Asha memperingatkan Leo dengan terang-terangan. Dia meminta Leo untuk meninggalkan Aisa. Tindakannya ini bisa dikatakan sangat arogan.Banyak orang menganggap Asha mendominasi, tetapi sebagian kecil menganggap dia terlalu berlebihan.Bagaimanapun, Aisa mengatakan Leo adalah tunangannya. Sementara orang luar tidak berhak untuk ikut campur.Tentu saja, masih banyak orang yang merasa bahagia atas penderitaan Leo. Terutama mereka yang memiliki dendam terhadap Leo, seperti Jovan, Aston dan lainnya."Asha, ini masalah pribadi antara dia dan aku. Jangan keterlaluan!" Aisa sangat marah.Leo relatif tenang. Dia menunjukkan senyum main-main dan berkata dengan acuh tak acuh, "Seorang badut berani berteriak di depanku. Dasar nggak tahu diri."Begitu pernyataan ini keluar, semua orang terkejut."Orang ini sangat berani. Dia bahkan mengatakan Pak Asha adalah badut. Dia benar-benar nggak sadar diri!""Anak ini pasti akan mati. Pak Asha pasti nggak akan melepaskannya."Semua orang berkomentar. Mer
"Ah ...."Asha segera berteriak kesakitan. Jeritan itu memilukan dan menakutkan untuk didengar. orang-orang yang mendengarnya pun langsung bergidik.Semua orang terkejut. Tidak ada yang mengira Leo begitu berani. Dia bahkan berani mengambil tindakan di sini.Selain itu, dia masih menyerang putra sulung Keluarga Kusnadi. Serangan itu sangat kejam hingga membuat jari Asha patah dalam satu gerakan."Aku bilang aku benci orang yang menunjukku. Kali ini, aku hanya memberimu peringatan. Kalau terjadi lagi, aku akan mematahkan semua jarimu."Saat berbicara, Leo melepaskan jari Asha dan menampar wajahnya.Terdengar suara tamparan yang jelas menyebar ke seluruh aula. Tubuh Asha berputar, lalu dia terjatuh ke lantai. Kepala Asha berdengung. Dia tidak bisa bangun untuk waktu yang lama."Tamparan ini akan membuat mulutmu lebih bersih. Lain kali, aku akan menghancurkan mulutmu!" Suara Leo terdengar rendah dan dingin, seolah datang dari neraka yang mengejutkan semua orang.Abdi juga terkejut. Dia me
Leo berdiri di sana dan tidak bergerak. Penampilan Leo tampak sangat ketakutan.Melihat pukulan itu hendak mengenai wajah Leo, Leo tiba-tiba mengambil tindakan. Leo menyerang terlebih dulu, lalu menendang dada Abdi."Bang!"Begitu terdengar suara pukulan, Abdi terpental mundur dan muntah darah. Ekspresinya tampak terkejut dan tidak percaya."Siapa orang ini? Bagaimana dia bisa begitu kuat? Pak Abdi sangat kuat. Dia bahkan menendang Pak Abdi hingga terpental. Sungguh sulit dipercaya!"Seluruh penonton terkejut!Kerumunan menjadi gempar!Abdi bangkit dari lantai dengan susah payah, lalu dia melihat ke arah Leo dengan ekspresi penuh amarah dan ketakutan yang tak bisa disembunyikan."Aku adalah bawahan Dewa Perang Zeva. Kamu memukulku sama saja dengan mempermalukan Dewa Perang Zeva. Ini adalah Perjamuan Agung. Bertindak di sini artinya kamu nggak menghormati Ketua. Kamu pasti akan mati," teriak Abdi dengan keras."Bodoh!"Leo menunjukkan ekspresi jijik.Abdi tampak sangat marah. "Perjamuan
"Dasar pecundang, berani sekali kamu. Dia adalah Dewa Perang Ivana yang luar biasa. Kamu sangat beruntung bisa berlutut padanya. Beraninya kamu bilang dia nggak bisa menanggungnya? Kamu pikir kamu orang hebat!"Lanny menunjukkan ekspresi jijik. Kemudian, dia memarahi Leo dengan tegas.Marvin bahkan terus-menerus tersenyum sinis. "Nak, cepat berlutut. Aku mungkin bisa membiarkanmu hidup. Kalau nggak, aku akan membiarkanmu mati dengan tragis!""Seperti kata pepatah, tong kosong nyaring bunyinya. Semakin banyak kamu berbicara, kamu semakin menunjukkan bahwa kamu nggak mampu!" kata Leo dengan penuh arti."Beraninya kamu mengatai kami. Besar sekali nyalimu!"Marvin sangat marah. Dia berbalik, lalu menatap Vani Osmana dan berkata, "Vani, kamu juga telah melihatnya. Anak ini sangat sombong. Dia nggak menganggapmu serius. Kamu nggak boleh memaafkannya dengan mudah."Begitu pernyataan ini keluar, banyak orang terkejut. Marvin bahkan memanggil Dewa Perang Ivana dengan namanya.Faktanya, Vani mem
Anna sangat ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat. Dia bahkan tidak berani membuka suara.Semua orang terkejut. Mereka tampak kebingungan.Kemarahan Vani sudah diduga oleh semua orang, tetapi sasaran kemarahannya melebihi ekspektasi semua orang.Vani tidak marah pada Leo, melainkan marah pada Lanny dan Anna yang menyanjungnya. Hal ini sangat membingungkan orang-orang."Vani, kenapa kamu?" tanya Bayu sambil melangkah maju.Vani tidak berbicara. Dia hanya melihat Leo dengan tatapan penuh rasa bersalah."Leo, lama nggak bertemu."Saat Vani mengatakan ini, semua orang terkejut. Vani bahkan kenal dengan Leo. Selain itu, mereka tampaknya memiliki hubungan dekat."Memang sudah lama sekali. Lama hingga aku nggak mengingatmu lagi."Leo tampak tenang. Kemunculan Vani yang tiba-tiba di hadapannya itu tidak menimbulkan banyak gangguan di hatinya."Aku tahu kamu masih marah padaku. Aku minta maaf. Aku akan memberikan kompensasi padamu. Baik itu uang atau kekuasaan, kamu dapat memintanya dan a
"Yah!"Vani tidak berbasa-basi lagi. Dia berkata, "Seperti yang kamu katakan, jarak di antara kita terlalu jauh sekarang. Aku terus berjalan ke depan. Kelak, kesenjangan kita akan menjadi semakin besar. Meskipun aku akan dipromosikan menjadi dewa perang, bagaimanapun aku adalah seorang wanita. Pasanganku harus lebih baik dariku. Sementara kamu jelas nggak memenuhi syarat ini.""Bagus sekali."Bayu memujinya, "Saat seorang wanita mencari seorang pria, dia harus menemukan seseorang yang lebih baik darinya. Hanya dengan cara inilah, pria itu dapat menjaga dan melindungimu. Sebaliknya, kalau kamu menemukan pria nggak berguna, dia hanya bisa mempersulitmu."Semua orang mengangguk dengan setuju."Vani, kamu akan segera menyesali pilihanmu," kata Leo dengan penuh arti."Menyesal?"Vani menunjukkan senyuman sarkastik, "Leo, aku tahu aku menolakmu sehingga kamu merasa kecewa. Aku mengerti kamu mengucapkan kata-kata ini untuk harga dirimu. Tapi, karena hubungan kita sebelumnya, aku ingin men
Aisa mengangguk. Aisa tidak tahu kenapa dia akan memercayai Leo tanpa alasan.Vani melihat Leo duduk di sana tanpa bergerak. Dia segera mengerutkan keningnya. "Leo, Kenapa kamu masih berdiri di sana? Dewa Perang Zeva dan Dewa Perang Ignis telah tiba. Cepat berlutut untuk menyambut mereka.""Aku hanya berlutut di hadapan orang tua dan guruku. Orang lain nggak memenuhi syarat untuk membuatku berlutut," kata Leo dengan bangga."Leo, jangan menganggap dirimu terlalu serius. Semua orang berlutut. Apakah menurutmu kamu istimewa?" tanya Vani."Seorang pria nggak boleh berlutut sembarangan. Kalian berlutut saja. Yang penting aku nggak akan berlutut."Leo meminum anggur sendirian. Saat mereka bertemu dengan dewa perang, tidak ada yang menetapkan bahwa mereka harus berlutut. Bahkan jika orang itu adalah Ketua, dia tidak pernah meminta siapa pun untuk berlutut padanya."Leo, kenapa kamu begitu keras kepala? Aku melakukan ini demi kebaikanmu sendiri, Dewa Perang Zeva dan Dewa Perang Igni
Dewa perang menjaga satu wilayah. Kedudukannya setara dengan raja yang menguasai salah satu wilayah.Saat anak buahnya dipukuli, dia sudah sangat marah. Sekarang, Leo bahkan berani mengabaikannya. Hal ini membuat Dewa Perang Zeva sangat marah. Dia segera berjalan ke arah Leo dengan niat membunuh. Dia bersiap untuk membunuh Leo.Setelah Abdi dan Asha melihat pemandangan ini, mereka semua menunjukkan senyuman licik.Orang lain juga memandang Leo seolah-olah mereka sedang melihat orang mati."Dewa Perang Zeva jangan marah."Setelah Vani ragu-ragu sejenak, dia melangkah maju untuk menghentikan Dewa Perang Zeva."Apa kamu adalah Vani, Dewa Perang Ivana yang akan diangkat?" tanya Dewa Perang Zeva dengan ragu."Benar, aku memberi hormat pada Dewa Perang Zeva." Vani sedikit membungkuk."Kenapa kamu menghentikanku?" tanya Dewa Perang Zeva.Vani berkata, "Dia adalah teman lamaku. Aku berharap kamu dapat mengampuni dia demi aku."Dewa Perang Zeva sedikit mengernyit. Setelah ragu-ragu sejenak, dia