. Mencoba hal baru yang belum pernah ia rasakan. Saat Adisty mulia melebarkan pahanya dan memasukkan miliknya tanpa aba-aba. Semuanya masuk dalam satu tekanan yang membuat perutnya terasa hangat dan penuh. "Akhhhh," rintih Adisty, rasa sakit yang membuatnya menggila. Apalagi saat melihat wajah Danu yang terlihat menyukainya. Perasaan Adisty menjadi penuh bahagia. "Sentuh dadaku!" ujar Adisty sambil menggoyangkan pinggulnya. Tangan kekar yang tak berhenti memainkan bulatan miliknya semakin membuat Adisty dimabuk cinta. Kenikmatan yang ia rasakan yang tidak ingin ia akhiri dengan cepat. Klik. Danu dan Adisty terdiam sejenak. Gerakan pinggul yang tadinya semakin cepat tiba-tiba berhenti mendadak. "Maaf." suara yang tak asing, mem

    Huling Na-update : 2025-02-21

Pinakabagong kabanata

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 22. Kekasih Naren Dirgantara

    "Ikut aku!" ajak Naren memperhatikan sekitarnya. Dia tidak terlalu peduli dengan ucapan orang-orang padanya. Dia hanya tidak ingin terlibat masalah. Sayangnya Nora tidak mau mematuhinya. Nora masih berdiri di tempat. Ia tidak mau mengikuti kata Naren yang seperti memerintahkannya. Wajah marah dengan mata melotot, Nora enggan mematuhi Naren. "Kamu mau buat keributan di sini?" balas Naren dengan wajah datarnya. Tatapannya yang dingin itu terasa menusuk sampai ke tulang-tulang. Tapi Nora sudah tidak terlalu peduli akan hal itu. Bagus jika ia buat keributan di sana. Ia bisa menuntut Naren karena sudah memanfaatkan wanita yang sedang mabuk. "Ya. Biar semua orang tahu siapa kamu!" balas Nora dengan percaya diri. "Baiklah kalau itu maumu!" balas Naren masih dengan santainya. Reaksinya, membuat Nora semakin emosi. "Sepertinya kamu tidak punya cermin di rumah!" ucap Naren tanpa ekspresi. Kata-katanya bahkan lebih menusuk dari tatapannya.

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 21. Bayi Dalam Perut Nora

    Malam itu, Naren didatangi oleh dua orang laki-laki berpakaian hitam rapi. Berbadan atletis dan cukup tinggi. Dua orang yang tidak asing lagi bagi Naren, mereka orang yang sama, yang pernah menunggunya di depan gedung perusahaannya. "Tuan besar bilang anda harus pulang jika ingin rumah sakit Kakak anda tetap beroperasi!" beritahu mereka. Naren diam tanpa jawaban. Ekspresi wajahnya datar dan sangat tenang. "Lakukan saja apa yang kalian mau. Itu bukan urusanku!" balas Naren, menutup pintu apartemennya. Berjalan ke arah kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya, yang penting baginya adalah menutup mata dan mengistirahatkan tubuhnya. ***Nora sudah selesai bersiap-siap. Pakaiannya rapi, simpel, dan sopan. Paduan kemeja berwarna coklat susu dengan trousers berwarna putih. Memperlihatkan jenjang kakinya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Ia juga memakai sepatu berwarna senada dengan celananya, memberikan kesan casual dan formal.

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 20. Mencari Laki-laki Yang Tidur Dengan Nora

    Thump...thump...thump....Suara musik DJ yang sedang dimainkan terdengar kencang memenuhi seluruh ruangan sampai ke sudut-sudutnya. Semua orang melompat riang sambil mengikuti alunan musik, mereka terlihat seperti tidak ada beban sama sekali. Mereka semua terlihat seperti burung yang sedang terbang bebas. Langkah kaki, suara riuh, musik yang dimainkan, sama sekali tak mengganggu bagi mereka. Menikmati kesenangan yang membuat mereka lupa akan hiruk pikuknya dunia. Nora merasa iri melihatnya. "Ini yang terakhir Nora!" peringati Fera. Setelah mendengar cerita dari versi Vivi, Fera langsung menghubungi Nora untuk bertemu secara langsung dan saat ini mereka sedang dalam misi mencari tahu siapa laki-laki yang sudah tidur dengan Nora. Walau Nora sudah menolaknya, tapi Fera tetap memaksa. Alasannya, Nora harus tahu jika sesuatu yang tidak diinginkan mungkin terjadi pada dirinya. Misalnya jika ia nanti hamil, setidaknya ia tahu ayah dari anak yang ia kandung."Ya. Aku

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 19. Belum Menyerah

    "Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi." Adisty berulang kali menghubungi nomor Danu. Namun jawaban yang diberikan operator tetap sama. Nomor itu tidak dapat dihubungi sama sekali. "Pinjam handphone mu!" "Untuk apa?" "Pinjam saja!" "Di dalam tasku." Adisty mengambilnya sendiri di dalam tas sang manager. Ia ingin membuktikan sesuatu. "Hallo?" sapa Danu lebih dulu, membenarkan dugaan Adisty. Danu memang sudah memblokir nomornya. "Hallo?" sapa suara itu lagi. Adisty tersenyum getir. "Kamu memblokir nomorku?" tanya Adisty, menahan kesal. Danu diam tak menjawab. Suara itu tidak asing lagi di telinganya. Danu tahu siapa itu dan ia tidak ingin berlama-lama bicara dengannya. Baru saja akan mengakhiri panggilan, tangan Danu sontak terhenti saat mendengar pernyataan Adisty. "Jangan matikan! Ini tentang Nora!" Danu diam mendengarkan. "Lima me

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 18. Terpaksa Bermalam Bersama

    Sudah tiga puluh menit berlalu dengan Naren yang duduk di sofa. Matanya tertuju ke arah kamarnya menunggu wanita itu yang tak kunjung keluar dari kamarnya. Kesabarannya sudah habis, ia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Naren bangun dari tempat duduknya dan melihat wanita itu masih dalam posisi yang sama saat terakhir ia tinggalkan. "Ka-ka-kiku belum bisa digerakkan!" beritahu Nora gelagapan, memalingkan wajahnya yang memerah karena menangis. "Pergilah setelah kakimu bisa digerakkan!" ujar Naren melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, sudah terlalu malam untuk ia pergi mencari tempat lain untuk tidur, dia juga terlalu malas untuk keluar. Dia tidak tahu kenapa ia masih memiliki belas kasih yang tak berguna untuk wanita yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri. Naren mengambil selimut yang ia simpan di dalam lemarinya dan satunya ia lemparkan ke Nora untuk menutupi tubuhnya yang masih t

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 17. Rencana Andrew

    "Sial. Aku jadi penasaran. Seharusnya tadi aku taruh CCTV di sana!" gerutu Andrew, begitu penasaran dengan apa yang akan dilakukan Naren dengan Nora yang terpengaruh obat rangsangan yang ia oleskan di seluruh leher gelas kosong milik Nora. Membayangkan sosok Nora yang terpengaruh obat, membuat Andrew menelan ludahnya sendiri. Jika ia diposisi Naren saat ini pastinya dia tidak akan menolak wanita polos cantik itu, yang memiliki nilai tersendiri di dalam dirinya. "Naren harus berterima kasih padaku!" ucap Andrew, percaya dir bahwa apa yang berikan pada Naren adalah sebuah anugerah terbesar bagi Naren. Sekarang dia hanya tinggal menunggu Alina menghubunginya. Tak lama, sebuah nomor yang tak dikenalnya, terlihat di layar handphonenya. Tanpa basa-basi, Andrew langsung menjawab. "Apa ini?" tanya Alina yang sedang berada di dalam mobil. Menyetir mobilnya sendiri. "Bukannya itu yang kamu mau?" "Tentu saja. Tapi orang licik sepertimu tidak mu

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 16. Afrodisiak

    Andrew sedang duduk di sofa. Matanya tertuju ke arah pintu masuk rumah yang masih tertutup rapat. Di telinganya ada benda kecil yang menghubungkannya dengan Naren. "Kalau sudah menemukannya langsung tinggalkan rumahku!" "Ya tuan muda." jawab Andrew tersenyum. Saat ini Naren sedang berdiri di depan gedung kantor dengan dua laki-laki besar yang sudah menunggunya sejak lama. "Tuan besar menyuruh anda pulang!" Naren tahu, cepat atau lambat Kakeknya pasti akan mencarinya. Itu karena Alina dengan ide liciknya. Malam itu seharusnya ia menghentikan Alina lebih dulu, namun karena kejadian malam itu, Naren jadi terlambat. "Kamu bicara dengan siapa?" "Bukan siapa-siapa." jawab Naren mengakhiri panggilannya. "Beritahu padanya aku tidak akan pulang!" jawab Naren lantang dan tegas. Tidak ada kekhawatiran di wajahnya. Dia cukup tenang dengan situasinya saat ini. Dua orang yang bisa saja melakukan kekerasan padanya jika melangkah sedi

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 15. Penyesalan dan Keraguan

    "Bagaimana menurutmu?" "Kamu sudah gila ya? Kenapa kamu buat masalah untuk dirimu sendiri?" Setelah melihat video yang ditunjukkan oleh Adisty, laki-laki berumur 40 tahun itu terlihat kebingungan. Ia tidak mengerti lagi dengan anak itu. "Editannya sangat bagus kan?" ujar Adisty tertawa senang. Ia berbaring di atas tempat tidurnya sambil memegangi handphonenya, memandangi pemeran dalam adegan panas tersebut. Wajahnya yang sama persis seperti wajahnya dan wajah Danu. "Untuk apa video itu?" "Untuk menghancurkan seseorang!" balas Adisty. Bangun dari tempat tidurnya. Lingerie renda warna merah transparan yang ia gunakan, memperlihatkan bentuk tubuhnya yang seksi. Laki-laki itu diam memandangi dengan lekat. Desiran hangat ditubuhnya yang terasa mendidih, membuatnya cepat untuk memalingkan wajahnya ke arah lain. "Sudah berapa kali aku bilang jangan sembarangan menggunakan...,""Kenapa? Kamu terangsang oleh tubuhku?" rayu Adisty, mendekatkan

  • Kau Ambil Pacarku, Kunikahi Bosmu   Bab 14. Keputusan Terakhir

    Hari itu Grizell menyaksikan sendiri bagaimana Nora menempelkan bibirnya lebih dulu ke adiknya. Naren yang kemudian berlalu pergi sambil membopong Nora, meninggalkan tempat itu. Nora yang memanfaatkan Naren untuk melampiaskan kekecewaannya dan Naren yang memanfaatkan Nora untuk membuat Alina marah. Namun itu bukan menjadi satu-satunya alasan Grizell memecat Nora. Grizell hanya tidak terima bahwa Nora melalaikan kewajibannya hanya karena masalah pribadinya. "Apa aku sudah salah mengambil keputusan?" gumam Grizell, melihat robekan kertas yang ada di atas mejanya. Setelah Nora pergi tadi, Grizell duduk memungut kertas-kertas itu dan menaruhnya di atas meja. ***Nora menatap wajah Naren yang basah diguyur hujan. Garis wajahnya yang tegas dengan tatapan yang tegas pula. Sangat jauh berbeda dari Danu. Wajah Danu yang tenang dan tatapan matanya yang hangat, yang selalu membuat Nora merasa tenang. Sangat berbeda dari kesan laki-laki yang ada di matanya itu. Seba

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status