Home / Romansa / Karyawan Magang Jadi Jutawan / Tuan Muda, Celakalah!

Share

Tuan Muda, Celakalah!

Author: Bluebell
last update Last Updated: 2023-09-21 09:48:49

Bryan tidak bisa pergi menemani Alex ke acara makan malam Tasha. Ia terbang menemui Tuan besar dan mengembalikan gulungan kertas yang ia temukan di bawah sofa. Bryan melenggang pergi tanpa pamit.

“Bryan… boleh aku pinjam mobilmu?” Alex mencari pengawalnya itu dari satu ruang ke ruang lainnya. “Di mana kamu Bryan?”

Alex memutuskan naik ojek sampai ke hotel Andalusia. Tak ada satu pun yang menyambut dan mengajak bicara Alex. Mereka sibuk membahas pekerjaan dan jabatannya.

“Kita apakan karyawan magang itu?” tanya Tasha kepada Yuda.

“Aku ada cara.” Yuda menemukan ide brilian. Lalu ia berseru memanggil Alex.

“Alex…” panggilnya.

Tasha mengambil bubuk obat dari tasnya. Ia tuangkan ke minuman bersoda milik Alex. Yuda membawa Alex bergabung dengannya. Yang benar saja di acara makan malam ini ada Davin dan Lydia.

“Kamu di undang jadi tamu atau tukang bersih-bersih?” lontar Davin dari meja sebelah.

Beberapa tamu yang mendengar cacian Davin palah tertawa. Yuda mengangkat telapak tangannya pendek, berusaha meredam ejekan Davin itu.

“Makan yang banyak, kamu pasti belum pernah merasakan makanan seenak ini.” Davin masih berusaha meledek.

Tuan besar mengetahui acara makan malam Alex di hotel Andalusia dari Bryan. Kemudian Zaen diperintah menyusup ke acara tersebut. Tasha mengambil minuman yang ditaburi bubuk obat tadi untuk Alex.

Gelas itu mendarat di bibir Alex. Ia meneguknya pelan. Sebuah tangan menjulur ke depan, mendorong gelas dari bibir Alex.

“Jangan minum, minum ini.” Vania memberikan minuman yang baru saja ia tuang.

Zaen baru saja tiba dihalaman hotel Andalusia. Ia mengambil minuman lalu bergabung dengan rombongan yang tidak ia kenal. Alex menghilang dari pandangan Zaen.

“Boleh saya gabung.” Zaen mendekatkan diri kepada Yuda dan Tasha.

“Silakan.” Yuda menerimanya sambil tersenyum. “Perkenalkan, Tasha tunanganku. Dia direktur di Venmo Group.”

“Senang bertemu denganmu,” balas Zaen jari-jemarinya mengetuk-ngetuk meja. Kakinya bergerak-gerak kecil. Sudah 10 menit Tuan muda belum kelihatan juga. Zaen bergeser ke meja Davin dan Lydia.

“Berapa banyak karyawan magang di Orbit Company?” Zaen membenahkan posisi jam tangannya.

“Sekitar tujuh orang, baru-baru ini aku memecat salah satu dari mereka. Kalau boleh tahu anda dari pihak mana?” Davin sangat menyukai paras Zaen yang begitu ramah dan hangat.

Zaen mengaku sebagai karyawan magang dari Royal Company Group. Ia terlalu asyik ngobrol dengan Davin dan Lydia. Sampai tak memperhatikan ke mana perginya Tasha dan Yuda. Alex memuntahkan isi perutnya di wastafel.

“Bryan…” lirih Alex memegangi perut dan kepalanya.

Alex mulai terhuyung dan ambruk di depan pintu kamar mandi. Yuda membopong Alex, Tasha membuka pintu mobil.

“Kita singkirkan bocah magang ini,” kata Tasha merasa puas, Alex bakal habis ditangan Yuda. “Balasan kalau kamu berani ganggu karir dan hidupku.”

“Alex… Alex… hidupmu sudah tidak berguna lagi. Lebih baik mati!” cibir Yuda sambil tertawa sinis.

Mobil Yuda sudah hilang di tikungan gerbang hotel. Zaen mencari dari meja ke meja. Lalu memutuskan menghubungi Bryan. Bryan mencari tempat yang sepi, terutama jauh dari jangkauan Tuan Mada.

“Bryan… Tuan muda tidak ada di sini,” lapor Zaen, bola matanya berputar, terus berputar sampai menemukan sosok yang menarik perhatiannya.

“Bagaimana bisa?” sahut Bryan masih menghadapi Tuan besar, “jangan bilang kepada Tuan Mada dulu.”

“Kenapa dengan putraku Bryan?” Tiba-tiba Tuan Mada muncul. “Jangan sekali-kali kamu berbohong padaku.”

Dalam batin Bryan mengeluh aduh. Terpaksa ia harus jujur. Setalah menjelaskan keberadaan Tuan muda yang tidak ada di hotel Andalusia. Bryan menyambung ceritanya dengan kondisi amnesia yang pernah di alami Tuan muda.

“Mungkin ini sedikit sulit bagi Tuan muda untuk mengingat keluarganya. Ditambah lagi dengan tiga saudaranya yang belum pernah bertemu sama sekali semenjak Tuan muda hilang,” jelas Bryan duduk tegap, kedua tangannya berpangku di atas lutut.

“Cepat kembali dan cari Tuan muda!” perintah Tuan Mada begitu risaunya mendengar Tuan muda tidak ada di acara makan malam bosnya itu.

“Zaenal hadir di acara tersebut Tuan,” balas Bryan, menjaga keluarga Madagaskar sementara menjadi tanggung jawabnya.

“Zaenal?! Mengawal putraku bukan tugasnya, tapi tugas kamu! Kamu mulai bosan menjaga Tuan muda Madagaskar dan segala kekurangannya, iya?” Bryan menggeleng dan segera pamit pulang.

Zaen tidak akan kembali sebelum menemukan Tuan muda. Bryan naik taski menuju hotel Andalusia. Derap langkahnya cepat, menerobos beberapa satpam yang berjaga. Mereka tertipu dengan pakaian Bryan yang begitu rapi.

“Di mana Yuda ?” lirih Bryan mengambil minuman dan meneguk tandas. “Di mana bocah jahanam itu?”

“Mulutmu di jaga ya kalau bicara!” Tasha menguyur jas mahal Bryan dengan soda. “Tunggu, bukannya kamu orang tua si sialan itu? Tumben sekali tampil beda, biasanya seperti gembel.”

Bryan menatap orang sekitarnya sedang tertawa menghinanya. Hanya ada satu wanita yang memilih diam dan menikmati minumannya, Vania. Dia tampak terpaksa berada di hotel mewah seperti ini.

“Wah, wah, maling baju di mana?” Yuda menarik bahu Bryan keras sampai seluruh tubuhnya berputar.

“Jangan cari gara-gara dengan anakku!” Bryan megacungkan kepalan tangan di hadapan Yuda.

“Sialan, lancang sekali!” ringis Yuda harga dirinya merasa di injak-injak. Ia naik anak tangga, menatap tamu, dan berseru.

“Asal kalian tahu, dia orang tua yang tidak tahu sopan santun. Putranya bernama Alex Sandi Madagaskar, karyawan magang di Venmo Group. Putranya berani berkhianat di Orbit Company, menjatuhkan kepercayaan Orbit Group.” Mendengar untaian Yuda, Bryan hanya mendesah kesuh.

Bryan merasa dirinya tidak penting berlama-lama di sini, sedangkan Tuan mudanya sedang pergi entah ke mana. Semua komisaris dan direktur membicarakan Alex penuh pro dan kontra. Bryan mencari Tuan muda di sekitar hotel.

“Zaen… di mana Tuan muda?” tanya Bryan menunggu lift terbuka.

“Bryan, aku kehilangan jejaknya. Bagaimana sekarang?” Zaen masih terus melajukan kendaraannya.

“Sekarang, kamu kembali. Mencari Tuan muda sudah menjadi tanggung jawabku.” Bryan membuka mobil Ferarri warna hitam. Mobilnya melesat cepat.

Terakhir mobil Yuda menghilang di jalan Kerta. Mobil Bryan menyusuri pinggiran sungai Arleta. Yuda menyimpan Alex dibagasi mobil, renacananya ia akan membuang Alex di sungai Arleta dengan mengelabuhi Bryan. Bryan menatap arus sungai dari dalam mobil.

“Aku harus buang bocah kurang ajar ini!” Yuda berangkat setelah acaranya selesai.

“Tidak lama lagi karirnya bakal naik daun,” tambah Tasha.

Satu mobil yang membuat Bryan penasaran. Bryan mengambil teropong dari bagasi mobilnya.

“Yuda,” ucapnya, segera menyalakan mobilnya.

“Hei!” keras Bryan menyeret kampak.

Bukh…

Bryan memukul mobil Yuda sampai penyok. Pada akhirnya mereka berdua berkelahi sampai babak belur. Lagi-lagi Tasha lari mencegat taksi. Perasaan Zaen semakin tidak enak, ia memutuskan kembali.

“Bryan…” panggil Zaen membuat Yuda tersenyum. Yuda pikir ia akan mendapat bantuan.

“Mati kamu!” Pukul Zaen kepada Yuda.

Demi keselamatan Tuan muda Bryan dan Zaen rela mengorbankan tubuhnya. Mereka berdua memapah Alex sampai masuk mobil Bryan.

“Cepat pulang, suasana semakin tidak bagus untukmu,” tutur Bryan kepada Zaen.

Ke eskoan paginya. Alex kembali bekerja di Venmo Group. Mobil yang Alex bawa membuat karyawan lain melonggo. Bahkan mobil Yuda kalah bagusnya.

“Orang tuamu merusak mobil tunanganku dan kamu harus ganti rugi tujuh milyar,” tagih Tasha membuat Alex terdiam dan tersadar.

Aku hidup dengan Bryan. Bryan rela menjual jam tangannya untuk beli rumah dan mobil mewah ini uang dari mana Alex tidak pernah tahu. Jujur ia tidak sanggup ganti rugi, gajinya saja hanya lima juta perbulan.

“Hah, aku harus bagaimana lagi? Kenapa semua berhubungan dengan uang,” keluh Alex melendehkan punggung dan mendangak. Lalu berbicara lewat batinnya, “Tuan muda macam apa aku ini. Di mana orang tuaku, mereka pasti marah andai tahu putranya diperlakukan seperti ini.”

“Mau aku pecat? Bukannya kerja palah santai-santai!” cibir Tasha keliling memastikan karyawannya bekerja dengan baik. Alex merancang kata-kata untuk membalas cibiran Tasha.

Related chapters

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Permohonan Sanjaya

    Ingin sekali rasanya mencibir Tasha sampai habis-habisan. Tapi mungkinkah Alex bisa melakukan itu. “Ciih!” Hanya ini yang keluar dari mulut Alex, itupun lirih. Vania memberi beberapa tugas kepada Alex dan harus selesai hari ini. Alex diam-diam menghubungi Bryan. Satu permintaan lagi, cari tahu siapa sebenarnya Vania ini. Kenapa dia selalu diam saat orang lain tertawa menghina. “Baik Tuan muda,” balas Bryan selalu siap siaga. “Alex,” panggil Abiyaksa komisaris Venmo Group. Mengiring Alex ke ruangannya. “Beritahu saya tentang latar belakangmu.” Abiyaksa memastikan Alex benar dari keluarga Madagaskar. Sebelum Alex bertemu dengan keluarga aslinya. Ia akan tetap mengaku sebagai gelandangan yang dipungut oleh nenek tua dan ditelantarkan oleh anak-anaknya. Masalah biaya pendidikan Alex tidak pernah tahu. “Saya diasuh oleh nenek tua dan ditelantarkan begitu saja.” Alex menyingkat ceritanya. “Orang tuamu?” tanya Abiyaksa menaikkan alis.“Belum pernah bertemu setelah kejadian nge

    Last Updated : 2023-10-01
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Murkanya Tiga Pengawal

    Rumah mewah yang dirahasiakan dan sengaja dijauhkan dari kerumunan warga ini mulai terbongkar. Kedatangan Sanjaya membuat Bryan was-was. “Dari mana mereka tahu alamat ini?” tanya Bryan pada dirinya sendiri saat menutup pintu. “Mereka bicara apa Bryan?” tanya Alex membawa segelas air putih yang diambilnya dari kulkas. “Mereka hanya minta jangan hentikan suntikan dana ke Golden Key, itu saja.” Bryan menepuk pundak Alex sambil berkata, “jangan takut.” Alex menjawab dengan senyuman. Sanjaya dan putranya itu memiliki watak yang hampir sama. Serakah, sombong, dua itu sangat melekat pada diri mereka. Pagi-pagi sekali Bryan membuat sarapan, menyiapkan baju, sampai memanasi mobil untuk berangkat Tuan mudanya. “Tuan muda bangun, sudah jam setengah lima.” Bryan membangunkan Tuan muda layaknya membangunkan anaknya. Ia usap rambutnya, menepuk-nepuk pipinya pelan, mengoyang-goyangkan kakinya sampai bangun. “Tuan muda…” bisik Bryan ditelinga Alex. “Ayah…” jawab Alex membuka matanya pel

    Last Updated : 2023-10-02
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Dunia Hitam

    Pagi itu tiga pengawal keluarga Madagaskar saling membantu menyiapkan keperluan Tuan mudanya. Tiga pengawal itu sudah rapi dengan jas hitam dan kemeja putih. “Selamat pagi Tuan muda,” sapa Zaen menarik kursi untuk Alex. “Aku bukan Tuan mudamu? Kenapa kamu ada di sini? Dan kamu siapa lagi?” Alex binggung setelah bangun pagi sudah ada dua orang asing. Semalam Alex pulang hanya dengan Bryan. Zaen dan Irawan datang sekitar jam dua pagi. Kedatangan Zaen dan Irawan sudah diatur Bryan. Bryan sengaja mencarikan jalan yang sepi supaya tidak banyak orang yang tahu. “Dia Zaen, yang menemani Tuan muda kemarin. Dia Irawan, yang menemukan identitas Vania. Keduanya pengawal sejati keluarga Tuan muda,” jelas Bryan mengambil beberapa piring. “Ada keperluan apa kalian ke sini?” tanya Alex balik, “bagaimana dengan rumah ini Bryan?”“Selain mengawal Tuan muda, kami ada keperluan sendiri,” balas Zaen tidak ingin Alex tahu masalah mereka. Zaen dan Irawan pergi ke Orbit Company setelah Tuan muda

    Last Updated : 2023-10-03
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Kembalinya Tuan Muda

    Alex kembali dengan wajah masam dan kecewa. Bryan menyapa dan mencoba menghiburnya. “Bryan, bagaimana dengan masa depanku?” tanya Alex dari balik selimut tebal. “Tuan muda tidak perlu khawatir.” Bryan memancarkan senyum kepada Alex sambil membawa nampan berisi makanan dan susu. Bryan diskusi bersama Irawan dan Zaen di lantai satu. Mereka membicarakan nenek Rida. Alex sedih karena tidak bisa membawa nenek Rida. Bryan membeberkan cerita masa kecil Alex bersama nenek Rida. “Kenapa baru sekarang kamu mengakuinya?” lontar Zaen, pertanyaan ini memang pantas ditanyakan. “Butuh waktu untuk mengakuinya,” jawab Bryan selanjutnya, “semua harus diperhitungkan dengan teliti.” Setianya Bryan kepada keluarga Madagaskar sudah tidak perlu di uji lagi. Sudah terbukti, buktinya Bryan rela bertahun-tahun menyamar demi Tuan mudanya. “Tuan muda ingin kita bagaimana?” tanya balik Irawan. “Tidak tahu, Tuan muda cenderung diam dan ingin menyelesaikan sendiri,” jawab Bryan menggelengkan kepala.

    Last Updated : 2023-10-04
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Panggilan Dadakan

    Entah kebetulan atau apa. Alex harus melayani Yuda dan Tasha. Bartender di bar serdadu tidak ada yang berani melayaninya karena mereka tamu VIP. Di mana ada satu kesalahan ancamannya pecat. “Silakan Tuan, ini pesanannya.” Alex menyajikan dua botol anggur bersama gelasnya. “Ambilkan aku es batu,” perintah Tasha menyibakkan rambut lalu melipat tangannya di depan perut. “Tunggu sebentar.” Alex segera membalikkan tubuhnya. “Tunanganku sebentar lagi punya jabatan di Golden Key. Tidak kayak kamu, dimana-mana hanya jadi karyawan magang.” Dahinya berkerut, matanya bergerak menuju ke gelas anggur. “Tuangkan untukku.”Genggaman tangan Alex segera membuka tutup botol, segera ia tuangkan. Ia melayani semua pelanggan tanpa membeda-bedakan. Mendengar ocehan Tasha, Alex hanya diam dan tersenyum. Tasha matanya merem saat menengak minuman yang terasa agak pahit ini, “Pastinya kamu tidak bisa seperti tunanganku.”“Bagaimana dengan ganti rugi mobilku, masih sanggup bayar?” tambah Yuda, dari ta

    Last Updated : 2023-10-05
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Nenek Penolong Tuan Muda

    “Saya tidak tahu Tuan muda, Papa hanya ingin bicara dengan Tuan muda?” Zaen segera membeli tiket VIP ke negara Arbania. Kedua kalinya Alex menikmati fasilitas pesawat VIP tanpa mengeluarkan uang sepersen pun. Satu permintaan Tuan muda yang sangat ingin dikabulkan oleh dua pengawalnya ini. Yaitu, sangkut pautkan Vanka dalam masalah Tasha kepadanya. “Kenapa aku tidak percaya penuh kalau dia papaku?” lontar Alex menundukkan kepala. Bryan segera mencari beberapa foto 15 tahun lalu. “Ini foto Tuan muda bersama keluarga Madagaskar.” Di foto itu ada Bryan dan tujuh pengawal yang hanyut di lautan. “Tujuh orang ini siapa Bryan, dia pengawal Madagaskar?” Bryan memperbesar tubuhnya yang mungil di layar ipad. “Kenapa mereka tidak bersamamu?” Bryan hanya menggelengkan kepala lalu menjawab dengan terbata-bata, “Mereka tenggelam bersama Tuan muda.” Alex mendekatkan wajahnya. Ia kira Bryan sedang mengarang cerita. Alex mengeser foto berikutnya, foto tujuh pengawal bersama Tuan muda. “Teng

    Last Updated : 2023-10-06
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Menuju Hancurnya Direktur Orbit

    “Nenek.” Alex berhasil menemui nenek Rida tanpa dihalangi Sang Paman. Nenek Rida tersenyum, menjulurkan tangan kanannya, memeluk Alex lalu mencium pipi dan dahinya. Nenek Rida paham dengan bau keringat Alex. “Nenek harus ikut Alex ya.” Mengenggam tangan nenek yang menempel di pipinya. Alex memapah nenek Rida, sialnya Sang Paman meneriakki Alex sebagai penculik. Warga sekitar berbondong-bondong keluar sambil membawa bambu. “Maafkan Alex ya nek.” Menaikkan roda gigi lalu menginjak pedal gas dalam. Bryan kepergok Alex saat bersama lima pengawal Madagaskar. Bryan meringis kebingunggan, Tuan mudanya bakal marah andai tahu lima pengawal ini yang membuat pamannya ngamuk. “Rumah mu?” tanya nenek Rida mengenggam erat lengan Alex. “Ya, Bryan yang beli untukku.” Alex menuntun Sang nenek menaiki lima anak tangga. “Baik sekali yang namanya Bryan?” Alex tidak menghiraukan ucapan nenek tua itu. Menatap Bryan lalu beredar kepada lima pengawal itu, “Bryan, siapa lagi yang kamu bawa?”

    Last Updated : 2023-10-07
  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Rumit

    Davin dan Bayu hanya saling melempar tanda tanya. Kenapa banyak sekali mobil di depan, ada apa? Ditambah dengan wajah yang suram.“Alex? Putraku?” Tuan Mada mencopot kacamata dan merengangkan dasinya. “Benar Tuan,” jawab Zaen lamat-lamat tidak jelas. Saking gentarnya Tuan besar, ia membuka pintu sendiri dan jalan lebih cepat. Zaen menyempatkan bicara dengan Bryan. Biarkan Irawan mengawal Tuan besar sampai bertemu dengan Davin. “Kira-kira kita harus bagaimana? Tuan Mada marahnya kambuh.” Dua pengawal ini masih ngobrol di luar. “Bodoh, kenapa kamu nggak ulur waktu buat jawab. Kenapa harus jawab gitu, kan bisa cari topik lain.” Tantangannya sekarang adalah Tuan muda, bagaimana Bryan bisa menuruti keinginan Tuan muda lagi. Tuan besar sudah tahu jabatan Alex di Orbit Company. “Bryan, bukannya aku tidak sejalan dengan pikiranmu. Tapi, aku tidak bisa bohong.” Bryan membiarkan Zaen membela dirinya. Tuan Mada masuk di ruangan Bayu disanjung-sanjung. Direktur dan manajer semua kumpul

    Last Updated : 2023-10-08

Latest chapter

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Serba Terbatas

    Ke esokkan harinya Alex memberanikan diri melamar jadi karyawan magang di Van Hatten. Baru sebentar Alex menatap gedung Ema Van Hatten, tahu-tahu ada yang keluar dari balik gerbang tinggi bercorak hitam ini. “Heh! Cari apa di sini?” Sang Satpam dengan nama Ilham keluar sambil berkacak pinggang. “Boleh saya nitip lamaran di sini?” tanya Alex hendak menyerahkan berkas lamaran pekerjaan.Rambut gondrong Alex membuat Satpman tidak yakin untuk menerima berkasnya. Pada akhirnya berkas tersebut diterima. “Kelihatannya bakal lama dapat panggilan, penampilanmu saja tidak meyakinkan,” ejek Sang Satpam melempar berkas ke meja dibelakangnya. Terlihat seseorang berlarian sambil memanggil dengan nama, “Tuan Mada.” “Alex,” sebut Alex berdiam diri sambil menunggu pertanyaan berikutnya.Bocah berpenampilan lusuh ini masih dikenal sebagai Tuan muda dikalangan miliuner negara tetangga. Momen seseorang mengunggah potret Tuan muda saat hadir di p

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Negeri Dingin

    “Rencana?” ulang Alex masih tidak yakin. “Papa sempat melarangmu tinggal di Granda kan?” Diiringi lirikan mata yang lembut. Alex hanya mengangguk nurut. “Menurut Mama, lebih baik kamu tinggal di Granda. Lagian tugasmu juga di sini. Jangan hiraukan omongan Papamu, dia hanya disuruh Cakra.” “Cakra? Buat apa dia seperti itu?” lontar Alex membuat Mamanya binggung untuk menjawab. “Mama kurang tahu, ini rencana Papa dengan Cakra,” sebut Sang Mama sambil siaga terhadap pertanyaan kedua dari putra pertama. “Bohong, Mama pasti tahu. Baru-baru ini Mama mengakui Alex, sebelumnya tidak. Sebaik-baiknya Papa dihadapan Alex, Papa pasti punya rencana jahat buat Alex. Rencana apa itu Ma?” Alex menatap Sang Mama penuh kejujuran. Sang Mama masih menggeleng sambil mengatakan tidak tahu. Orang tua ini tetap berpihak kepada putra kedua kesayangannya. Bryan menengahi pembicaraan keduanya. Serentak keduanya langsung melendehkan punggung. “Kepergian Madam d

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Jebakan Tuan Muda

    Yuda membuat jebakan hebat yang di buat semenarik mungkin. Bryan mengoper mobilnya lebih dekat dengan rumah Nenek Rida. “Baik kalau begitu Tuan muda, malam ini saya juga akan menginap di sini,” sambung Bryan.Tapi, Vanmo tidak suka melihat kebahagiaan Tuan muda bersama orang-orang yang ia sayangi. Permainan rekayasa mulai dibuat Yuda dan Davin. Tanpa sengaja Bryan melihat sehelai rambut Alex jatuh di bahunya. “Tempat ini tidak cocok untuk dirimu Bryan, lebih baik kamu pulang,” usir Tuan muda kepalanya tunduk dan matanya memandang pergelangan kaki. “Tidak bisa Tuan, saya harus ada di dekat Tuan muda.” Mendengar jawaban Bryan, Alex langsung pergi ke belakang rumah sambil berceloteh. “Terserah kamu Bryan, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi,” Bryan melenggang pergi, ia semalaman tidur di mobil. Sedangkan, Tuan muda yang dikatakan agak lugu itu bermain-main di pinggir kolam ikan. Segenggam roti itu ia tebarkan ke dalam air keruh yang sudah lama tida

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Pertemuan Keturunan Konglomerat

    “Aku tidak ada waktu bicara denganmu,” jawab dingin Alex. Beralih kepada Bryan, “Kita pergi ke pemakaman sekarang.” “Baik Tuan muda,” sahut Bryan kemudian memberikan lambaian tangan isyarat supaya menyiapkan kendaraan.Alex mulai dilarang pergi ke Granada oleh Tuan besar. Padahal ia baru saja diberikan wewenang di Orbit dan Vanmo. Sepulangnya Alex dan Bryan. Cakra menemui Sang Papa di ruang kerjanya. “Kamu tahu ini permintaan terakhir,” tutur Tuan besar kepada putra kedua. “Terimakasih Pa,” jawab Cakra hatinya sangat bungah. Papanya hanya melengos dan tidak peduli lagi.Tian dimarahi Tuan Mada habis-habisan. Tidak ada perintah mencoret tembok, melepaskan amunisi senapan angin. “Masih bisa dengar perintah saya?” Berkacak pinggang, mendekat, lalu kepalan tangan mendarat tepat di lambung. “Di bayar berapa kamu sama Cakra? Kamu boleh mengamati tapi tidak dengan mencelakai.” “Dua kali lipat dari biasanya Tuan,” jujur T

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Arbania

    Bayu Guntur pengendali Orbit Group kini merasa gugup setelah tahu Alex akan mengantikan posisinya. Ia juga tahu latar belakang Tuan muda. Semakin Bayu tahu, ia tidak rela jabatannya lengser. Gara-gara bocah magang menyandang status Tuan muda itu seakan hidupnya kelam kelabu.“Kalian masih kerja di sini?” tanya Alex kepada Davin dan Lydia. “Kamu masih magang? Belum kapok?” Davin tepuk tangan sambil tersenyum sinis. “Bagus, mentalmu bagus. Selamat datang kembali.” “Siapkan dirimu untuk satu minggu ke depan.” Peringatan dari Alex menjadi bahan guyonan. “Mau ngadu sama siapa lagi heh. Pengawalmu? Papamu? Pak Bayu? Semua sudah tidak peduli!” cibir Davin melenggang pergi menghampiri karyawan yang lainnya. Gerakan tangan Alex mengusir Davin menambah suasana semakin gaduh. Alex semakin di tertawakan. “Diam semuanya!” seru Bryan selalu siap siaga di depan pintu tim B. “Saya bisa pecat kalian sekarang juga!” “Hei bocah magang, kerja, nggak usah sombong!” Sang Senior memberikan setum

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Senapan Angin

    “Baik Tuan.” Zen segera menghubungi pengawal di rumah Madagaskar. Setibanya di latar rumah gedong, ramai-ramai jalan mengawal Tuan Mada dan Alex. Dua pengawal sejati ikut bersinambung. “Silakan Tuan,” sambut Irawan sambil membawa gulungan kertas. Ketiga anaknya telah menunggu dengan jengkel. Lima belas tahun menanti dan warisan akan jatuh ditangan ketiga anaknya, sekarang menjadi runtutan yang acak-acakan. “Hubby,” kata Risa memincingkan kepalanya. “Apa-apaan ini?” “Aku bisa mengusirmu kapan saja, ingat itu!” Tuan Mada lebih membela anak pertamanya. “Senang kamu! Senang!” ketus Risa kepada Alex, karena ini keinginan Tuan Mada yang tidak bisa dibendung. Alex mundur dua kali, sembunyi di balik tubuh Papanya. Melihat tingkah putranya yang agak lain. Tuan Mada semakin murka dan mengancam putra keduanya. “Pa, ini tidak adil. Dia hanya anak pungut, bisa-bisanya dapat paling banyak,” sangkal Cakra menunjuk Alex dengan tatapan menantang. Tuan Mada hanya diam dan membiarkan mulut C

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Segulung Kertas

    Kebanyakan saham Golden Key dari Vanka. Sekarang Vanka mulai tahu kebusukan calon besannya itu. Ia juga menyalahkan Yuda habis-habisan. Yang katanya tidak mengajarkan hal baik. Diam-diam menusuk dari belakang. Yuda hanya memanfaatkan Tasha demi kemakmuran Sanjaya. “Dasar bedebah macam apa kamu ini Sanjaya,” geram Vanka mulai meremat celemek. “Ssssttt…” gerutu Sanjaya menahan emosi. “Kamu pulang bareng Mama sekarang.”Sanjaya berniat merampungkan masalah keduanya. Vanka meminta Tasha dan istrinya naik. Tatapan empat orang sudah saling terpaut. “Sekarang mau bagaimana?” tanya Bryan jari telunjuknya mengetuk-ketuk meja. “Ini masalah Sanjaya, kenapa saya harus ikut,” sangkal Vanka keras kepala. “Memang benar bukan masalahmu,” balas Bryan menyingkirkan piring kosong dari hadapannya. Vanka mendengus sabar. Kepalanya cenderung tunduk ke bawah. Di tambah telapak tangan bersarang di kepala bagian belakang. Antara binggung dan kecewa. “Cukup,” sela Vanka tangannya pindah ke dahi, “pe

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Rumit

    Davin dan Bayu hanya saling melempar tanda tanya. Kenapa banyak sekali mobil di depan, ada apa? Ditambah dengan wajah yang suram.“Alex? Putraku?” Tuan Mada mencopot kacamata dan merengangkan dasinya. “Benar Tuan,” jawab Zaen lamat-lamat tidak jelas. Saking gentarnya Tuan besar, ia membuka pintu sendiri dan jalan lebih cepat. Zaen menyempatkan bicara dengan Bryan. Biarkan Irawan mengawal Tuan besar sampai bertemu dengan Davin. “Kira-kira kita harus bagaimana? Tuan Mada marahnya kambuh.” Dua pengawal ini masih ngobrol di luar. “Bodoh, kenapa kamu nggak ulur waktu buat jawab. Kenapa harus jawab gitu, kan bisa cari topik lain.” Tantangannya sekarang adalah Tuan muda, bagaimana Bryan bisa menuruti keinginan Tuan muda lagi. Tuan besar sudah tahu jabatan Alex di Orbit Company. “Bryan, bukannya aku tidak sejalan dengan pikiranmu. Tapi, aku tidak bisa bohong.” Bryan membiarkan Zaen membela dirinya. Tuan Mada masuk di ruangan Bayu disanjung-sanjung. Direktur dan manajer semua kumpul

  • Karyawan Magang Jadi Jutawan    Menuju Hancurnya Direktur Orbit

    “Nenek.” Alex berhasil menemui nenek Rida tanpa dihalangi Sang Paman. Nenek Rida tersenyum, menjulurkan tangan kanannya, memeluk Alex lalu mencium pipi dan dahinya. Nenek Rida paham dengan bau keringat Alex. “Nenek harus ikut Alex ya.” Mengenggam tangan nenek yang menempel di pipinya. Alex memapah nenek Rida, sialnya Sang Paman meneriakki Alex sebagai penculik. Warga sekitar berbondong-bondong keluar sambil membawa bambu. “Maafkan Alex ya nek.” Menaikkan roda gigi lalu menginjak pedal gas dalam. Bryan kepergok Alex saat bersama lima pengawal Madagaskar. Bryan meringis kebingunggan, Tuan mudanya bakal marah andai tahu lima pengawal ini yang membuat pamannya ngamuk. “Rumah mu?” tanya nenek Rida mengenggam erat lengan Alex. “Ya, Bryan yang beli untukku.” Alex menuntun Sang nenek menaiki lima anak tangga. “Baik sekali yang namanya Bryan?” Alex tidak menghiraukan ucapan nenek tua itu. Menatap Bryan lalu beredar kepada lima pengawal itu, “Bryan, siapa lagi yang kamu bawa?”

DMCA.com Protection Status