Setengah jam kemudian, Santo kembali dengan membawa berita."Tuan Neilsen, desainer Kelselyn mengalami kecelakaan lalu lintas lima tahun lalu, kabarnya sangat serius, keluarganya membawanya berobat ke luar negeri, dan baru kembali setahun kemudian.""Lima tahun yang lalu?" Neilsen langsung menangkap waktunya. Santo mengangguk, ia juga sedikit heran, waktunya terlalu pas."Lima tahun yang lalu, kapan?""18 Maret." Selesai mengatakan tanggal itu, wajah Neilsen seketika berubah."Apa? 18 Maret? Tidak salah kan?""Tidak, Tuan." Santo merasakan ada yang tak wajar setelah melihat perubahan Neilsen, jarang sekali ia melihat Neilsen segusar ini.Neilsen tertawa, tawa yang membuat bulu kuduk Santo berdiri, tapi dilihatnya wajah Neilsen yang begitu gembira dan berseri-seri."Tuan Neilsen, apakah Anda baik-baik saja?""Saya baik-baik saja, sangat baik-baik saja, tidak pernah sebaik ini! Teruskan penyelidikannya, cari tahu di mana Kelselyn menyembuhkan luka akibat kecelakaan itu? Orang yang ada be
Dia mengira Neilsen akan setuju kalau dia ikut, tapi ia tak menyangka Neilsen hanya menepuk-nepuk jaketnya dan berkata dengan datar."Tidak perlu, aku yang akan menjaga Ryu. Lagipula kau bukan karyawan SAG, rasanya tidak terlalu baik. Hari ini akhir pekan, tidak ada orang di kantor."Messie sedikit tidak rela.la juga ingin masuk ke SAG, tapi Neilsen terus menerus menghalanginya, tidak membiarkannya masuk, bahkan mengatakan kalau ia ingin menjalankan suatu usaha, ia bisa mendirikan sebuah perusahaan baru untuknya.Sebenarnya ia hanya ingin bersama-sama dengan Neilsen saja.Neilsen seakan-akan tidak melihat mata Messie yang memelas, ia melanjutkan perkataannya."Di sana ada peraturan perusahaan, juga ada kamera CCTV, sudahlah, jangan ribut."Seketika air mata Messie merebak."Neilsen, kau takut aku akan mengacaukan perusahaanmu? Tidak akan, hatiku selalu memikirkan keluargamu.""Aku tahu, hanya saja itu sudah peraturan di sana, Messie, jangan mempersulitku." Meskipun nada bicara Neilsen
"Siapa nama mamimu?"Tanpa sadar Neilsen bertanya, kemudian barulah ia merasa tak sepantasnya ia bertanya hal itu, namun kata-katanya tidak dapat ditarik lagi.Wandy sedikit bergeming, lalu berkata sambil tersenyum."Paman, rasanya kurang sopan kalau bertanya secara frontal tentang nama mamiku. Sebaiknya paman segera antarkan aku saja, aku sudah hampir terlambat."Dikatai kurang sopan oleh anak usia empat tahun seumur hidup baru sekali, namun Neilsen tidak merasa jengah, ia sadar sepertinya mukanya sudah menebal."Naiklah." Neilsen akhirnya mengantarkan Wandy ke panti asuhan, setelah melihat wajah pemilik panti yang terlihat kenal baik dengan Wandy, barulah ia tenang meninggalkannya di sana.Setelah ia menyuruh orang untuk mengantar Ryu pulang, ia lalu mengemudikan mobilnya sendirian ke rumah Rossa.Entah mengapa, saat ini ia sangat ingin bertemu Rossa, sekalipun wajah itu bukan lagi wajah yang selalu ada dalam kenangannya.Tadinya Linny ingin tinggal di rumah dan menemani Rossa, tapi
"Aku tidak suka jahe, dan lagi saya tidak mau merepotkan Anda Tuan Neilsen, status Anda begitu tinggi, tapi saya malah membiarkan Anda merebus air jahe untuk saya, itu sangatlah benar-benar tidak pantas." Rossa berkata datar sambil memperlihatkan dirinya yang kurang tertarik.Mata Neilsen mendiam sesaat.'Tidak suka jahe?' Istrinya juga tidak suka jahe! Tiba-tiba ia merasa senang."Tidak apa-apa, tidak makan jahe, minum airnya sedikit itu juga bagus." Selesai mengatakannya, tak peduli Rossa setuju atau tidak, ia segera beranjak ke dapur dan mulai memotong jahe.Rossa pun terdiam.Mengapa Neilsen tidak mengeluarkan kartunya sesuai seperti apa yang diprediksinya? Kemana gunung es yang begitu tinggi dan dingin itu?"Hei, Anda tidak mengerti kata-kata orang ya? Saya bilang, saya tidak makan, dan tidak minum!" Rossa segera melompat turun dari ranjang, melihat Neilsen yang tengah sibuk di dapur rumahnya, tiba-tiba ia merasa sesak.Tidak seharusnya situasi hangat seperti ini ada diantara mere
Wandy tak tahu bahwa teleponnya ini menimbulkan rasa benci dan permusuhan bagi Neilsen, sembari duduk, sementara tangannya memegang lollipop, ia berkata sambil tersenyum. "Mami, saat ini aku ada di Panti Asuhan Kasih Suci. Ingat kan anak yang dulu belum sempat menerima bantuan? Dia sekarang di sini. Hari ini aku menghubungi kepala panti, dan datang untuk melihat-lihat, di sini ternyata cukup bagus, katanya ada yang memberikan donasi untuk mereka, dan kepala panti memperlakukanku dengan baik. Mami tolong jemput aku setelah mami selesai urusan ya?""Iya. Mami akan memberitahumu, mami pasti pergi menjemputmu." Sahut Wandy sambil tersenyum.Wajah Neilsen semakin buruk. Mau menjemputnya? Orang itu akan datang ke Manado? Dia harus memeriksanya lagi.Rossa menutup telepon, ketika dilihatnya Neilsen masih disana, ia sedikit heran."Kenapa Anda belum pergi juga?" Sikap Rossa yang lembut ketika di telepon tadi berubah sengit, melihatnya yang memperlakukannya dengan ogah, emosi Neilsen seketika
Rossa terdiam sejenak, ia baru bangkit sendiri setelah menata ulang perasaannya, melihat bahan makanan yang belum selesai dimasak itu, akhirnya ia melanjutkannya.Apapun yang terjadi, jangan buang makanan.Ketika Linny pulang, Wandy kembali meneleponnya, Rossa pun meminjam mobil Linny untuk menjemputnya, ia sama sekali tidak mengungkit kedatangan Nelson tadi.Sejak itu Neilsen tidak pernah datang lagi.Di suatu akhir pekan, ketika Rossa sedang menemani Wandy, setelah ditimbang-timbang, akhirnya Rossa pergi ke toko mobil untuk membeli sebuah mobil.Hari Senin, Neilsen mengumumkannya melalui media bahwa Rossa adalah desainer yang diundang secara khusus oleh SAG, dimana Messie sengaja mempersulitnya, dan membuat Rossa pergi, atas nama perusahaan SAG ia meminta maaf pada Rossa, video kejadian saat itu juga dilampirkan.Aksinya mendorong Messie ke tepi jurang.Setiap orang di Manado yang melihat Messie itu melihatnya dengan sinis, dan melihat Rossa yang begitu pasrah, mereka semua otomatis
Rossa melihat jam, ternyata sudah hampir jam 8.Saat ini kalau tidak macet, ia akan sampai tepat waktu, tapi ia bahkan tak tahu dimana pabrik mobil SAG.Tepat di saat itu, Neilsen mengirimkannya sebuah lokasi, dan memberikan lokasi pastinya menyuruhnya berhati-hati saat menyetir.Rossa dengan geram membalasnya dengan sebuah kalimat, "Sialan kau!"Neilsen yang melihatnya hanya tersenyum dengan lebar, perasaannya begitu terlihat.Santo yang menunggu di sebelahnya memicingkan matanya sambil memperhatikan Neilsen, tanpa berkata apa-apa, namun ia telah mengatur semuanya semenjak Rossa datang.Seminggu ini terasa seperti mimpi buruk bagi Messie.Lima tahun ini dikiranya Neilsen begitu dingin, ia selalu berusaha menggunakan keramahannya dan keberadaan Ryu untuk meluluhkan hati Neilsen, dan berusaha menjadi bagian dari keluarga Neilsen, menjadi Nyonya-nya, namun Neilsen bersikap biasa saja padanya, tidak seperti saat ini ia memperlakukan Rossa dengan begitu terbuka, sampai-sampai setiap hari m
Rossa merasa risih dengan sikap Neilsen, rasanya ia ingin melepaskan diri dari lengan Neilsen, tapi kemudian ia mendengar Neilse berkata."Aku sudah melihat hasil rancanganmu, sangat mirip dengan sebuah mobil yang ada dalam bayanganku. Kebetulan aku sendiri juga sedang mendesain satu unit, apa kau mau mencobanya?"Kata-kata Neilsen membungkam Rossa.Dia sejak kecil suka menggambar, tapi ia mulai belajar desain mobil semua karena Neilsen, karena Neilsen menyukainya, maka ia juga ikut suka, bahkan ia pernah berpikir dengan polosnya, mobil balap pertama yang dia desain akan dipersembahkan untuk hadiah ulang tahun Neilsen.Tapi yang tak pernah terpikirkan olehnya adalah, ketika desain mobil itu baru jadi setengah, ia dan Neilsen sudah berpisah.Mobil itu benar-benar didesain khusus mengikuti angan-anan Neilsen, setelah ia mengubahnya sedikit, dan menambahkan berbagai desain keamanan lainnya, daya tarik dan kemampuan mobil tersebut menjadi gabungan yang sempurna, barulah mobil itu dipublika
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a