Share

Keinginan Tuan Muda

Author: Bluebell
last update Last Updated: 2023-08-12 11:07:44

Sebelum masuk ke ruangan Davin, Alex menyempatkan menelpon Bryan. Ia mengaturkan keinginannya.

            “Bryan…” panggilan pembuka Alex.

            “Bagaimana Tuan muda?” tanya balik Bryan.

            “Orbit Company, apakah itu milik keluargaku? Jika benar, aku ingin menjadi karyawan tetap di sana. Bisa kamu kabulkan permintaanku?” minta Alex menelpon di tempat sepi, tepatnya di gudang.

            “Benar Tuan muda, bahkan saya bisa menjadikan Tuan muda sebagai komisaris sekaligus,” jelas Bryan, tidak lama kemudian sambungan diputuskan oleh Alex. Artinya dia akan dimenangkan di Orbit Company.

Berjalan tegap penuh percaya diri, untaian-untaian menjengkelkan berhasil dilaluinya. Berdirilah di depan pintu ruangan Davin. Merapikan kemeja dan tatanan rambut belah samping lalu masuk.

            “Setelah saya kembalikan sahamnya, bolehkan saya menjadi karyawan tetap di Orbit Company Pak?” tanya Alex penuh harap.

Brangkas uang dibuka Davin. Mundur satu langkah, mengigit bibir bawah, dan mengangguk, “Karyawan tetap? Namamu saja sudah jelek di mata karyawan lain! Ambil gajimu, sekarang pergi dari kantorku!”

Rekan kerja Alex yang seruang saja membujuk Davin untuk memecatnya. Banyak dari mereka tidak setuju Alex di jadikan karyawan tetap. Ia sempat di lirik pemilik Orbit Company karena kinerjanya bagus. Dan dia pantas dijadikan komisaris.

            “Di mana karyawan magang yang membuat saham kita lenyap?” Laki-laki paruh baya ini bernama Bayu Guntur.

            “Baru saja pergi,” jawab Davin menunjuk pintu ruangannya. 

            “Panggil!” perintah Bayu merobohkan tubuhnya di sofa.

Alex mengikuti lengkah Davin. Ia sangat menghargai kehadirannya Bayu. Bahkan Bayu membolehkan Alex duduk di sebelahnya. Sedangkan, Davin dibiarkan berdiri bagaikan satpam. Mimik wajah yang tadinya lesu. Sekarang kembali sumringah.

Bayu menepuk pundak Alex, “Kinerjamu cukup bagus, jadi kamu saya angkat jadi karyawan tetap. Bagaimana kamu senang?”

            “Terima kasih Pak Bayu,” balas Alex sumringah.

            “Tapi, dia sudah mencoreng nama perusahaan kita Pak?” tolak Davin, ia sepakat dengan karyawan lain supaya menyingkirkan Alex dari kantornya.

            “Kamu benar, kita tidak bisa merekrut penghianat, hah…” keluh Bayu menatap sepasang sepatunya.

            “Tolong pertimbangkan lagi Pak. Saya tidak ada pekerjaan lagi selain di kantor ini.” Wajah Alex kembali kusut. Namun, ia harus terima keputusan dari Bayu selaku atasannya langsung.

Bayu bergeming cukup lama. Mempertimbangkan ucapannya tadi. Bayu dan Davin bicara empat mata. Davin membujuk supaya tidak menambah karyawan tetap lagi dengan alasan Tuan Besar akan marah.

            “Alex, terpaksa kami harus pecat kamu. Silakan tinggalkan kantor kami.” Keputusan Bayu tidak bisa diterima.

            “Setelah memujiku kalian menjatuhkanku? Begitu cara main kalian!” Kepalan tangan Alex semakin erat. Bugh… Alex memukul pipi Davin, “Kamu pantas menerima ini!”

Alex geram dan ingin berseru, aku putra keluarga Madagaskar pemilik Orbit Company. Ia tahan kata-kata itu, ini belum saatnya semua orang tahu. Ia juga rela hidup dikecam dan direndahkan oleh semua orang.

            “Di mana kamu Bryan…?” Alex mendatangi kediaman Bryan, gedung lama jalan Rantih. Di sana hanya ada satu gedung itu dan tidak ada rumah warga.

            “Apakah berhasil Tuan muda?” tanya Bryan muncul di belakang Alex.

            “Mereka tetap tidak menerimaku,” adu Alex menundukan kepala dalam-dalam.

            “Bagaimana bisa Tuan muda, saya sudah bicara dengan Pak Bayu.” Bryan tetap mencari cara supaya keinginan Tuan mudanya tercapai. “Pasti gara-gara si biang kerok itu! Tuan muda, apakah saya perlu pecat direktur itu?”

            “Davin? Tidak perlu, biar aku yang pecat sendiri,” balas Alex rahangnya mengeras.

Pengawal keluarga Madagaskar berhasil melacak riwayat kesehatan Alex dan masa lalunya. Lima tahun lalu Alex mengalami pencangkokan jantung akibat dikejar masa karena mencuri roti dari pedagang kaki lima, alhasil dia ditembak dan dihukum.

            “Tuan muda, boleh saya bertanya?” Bryan minta izin kepada Tuannya itu.

            “Ya.” Alex meratapi kesedihannya.

Meyakini dari keluarga super kaya saja tidak membuatnya puas. Ada penghianatan yang harus ia bayar lunas.

            “Lima tahun lalu-“ Belum selesai bicara, Alex membalas, “Bryan, aku tidak ingat masa itu.”

            “Baik Tuan muda.” Bryan menyudahi pertanyaannya. “Tuan muda tenang saja, masalah di Orbit Company segera saya bereskan.”

Bryan menghubungi Bayu di depan Alex. Bryan berusaha menyembunyikan identitas asli Tuan muda. Alex merapikan berkas lamaran pekerjaannya. Beberapa perusahaan ternama menjadi incarannya, terutama Venmo Group.

            “Tuan muda…” Bryan mencari ke dalam kamarnya. “Tuan muda…”

Terlalu asyik marah sampai Tuan muda diabaikan. Mencari Tuan muda dengan mobil karatan kesayangannya.

            Grekkk…

            “Tuan muda,” panggil Bryan berhasil menemukan Alex. Ia berjalan menyusuri trotoar mencari tumpangan. Alex membuka pintu mobil. Mereka berdua cukup menikmati perjalanan sampai ke Venmo Group.

            “Saya bisa jual jam tangan ini demi keperluan Tuan muda.” Bryan mengeluarkan surat pembelian jam tangan itu dengan harga 12 milyar rupiah.

            “Aku tidak butuh uang sebanyak itu,” tolak Alex turun dari mobil. Mereka telah sampai di parkiran Venmo Group.

Para karyawan lama saling bisik mencaci kendaraan Alex. Bryan menggunakan baju compang-camping dan wajahnya dibuat kusam. Alex menemui satpam di pos depan. Berkas lamaran ia berikan kepada Sang Satpam.

            “Alex sandi Madagaskar.” Sang Satpam membaca nama Alex penuh serius. Ia juga menatap pakaian Alex dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pandangan  matanya tidak luput dari lelaki bertubuh tegap, “Dia orang tua mu?”

            “Ya, saya butuh pekerjaan ini Pak. Tolong bantu saya,” mohon Alex matanya berkaca-kaca.

            “Sayang sekali, tidak ada lowongan.” Membuka berkas menatap nilai Alex yang begitu menakjubkan. Deretan A+ menghiasai lembaran nilainya. “Nilaimu cukup bagus, biar Bu Bos saja yang menentukan.”

Tidak lama kemudian Sang Satpam kembali menemui Alex. Ia disuruh menemui manajernya langsung.

            “Tuan muda ini kesempatan yang bagus,” kata Bryan lirih, hanya mereka berdua yang dengar.

Alex mulai mendorong pintu ruangan manajer yang bernama Vania Pramesti Andara. Nama yang enak di dengar. Tubuh langsing wanita muda seumuran Alex membalikkan badannya dengan anggun.

            “Kamu…? Kita pernah bertemu bukan?” Vania mulai membuka lembaran nilai Alex.

            “Maaf membuatmu tidak nyaman,” tunduk Alex memandang manajer muda tanpa kedip selama 15 detik. Ia tersipu dengan pesona manajer muda itu.

            “Kamu saya terima, ada yang ingin ditanyakan lagi?” Mendengar kamu diterima saja Alex langsung ingin lompat setinggi mungkin.

Wajahnya kembali bersinar. Sudut bibirnya dapat tersenyum lebar. Alex tidak ada habisnya mengucapkan kata terima kasih. Yang mengejutkan lagi, pintu terbuka dan muncul sosok wanita yang pernah menghinanya.

            “Kenapa bocah sialan itu ada di sini?” tanya Tasha, ia sebagai direktur di Venmo Group.

            “Dia bekerja mulai besok pagi Bu,” balas Vania terpaku dan pandangannya menatap ke arah pintu. Bayangan Alex masih menghiasi pandangan matanya.

            “Kerja! Di sini?!” Tasha langsung syok lalu menuduh Vania, “di bayar berapa kamu? Sampai bisa menerima bocah seperti dia kerja di tempat keren seperti ini.”

Vania hanya tunduk dan diam seribu bahasa. Ia menelan mentah-mentah ocehan bos galaknya itu. Pada akhirnya, Alex dicegat satpam. Ia diminta menemui direktur di ruang manajer. Dengan senang hati Alex menghadap direktur.

            “Kamu pikir bisa kerja enak di sini, hah!” geram Tasha mengeratkan giginya sambil menunggu Alex.

Related chapters

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Penyamaran Tuan Muda

    Alex sempat melempar pertanyaan kepada Bryan. Dan benar, Venmo Group anak perusahan ke 115 dari Zamadeus Enterprise. Jantung Alex berdegup lebih cepat. Ia mengatur napas sebelum menemui direktur Venmo Group. “Permsiii…” ucap Alex sambil mendorong pintu. Diam sejenak di sebelah pintu sambil menatap Vania dan Tasha. “Masuk, jangan diam saja,” perintah Tasha, “aku direktur di sini. Keahlianmu bagus juga.” “Tentang malam itu. Aku! Tidak bisa memaafkanmu sampai kapanpun!” decak Tasha persis di depan wajah Alex dengan tatapan sinis.Alex hanya bergidik merinding, dahinya berkerut, mencoba menarik kepalanya ke belakang. Jari-jari Tasha meraih rambut Alex, lalu menjambak tanpa ampun. Begitu geramnya Tasha kepada Alex. “Statusmu di sini, hanya karyawan magang!” bisik Tasha di telinga kanan Alex dengan penuh rasa jengkel.Tiba-tiba saja Yuda datang menjemput Tasha. Mereka akan menikmati malam minggu yang penuh makna ini. “Kamu magang j

    Last Updated : 2023-08-12
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Pembelaan Pengawal Sejati

    Bryan segera menunjukan kamar Alex. Membuka pintu lalu menjulurkan tangan mempersilakan Tuan Mada masuk. “Alex putraku, sungguh putraku. Ini bukan mimpi, dia sangat mirip denganku,” kata Tuan Mada ingin sekali menyentuh pipi putranya itu. “Nahas sekali nasibmu Tuan muda.” “Benar Tuan Mada, Tuan Alex sangat mirip denganmu.” Bryan mulai kagum dengan pahatan wajah Alex yang hampir sempurna. “Bryan, atasi semua masalah di Venmo Group.” Tuan besar menuju ke sofa. Matanya tidak lepas dari sosok lelaki bertubuh tinggi agak kurus itu, Alex.Bryan dan Zaen komunikasi lewat tatapan mata. Ia sepakat tidak akan menganggu Tuan besar yang masih ingin memandang Tuan muda. Bryan merancang kata-kata sedetail mungkin, mulai dari menemukan Tuan muda sampai Tuan muda pingsan. “Aku harus membawa putraku kembali ke keluarga Madagaskar.” Tuan Mada melihat putranya lebih dekat lagi. “Tuan Mada, sebaiknya biarkan Tuan muda bersemayam di rumah ini,” b

    Last Updated : 2023-08-12
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Tuan Muda, Celakalah!

    Bryan tidak bisa pergi menemani Alex ke acara makan malam Tasha. Ia terbang menemui Tuan besar dan mengembalikan gulungan kertas yang ia temukan di bawah sofa. Bryan melenggang pergi tanpa pamit. “Bryan… boleh aku pinjam mobilmu?” Alex mencari pengawalnya itu dari satu ruang ke ruang lainnya. “Di mana kamu Bryan?”Alex memutuskan naik ojek sampai ke hotel Andalusia. Tak ada satu pun yang menyambut dan mengajak bicara Alex. Mereka sibuk membahas pekerjaan dan jabatannya. “Kita apakan karyawan magang itu?” tanya Tasha kepada Yuda.“Aku ada cara.” Yuda menemukan ide brilian. Lalu ia berseru memanggil Alex. “Alex…” panggilnya. Tasha mengambil bubuk obat dari tasnya. Ia tuangkan ke minuman bersoda milik Alex. Yuda membawa Alex bergabung dengannya. Yang benar saja di acara makan malam ini ada Davin dan Lydia. “Kamu di undang jadi tamu atau tukang bersih-bersih?” lontar Davin dari meja sebelah. Beberapa tamu yang mendengar cacian Davin palah tertawa. Yuda mengangkat telapak tangan

    Last Updated : 2023-09-21
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Permohonan Sanjaya

    Ingin sekali rasanya mencibir Tasha sampai habis-habisan. Tapi mungkinkah Alex bisa melakukan itu. “Ciih!” Hanya ini yang keluar dari mulut Alex, itupun lirih. Vania memberi beberapa tugas kepada Alex dan harus selesai hari ini. Alex diam-diam menghubungi Bryan. Satu permintaan lagi, cari tahu siapa sebenarnya Vania ini. Kenapa dia selalu diam saat orang lain tertawa menghina. “Baik Tuan muda,” balas Bryan selalu siap siaga. “Alex,” panggil Abiyaksa komisaris Venmo Group. Mengiring Alex ke ruangannya. “Beritahu saya tentang latar belakangmu.” Abiyaksa memastikan Alex benar dari keluarga Madagaskar. Sebelum Alex bertemu dengan keluarga aslinya. Ia akan tetap mengaku sebagai gelandangan yang dipungut oleh nenek tua dan ditelantarkan oleh anak-anaknya. Masalah biaya pendidikan Alex tidak pernah tahu. “Saya diasuh oleh nenek tua dan ditelantarkan begitu saja.” Alex menyingkat ceritanya. “Orang tuamu?” tanya Abiyaksa menaikkan alis.“Belum pernah bertemu setelah kejadian nge

    Last Updated : 2023-10-01
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Murkanya Tiga Pengawal

    Rumah mewah yang dirahasiakan dan sengaja dijauhkan dari kerumunan warga ini mulai terbongkar. Kedatangan Sanjaya membuat Bryan was-was. “Dari mana mereka tahu alamat ini?” tanya Bryan pada dirinya sendiri saat menutup pintu. “Mereka bicara apa Bryan?” tanya Alex membawa segelas air putih yang diambilnya dari kulkas. “Mereka hanya minta jangan hentikan suntikan dana ke Golden Key, itu saja.” Bryan menepuk pundak Alex sambil berkata, “jangan takut.” Alex menjawab dengan senyuman. Sanjaya dan putranya itu memiliki watak yang hampir sama. Serakah, sombong, dua itu sangat melekat pada diri mereka. Pagi-pagi sekali Bryan membuat sarapan, menyiapkan baju, sampai memanasi mobil untuk berangkat Tuan mudanya. “Tuan muda bangun, sudah jam setengah lima.” Bryan membangunkan Tuan muda layaknya membangunkan anaknya. Ia usap rambutnya, menepuk-nepuk pipinya pelan, mengoyang-goyangkan kakinya sampai bangun. “Tuan muda…” bisik Bryan ditelinga Alex. “Ayah…” jawab Alex membuka matanya pel

    Last Updated : 2023-10-02
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Dunia Hitam

    Pagi itu tiga pengawal keluarga Madagaskar saling membantu menyiapkan keperluan Tuan mudanya. Tiga pengawal itu sudah rapi dengan jas hitam dan kemeja putih. “Selamat pagi Tuan muda,” sapa Zaen menarik kursi untuk Alex. “Aku bukan Tuan mudamu? Kenapa kamu ada di sini? Dan kamu siapa lagi?” Alex binggung setelah bangun pagi sudah ada dua orang asing. Semalam Alex pulang hanya dengan Bryan. Zaen dan Irawan datang sekitar jam dua pagi. Kedatangan Zaen dan Irawan sudah diatur Bryan. Bryan sengaja mencarikan jalan yang sepi supaya tidak banyak orang yang tahu. “Dia Zaen, yang menemani Tuan muda kemarin. Dia Irawan, yang menemukan identitas Vania. Keduanya pengawal sejati keluarga Tuan muda,” jelas Bryan mengambil beberapa piring. “Ada keperluan apa kalian ke sini?” tanya Alex balik, “bagaimana dengan rumah ini Bryan?”“Selain mengawal Tuan muda, kami ada keperluan sendiri,” balas Zaen tidak ingin Alex tahu masalah mereka. Zaen dan Irawan pergi ke Orbit Company setelah Tuan muda

    Last Updated : 2023-10-03
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Kembalinya Tuan Muda

    Alex kembali dengan wajah masam dan kecewa. Bryan menyapa dan mencoba menghiburnya. “Bryan, bagaimana dengan masa depanku?” tanya Alex dari balik selimut tebal. “Tuan muda tidak perlu khawatir.” Bryan memancarkan senyum kepada Alex sambil membawa nampan berisi makanan dan susu. Bryan diskusi bersama Irawan dan Zaen di lantai satu. Mereka membicarakan nenek Rida. Alex sedih karena tidak bisa membawa nenek Rida. Bryan membeberkan cerita masa kecil Alex bersama nenek Rida. “Kenapa baru sekarang kamu mengakuinya?” lontar Zaen, pertanyaan ini memang pantas ditanyakan. “Butuh waktu untuk mengakuinya,” jawab Bryan selanjutnya, “semua harus diperhitungkan dengan teliti.” Setianya Bryan kepada keluarga Madagaskar sudah tidak perlu di uji lagi. Sudah terbukti, buktinya Bryan rela bertahun-tahun menyamar demi Tuan mudanya. “Tuan muda ingin kita bagaimana?” tanya balik Irawan. “Tidak tahu, Tuan muda cenderung diam dan ingin menyelesaikan sendiri,” jawab Bryan menggelengkan kepala.

    Last Updated : 2023-10-04
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Panggilan Dadakan

    Entah kebetulan atau apa. Alex harus melayani Yuda dan Tasha. Bartender di bar serdadu tidak ada yang berani melayaninya karena mereka tamu VIP. Di mana ada satu kesalahan ancamannya pecat. “Silakan Tuan, ini pesanannya.” Alex menyajikan dua botol anggur bersama gelasnya. “Ambilkan aku es batu,” perintah Tasha menyibakkan rambut lalu melipat tangannya di depan perut. “Tunggu sebentar.” Alex segera membalikkan tubuhnya. “Tunanganku sebentar lagi punya jabatan di Golden Key. Tidak kayak kamu, dimana-mana hanya jadi karyawan magang.” Dahinya berkerut, matanya bergerak menuju ke gelas anggur. “Tuangkan untukku.”Genggaman tangan Alex segera membuka tutup botol, segera ia tuangkan. Ia melayani semua pelanggan tanpa membeda-bedakan. Mendengar ocehan Tasha, Alex hanya diam dan tersenyum. Tasha matanya merem saat menengak minuman yang terasa agak pahit ini, “Pastinya kamu tidak bisa seperti tunanganku.”“Bagaimana dengan ganti rugi mobilku, masih sanggup bayar?” tambah Yuda, dari ta

    Last Updated : 2023-10-05

Latest chapter

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Serba Terbatas

    Ke esokkan harinya Alex memberanikan diri melamar jadi karyawan magang di Van Hatten. Baru sebentar Alex menatap gedung Ema Van Hatten, tahu-tahu ada yang keluar dari balik gerbang tinggi bercorak hitam ini. “Heh! Cari apa di sini?” Sang Satpam dengan nama Ilham keluar sambil berkacak pinggang. “Boleh saya nitip lamaran di sini?” tanya Alex hendak menyerahkan berkas lamaran pekerjaan.Rambut gondrong Alex membuat Satpman tidak yakin untuk menerima berkasnya. Pada akhirnya berkas tersebut diterima. “Kelihatannya bakal lama dapat panggilan, penampilanmu saja tidak meyakinkan,” ejek Sang Satpam melempar berkas ke meja dibelakangnya. Terlihat seseorang berlarian sambil memanggil dengan nama, “Tuan Mada.” “Alex,” sebut Alex berdiam diri sambil menunggu pertanyaan berikutnya.Bocah berpenampilan lusuh ini masih dikenal sebagai Tuan muda dikalangan miliuner negara tetangga. Momen seseorang mengunggah potret Tuan muda saat hadir di p

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Negeri Dingin

    “Rencana?” ulang Alex masih tidak yakin. “Papa sempat melarangmu tinggal di Granda kan?” Diiringi lirikan mata yang lembut. Alex hanya mengangguk nurut. “Menurut Mama, lebih baik kamu tinggal di Granda. Lagian tugasmu juga di sini. Jangan hiraukan omongan Papamu, dia hanya disuruh Cakra.” “Cakra? Buat apa dia seperti itu?” lontar Alex membuat Mamanya binggung untuk menjawab. “Mama kurang tahu, ini rencana Papa dengan Cakra,” sebut Sang Mama sambil siaga terhadap pertanyaan kedua dari putra pertama. “Bohong, Mama pasti tahu. Baru-baru ini Mama mengakui Alex, sebelumnya tidak. Sebaik-baiknya Papa dihadapan Alex, Papa pasti punya rencana jahat buat Alex. Rencana apa itu Ma?” Alex menatap Sang Mama penuh kejujuran. Sang Mama masih menggeleng sambil mengatakan tidak tahu. Orang tua ini tetap berpihak kepada putra kedua kesayangannya. Bryan menengahi pembicaraan keduanya. Serentak keduanya langsung melendehkan punggung. “Kepergian Madam d

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Jebakan Tuan Muda

    Yuda membuat jebakan hebat yang di buat semenarik mungkin. Bryan mengoper mobilnya lebih dekat dengan rumah Nenek Rida. “Baik kalau begitu Tuan muda, malam ini saya juga akan menginap di sini,” sambung Bryan.Tapi, Vanmo tidak suka melihat kebahagiaan Tuan muda bersama orang-orang yang ia sayangi. Permainan rekayasa mulai dibuat Yuda dan Davin. Tanpa sengaja Bryan melihat sehelai rambut Alex jatuh di bahunya. “Tempat ini tidak cocok untuk dirimu Bryan, lebih baik kamu pulang,” usir Tuan muda kepalanya tunduk dan matanya memandang pergelangan kaki. “Tidak bisa Tuan, saya harus ada di dekat Tuan muda.” Mendengar jawaban Bryan, Alex langsung pergi ke belakang rumah sambil berceloteh. “Terserah kamu Bryan, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi,” Bryan melenggang pergi, ia semalaman tidur di mobil. Sedangkan, Tuan muda yang dikatakan agak lugu itu bermain-main di pinggir kolam ikan. Segenggam roti itu ia tebarkan ke dalam air keruh yang sudah lama tida

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Pertemuan Keturunan Konglomerat

    “Aku tidak ada waktu bicara denganmu,” jawab dingin Alex. Beralih kepada Bryan, “Kita pergi ke pemakaman sekarang.” “Baik Tuan muda,” sahut Bryan kemudian memberikan lambaian tangan isyarat supaya menyiapkan kendaraan.Alex mulai dilarang pergi ke Granada oleh Tuan besar. Padahal ia baru saja diberikan wewenang di Orbit dan Vanmo. Sepulangnya Alex dan Bryan. Cakra menemui Sang Papa di ruang kerjanya. “Kamu tahu ini permintaan terakhir,” tutur Tuan besar kepada putra kedua. “Terimakasih Pa,” jawab Cakra hatinya sangat bungah. Papanya hanya melengos dan tidak peduli lagi.Tian dimarahi Tuan Mada habis-habisan. Tidak ada perintah mencoret tembok, melepaskan amunisi senapan angin. “Masih bisa dengar perintah saya?” Berkacak pinggang, mendekat, lalu kepalan tangan mendarat tepat di lambung. “Di bayar berapa kamu sama Cakra? Kamu boleh mengamati tapi tidak dengan mencelakai.” “Dua kali lipat dari biasanya Tuan,” jujur T

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Arbania

    Bayu Guntur pengendali Orbit Group kini merasa gugup setelah tahu Alex akan mengantikan posisinya. Ia juga tahu latar belakang Tuan muda. Semakin Bayu tahu, ia tidak rela jabatannya lengser. Gara-gara bocah magang menyandang status Tuan muda itu seakan hidupnya kelam kelabu.“Kalian masih kerja di sini?” tanya Alex kepada Davin dan Lydia. “Kamu masih magang? Belum kapok?” Davin tepuk tangan sambil tersenyum sinis. “Bagus, mentalmu bagus. Selamat datang kembali.” “Siapkan dirimu untuk satu minggu ke depan.” Peringatan dari Alex menjadi bahan guyonan. “Mau ngadu sama siapa lagi heh. Pengawalmu? Papamu? Pak Bayu? Semua sudah tidak peduli!” cibir Davin melenggang pergi menghampiri karyawan yang lainnya. Gerakan tangan Alex mengusir Davin menambah suasana semakin gaduh. Alex semakin di tertawakan. “Diam semuanya!” seru Bryan selalu siap siaga di depan pintu tim B. “Saya bisa pecat kalian sekarang juga!” “Hei bocah magang, kerja, nggak usah sombong!” Sang Senior memberikan setum

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Senapan Angin

    “Baik Tuan.” Zen segera menghubungi pengawal di rumah Madagaskar. Setibanya di latar rumah gedong, ramai-ramai jalan mengawal Tuan Mada dan Alex. Dua pengawal sejati ikut bersinambung. “Silakan Tuan,” sambut Irawan sambil membawa gulungan kertas. Ketiga anaknya telah menunggu dengan jengkel. Lima belas tahun menanti dan warisan akan jatuh ditangan ketiga anaknya, sekarang menjadi runtutan yang acak-acakan. “Hubby,” kata Risa memincingkan kepalanya. “Apa-apaan ini?” “Aku bisa mengusirmu kapan saja, ingat itu!” Tuan Mada lebih membela anak pertamanya. “Senang kamu! Senang!” ketus Risa kepada Alex, karena ini keinginan Tuan Mada yang tidak bisa dibendung. Alex mundur dua kali, sembunyi di balik tubuh Papanya. Melihat tingkah putranya yang agak lain. Tuan Mada semakin murka dan mengancam putra keduanya. “Pa, ini tidak adil. Dia hanya anak pungut, bisa-bisanya dapat paling banyak,” sangkal Cakra menunjuk Alex dengan tatapan menantang. Tuan Mada hanya diam dan membiarkan mulut C

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Segulung Kertas

    Kebanyakan saham Golden Key dari Vanka. Sekarang Vanka mulai tahu kebusukan calon besannya itu. Ia juga menyalahkan Yuda habis-habisan. Yang katanya tidak mengajarkan hal baik. Diam-diam menusuk dari belakang. Yuda hanya memanfaatkan Tasha demi kemakmuran Sanjaya. “Dasar bedebah macam apa kamu ini Sanjaya,” geram Vanka mulai meremat celemek. “Ssssttt…” gerutu Sanjaya menahan emosi. “Kamu pulang bareng Mama sekarang.”Sanjaya berniat merampungkan masalah keduanya. Vanka meminta Tasha dan istrinya naik. Tatapan empat orang sudah saling terpaut. “Sekarang mau bagaimana?” tanya Bryan jari telunjuknya mengetuk-ketuk meja. “Ini masalah Sanjaya, kenapa saya harus ikut,” sangkal Vanka keras kepala. “Memang benar bukan masalahmu,” balas Bryan menyingkirkan piring kosong dari hadapannya. Vanka mendengus sabar. Kepalanya cenderung tunduk ke bawah. Di tambah telapak tangan bersarang di kepala bagian belakang. Antara binggung dan kecewa. “Cukup,” sela Vanka tangannya pindah ke dahi, “pe

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Rumit

    Davin dan Bayu hanya saling melempar tanda tanya. Kenapa banyak sekali mobil di depan, ada apa? Ditambah dengan wajah yang suram.“Alex? Putraku?” Tuan Mada mencopot kacamata dan merengangkan dasinya. “Benar Tuan,” jawab Zaen lamat-lamat tidak jelas. Saking gentarnya Tuan besar, ia membuka pintu sendiri dan jalan lebih cepat. Zaen menyempatkan bicara dengan Bryan. Biarkan Irawan mengawal Tuan besar sampai bertemu dengan Davin. “Kira-kira kita harus bagaimana? Tuan Mada marahnya kambuh.” Dua pengawal ini masih ngobrol di luar. “Bodoh, kenapa kamu nggak ulur waktu buat jawab. Kenapa harus jawab gitu, kan bisa cari topik lain.” Tantangannya sekarang adalah Tuan muda, bagaimana Bryan bisa menuruti keinginan Tuan muda lagi. Tuan besar sudah tahu jabatan Alex di Orbit Company. “Bryan, bukannya aku tidak sejalan dengan pikiranmu. Tapi, aku tidak bisa bohong.” Bryan membiarkan Zaen membela dirinya. Tuan Mada masuk di ruangan Bayu disanjung-sanjung. Direktur dan manajer semua kumpul

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Menuju Hancurnya Direktur Orbit

    “Nenek.” Alex berhasil menemui nenek Rida tanpa dihalangi Sang Paman. Nenek Rida tersenyum, menjulurkan tangan kanannya, memeluk Alex lalu mencium pipi dan dahinya. Nenek Rida paham dengan bau keringat Alex. “Nenek harus ikut Alex ya.” Mengenggam tangan nenek yang menempel di pipinya. Alex memapah nenek Rida, sialnya Sang Paman meneriakki Alex sebagai penculik. Warga sekitar berbondong-bondong keluar sambil membawa bambu. “Maafkan Alex ya nek.” Menaikkan roda gigi lalu menginjak pedal gas dalam. Bryan kepergok Alex saat bersama lima pengawal Madagaskar. Bryan meringis kebingunggan, Tuan mudanya bakal marah andai tahu lima pengawal ini yang membuat pamannya ngamuk. “Rumah mu?” tanya nenek Rida mengenggam erat lengan Alex. “Ya, Bryan yang beli untukku.” Alex menuntun Sang nenek menaiki lima anak tangga. “Baik sekali yang namanya Bryan?” Alex tidak menghiraukan ucapan nenek tua itu. Menatap Bryan lalu beredar kepada lima pengawal itu, “Bryan, siapa lagi yang kamu bawa?”

DMCA.com Protection Status