Share

Bab 76

"Pak Leo ...."

Awalnya, Bruno ingin terus memohon belas kasihan. Namun, ketika dia melihat mata tajam Leo yang seperti pedang, dia langsung ketakutan.

"Pak Jovan, aku minta maaf."

"Bruno, beraninya kamu. Percaya atau nggak, aku akan meminta pamanku untuk mengeksekusimu!" teriak Jovan dengan ekspresi takut dan marah.

"Kalau aku nggak melakukannya, aku akan mati sekarang. Maafkan aku." Setelah Bruno selesai bicara, dia menendang alat vital Jovan.

Samar-samar semua orang bisa mendengar suara ledakan samar. Mata Jovan tiba-tiba membelalak.

"Ah ...."

Setelah itu, dia menjerit kesakitan dan berguling-guling di lantai sambil memegangi alat vitalnya.

"Febi, ayo kita pulang." Leo tersenyum lembut pada Febi.

Febi tidak bisa tertawa. Dalam perjalanan pulang, dia menjadi semakin khawatir.

"Leo, ​​​​kamu terlalu gegabah tadi. Jovan pasti nggak akan menyerah. Dia pasti akan mencari pamannya untuk membalaskan dendamnya." Wajah Febi tampak khawatir.

"Kamu adalah istriku. Nggak peduli siapa yang mengga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status