Messie segera mengikuti Neilsen yang sudah pergi, sambil terus memohon.Rossa bisa mendengar langkah kaki mereka yang menjauh dari balik pintu, tangannya pun mengepal erat.Neilsen benar-benar berdarah dingin.Lima tahun yang lalu setelah mengkhianatinya, mengkhianati pernikahan mereka, ketika memancing Messie, ia pasti tidak sedingin sekarang.la masih ingat ketika bertemu dengan mereka di rumah sakit, Neilsen begitu memperhatikan Messie, ekspresinya begitu gembira ketika mengetahui Messie mengandung.Sampai saat ini, ia bisa membuang begitu saja wanita yang disukainya, kalau begitu dia yang pernah menjadi istrinya itu punya posisi apa di hatinya?Mungkin sejak awal ia telah salah, tidak seharusnya ia mencintai pria itu. Ia memang berdarah dingin, ia adalah batu yang tidak bisa diganggu gugat.Meskipun sudah tahu hal ini dari awal, tapi hati Rossa masih tetap mencintainya.Penderitaan yang dialaminya lima tahun yang lalu kembali berputar dalam pikirannya, api yang berkobar ditambah de
Lulu juga adalah anaknya.Saat itu, Tuhan begitu baik padanya, memberinya dua anak sekaligus, satu perempuan dan satu laki-laki, sayangnya Wandy tumbuh sehat, sementara anak perempuannya Lulu begitu lemah, karena saat kejadian itu Rossa menghirup asap terlalu banyak, setelah lahir ia harus tinggal di incubator selama beberapa bulan.Dokter mengatakan mungkin ia tidak bisa diselamatkan, tapi Rossa memohon-mohon padanya, ditambah lagi dengan kuasa dan kondisi ekonomi Tommy yang begitu hebat di Amerika, barulah Lulu bisa bertahan, tapi Lulu gagal ginjal bawaan, dan harus terus menggunakan alat bantuan, ia tidak bisa tumbuh normal seperti anak pada umumnya.Setiap hari selama 365 hari, sekitar 300 hari dihabiskan Lulu di rumah sakit. Seluruh tubuhnya penuh selang, wajahnya pucat pasi sepanjang tahun, karena itulah Rossa begitu membenci kepada Neilsen.'Saat itu kalau bukan karena perbuatan dia, anak ini tidak akan jadi seperti ini!'Saat ini kondisi Lulu semakin lemah dari hari ke hari, da
Ekspresi Wandy yang menyipitkan matanya itu sangat mirip dengan Neilsen, membuat Linny menghela napasnya, namun itu justru membuat Sean tersadar dari pikirannya sendiri."Tante Linny?""Mamimu sekarang sudah tidak apa-apa, kau jangan khawatir lagi ya. Aku akan membeli makanan, kau jangan kemana-mana, malam ini aku akan menginap di sini untuk menjaga mamimu, sebentar lagi aku akan mengantarmu pulang, apa kau takut?"Linny mengelus kepala Wandy, hatinya timbul secercah rasa sayang.Anak ini meskipun ia kecil tapi banyak akal, banyak ide, tapi bagaimanapun juga ia adalah anak kecil, melihat maminya sedang dalam bahaya, tak urung ia pasti merasa cemas. Tapi ini adalah rumah sakit, banyak bakteri di mana-mana, Rossa sudah terbaring sakit, ia tak bisa membiarkan Sean ikut terkena masalah juga."Aku tidak takut. Tante Linny, kumohon Tante menjaga mamiku ya."Wandy membungkuk dalam-dalam di hadapan Linny.Linny yang diberi kehormatan seperti itu pun sangat terkejut."Hei bocah, apa yang sedang
Rossa kembali teringat akan kebakaran besar di dalam kesadarannya yang samar-samar, perasaan putus asanya yang meminta tolong tertimbun oleh besarnya kobaran api."Tidak! Tolong! Tolong aku!"Sekujur tubuhya sudah bersimbah keringat, kedua tangannya meraih sesuatu, seperti anak yang tak tertolong.Linny buru-buru memegang tangannya, ia berkata sambil hatinya terasa nyeri."Rossa, tidak apa-apa, tidak apa-apa, ada aku di sini, ada aku di sini, kau tidak usah takut."Meskipun ia tak tahu apa yang sudah dialami Rossa selama lima tahun belakangan ini, tapi kejadian kebakaran yang terjadi lima tahun lalu itu seluruh kota mengetahuinya. Tidak ada orang yang bisa bangun dari mimpi buruk semacam itu.Mendengar kobaran api yang besar itu membakar habis tempat itu tak bersisa sedikit pun, api tidak kunjung padam setelah semalam suntuk."Sakit! Sangat sakit! Tolong aku, aku bisa mati!"Rossa menggenggam tangan Linny dengan sangat ketakutan, seperti menggenggam orang yang mau menyelamatkannya, sel
Rossa dan Linny segera mengurus dokumen untuk keluar dari rumah sakit, dan karena mereka mengkhawatirkan Wandy, mereka segera kembali ke tempat tinggalnya.Saat itu Wandy sudah bangun, ia telah membersihkan dirinya sendiri dan menyiapkan sarapan."Eh? Mami, mami sudah pulang? Sudah baikan? Kenapa cepat sekali keluar dari rumah sakitnya?" Kata Wandy dengan gembira ketika melihat Rossa.Linny yang melihat Wandy menyiapkan bubur daging telur pidan, dan ada juga bakpao yang masih panas, ia berkata dengan hangat."Hei bocah, apa bubur ini kau yag membuatnya?"Wandy menggeleng."Bukan, aku keluar membelinya, tapi mulai sekarang aku bisa belajar membuatnya, khusus untuk nanti aku akan mengurus makanan mami.""Sayang, anak baik." Wajah Rossa melembut, dia membelai kepala Wandy, merasa bahwa dia adalah malaikat seumur hidupnya, sebuah hadiah terbaik dari Tuhan."Hari ini Sabtu, kau tidak perlu ke sekolah, mami juga tidak apa-apa, pergilah bermain setelah sarapan." Rossa berharap anaknya juga pu
Setelah Rossa kembali ke dalam kamar, ia langsung mengirim pesan pada Neilsen."Tuan Neilsen, mohon maaf, saya sedikit tidak cocok dengan kondisi air di Manado, saya telah mengajukan permohonan pada pusat untuk dipindahkan kembali ke kantor pusat dan akan ada desainer baru yang akan datang dan bekerjasama dengan kalian. Kebetulan pernyataan maaf Nona Messie juga menyiratkan saya adalah seorang yang sulit, kalau begitu, sebaiknya kita tidak melanjutkannya lagi. Kelselyn."Setelah mengirimnya, Rossa menutup ponselnya dan berbaring di atas kasur hingga terlelap.Neilsen yang menerima pesan singkat itu seketika terhenyak. Ini adalah nomor ponsel pribadinya, bahkan Messie tidak tahu, nomor ponsel ini telah dikunci sejak Rossa mati terbakar lima tahun lalu, dan setelah itu entah mengapa ia kembali membuka nomor ini, sampai saat ini selain Santo asistennya, yang tahu nomor ini hanya Rossa.Namun saat ini Kelselyn mengirimkan pesan singkat ke nomor pribadinya, ia percaya Santo tidak akan membe
Setengah jam kemudian, Santo kembali dengan membawa berita."Tuan Neilsen, desainer Kelselyn mengalami kecelakaan lalu lintas lima tahun lalu, kabarnya sangat serius, keluarganya membawanya berobat ke luar negeri, dan baru kembali setahun kemudian.""Lima tahun yang lalu?" Neilsen langsung menangkap waktunya. Santo mengangguk, ia juga sedikit heran, waktunya terlalu pas."Lima tahun yang lalu, kapan?""18 Maret." Selesai mengatakan tanggal itu, wajah Neilsen seketika berubah."Apa? 18 Maret? Tidak salah kan?""Tidak, Tuan." Santo merasakan ada yang tak wajar setelah melihat perubahan Neilsen, jarang sekali ia melihat Neilsen segusar ini.Neilsen tertawa, tawa yang membuat bulu kuduk Santo berdiri, tapi dilihatnya wajah Neilsen yang begitu gembira dan berseri-seri."Tuan Neilsen, apakah Anda baik-baik saja?""Saya baik-baik saja, sangat baik-baik saja, tidak pernah sebaik ini! Teruskan penyelidikannya, cari tahu di mana Kelselyn menyembuhkan luka akibat kecelakaan itu? Orang yang ada be
Dia mengira Neilsen akan setuju kalau dia ikut, tapi ia tak menyangka Neilsen hanya menepuk-nepuk jaketnya dan berkata dengan datar."Tidak perlu, aku yang akan menjaga Ryu. Lagipula kau bukan karyawan SAG, rasanya tidak terlalu baik. Hari ini akhir pekan, tidak ada orang di kantor."Messie sedikit tidak rela.la juga ingin masuk ke SAG, tapi Neilsen terus menerus menghalanginya, tidak membiarkannya masuk, bahkan mengatakan kalau ia ingin menjalankan suatu usaha, ia bisa mendirikan sebuah perusahaan baru untuknya.Sebenarnya ia hanya ingin bersama-sama dengan Neilsen saja.Neilsen seakan-akan tidak melihat mata Messie yang memelas, ia melanjutkan perkataannya."Di sana ada peraturan perusahaan, juga ada kamera CCTV, sudahlah, jangan ribut."Seketika air mata Messie merebak."Neilsen, kau takut aku akan mengacaukan perusahaanmu? Tidak akan, hatiku selalu memikirkan keluargamu.""Aku tahu, hanya saja itu sudah peraturan di sana, Messie, jangan mempersulitku." Meskipun nada bicara Neilsen
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a