Kring ... kring ... kring.
Alarm dari sebuah ponsel terus berbunyi sebelum sang empunya bergerak untuk menghentikannya.Pagi itu, sekitar pukul 06.00, Sherly, pemilik ponsel menggeliat di atas ranjang deluxe room di sebuah hotel berbintang. Dia sudah terbiasa dengan bunyi alarm tersebut. Walaupun kepala masih berdenyut, kedua bola matanya yang indah perlahan mengerjap.Sherly belum menyadari kondisinya saat ini. Dia pun hendak memutar tubuhnya untuk meraih ponsel di atas nakas, namun sebuah tangan besar yang melingkar di tubuhnya membuat gadis itu kesulitan untuk bergerak.Di saat yang bersamaan, sebuah suara bariton mengagetkan Sherly."Berisik ... cepat matikan alarmnya!" perintah pria di sebelah Sherly.Sontak Sherly menoleh ke samping kirinya dan menemukan seorang pria tampan nan gagah sedang mengoceh dengan mata yang masih terpejam."Dia ... pria ini." Sherly terkesiap, jantungnya serasa mau lompat dari tempatnya. Belum lagi ketika menyadari tubuh polosnya yang hanya tertutup selembar selimut coklat muda. Dunia serasa mau kiamat detik itu juga."Bagaimana bisa ini terjadi?" Dengan tangan gemetar, Sherly lantas menurunkan tangan pria itu dari tubuhnya.Selain kesadaran yang belum terkumpul seratus persen, pria itu juga dalam keadaan telanjang, sama seperti Sherly. Mereka berdua hanya dilindungi selembar selimut berbahan sutra.Setelah mengenakan pakaiannya, Sherly duduk di tepi ranjang sembari menatap pria yang masih tertidur lelap itu."Apa yang terjadi denganku?"Sherly mencoba mengingat kejadian tadi malam. Diakui, Sherly memang ikut minum minuman beralkohol yang disuguhkan oleh salah satu temannya, dan ini adalah pengalaman pertamanya mengkonsumsi minuman haram tersebut. Jelas, jika Sherly tidak memiliki toleransi tinggi pada minuman beralkohol, hingga dia langsung mabuk berat pada malam itu.Sherly hanya ingin menghargai perpisahan yang telah dipersiapkan oleh teman-temannya, namun dengan polosnya, dia tidak memiliki pikiran akan berakhir seperti ini. Mabuk dan seterusnya berakhir di ranjang dengan seorang pria.Lagi pula, mereka beramai-ramai di tempat tersebut, kenapa bisa Sherly sendiri yang terasing dan berakhir dengan seorang pria yang tidak dikenal?"Siapa yang membawaku ke sini?" Sherly masih berpikir keras. "Apa aku datang sendiri untuk menawarkan diri pada pria ini? Ah ... Sangat memalukan."Malam itu adalah malam pertama Sherly masuk ke dalam klub malam. Atas nama pertemanan, dia mengikuti teman-temannya yang sedang merayakan hari kelulusan. Karena mereka akan segera masuk ke universitas yang berbeda-beda, Sherly manut saja dan beranggapan jika pesta ini hanya untuk bersenang-senang dan akan berakhir dengan sekejap mata.Di saat sedang memandangi pria di atas ranjang, Sherly teringat dengan sikap centil yang ditunjukkan bersama dengan teman-temannya.Tidak bisa dipungkiri, Sherly and the gang yang masih dalam tahap pubertas sempat menggoda beberapa pria di dalam klub malam, termasuk pria yang sudah menjadi teman ranjangnya malam ini.Untuk menguji kemahiran dalam merayu, mereka bahkan menunjukkan sikap liar di depan para pria. Tapi semua itu hanya akting semata dan hanya dilakukan malam itu saja untuk menuntaskan masa remaja yang akan berakhir."Aku harus tahu identitas pria ini."Karena masih terlalu pagi, Sherly tidak berniat untuk membangunkan pria itu. Dengan mata awas, dia segera berjalan mengelilingi ranjang. Di atas lantai, Sherly menemukan celana panjang, lalu merogoh dompet di dalamnya.Yang pertama Sherly lakukan adalah mengeluarkan sebuah kartu identitas. Tertulis nama Hansel Rosell. Dari tahun kelahiran, Sherly menyimpulkan usia pria itu 12 tahun lebih tua darinya.Hansel telah berusia 30 tahun, sedangkan Sherly baru berusia 18 tahun.Sherly telah tidur dengan pria yang lebih cocok menjadi omnya.Namun dari sekian data-data yang tertera dalam kartu identitas tersebut, yang paling mencengangkan bagi Sherly adalah status dari Hansel. Pria yang sudah tidur dengannya ternyata adalah pria dengan status menikah."Dia sudah punya istri." Dengan satu tangan, Sherly yang terisak menutup mulutnya. Dia khawatir suaranya terdengar oleh Hansel."Aku sudah merusak rumah tangga orang." Sherly berpikir sejenak. Dia wanita, dan akan ada wanita yang tersakiti dengan kejadian ini.Tanpa pikir panjang, Sherly meraih tas ranselnya dan bergegas meninggalkan ruangan mewah itu. Sebisa mungkin, dia akan menganggap kejadian ini tidak pernah terjadi.Pada saat keluar dari gedung hotel, Sherly tidak sengaja menabrak seorang pria.Reynand nama pria itu. Dia adalah teman Hansel dan berniat mengecek kondisi sang sahabat setelah mendapat kabar dari salah satu rekan mereka."Ah ... ma ... maaf, saya tidak sengaja," ucap Sherly sambil membungkuk. Dia sengaja menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya agar tidak ada yang mengenali.Apa yang dipikirkan orang luar saat melihat gadis berusia 18 tahun keluar dari sebuah hotel di pagi hari? Ah ... harusnya dia juga sadar, tidak pantas memasuki klub malam di usia yang masih sangat muda. Kini, hanya penyesalan yang tersisa. Sherly merasa hidupnya sangat buruk."Kamu tidak apa-apa?" Reynand justru mengkhawatirkan Sherly yang mungkin saja terluka."Tidak apa-apa, aku harus pergi." Sherly setengah berlari meninggalkan hotel.Reynand tersenyum kecil dan tidak ambil pusing dengan tingkah laku Sherly yang berjalan terburu-buru."Gadis jaman sekarang." Reynand geleng-geleng kepala memandangi kepergian Sherly. "Entah apa yang dia lakukan di dalam hotel ini?"Untuk mengurus proyek di kota itu, Hansel telah menginap beberapa hari di hotel tersebut. Jadi, Reynand tidak perlu lagi bertanya pada resepsionis. Langkahnya yang panjang langsung menuju sebuah kamar VVIP."Bangun woiii ...!" Reynand berteriak kencang sambil menyingkap selimut yang menutupi tubuh Hansel.Seketika Reynand tercengang menyaksikan tubuh bugil sahabatnya. Dia tidak menyangka jika Hansel mungkin baru saja bercinta dengan seorang wanita. Ditambah lagi ada noda merah di atas ranjang, apakah sahabatnya yang terkenal dingin dengan wanita itu baru saja berkencan dengan seorang perawan?Hansel lebih panik. Beruntung dia tengah tengkurap saat itu. Tangan panjangnya segera meraih selimut untuk menutupi tubuh bagian bawahnya."Sialan kamu, sembarangan masuk kamar orang!" maki Hansel dengan kesadaran yang belum penuh.Masih syok dengan kejadian tersebut, Reynand mematung di depan Hansel. Hanya kedua bola matanya yang bergerak tajam. Pandangannya jelas menyapu setiap sisi ruangan."Mau ngapain kamu ke sini?" Hansel bertanya kesal. "Kenapa tidak menelpon dulu?""Di mana gadis itu?" Bukannya menjawab pertanyaan Hansel, Reynand justru melempar pertanyaan baru. "Apa kamu ingin menyembunyikannya dariku?"Hansel memijit pelipisnya. Dia juga baru menyadari keberadaan gadis yang sudah menghabiskan malam dengannya.'Di mana dia? Apa dia sudah pergi?' Hansel berpikir sendiri. Dia masih mengingat rasa yang diberikan oleh gadis muda itu. Tidak mungkin dia melepaskannya begitu saja.Di kamar lainnya.Plak ... plak.Dua orang pria muda mendapatkan tamparan keras dari seorang pria dewasa."Dasar goblok, sia-sia aku membayar mahal seluruh pengeluaran kalian tadi malam. Aku kembali gagal untuk mendapatkan Sherly," marah Ronald dengan wajah berapi-api.Kedua pemuda itu adalah Johan dan Soni, teman mabuk Sherly malam itu. Mereka berdua adalah orang suruhan yang sengaja menjebak Sherly agar bermalam dengan seorang pria kaya raya. Namun naas, malam itu keduanya telah memasukkan mangsa ke dalam kamar yang salah.Setengah jam kemudian, Hansel ditemani Reynand meminta staf hotel untuk memeriksa ruangan cctv."Aku ingin tahu siapa gadis yang masuk ke dalam kamarku tadi malam," Hansel berkata dengan tegas.Readers tercinta, please dukung cerita ini, dengan cara vote dan komen! Terima kasih banyak.Bagi yang penasaran visualnya bisa kunjungi F* author. Ann Sahara pardosi. Atau I*. @Ann_saharaHari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, Hansel tak kunjung menemukan titik terang. Beberapa bulan yang lalu, dia telah kembali ke kota asalnya, namun pencarian pada gadis misterius itu belum juga dihentikan.Hansel menutup panggilan teleponnya setelah mendapat kabar yang sama dari seseorang yang diutus untuk mencari Sherly. Kini, wajah pria blasteran itu terlukis jelas kekecewaan setelah gagal menemukan gadis yang telah menghabiskan malam dengannya.Baik Sherly dan dua pria yang menggotongnya ke dalam kamar malam itu hilang bak ditelan bumi. Tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka. Bahkan Hansel sudah meminta pihak kepolisian untuk menemukan salah satu di antara ketiganya, namun hasilnya nihil."Sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi, mungkin gadis itu hanya ingin bersenang-senang denganmu malam itu. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia langsung pergi dan meninggalkanmu. Sekarang lebih baik fokus pada pekerjaan dan juga istrimu!" Reynand memberi nasiha
"Kebohonganmu sukses kali ini, Loli," Hansel memuji istrinya dan menatap kagum pada wanita yang sedang duduk di sofa dan tengah memberikan susu pada bayi Aarav. "Kamu memang sudah sangat cocok menjadi seorang ibu, apa kamu yakin tidak akan ada yang curiga dengan kepergianmu selama ini?"Selama berbulan-bulan lamanya, Lolita sengaja mengasingkan diri untuk mengelabui keluarga besarnya. Begitu mendapatkan kabar dari salah satu bawahannya, Lolita segera mengabarkan pada keluarga bahwa dia sedang hamil dan tidak ingin diganggu oleh siapapun. Biar bagaimanapun, keluarga besarnya selalu menuntut untuk memiliki anak kandung keturunan Rosell, bukan anak angkat atau adopsi.Kehabisan akal, Lolita yang sudah pasrah dengan kesuburannya menerima penawaran dari Sita. Bahkan tanpa harus bertemu lebih dulu dengan wanita yang ingin menyerahkan bayinya, Lolita dengan mudahnya menyanggupi semua kesepakatan yang diajukan Sita."Tidak apa-apa berbohong, ini semua kan untuk kebaikan kita. Aku melakukan i
"Kalian dengar sendiri kan?" Jonny berkata dengan penuh kemenangan, lantas melempar sebuah dokumen di atas meja. "Silahkan periksa berkas-berkas ini, Pa! Aku juga sudah memeriksa semua rumah sakit dan tempat bersalin di kota yang Lolita tempati lima tahun yang lalu."Baik Hansel dan Lolita hanya bisa terdiam tanpa berani melakukan pembelaan. Mereka sudah terbiasa dengan tuduhan Jonny yang tak pernah bosan mencari masalah. Meski marah menyertai tatapan, namun Hansel terlihat siap dengan konsekuensi yang akan dihadapi atas kebohongan yang mereka lakukan selama ini.Akan tetapi, sang ibu yang selalu berdiri di belakang kesuksesan Hansel tidak mau tinggal diam. Hannah tidak akan menelan mentah-mentah cerita dari Jonny. Mengingat Jonny selalu iri dengan keberhasilan dan pencapaian Hansel, tidak heran jika pria itu selalu mencari-cari kelemahan anaknya."Aku hanya percaya pada Hansel. Tidak mungkin putraku melakukan kebohongan sebesar itu padaku. Dua wanita ini pasti orang suruhanmu," kata
Rosell company."Kamu telah membuat kesalahan untuk yang ke sekian kalinya!" Sofia kembali menegur Sherly. Dia berkacak pinggang di depan wanita itu. "Kamu baru beberapa hari kerja sudah melakukan kecerobohan, kali ini, jangan harap Santos bisa membantumu," tambah Sofia menakut-nakuti."Aku akan segera memperbaikinya, Bu Sofia." Sembari menunduk, Sherly membela diri. "Dan aku rasa ini hanya kesalahan kecil, hanya butuh beberapa jam saja, aku pasti bisa melakukannya."Sherly bukan wanita yang bodoh. Kesalahannya juga tidak fatal. Saat ini, dia hanya sedang banyak pikiran. Ayahnya menyuruhnya kembali, padahal niat untuk bertemu dengan sang anak belum terlaksana. "Tidak perlu," Sofia berkata bengis. "Aku akan melaporkan ini langsung pada atasan, biar beliau yang akan menentukan hukuman untukmu. Syukur-syukur kalau kamu hanya dipecat tanpa harus memberikan ganti rugi atau dipenjarakan."Di bawah ancaman Sofia yang telah meninggalkannya, Sherly menghela napas lega seraya memandangi punggu
Setelah menerima panggilan dari Reynand, Hansel kembali menatap wajah Lolita yang sedang berbaring di atas ranjang. Wanita itu pasti terkejut dengan berita ini. Meski tidak ada rasa cinta yang tumbuh pada Lolita, rasa sedikit bersalah tetap ada dalam diri Hansel.Biar bagaimanapun mereka adalah suami istri yang sah dan selalu menunjukkan sikap harmonis di depan umum, terutama di depan keluarga besar mereka.Tentu sakit rasanya setelah mengetahui rahasia sebesar ini. Namun, Hansel juga tidak ingin menyalahkan diri sendiri begitu saja. Dia tidak sengaja melakukan perbuatan ini.Bahkan Hansel adalah orang yang sangat pemilih dan tidak terlalu tergila gila dengan hubungan seks. Prioritas utamanya adalah pekerjaan dan mencari kesenangan dengan wanita lain tidak ada dalam daftar hidupnya.Terbukti jika di usianya yang begitu matang dan karir yang cemerlang, Hansel tidak pernah menghambur hamburkan uang hanya demi kepuasan birahi semata.Satu pikiran negatif muncul dalam benak Hansel. "Loli,
"Hei ... aku bicara padamu, ayo buka mulutmu, katakan sesuatu!" Sofia dengan sombongnya melakukan pemaksaan. Dia tidak segan-segan mencengkram lengan Sherly yang sudah gemetar sejak tadi.Begitu geramnya Sofia pada Sherly hingga tidak ada empati lagi pada wanita itu.Tak lama kemudian, Santos yang juga merupakan atasan Sherly datang menghampiri. Dia sudah tahu masalah yang menimpa Sherly. Dia tidak bisa tidak merasa khawatir."Apa yang terjadi, Sherly?" pertanyaan Santos seketika menumbuhkan kecemburuan yang lebih dalam di hati Sofia. Wajah wanita itu memerah seperti bara api yang membara.Bukan kali ini saja Sherly melalukan kesalahan. Dan setiap itu terjadi, Santos akan datang sebagai pembela dan menjadi pahlawan di setiap waktu. Akan tetapi, saat ini, dengan kelicikannya, Sofia akhirnya berhasil mengadukan kesalahan Sherly pada atasan sebelum masalah yang menimpa wanita itu terdengar oleh Santos."Itu karena dia tidak becus saat bekerja," ucap Sofia dengan nada cepat dan ketus. "T
"Apa maksudnya?" Santos langsung protes pada Reynand. Sementara orang yang ditanya memilih diam dan hanya mengangkat kedua bahu seolah dia tidak ingin ikut campur lebih dalam lagi.Wanita yang dimaksud Hansel pasti Sherly. Santos berpikir demikian. Kenapa Hansel terburu buru ingin bertemu dengan Sherly? Santos tidak sabar menunggu jawaban Reynand. Dia pun bertanya kembali."Apa kalian tidak malu ikut campur dengan masalah sepele seperti ini?" Melalui Reynand, hubungan Santos lumayan dekat dengan Hansel. Dia pun mengajukan pertanyaan pada bos besar itu. "Hansel, di mana sikapmu yang tinggi berwibawa itu? Apa kamu tidak merasa rendah untuk turun tangan secara langsung pada seorang staf yang paling rendah di perusahaan ini?" Meski ada sedikit rasa segan, namun nada bicara Santos sangat berani kali ini. Dia seakan sedang mengejek, karena selama ini Hansel terkenal bersikap dingin pada para bawahannya.Hansel menoleh pada Reynand. Tatapannya mengandung arti agar orang kepercayaannya itu
"Kenapa begitu serius? Kamu bahkan belum melihatnya lagi setelah 6 tahun, bagaimana jika dia sudah berubah atau tidak sesuai dengan yang kamu pikirkan?" goda Reynand, ingin melihat sekuat apa tekad sahabatnya itu.Bibir Hansel terkatup rapat saat menatap Reynand. Ekspresinya membuktikan bahwa dia setuju dengan ucapan pria itu. Ya, Hansel hanya sekali bertemu dengan Sherly, kenapa dia tiba tiba terobsesi dengan wanita muda itu?"Bisa saja kan dia menggunakan topeng atau riasan tebal untuk menggaet para pria kaya saat kalian bertemu dulu," Reynand mencoba mempengaruhi lagi, padahal dia sendiri sempat terpesona ketika melihat Sherly yang polos dan menarik perhatian.Hansel mengangguk pelan, namun sepersekian detik dia sudah dapat menemukan jawaban lain. Saat pertama kali melihat Sherly di dalam klub malam, sudah ada rasa ketertarikan untuk gadis itu. Wajah yang cantik dan tubuh semampai Sherly memang menjadi poin utama bagi Hansel di awal pertemuan. Namun, tidak bisa dipungkiri, jika kal
Hansel ingin mengejutkan istrinya setelah mereka kembali, namun kejutan itu satu persatu telah datang dengan sendirinya.Ya, orang tua Sherly lebih dulu masuk ke dalam ruangan itu. Rosali langsung memeluk Sherly, diikuti Selvi serta keluarga kecilnya. Sedangkan Morgu terlihat menunduk malu setelah memasukkan ruangan tersebut. Dia bahkan tidak berani menyaksikan kedekatan antara Sherly dan Selvi, juga dengan istrinya yang sangat menyayangi Sherly."Ayah ...!" Sherly menyebut panggilan itu pada Morgu. Meski pria tua itu bukan ayah biologisnya dan terang-terangan memutus hubungan dengannya, namun Sherly tetap menganggapnya sebagai ayah."Ayah, kemarilah!"Seketika Morgu terharu dengan panggilan itu. Dia langsung memeluk Sherly. "Ayah minta maaf, ayah sangat jahat padamu, ayah egois telah memanfaatkanmu selama ini," ucapnya dengan penuh penyesalan."Aku sudah melupakannya," balas Sherly dengan ikhlas. "Bagiku, kamu tetaplah ayahku."Saat itu, Rosali kembali mengusap rambut Sherly. Dia jug
"Sherly ...!" Hansel berbisik di telinga istrinya untuk membangunkan wanita itu. "Sherly ... bangunlah, ini aku datang."Perlahan, Sherly mengerjapkan matanya dengan malas. Pada kehamilan yang kedua ini, dia mudah mengantuk. Matanya sudah tidak bisa diajak kompromi. Tubuhnya juga letih selama perjalanan. Itu sebabnya Ronald membiarkan Sherly beristirahat untuk malam ini saja, tapi dengan tangan yang terikat."Hansel ...." Dengan sebelah tangannya, Sherly mengucek mata. Dia masih ragu dengan penglihatannya yang samar-samar. "Kamu datang, ini benar benar kamu yang datang?" dia bertanya untuk memastikan apa yang dilihatnya bukanlah bagian dari mimpi."Ya, ini aku datang," Hansel membenarkan. Untuk meyakinkan Sherly, dia mengecup bibir wanita itu sebanyak tiga kali. "Tetap tenang di sini!"Seterusnya, Hansel langsung mencari cara untuk melepaskan ikatan tangan Sherly. "Apa kamu tahu kuncinya diletakkan di mana?" tanya Hansel setelah berusaha mencari kunci borgol yang mengikat tangan She
Setelah mendapatkan serangan dari anak buah Yoga, Hamza masih tidak menyesali perbuatannya. Alih-alih melarang atau meminta penjelasan secara detail, dia justru mendorong para penjahat itu agar melanjutkan misi mereka."Bawa saja dia pergi, terserah kalian ingin melakukan apa, aku tidak peduli dengan keselamatan wanita pembawa sial ini!" Hamza membiarkan, bahkan senang melihat Sherly digotong oleh orang yang tidak mereka kenal."Ayah, kenapa kamu begitu tega pada Sherly?" Lolita tak berdaya karena ruang geraknya dihalangi oleh Hamza dan orang suruhan ayahnya. Pada saat Sherly dibawa oleh sekelompok penjahat itu, Lolita terduduk lemas di atas lantai. Untuk beberapa menit lamanya, dia menangis sejadi-jadinya. Dia berteriak, merasa buruk karena tidak dapat memberi bantuan pada adiknya yang tengah hamil.'Cepatlah datang, Hansel!' ujar Lolita dalam hati. Dia telah mengirimkan pesan pada Hansel sebelum memasuki gedung tersebut."Sudahlah , jangan bertingkah bodoh seperti ini seolah-olah d
"Bagaimana bisa kalian gagal mendapatkan Sherly?" Ronald murka mengetahui dua orang suruhannya telah didahului oleh orang lain. "Kalian sudah lebih dulu berada di sana, bahkan sejak pagi telah memasuki rumah itu, apa kalian tidak melihat ada orang yang mencurigakan?" "Maaf, Pak Ronald, kami tidak mengetahui jika pria itu juga menginginkan Sherly." Salah satu dari kedua pria itu menjawab. "Terlalu banyak yang melihat ke arah Sherly, kami kesulitan untuk menebak siapa saja yang ingin menculiknya malam itu.""Bodoh ...! Kalian memang bodoh, tidak berguna!" bentak Ronald. Tidak terima dengan alasan itu. Seandainya, tidak ada yang mengikuti langkah Ronald setiap saat, dia sudah mengambil tindakan sendiri. Kebencian Ronald terlalu tinggi untuk Sherly dan Hansel membuat pria itu rela mengeluarkan uang yang banyak hanya untuk membalaskan dendamnya."Jangan gegabah seperti itu, Ronald!" Yoga tiba-tiba muncul di ruangan itu. Dia menepuk pundak Ronald, lalu berkata lagi. "Aku sudah tahu siapa
Mansion mewah dengan fasilitas terlengkap di kota itu mendadak mengalami masalah internal dalam hal penerangan. Hal itu tentu menumbuhkan kecurigaan bagi para penghuni rumah atau tamu malam itu.Terutama Hansel yang telah kehilangan Sherly dalam hitungan detik. Begitu cahaya lampu kembali menerangi ruangan demi ruangan, hal pertama yang Hansel lakukan adalah mencari keberadaan istrinya."Sherly ... Sherly ...!" Hansel memanggil manggil istrinya sembari berjalan mondar mandir. Dengan wajah panik, dia menyusuri setiap ruangan terdekat dari tempat awal mereka berdiri.Sebagai pemilik mansion, Hilman langsung memberi perintah pada orang kepercayaannya untuk memeriksa kondisi keamanan di rumah tersebut. "Periksa semua di sekitar rumah, jangan ada satu pun yang terlewat! Jika ada yang mencurigakan, segera melapor!"Sang asisten bergerak melaksanakan tugasnya. "Kenapa dia bisa menghilang sendiri?" Alexander keheranan. "Di antara sekian banyak orang yang ada di ruangan ini, kenapa hanya wani
Sherly berusaha menarik tangannya dari genggaman Hansel, namun pria itu tidak membiarkannya lepas. "Hansel ... semua orang melihat kita. Tolong lepaskan tanganku, yakinkan keluargamu dan aku akan menjaga Aarav!" dia mencari aman.Hansel tidak setuju. Dia justru bersemangat untuk membawa Sherly dan Aarav menuju keluarganya. "Kita hadapi bersama!" ujarnya."Apa maksudnya ini?" Meski paham dengan tujuan Hansel, Hilman tetap bertanya, dan dia melakukan itu hanya untuk menjaga wibawanya yang terkenal tegas di depan rekan rekan keluarga mereka.Hansel sama sekali tidak gentar menghadapi Hilman. Ketika sudah berdiri tepat di hadapan sang kakek, dia memperkenalkan istrinya lebih dulu. "Wanita yang aku bawa ini namanya Sherly. Bukankah Kakek ingin bertemu dengannya? Aku sudah membawanya, tolong terima dia menjadi menantu di keluarga ini sebagai istriku!" pinta Hansel dengan suara yang datar. Tidak ada keraguan, namun dia masih terlihat waspada jikalau Hilman tidak menerima kehadiran Sherly.B
Setelah beberapa hari berlalu, Vonny masih tidak bisa menerima kehadiran Sherly sebagai adiknya. Dia terlalu benci dengan wanita itu, lalu bagaimana caranya untuk melupakan permusuhan mereka?Kemarahan dalam diri Vonny semakin meledak tatkala mengetahui jika Sherly sudah melaksanakan pernikahan dengan Hansel dan mereka juga sudah memiliki anak yang selama ini diasuh oleh Lolita. "Aku tidak akan membiarkanmu mendapatkan semua yang harusnya menjadi milikku, Sherly. Aku akan menghancurkan hidupmu." Vonny menatap gambar gambar Santos ketika bersama dengan Sherly. Foto itu terlihat intim, berpelukan, berciuman, membuat siapa pun yang melihatnya akan percaya jika keduanya tengah menjalin hubungan serius."Dengan semua ini, aku akan mempermalukanmu di depan keluarga Hansel. Lihat saja, Sherly, semua orang akan semakin jijik melihatmu. Dan aku yakin Hansel tidak akan menerimamu lagi." Vonny menganggap Sherly memiliki keberuntungan hanya karena kemiripan mereka. "Jangan harap aku akan mengan
Ketika Santos bergerak ke arahnya, Sherly langsung mengangkat kedua tangannya untuk menghentikan pria itu. "Berhenti di situ, jangan mendekat!" dia masih trauma dengan perlakuan Santos padanya."Aku hanya ingin bicara sebentar, Sherly, aku tidak ingin berbuat kasar padamu." Santos diam di tempat. "Tolong beri aku kesempatan untuk meminta maaf padamu. Aku sangat menyesali kebodohanku itu.""Bukankah Hansel menyuruhmu untuk menyelesaikan masalahmu di perusahaan ini?" Sherly mengingatkan Santos dan mengabaikan ucapan pria itu. "Tolong segera keluar dari sini!" pintanya lagi.Untuk meyakinkan Sherly, Santos segera berlutut di hadapan Sherly. Dia mengatupkan kedua tangannya, merendahkan diri agar Sherly percaya padanya. "Tolong maafkan aku, Sherly, aku tidak akan bisa tenang sebelum mendapat maaf darimu. Tujuanku datang hari ini juga hanya ingin mendapat maaf darimu.""Aku bersumpah atas nama ibuku, aku sudah menyesali semua perbuatanku waktu itu. Aku khilaf, Sherly, tolong maafkan aku!"
Sembari meletakkan botol minumannya di atas meja, Sherly memberi kode pada Hansel agar tidak buru-buru mengungkapkan hubungan mereka di depan wanita paruh baya itu.Mereka berdua sama sama tahu jika kondisi Farah tidak terlalu bagus untuk menerima berita yang mengejutkan. "Aku paham," ucap Hansel dengan suara yang pelan. Setelah itu, dia lebih dulu berdiri untuk menyambut Santos dan Farah."Selamat siang, Hansel!" Farah terlihat lebih bersemangat, maka dia lebih dulu menyapa. "Apa kedatangan kami mengganggumu?""Tidak sama sekali, Bibi," sambut Hansel dengan ramah. "Ayo duduk dulu!"Saat itu Sherly juga mendekat, namun dia tidak ingin bicara pada Santos. Kemarahannya terhadap pria itu belum sepenuhnya hilang. Maka dia hanya bertegur sapa dengan Farah, dan membantu wanita itu untuk duduk di sofa tepat di sebelahnya. Santos mengikutinya. Rasa bersalah terhadap Sherly membuat pria itu diam seribu bahasa. Hingga detik ini, dia belum mendapat kesempatan untuk meminta maaf secara langsung