Ketika Rossa Saraspati mengambil hasil pemeriksaan kehamilan, hatinya melonjak kegirangan.
Dia hamil!Dia mengandung anak Neilsen Matthew!Setelah menikah selama 3 tahun, akhirnya ia mengandung anaknya, ini benar-benar bukan sesuatu yang mudah bagi Rossa.Dengan gembira ia mengambil hasil pemeriksaan itu dan berjalan keluar, tak sabar ingin memberitahukan kabar baik ini kepada Neilsen. Namun ketika ia berbelok, dilihatnya segurat bayangan yang familiar berlalu dengan cepat.'Messie Chu? Cinta pertama Neilsen!'Dia tiba-tiba berbalik. Dengan cepat Rossa membuntutinya, dan ia mendapati Neilsen yang seharusnya berada di kantor sedang menemaninya di sisinya, memapahnya dengan hati-hati. Perutnya tampaknya sudah hamil sekitar lima bulan lebih."Neilsen, aku tidak apa-apa, jangan gugup, anak ini baik-baik saja.""Lebih baik diperiksa saja supaya tenang, lagipula anak dalam kandunganmu itu adalah cucu sulung keluarga kami, susah-susah mendapatkannya."Messie tersenyum manis, Neilsen lembut bak air, adegan ini menusuk lubuk hati Rossa sedalam-dalamnya."Apa yang sedang kalian lakukan?"Rossa meremas hasil pemeriksaan kandungan di tangannya, jemarinya meremas kertas itu hingga mengkerut, namun tetap tak bisa menghilangkan rasa sakit di hatinya. Dia mandul sejak awal, namun demi memberikan seorang anak bagi Neilsen, selama tiga tahun ini ia telah meminum berbagai macam obat, telah pergi ke berbagai rumah sakit, bahkan beberapa kali hampir membahayakan nyawanya, namun ia tak menyangka hari dimana ia diputuskan hamil, ia justru mendapati Messie tengah mengandung anak Neilsen."Kenapa kamu ada di sini?"Raut wajah Neilsen menegang, kelembutan bak air yang tadi terpancar di matanya itu berubah dingin, suhu di sekitar mereka pun terasa ikut turun karenanya.Melihat sikapnya sebelum dan sesudah, Rossa tak sabar untuk mendesaknya dengan pertanyaan lanjutan."Kenapa aku di sini? Neilsen, aku adalah istrimu, saat ini kamu sedang menemani selingkuhanmu memeriksakan kandungan, dan kamu masih tidak malu untuk menanyakan kenapa aku berada di sini?"Pertanyaannya yang menyudutkan itu memancing perhatian orang sekitar.Tiba-tiba Messie menangis dengan mimik kasihan."Neilsen, maaf, aku telah membawa-bawa dirimu, kalau saja aku tidak kembali, tidak memberitahumu keberadaan anak ini, atau kalau aku menggugurkan anak ini, mungkin Rossa tidak akan salah paham. Maaf, semua ini salahku."Selesai mengatakannya, Messie berbalik lari."Santo, ikuti Nona Messie, hati-hati dengan perutnya. Kalau sampai terjadi sesuatu dengan kandungannya, hanya kamu yang akan kutanya."Suara Neilsen begitu panik, Santo Song asistennya itu segera mengejarnya.Rossa merasa ia sulit bernapas, tidak pernah Neilsen memberikan perhatian seperti itu padanya."Neilsen, bajingan kamu!"Dia mengangkat tangannya, ingin menampar Neilsen, namun tamparannya itu ditahan oleh Neilsen, tangannya yang sedikit bertenaga itu memberikan rasa sakit pada tangan Rossa hingga membuatnya meringis."Rossa, tiga tahun lalu kau menggunakan cara licikmu dan naik ke ranjangku, memaksaku untuk mau tak mau harus menikahimu, seharusnya kamu tahu dari pernikahan ini aku tak mungkin memberikan cinta seperti yang kamu inginkan. Kuperingati kamu, anak dalam kandungan Messie sangat berharga, dan itu adalah darah daging keluargaku, kalau kamu berani melakukan hal buruk padanya, jangan salahkan aku yang tak peduli lagi dengan hubungan suami istri ini."Selesai bicara, Neilsen menghempaskan tangan Rossa.Rossa berdiri dengan tidak stabil, ia hampir saja terjatuh, buru-buru ia berpegangan pada selusur dinding di sampingnya, tangannya yang memegang hasil pemeriksaan kandungan itu segera melemparkannya kepada Neilsen."Kamu hamil?"Sorot mata Neilsen berubah kaget dalam sekejap.Rossa malah tertawa, air matanya mengalir dari sudut matanya."Apa kamu peduli? Tiga tahun lalu aku telah menjelaskannya padamu, tapi kamu tetap tidak percaya. Tidak peduli bagaimana aku berusaha merebut hatimu, kamu seperti tidak melihatnya. Bahkan sekarang cinta pertamamu akan memberimu seorang anak. Neilsen, aku memang mencintaimu, tapi aku juga punya harga diri dan hormat! Aku akan menggugurkan anak ini. Hubungan diantara kita sudah berakhir."Hati Rossa seperti tersayat-sayat, namun ia tetap berbalik dan meninggalkan tempat itu.Sorot mata Neilsen menjadi mendung.la melangkah dengan cepat ke depan, memeluk Rossa, dan segera berjalan ke luar rumah sakit."Rossa, kamu kira siapa dirimu? Yang memaksaku menikahimu itu kamu, sekarang yang mengatakan tidak ingin anak juga kamu, kamu kira aku Neilsen ini tidak punya emosi, dipermainkan seperti ini olehmu? Kuberitahu kamu, tentang kelanjutan anak ini, aku yang menentukan!""Neilsen, lepaskan aku! Ini adalah anakku, tidak ada hubungannya denganmu!"Rossa memberontak dengan penuh amarah, namun ia tetap tidak bisa melepaskan diri dari Neilsen."Anakmu? Tidak ada aku, bagaimana itu bisa ada? Rossa, sebaiknya kamu jangan memancingku!"Mata Neilsen yang indah itu menyipit, aura dinginnya menyelubungi sekelilingnya, membuat orang merasa tertekan.Di saat itulah teleponnya tiba-tiba berdering.Agar bisa menerima telepon dengan leluasa, Neilsen melepaskan Rossa, namun satu tangannya tetap menahan dia, begitu mengikat.Rossa merasa kesakitan.Setiap kali ia pasti selalu punya insting, merasa Neilsen sebenarnya sedikit banyak tetap memperhatikan dia, seperti saat ini."Apa katamu? Messie ingin bunuh diri? Awasi dia, aku akan segera ke sana!"Neilsen mendadak menegang, sementara pikiran Rossa yang sedikit hangat itu perlahan mulai dingin kembali."Rossa, kamu pulang saja dulu, aku akan jelaskan padamu tentang hal ini nanti."Neilsen mematikan teleponnya, dahinya berkerut, matanya jelas menyorotkan kekhawatiran dan kepanikan, dan emosi itu bukan ditujukan untuk istrinya.Rossa mendorongnya dengan dingin."Uruslah urusanmu, lagipula dia memang lebih penting untukmu."Namun hatinya sedang menitikkan darah.Neilsen masih ingin berkata sesuatu lagi, namun akhirnya ia tidak mengatakannya, ia hanya menyetop sebuah taksi, membawanya untuk naik ke dalamnya, dan buru-buru meninggalkan tempat itu.Rossa hanya bisa menangis sesedih-sedihnya. Di saat seperti ini ia malah kepikiran pria lain, pernikahan seperti ini, patutkah ia pertahankan?Setelah sampai di rumah, pembantunya menyambut Rossa, namun ia berlalu seperti tak mendengarnya saja.la sedang menatap kamar tidur yang bernuansa hitam putih dimana ia tidak terlibat di dalamnya, tiba-tiba ia merasa keberadaannya seperti seorang bodoh saja. Sementara itu pernikahannya terasa seperti adeg
'Rossa Saraspati! Nama panggung Kelselyn adalah Rossa Saraspati?'Mata Neilsen mengerjap beberapa kali."Apakah ada foto Kelselyn yang bisa saya lihat?""Tidak ada, HJ Group sangat merahasiakan identitas Kelselyn, aku telah mencoba mencari fotonya dari sumber manapun, tapi tak menemukannya. Katanya ia adalah seorang perempuan yang sangat cantik."Sangat sulit membayangkan, seorang desainer mobil yang menggemparkan dunia justru adalah seorang wanita, dan lagi seorang wanita yang sangat cantik. Ini agak tidak masuk akal.Wanita mana yang tertarik dengan mobil?Kebingungan Santo itu tidak dihiraukan oleh Neilsen, ia hanya terus menatap nama Rossa di dokumen itu begitu lama, kedua matanya terpaku, membuat orang tak bisa menebak isi hatinya, tapi tanpa sadar tangannya mengetuk meja, satu-satu, bertempo, dan seketika membuat suasana ruangan kantor itu bingung."Tuan Neilsen?" sapa Santo."Aturkan saja, saya sendiri yang akan menjemputnya." ucap Neilsen.Akhirnya Neilsen membuka mulutnya, ke
Ketika Neilsen melihat Rossa dari kejauhan, sekujur tubuhnya bergetar.'Bayangan itu, siluet yang sedang berjalan itu benar-benar mirip Rossa!'Tanpa bisa menguasai dirinya, ia berjalan mendekat, sengaja.Santo sendiri ternganga melihatnya, ia tidak pernah melihat Neilsen berinisiatif mendekati wanita manapun, terlebih lagi setelah terjadi hal tak terduga pada istrinya enam tahun yang lalu, ia semakin menjadi seperti gunung es saja, membuat orang mau tak mau menghindarinya, baru kali ini dilihatnya ia sengaja mendekati.Tanpa sadar ia kembali melihat Rossa beberapa kali, namun dalam sekejap ia terpaku oleh paras Rossa yang menakjubkan.Paras yang begitu sempurna, bak dipahat oleh seniman saja. Tak kurang tak lebih.Itu juga dirasakan oleh Neilsen, hanya saja Neilsen segera tersadar, ia mengernyitkan alisnya, kakinya tanpa sadar melangkah mundur, lalu berkata dengan dingin, "Kalau jalan lihat-lihat."Dalam hati Rossa tertawa dingin.Saat ini wajahnya dengan yang dulu sama sekali berbeda
Neilsen menghela napas lagi, kemudian berjongkok.Bulu mata anak ini panjang, membuat orang tertarik. Biasanya Neilsen tidak akan mau repot-repot menghabiskan waktu untuk hal semacam ini. Namun saat ini, ia merasa dirinya berubah menjadi seperti bukan dirinya lagi."Kamu umur berapa? Mamimu memakaikanmu celana seperti ini?"Tak sabaran ia bertanya pada Wandy setelah melihat resleting celananya benar-benar tersangkut.Wandy berkata, "Aku umur 4 tahun. Seorang pria yang sudah mau dewasa.""Pria dewasa bahkan tidak bisa menyelesaikan masalah resleting celananya yang tersangkut sendiri?" ucap Neilsen.Biasanya Neilsen tidak akan bicara sebanyak ini, tapi entah kenapa ia merasa nyaman dengan anak di depannya sekarang, dan tanpa sadar sedikit banyak bicara.Mata Wandy sekilas menyiratkan sesuatu, namun secepat kilat sinar itu menghilang, tak sempat ditangkap apa maksudnya."Sudah."Ketika Neilsen membuka resleting celananya, tiba-tiba Wandy berseru."Yah, Paman, aku sudah tidak tahan lagi!"
Matanya memandang ke arah Neilsen yang pergi menjauh, hati Rossa terhenyak."Untuk apa seorang anak lelaki sepertimu memperhatikan apakah pria lain tampan atau tidak? Ayo jalan."Rossa merunduk dan menggendong Wandy.Melihat Rossa yang sepertinya tidak berminat melanjutkan pembicaraan itu dengannya, sorot mata Wandy memancarkan sedikit kenyerian dalam hatinya.la mengulurkan lengannya yang kecil itu untuk merangkul leher Rossa, lalu berkata dengan manja."Aku kan ingin mencarikan pria untuk mami.""Dasar bodoh, kamu tidak perlu mengurusi urusan orang dewasa. Kepulangan kali ini mami sudah meminta Tante Linny menyiapkan satu tempat untukmu di TK-nya, kamu harus ke sekolah dulu. Kalau ada Tante Linny yang mengawasimu, mami jadi lebih tenang."Rossa menggendong Wandy dan berjalan ke luar, tangannya sedikit gemetar.'Mengapa barusan Wandy bisa merasa Neilsen tampan?'Meskipun mereka, ayah dan anak, memiliki kemiripan hingga 80%, tapi Rossa tetap khawatir karena Wandy langsung tertarik pada
Wandy terdiam sejenak. Matanya segera meredup.Ryu lebih besar darinya, sementara Neilsen adalah ayah kandungnya, dan ia mempunyai seorang anak laki-laki yang lebih besar empat bulan darinya, dan bukan mami yang melahirkannya, apa maksudnya?Maksudnya adalah Neilsen selingkuh saat masih menikah. Berarti Neilsen-lah yang menyakiti Rossa. Mata Wandy yang indah itu berkobar marah, ingin rasanya ia membakar Neilsen yang muncul di layar komputer itu.Tampaknya ia memberi pelajaran terlalu sedikit di bandara tadi.Wandy mengeluarkan sebuah micro kamera dari saku bajunya, lalu menghubungkannya ke komputer. la segera mengubah alamat IP komputernya, lalu segera mengupload video berisi Neilsen yang dipipisi olehnya tadi.Setelah selesai, Wandy tersenyum.la kembali menyelidiki sejenak tentang Ryu, didapatinya ternyata ia bersekolah di TK Tante Linny.'Sepertinya TK di Manado cukup bagus.'Wandy menyengir, setelah ia menghapus jejak di komputer itu dengan bersih, ia mematikan komputer lalu bangk
"Rossa, cepat kemari! Ini lucu sekali! Benar-benar deh, orang jahat pasti akan ada balasan yang sangat setimpal!"Tawa Linny yang begitu keras membuat Wandy yang baru keluar dari toilet itu keheranan."Ya ampun, bisakah Tante tertawa pelan sedikit? Sama sekali tidak anggun. Bukan hanya tua, tapi etikanya juga tidak baik, pantas saja sudah umur 28 tahun, tapi Tante masih belum menikah!"Sekali lagi perkataan Wandy menusuk hati Linny."Hei bocah, apa katamu? Sekali lagi bilang, aku akan mencubitmu."Linny mengatakannya sambil menggulung lengan bajunya, seperti seorang tante-tante tua saja.Wandy menatapnya dengan nyinyir dan segera berjalan ke tempat Rossa, namun raut mukanya berubah dalam sekejap."Mami, biar aku saja yang bereskan, mami duduk dan istirahat saja di ruang tamu."Wandy menggulung lengan bajunya, lalu mengambil nasi dan sayur yang dimasak Rossa dan segera menyiapkan sumpit. Melihat Wandy yang begitu pengertian, emosi Linny mereda."Bocah, melihatmu begitu menghormati mamim
Neilsen mengingat-ingat kejadian yang menimpa dia waktu di dalam toilet, saat itu di dalam toilet hanya ada dia dan anak kecil itu.Dia tidak merasa anak kecil berumur 4-5 tahun bisa menyusun masalah seperti ini.Tapi selain anak kecil itu, siapa lagi yang tahu soal ini? Ataukah saat itu ada orang lain lagi di dalam bilik dan dia tidak mengetahuinya?Dahi Neilsen mengernyit. Santo dapat merasakan suasana kantor yang menegang dan membuat pengap, mau tak mau ia melonggarkan kancing kemejanya, seakan-akan dengan begitu ia bisa sedikit membuat dirinya lega.Tiba-tiba Neilsen angkat bicara."Apakah Kelselyn sudah dijemput?"Dia sengaja pergi ke bandara untuk menjemput Kelselyn, namun sayangnya sampai akhir tidak ada orang yang mencari mereka.Melihat Neilsen yang mengganti topik pembicaraan, Santo buru-buru menjawab."Dari Amerika mengatakan, bahwa Kelselyn sudah tiba. Mungkin kita terlambat, atau mungkin dia bukan naik penerbangan itu. Tuan Neilsen, desainer Kelselyn benar-benar adalah ora
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a